Pagi itu Eiryl terbangun karena ketukan pintu kamar nya. Suara papa pun yang tengah membujuk seolah menyambut paginya.
"Eiryl, sayang." panggil Papa dengan terus mengetuk-ngetuk pintu kamar anak gadisnya.
"Sayang, buka pintunya. Papa mau bicara."
"Eiryl, ayo, nak. Mama udah buatkan kue pie susu kesukaan kamu." Kini mama ikut membujuknya.
Eiryl menegakkan tubuhnya. Berusaha bangkit dari posisi baringnya. Masih terlalu pagi untuknya mendapatkan bujukan dari papa dan mama. Kemudian beranjak dan membuka pintu kamarnya. Memperlihatkan senyuman yang memancar dari sepasang bibir kedua orang tuanya.
"Pa, ma." Eiryl bergilir menatap papa dan mama.
"Sayang." Mama memeluk Eiryl dengan hangat.
"Jangan larang aku untuk mencintai Alga," lirih Eiryl.
Bagi mama dunia seolah berhenti berputar. Planet-planet dalam tata surya pun seakan berhamburan. Tapi mama berusaha untuk tersenyum.
"Sayang, mama tahu yang terbaik untuk kamu," ujar mama lembut.