Eryl menoleh saat ada seseorang menyematkan sehelai kain tenun di tubuhnya. Ia pun tersenyum saat orang itu duduk di sampingnya dengan membawa dua gelas susu coklat hangat.
"Dingin, ya," ujarnya dan Eiryl hanya mengangguk saja.
Lelakinya memberikan satu gelas susu coklat hangat itu. "Teruntuk bidadari ku yang sedari tadi menunggu," katanya lagi.
"Kamu hobi banget bikin aku terbang, ya." Eiryl tertawa kecil. Sedangkan Alga hanya mengangkat sudut bibirnya.
"Kumpulan sama anak-anak jurinalistik nya udah?" tanya Eiryl mulai membuka obrolan.
"Kalaupun belum, aku yang akan menyudahi."
"Kok gitu?"
"Sudah membuatmu menunggu." Tangan kiri Alga bergerak meraih tangan gadisnya. Menggenggamnya hangat lalu mengecupnya singkat.
"Kadang aku nggak ngerti apa maksud Tuhan mempertemukan aku sama kamu." Eiryl menatap Alga penuh arti. Angin yang berhembus menerpa tubuhnya seakan membuat Eiryl berharap dapat ikut terbang, sekaligus membawa Alga ke mana arah angin itu pergi.
