Semuanya sudah terlelap dalam mimpi indah setelah seharian berkeliling menikmati eloknya pelataran Bali. Sedang di tempat ini masih tersisa dua hari lagi sebelum akhirnya pulang. Alga sudah siap dengan segala alat tempurnya, dengan tubuh dibaluti jaket denim naw ia menyelinap keluar melewati lorong kamar hotel, menghampiri Eiryl yang ternyata sudah menunggunya di sebuah gazebo.
Pukul dua dini hari, masih ada waktu tersisa lima jam menuju bandara Ngurah Rai. Raut cemas nampak jelas di wajah gadisnya yang hanya diam menatap jalanan di luar jendela mobil.
"Kenapa harus sekarang, sih?" tanya Eiryl setelah hampir satu jam memilih diam.
"Malam tahun baru kali ini akan terlalu riuh bagi kita, Li."
"Bagi kamu. Aku nggak, kok."
Alga menggenggam erat tangan gadisnya. Nyaris pukul empat pagi, mobil yang ditumpanginya berhenti. Ia segera membawa gadisnya keluar dan menuju gate.
