Seharusnya aku tadi nggak nurutin apa
kata kamu. "
Alga hanya terkekeh dengan kejadian
yang baru saja dialaminya bersama Eiryl.
Dan kini terpampang wajah Eiryl yang
merah karena harus menahan malu.
"Uji nyali, Li.
"Ya tapi kan nggak segitunya juga,
Alga. Kamu tau nggak, sih? Aku malu
banget"
"Nggak apa-apa. BBiarkamu nggak mudah
ngelupain aku."
Kalimat yang Alga lontarkan membuat
Eiryl seketika membungkam mulutnya.
la menoleh ke arah Alga yang terlihat
nanya tenang-tenang saja.
"Emang nggak ada cara lain?" Eiryl
melirih. Menanan rasa sesak yang
mendesak relung hatinya.
Menyadari bahwa air mata Eiryl yang
akan tumpah lagi, Alga terdiam.
"Maaf, ya? Aku udah bikin kamu malu"
ujar Alga bernada menyesal karena
perilaku konyolnya.
Lagi dan lagi Eiryl tidak mampu
menahan air mata di pelupuknya. Dalam
diam ia menangis, Bukan menangis
Karena ia harus sedih dengan permintaan
maat Alga. Melainkan karena rasa
harunya kepada Alga yang berusaha