Sepanjang perjalanan dari kantor ke kediaman Danendra hanya hening. Sepasang suami istri itu memilih diam. Entahlah, keduanya dengan pikirannya masing-masing.
Danendra sibok dengan ponselnya. Asha melayan Hayana diatas pangkuan yang sedikit keletihan.Asha tidak mahu Hayana tidur di dalam mobil karena sejak siang pulang dari Surabaya ,masih belum membersihkan diri . Sesekali Asha terlihat menatap keluar jendela, memandang pengendara lain yang hilir-mudik melewati mobil mereka.Banyak pertanyaan bermain di pikiran Asha.Danendra seperti tidak apa-apa yang berlaku. Sopir pribadi ,Pak Radin sedikit kejangalan melihat majikannya diam ,tidak seperti selalunya.Danendra akan memangku Hayana bukannya Asha.
***Di Kediaman Danendra Di Jakarta ****
Pengasuh Hayana sudah menunggu di hadapan pintu.Asha memindahkan Hayana ke gendongan sang pangasuh.
"Nana pergi mandi , selepas mandi kita makan .Mau Mommy bacakan donggeng?kata Asha menenangkan Hayana agar gadis kecil itu tidak membuat ulah.
"Ok ..mommy!"jawab Hayana.Asha mengucup kedua pipinya.Danendra sudah berjalan masuk ke dalam kamar.Asha tidak mau bertanya ,takut-takut nanti dia mengganggu privasi sang suami.Asha memasuki dapur meminum seteguk air.Asha sengaja tidak mau masuk ke kamar dulu.Asha masih ingin menenangkan diri.Terlihat Kak Isyana baru pulang dari kantor ,terus menuju ke kamarnya di lantai atas.
Seketika saat,melihat sang suami mengendong Hayana menuruni anak tangga ke lantai bawah,Asha baru naik ke lantai atas membersihkan diri.Asha tiba-tiba merasa dirinya terlalu asing di rumah ini.Rasanya ingin sekali dia pulang ke Surabaya menemui dan memeluk ibunya.
Setelah makan malam selesai,Isyana seperti kebiasaan masuk ke dalam kamar,Danendra ,Asha dan Hayaana menonton televisi diruang keluarga .Setelah satu jam setengah menonton,Asha berpamitan dengan Danendra membawa Hayana masuk tidur.
Danendra harus menyelesaikan permasalahannya dengan Isyana.Semasa makan malam,Danendra dapat melihat ulah Isyana yang mahu mencari masalah. Isyana harus segera keluar dari rumahnya.Tanpa mengetuk,Danendra terus masuk ke kamar Isyana ,terdengar bantingan pintu sedikit kuat mengejutkan Asha di kamar sebelah dengan Hayana.
Beruntung,Hayana sudah terlelap,mungkin karena kelelahan seharian .Asha coba keluar dari kamar melihat apa yang terjadi.Asha mendengar suara keras kakaknya.
" Dan ! tidak diajar cara mengetuk pintu minta permisi!"sindir Isyana.
" Apa kau lupa ?Ini rumahku ,Is,"jawab Danendra menurunkan nada suaranya.Danendra tidak mahu Asha mendengar perbicaraan mereka.
" perlahankan suaramu ,Is.As menidurkan Hayana di sebelah ," perintah Danendra berdiri di depan Isyana yang duduk di atas sisi kasur.Asha di luar cuba diam mendengar cerita .Beruntung semua pekerja sudah masuk tidur.Jika tidak gimana mareka melihat ulah Asha terhendap di balik dinding.
"Ada apa, Is?" tanya Danendra ,bola matanya menatap tajam
"Apa maksudmu, Dan? Kamu mengusirku dari rumah?" tanya Isyana dengan nada tinggi lalu menyodorkan layar ponselnya ke Danendra . Isyana tidak terima, tadi pagi sebelum berangkat ke kantor menerima pesan teks ,meminta mengemasi barang-barang dan keluar dari rumah yang selama tiga tahun ini ditinggalinya.
"Kelewatan kamu, Dan!" gerutu Isyana. Biasanya Isyana memilih diam, tetapi sekarang Isyana merasa
harus bicara.
"Aku tidak bisa membiarkan istri dan anakku seatap denganmu," ucap Danendra tegas.
"Kenapa?kamu lupa Hayana itu putriku?" tanya Isyana .
"Karena kamu sampai sekarang belum bisa menerima Asha sebagai ibu dari Hayana.Bahkan belum bisa menerima kenyataan kalau dia istriku," sahut Danendra , terus terang.
" Kau berani mengatakan adikku yang polos dan lungu Istrimu? Setelah kamu bernikah,kamu memilihku dan Hayana , mengabaikan adikku? Cekak Isyana. Isyana tersenyum kecut, membuang mukanya.Asha di balik dinding luar merasa tetes air mata yang tidak tertahan.
"Kamu takut rahasia kita terbongkar? Semua orang di kantor tahu kalau aku kekasihmu 'kan?Ibu putri kesayanganmu!"lanjut Isyana lagi memancing kemarahan Danendra.
"Kelewatan kamu, Is ! Kamu sengaja mengancamku. Aku tidak pernah mengatakan pada semua orang kalau kamu kekasihku. Kamu yang sering menunjukkan kalau dirimu kekasih dari Danendra Isam Aldari, bersikap seolah-olah kekasih Danendra Isam Aldari," sahut Danendra kesal.
"Terima atau tidak. Asha istriku. Aku tidak akan menceraikannya."jelas Danendra.
"Asha baru mendengar cerita dari pihakmu. Dia belum pernah mendengar cerita dari versiku,kan?" ucap Isyana, tersenyum licik.
"Jangan mengada-ada! Aku bahkan tidak pernah menceritakan apapun tentang kehidupan pribadimu. Aku tidak pernah membahas ayah dari Hayana .Jangan membuat Asha salah paham seolah-olah kamu korban."Tegas Danendra sedikit tingi.
"Aku yang korban di sini! Asha korban dariku, ulahmu membuatku menelatarkan istriku selama tiga tahun demi menjagamu dan putrimu "lanjut Danendra .
" Seharusnya kamu tidak menyalahkan orang lain di atas kesilapanmu.Semuanya recana di tanganmu se diri,Dan"jawab Isyana.
"Apa hubungan kakakku dan Tuan Dan?"tanya Asha di hatinya.Asha berusaha tidak mahu menanggis.
"Angkat kaki dari rumahku. Atau aku tarik semua fasilitasmu! Kamu bisa memilih tinggal di rumahku yang lain."German Danendra.
"Kalau aku menolak?" tantang Isyana.
"Atau kamu mau membeli rumah baru? Aku tidak masalah. Tapi keluar dari kehidupanku!"
perintah Danendra.
"Ini rumahnya, bukan rumahmu. Istriku Asha bukan kamu.Kamu itu cuma adik iparku,MENGERTI!" Danendra menegaskan kembali sembari telujuknya menuding ke Isyana.
"Empat tahun, kita sepakat setelah dia menamatkan kuliahnya baru kamu membawanya ke sini!"Isyana mengingatkan.
"Astaga! Betapa jijik kalian berdua,sememangnya suamiku tidak mahu ke Jakarta dan sengaja mengabaikanku."marah Asha pada dirinya sendiri ,menutup mulut yang ingin sekali Asha menangis meraung ,tetapi tangisnya tidak kedengaran suara.
"Aku tahu, aku melanggar kesepakatan. Jangan berpikir kamu bisa memanfaatkan empat tahun itu untuk menggoyahkanku. Aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu."tegas Danendra lagi.
"Bre*ngsek kamu, Dan!" umpat Isyana.
"Kita sama breng'seknya. Jadi jangan terlalu kencang suaramu."jawab Danendra.
"Kamu memanfaatkanku! Kamu sengaja membuat putriku menjauh dariku dan hanya mengenalmu," tuding Isyana.
"Demi Ibu dan putrimu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi kamu juga menjebakku, kan?"sahut Danendra tidak mau kalah.
" Kasihan adikku,suami yang dinikahinya seperti apa.Kau sengaja memilih gadis polos menjadi mangsamu," sindir Asha,tersenyum kecut.
"Aku rela memilihnya darimu!"jelas Danendra.
"Sayang sekali adikku, masa remajanya terikat denganmu.Seharusnya adikku boleh memilih sendiri pilihannya.Karena kamu yang egois dan arrogan adikku bernikah muda."Isyana mengata.Penyata Isyana benar- benar tajam .
"Siapapun yang dikenal Hayana, dialah pemenangnya! Kalau Hayana dekat denganmu, kamu yang akan memanfaatkanku. Aku tidak mau sampai itu terjadi," sahut Danendra .
"Astaga!Aku dan kakakku jadi pertaruhan permaiananmu ,Tuan,"kesal Asha Di dalam hati.
"Aku sedang menunggu Asha meninggalkanmu!" ucap Isyana dengan kemarahan di matanya.
"Aku malah sedang menunggu Asha melahirkan anakku. Darah dagingku.Aldari yang sebenarnya. Walau bagiku Hayana tetap akan menjadi putri sulungku. Meskipun Hayana terlahir dari mama yang seorang pel*cur murahan!"umpat Danendra , dengan rahang mengeras. Tangannya sudah terkepal.
"YA! ANAK YANG KELUAR DARI RAHIM SEORANG PEL*CUR YANG KAU MAHU BUKANNYA DARI RAHIM ISTRI SAHMU , ATAU KAU TIDAK MAMPU MEMBERINYA KETURUNANMU."sindir Isyana membalik.
"KELUAR DARI KAMAR KU!" teriak Isyana hasteria .
Asha buru-buru masuk ke kamar Hayana lalu menguncinya dari dalam.Insiden di kantor tadi sore dan barusan benar -benar membuat Pikiran Asha berantarkan.Asha hanya akting dirinya tidak tahu apa-apa seperti tanggapan suami dan kakaknya,polos dan dungu.Sulit untuk Asha melelapkan matanya.
Jam dinding menunjukkan pukul 23.30, Asha belum juga masuk ke kamar. Danendra berencana ingin menceritakan tentang Adeline dan masa lalunya kepada Asha.Danendra menyusul ke kamar Hayana.Gagang pintu terkunci di dalam.Danendra tahu Ada yang tidak beres dengan Asha sejak pulang dari kantor.Danendra mengambil ponsel lalu mengirim pesan teks ke Asha.Asha tidak memperdulikan.
" As ,buka pintu!Atau aku menunggumu di kamar ,aku ingin berbicara tentang Adeline "pesan teks Danendra.Danendra tahu Asha belum tidor karena layar ponsel menunjukkan Asha masih online.Tapi Danendra kecewa masih tidak ada balasan dari Asha.
Asha di dalam kamar sedang melakukan video call dengan Farzan. Satu-satunya pendengar setia permasalahnya.Karena keletihan seharian ,Danendra akhirnya kelelapan.