Adam mengemudikan mobil nya pelan di sebuah jalanan komplek perumahan elit dengan rumah-rumah megah yang berdiri kokoh disepanjang jalannya. Sedari tadi matanya sibuk mengamati satu persatu nomor rumah yang terpampang pada masing-masing pagar.
Matanya menyipit ketika netranya menangkap sebuah nomor yang sama dengan sebuah nomor yang tertera pada kertas kecil yang sedari tadi di pegangnya itu. Rumah dengan nomor dua puluh tiga yang bercetak tebal berwarna gold, tampak dari luar rumah dengan dua lantai yang begitu megah dari pada rumah-rumah yang lainnya.
Adam mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru rumah yang tampak sepi itu, namun tiba-tiba dari arah dalam seorang lelaki keluar sembari memarahi seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang lusuh. Pria bersetelan jas resmi itu terus menghardik wanita tua yang terus meminta maaf, hingga pria itu keluar dengan wajah penuh kekesalan.