Benda pipih yang berada di dalam saku bib apron yang dikenakannya bergetar. terus bergetar tanpa henti. Alga meraihnya. la lihat pada id call yang terpampang jelas di layar ponsel milik Eiryl. lya, milik Eiryl. la tidak pernah menganggap benda itu seutuh miliknya.
Mine calling...
Alga kembali meletakkan benda pipih itu ke dalam saku celananya. Lalu memilih untuk kembali melanjutkannya pekerjaannya dan tidak memedulikan panggilan Eiryl yang berulang kali. la pun mengheningkan profil ponsel Eiryl yang ada di genggamannya.
Seorang pelayan datang. Entahlah, Alga tidak mengetahui namanya. Kemudian ia
meletakkan piring-piring kotor di sebelah
wastafel.
"Makasih, Bang."
"Ya, sama-sama."
Orang itu kembali berlalu. Alga membersihkan piring-piring itu satu-persatu hingga semuanya selesai.
la melihat ke arah arlojinya. Sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Pantas saja, tubuhnya sudah terasa sangat lelah.
"Ini, Bro."
Seseorang datang dengan memberikan