Chereads / AKARSHA / Chapter 17 - 17. Kejadian Memalukan

Chapter 17 - 17. Kejadian Memalukan

Setelah Kak Haki memberitahu apa tugas mereka selanjutnya, kelompok Tulip segera bergegas mendekati perlengkapan properti yang akan mereka gunakan. Ada banyak sekali barang di sini dan setelah dilihat ternyata barang-barang yang disediakan cukup aneh juga; ada banyak sekali ilalang beserta tali-tali rafia, lalu ada cairan hitam yang terlihat seperti masker namun Arsha bisa menebak dengan mudah bahwa itu hanya lumpur hitam yang tentu saja tidak berbahaya, kemudian ada beberapa kain dengan berbagai macam warna yang berbeda-beda, dan masih banyak barang-barang yang lainnya.

"Kita bakal pakai ini semua?"

"Mau dibikin kayak gimana nih? Waktunya cuma lima menit."

Anggota kelompoknya mulai saling berbisik untuk berbagi ide, mereka harus bisa bekerja sama dalam saat-saat seperti ini karena kerja sama kelompok akan menjadi penilaian utama selama kegiatan outbound ini berlangsung.

Arsha berpikir keras tentang apa yang harus kelompoknya lakukan dengan barang-barang aneh ini, sebenarnya ada banyak sekali ide yang terlintas di kepalanya hanya saja Arsha mulai menyaring semua ide itu hingga dia bisa menemukan ide gila yang sesuai dengan keinginan dua kakak kelasnya tersebut. Mereka harus berpenampilan heboh, hanya itu yang ada di kepala Arsha sekarang.

Kepalanya bekerja keras untuk berpikir selagi iris matanya memindai semua hal disekitar mereka. Karena pada saat ini mereka sedang berada di hutan maka dari itu Arsha jadi terpikirkan untuk mendandani teman-temannya seperti provinsi tetangga mereka. Provinsi Papua yang sangat keren dalam budayanya dan yang Arsha tau memiliki hubungan yang erat dengan barang-barang ini.

"Gue punya ide, kalian mau dengerin dulu nggak? Nanti kalian juga bisa kasih saran lain atau nambahin ide gue yang satu ini."

Seluruh anggota kelompoknya langsung menoleh begitu Arsha berbicara. Arsha mulai menjelaskan ide yang ada di kepalanya, mereka berdiskusi sebentar selagi bertukar pendapat dan juga tambahan ide dari masing-masing, setelahnya barulah mereka bergerak cepat untuk mendandani diri sendiri dan membantu anggota lain yang kesulitan.

Tidak sampai lima menit kelompok Tulip sudah kembali ke barisan mereka, seluruh anggota mendongak dan tidak ada yang menunduk malu-malu walaupun dari kejauhan mereka bisa mendengar suara tawa dari kelompok lain yang sedang menunggu untuk masuk ke dalam pos dua.

Arsha yang memberikan ide untuk tetap tenang dan percaya diri walaupun mereka sudah kembali ke barisan nantinya, tapi jujur saja sekarang justru dirinya yang ingin mengubur diri sendiri ketika menemukan keberadaan Cakra dan juga Bian yang entah sudah berada di sana sejak kapan, kedua laki-laki yang sedari tadi Arsha cari justru muncul di hadapannya dan mereka malah melihat Arsha yang sedang berpenampilan aneh seperti ini.

Arsha juga menyadari bahwa saat ini Kak Reya terlihat sedang menahan tawanya dengan sekuat tenaga, berbeda dengan Kak Haki yang justru sudah tertawa terpingkal-pingkal di sebelahnya sedetik setelah kelompok Tulip menampakkan diri di hadapan mereka berdua.

Sekarang bukan hanya Arsha yang ingin menyembunyikan diri dari dunia, tapi seluruh kelompok Tulip pun merasakan hal yang sama.

Apa dandanan mereka terlalu berlebihan sampai ditertawakan dengan puas seperti itu?

Bagaimana tidak ditertawakan jika penampilan mereka saja sudah benar-benar lebih dari sekedar aneh. Baiklah, mari Arsha jelaskan bagaimana wujud mereka ber-sepuluh saat ini agar semuanya paham akan se-aneh apa mereka sekarang sampai bisa membuat semua orang tertawa.

Pertama, ilalang yang tadinya disediakan mereka ikatkan pada sebuah tali untuk kemudian mereka pakaikan sebagai rok walaupun tidak penuh karena keterbatasan barang tersebut, Arsha juga tadi sempat bertanya apakah mereka boleh mengambil beberapa barang lain yang ada di sekitar mereka dan Haki memperbolehkan itu akhirnya Arsha mengambil beberapa daun pisang untuk kemudian dijadikan sebagai topi untuk para anggotanya, tak lupa juga ditambahkan dua ilalang pada bagian depan agar terlihat lancip. Lalu ada masker lumpur yang bukannya hanya dipakaikan pada beberapa bagian wajah saja, namun anggota kelompok tulip justru memakainya pada sebagian wajah mereka masing-masing— jadi sebelah bersih dari lumpur dan sebelahnya lagi penuh dengan masker lumpur tersebut, dan Arsha membagi mereka menjadi dua kelompok; satu kelompok yang penuh lumpur sebelah kiri dan kelompok lainnya penuh dengan lumpur di sebelah kanan. Terakhir ada kain yang disiapkan juga mereka gunakan untuk mengikat tubuh mereka antar satu sama lain agar tetap berdiri berdekatan, jadi terlihat seolah-olah mereka terhubung.

Bisa dibayangkan sendiri bagaimana rupa mereka sekarang 'kan?

"Sumpah!" Haki tertawa lagi. "Bian, adik bimbingan lo kocak banget dah!" Haki sampai memukul-mukul lengan Bian masih dengan tawanya yang tidak bisa dihentikan.

Bian tersenyum geli menanggapi itu. "Ini sih bukan aneh lagi ya, tapi udah nyerempet gila," ejeknya sambil terkekeh yang mana langsung mendapat rengekan dari adik-adik bimbingannya tak terkecuali Arsha.

Tolonglah, mereka sudah malu setengah mati jadi jangan ditambah ejekan lagi.

"Hahaha, maaf, maaf." Bian langsung meminta maaf dengan segera. "Tapi ini idenya bagus loh, kalian beneran kreatif banget sampai begini." Tak lupa Bian memberikan dua jempol tangannya kepada kelompok Tulip sebagai bentuk apresiasi bangga.

"Udah ada sekitar 5 kelompok yang lewatin pos dua, tapi dari lima kelompok itu cuma kelompok kalian yang dandan sampai seniat ini, yang lain mah boro-boro deh udah malu duluan kali karena nggak mau kelihatan jelek di depan yang lain, masih jaim banget lah istilahnya," beritahu Reya pada kelompok Tulip. "Tapi kalo kelompok kalian yang udah dandan seniat ini, kita pasti bakal kasih nilai sempurna buat kerjasama kelompoknya, iya kan, Ki?" tanya gadis itu pada Haki.

Haki langsung menjentikkan jarinya pertanda setuju. "Bener banget! Kelompok kalian bakal kami kasih nilai sempurna." Kemudian laki-laki itu beralih kepada beberapa kelompok yang sedang menunggu sambil berteriak. "LIHAT NIH KELOMPOK TULIP UDAH NIAT BANGET NGEJALANIN TUGASNYA, NANTI KELOMPOK KALIAN JANGAN MAU KALAH, TAPI INGAT YA NGGAK BOLEH CONTEK DANDANANNYA!"

Kelompok Tulip yang tadinya merasa malu, kini justru jadi merasa bangga mendengar pujian yang dilontarkan oleh kakak kelas mereka.

"Mau tanya, ini idenya siapa?" Tiba-tiba saja Cakra buka suara.

Arsha langsung menunduk malu ketika seluruh telunjuk teman-teman sekelompoknya mengarah pada dirinya, Arsha rasa dia tidak akan bisa mengangkat wajah lagi setelah ini karena sudah terlampau malu sekali.

"Tapi kami juga kasih tambahan ide kok Kak, jadi Arsha memang nggak gila sendirian, karena kami juga sama gilanya," ujar Tirani menambahkan.

Arsha yang tadinya merasa malu jadi ingin tertawa kencang mendengar jawaban Tirani, bahkan kakak kelas mereka di depan sana pun sudah kembali tertawa lagi.

"Pantesan aja, satu kelompok isi otaknya sama semua."

Arsha langsung mendongak ketika suara Cakra terdengar lagi, kedua manik matanya langsung bertabrakan dengan manik mata milik laki-laki itu. Di sela-sela tawanya yang masih terdengar, Cakra mengangkat satu ibu jarinya untuk memberikan apresiasi yang sama. Arsha langsung tersenyum melihat itu, seketika dia merasa bahwa apa yang telah mereka lakukan jadi tidak sia-sia, walaupun harus menjadi gila rasanya tidak masalah sama sekali.

Walaupun sebetulkan kejadian ini tentu lebih memalukan daripada kejadian digombalin Zakiel waktu itu. Tapi tidak apa-apa, kedian ini akan masuk dalam list pengalaman berharga milik Arsha nanti.

"Udah sana kalian berdua pergi, kenapa jadi ikut ngetawain mereka di sini sih? Bukannya tadi katanya cuma numpang lewat doang?" Reya jadi sewot kepada dua temannya yang sejak tidak pergi-pergi dari pos penjagaannya.

"Iya lo berdua ini, pergi sana!" Haki ikut-ikutan mengusir, Cakra sampai harus menoyor kepalanya karena sedikit kesal.

Karena sudah di usir akhirnya Bian segera menarik Cakra untuk menjauh dari pos dua karena mereka memang harus berkeliling untuk mengecek setiap kelompok setelah tadi sempat disibukkan dengan kerjaan dari para Angkatan Laut.

Selepas kepergian kedua kakak kelasnya itu, Kak Haki segera berdiri dan mengambil kamera yang sedari tadi hanya nganggur di mejanya. "Sekarang kalian pose ya, karena kami harus buat dokumentasi. Setelah itu kalian bisa langsung balikin semua propertinya dan bilas wajah kalian di air bersih yang ada di ember sana." Reya memberi petunjuk selanjutnya yang langsung diangguki oleh kelompok Tulip.