Alga mengangguk.
"Kok nggak pernah cerita?"
"Nanti pelan-pelan aku ceritain semuanya." Alga menepuk-nepuk pelan puncak kepala gadisnya dengan penuh rasa sayang.
"Ehm!" Dimas berdehem keras. Mengembalikan dunia nyata milik Alga
yang sempat melayang menuju awan. "Nyari kopi kayaknya enak, nih," ajak nya
kemudian bangkit.
Dimas melirik Alga yang hanya diam menatap nya. "Ikut nggak? tanyabnya.
"Nitip aja. Susu hangat," jawab Alga ringan. la tidak ingin ambil pusing.
"Oke." Dimas mengangguk. "Kalian?" tanya nya sambil mengedar ke arah teman-temannya.
"Kopi dong, bro," sahut Arya kemudian menoleh ke arah Putri, "Kalo kamu mau apa? Biar aku beliin," tawar nya.
Putri diam. Mengandaikan jika Dimas yang menawari nya. Tapi sepertinya tidak mungkin dan sangatlah mustahil.
"Udah, Put. Nggak usah malu-malu," ujar
Dimas menyadarkan. Di sisi lain ia pun
menginginkan hubungan nya dengan Putri
tetap baik-baik saja.
"Em.. gue-"
"Gue sama Putri susu coklat hangat, ya?"