Aku pun menghampiri Amel dan bilang kepadanya ia sudah ditunggu oleh Umi untuk makan di ruang makan. "Apakah kamu akan membiarkanku makan bersama keluargamu sedangkan kamu ada di sini," oceh Amel. Hadeeh, Amel enggak tahu apa perut ini seperti sudah terisi bom rasanya ingin meledak Aku sudah makan terlalu banyak di kafe tadi, lagian makanannya enak banget sih. Aku masih heran dengan sikap anak Kyai yang kasar tersebut bisa menjadi lembut.
Aduh Kayla ngapain sih kamu berpikir tentang anak Kyai tersebut. Akupun tepar dan beristirahat sedangkan Amel makan bersama keluargaku. Pantas saja semua orang gila pada seorang Gus Zein, dia seperti Sultan yang mempunyai banyak uang Akupun tak mengerti uang itu dari mana Apakah uang dari pesantren? atau mungkin, Ah sudahlah Ngapain juga aku harus memikirkannya.