Aku pun hanya mendengar Amel mengoceh. Yah dia sahabat yang paling baik. Sahabat yang paling pengertian suka dan duka namun satu hal yang aku risih dari seorang Amel yaitu cerewet dan juga jahil.
Aku pun memintanya untuk menginap di rumah aku karena jujur saja banyak yang harus aku ceritakan kepadanya. Foto orang jangan pernah curhat kepada makhluk curhatlah kepada yang menciptakan makhluk tersebut namun aku kira itu tak berlaku bagiku. Yah aku lebih suka menerima pendapat dan nasehat dari orang lain dan aku butuh dia untuk saat ini.
Kulihat kang Ali masih kesakitan karena ulah dari Putra Kyai tersebut. Aku merasa bersalah Dania yang menanggung semua yang aku lakukan pada ada Gus Zain. Dasar anak Kyai yang tak punya hati tak bisa mengendalikan emosi.