"Mel, aku pergi dulu ya. Sebentar saja."
"Iya Kayla, hati-hati ya."
Aku pun menemui Gus Zein, Ia pun memandangku dari atas ke bawah. Kenapa? Apa mungkin ia keberatan dengan dandananku yang sederhana? Sarung khas santri, aku tak bisa jika tak memakainya. "Gus keberatan dengan penampilanku?" nampak ia berpikir seperti tak suka dengan penampilanku. "Jika Gus tak suka, pergi saja sendiri. Aku akan memakai pakaian apa saja yang diberikan Gus padaku."
"Tidak, Tidak Ning Kayla, kamu cantik," ucapnya sambil tersenyum pura-pura. Yah, mungkin dia malu dengan pakaianku. Ia pun mengajakku menuju sebuah salon yang mewah. Wajar saja, ia berduit dan juga kaya bahkan seserahan lamaran seperti seserahan nikahan saja.
"Ayo Ning Kayla," ucapnya membuka pintuku. Aku pun keluar dan masuk ke dalam bersamanya. "Ada yang bisa kami bantu?" ucap pelayan tersebut. "Aku ingin menemui Umi Hanum, aku sudah ada janji dengannya." Pelayan itu pun pergi, mungkin memanggil yang namanya Hanum disini.