"Kamu beruntung Kayla."
Yah Amel bisa berbicara seperti itu namun untukku bukanlah hal yang beruntung namun justru masalah bagiku. Aku mengerti Iya sangat memuliakan Putra kyainya namun aku yang sama Dalam posisi tersebut tidak juga merasakan kagum kepada ada seorang Gus Zein. Entah otakku yang tak peka atau memang mataku yang telah tertutup oleh cinta dari seorang Abdi Ndalem.
Jatuh cinta pada seorang Gus? Itu bukan aku yah aku bisa dibilang santri yang aneh atau mungkin seorang Ning yang aneh karena tak menerima cinta dari seorang Gus walaupun akhirnya kita akan disatukan dalam pernikahan yang sakral. Namun itulah perjalanan seorang manusia yang sudah ditetapkan pasangannya.