Pasca kejadian makan malam tadi Arsha jadi tidak bisa berhenti memikirkan kakak kelasnya yang satu itu, bukan maksud memikirkan karena tiba-tiba saja Arsha merasa tersentuh dengan tindakannya lalu Arsha jadi mulai menyukainya. Bukan seperti itu. Dia lebih ke penasaran dengan laki-laki itu, sebab Arsha teramat jarang menemukannya ketika Arsha sedang mencari namun laki-laki itu bisa tiba-tiba saja muncul di saat Arsha sedang tidak mencarinya. Arsha juga belum tau namanya, wajahnya juga belum sempat Arsha lihat dengan jelas karena ketika pertama kali dia membelakangi sinar cahaya matahari— di saat pembagian air murni pagi tadi, lalu barusan dia juga membelakangi cahaya bulan ketika malam malam.
Mengapa laki-laki itu senang sekali membelakangi cahaya sih? Kalau begitu kan Arsha jadi kesulitan untuk melihatnya.
Arsha juga sempat bertanya pada Tirani barangkali dia tau mengenai kakak kelas tersebut, namun sepertinya salah jika Arsha bertanya pada gadis itu, sebab nama-nama teman sekelompok mereka saja masih banyak yang belum Tirani ketahui apalagi nama-nama kakak kelas mereka.
Maka Arsha tidak punya pilihan lain selain bertanya langsung ketika nanti dirinya dipertemukan lagi dengan kakak itu. Tapi mari lupakan sebentar soal kakak kelasnya yang seperti hantu itu, sekarang Arsha ingin sekali mengungkapkan rasa senangnya tentang semua hal yang sudah terjadi di hari ini.
Dimulai dari pagi tadi ketika mereka masih berkumpul di sekolah untuk pembagian pita lalu dilanjutkan perjalanan yang cukup panjang menuju pantai ini, sebenarnya sejak awal saja Arsha sudah menaruh rasa excited yang boleh jujur agak sedikit berlebihan karena dia terlalu senang dengan kegiatannya sekarang. Arsha itu sangat menyukai petualangan apalagi berkaitan dengan alam, namun dia tidak punya cukup nyali untuk menjelajah seorang diri sehingga ketika diberikan kesempatan untuk bisa merasakan dalam sebuah kelompok seperti ini rasa senangnya jadi naik sampai pada level tertinggi.
Ketika mereka sudah sampai di pantai pun Arsha merasa takjub sendiri karena mereka akan dilatih langsung oleh beberapa Angkatan Laut dan lagi kegiatan pertama mereka adalah guling-guling di pasir! Sungguh Arsha tidak pernah membayangka hal itu akan terjadi sebelumnya, agak ekstrem kalau dipikir-pikir belum lagi bunyi dentuman yang terdengar di mana-mana, Arsha rasanya sedang berlatih untuk kegiatan militer, namun tetap saja hal itu sangat menyenangkan dan kenangannya tentang meminum air murni asin yang banyak itu tidak akan pernah Arsha lupakan sampai kapan pun.
Tunggu saja ketika pulang nanti, pasti Arsha akan menceritakan kepada kedua orangtuanya dengan sangat menggebu-gebu.
"Akarsha."
Segala ingatan yang sedang berputar-putar di kepala Arsha seketika buyar ketika mendengar Tirani memanggilnya. "Kenapa Tir?" tanya gadis itu pelan, tidak mau berisik, sebab sebagian orang sudah terlelap pada mimpi masing-masing.
"Loh belum tidur lo?"
"Belum." Arsha akhirnya berbalik agar bisa melihat wajah Tirani yang berbaring di sebelahnya. "Kok lo masih pakai nametagnya sih?" tanya Arsha bingung begitu melihat nametag gadis itu masih dikalungkan.
"Iya, jaga-jaga aja, soalnya perasaan gua rada nggak enak, jadi semua atribut belum gue lepas bahkan sepatu juga."
Arsha sampai bangun sebentar untuk mengecek bahwa sepatu Tirani memang benar-benar masih terpasang. Berpikir sebentar, akhirnya Arsha juga mengambil sepatu miliknya untuk dipakai beserta dengan nametag yang tadinya dia simpan di dalam tas.
"Lo ngapain?" Tirani mengernyit bingung.
"Pakai lagi semuanya. Kayak kata lo tadi, perasaan lo kan nggak enak jadi gue juga mau ngikutin firasat lo," jawab Arsha sambil tersenyum lebar.
Tirani terkikik kecil mendengar jawabannya. "Aneh lo," kata gadis itu masih dengan tawanya.
Selesai memakai seluruh atributnya, Arsha kembali berbaring di samping Tirani, temannya itu sudah pamit untuk tidur lebih dulu dan mengingatkannya untuk jangan tidur terlalu lama karena kemungkinan besar mereka akan dibangunkan pagi-pagi sekali. Arsha mengiyakan saja ucapan itu, padahal dia ingin melanjutkan sesi memutar kembali ingatannya tentang apa yang sudah terjadi di hari ini.
Setelah mereka selesai meminta izin dari si penjaga pantai mereka diberikan waktu untuk istirahat sejenak sebelum akhirnya memainkan sebuah permainan bernama Bintang Tersembunyi. Arsha sebelumnya tidak pernah tau tentang permainan itu dan dia juga senang karena bisa menjadi salah satu yang ikut berpartisipasi dalam permainan tersebut. Rasanya menyenangkan walaupun pada akhirnya Arsha harus mendapatkan hukuman dari si menyebalkan dari kelompok Nemo yaitu Zakiel.
Berbicara soal Zakiel, Arsha tidak tau apa yang sebenarnya laki-laki itu pikirkan tentangnya. Padahal mereka hanya bertemu secara tak sengaja akibat sebuah tabrakan singkat, tapi setelah itu mengapa Arsha merasa laki-laki itu jadi sering memperhatikannya ketika mereka berada di satu tempat yang sama. Arsha sedikit bersyukur karena letak tenda para laki-laki berada sedikit jauh dari tenda perempuan sehingga untuk saat-saat seperti ini Arsha tidak perlu takut untuk bertemu dengannya.
Oke, mari lanjutkan saja sesi mengingat yang sempat terpotong.
Setelah permainan pencarian bintang berakhir, mereka diberikan waktu untuk istirahat dan juga membersihkan diri di toilet yang ada. Mereka harus mandi bergantian karena jumlah toilet terbatas dan untung saja semuanya berjalan lancar-lancar saja sampai saat ini.
Sekarang sudah pukul sembilan malam, ketika sebelumnya di jam tujuh mereka dikumpulkan kembali untuk melaksanakan makan malam selama sepuluh detik. Jika boleh jujur, sejak acara makan tadi Arsha jadi sedikit kehilangan napsu makannya terhadap nasi padang, padahal makanan itu adalah salah satu makanan yang sangat Arsha sukai, tapi karena dirinya dipaksa harus menghabiskan selama sepuluh detik maka mau tak mau Arsha harus menurut.
Makan malam berakhir selama tiga puluh menit karena mereka juga sempat mengobrol beberapa hal bersama Pak Bambang, lalu setelahnya mereka diberikan waktu bebas sampai jam sembilan asal tidak melakukan hal yang aneh-aneh. Setelah jam sembilan semua peserta outbound diwajibkan untuk masuk ke tenda masing-masing dan jika ingin keluar harus lebih dari satu orang.
Arsha sudah ditunjuk sebagai ketua kelompok sejak permainan bintang tersembunyi dilakukan, jadi dia akan tetap menjadi ketua sampai kegiatan outbound ini berakhir. Tadi setelah mereka sudah masuk ke tenda juga Kak Sayi sempat menghampiri dan meminta Arsha untuk menghitung jumlah anggotanya dan untungnya jumlah anggotanya terhitung lengkap. Kak Sayi juga sempat memberitahu bahwa mulai besok akan diadakan yang namanya apel dimana ketua kelompok akan menghitung jumlah anggota kelompoknya ketika sedang berkumpul di lapangan, penjelasan lebih lanjut akan mereka dapatkan esok hari. Arsha mangut-mangut saja ketika diberitahu, entah sudah benar-benar mengerti atau belum sama sekali.
Selama satu hari ini Arsha sudah mengenal banyak orang namun dari lingkup panitia Arsha hanya mengenal beberapa saja, karena kebanyakan kakak kelasnya lebih sering diam. Ada Kak Bian yang merupakan pembimbing kelompoknya sekaligus kakak kelas yang memiliki senyum paling manis— menurut Arsha. juga Kak Sayi salah satu dari dua panitia perempuan yang ikut dalam outbound ini, bagi Arsha sosok Sayi merupakan sosok gadis yang sepertinya akan sangat dirinya sukai, sebab Sayi itu sangat-sangat baik dan murah senyum dia juga ramah sehingga Arsha senang sekali jika tak sengaja bertemu dengannya lalu kemudian mereka akan saling menyapa.
Kemudian ada kakak yang masih belum Arsha ketahui namanya, kakak kelas laki-laki yang sudah sempat Arsha bahas di awal tadi maka tidak akan Arsha bahas lagi. Lalu sisanya Arsha masih belum tau tentang mereka.
Itulah rangkuman tentang segala hal yang sudah terjadi di hari ini. Ngomong-ngomong selama mengingat Arsha juga sudah diserang kantuk yang berkemungkinan besar akan membuatnya tertidur dalam beberapa detik lagi. Arsha masih penasaran tentang apa yang akan terjadi di esok hari, semoga saja akan lebih menyenangkan dari hari ini.