Danendra menyempatkan diri untuk menjelaskan tentang Adeline. Danendra tidak ingin hubungan mereka sebagai suami istri menjadi dingin. Danendra ingin jujur pada istrinya .
"As,aku ingin bercerita tentang Adeline," kata Danendra memecah keheningan larut malam.
"As, maafkan aku. Belum membuka cerita masa laluku," ucap Danendra , tiba-tiba .
"Ya,Kenapa ?Tuan," Asha menjawab sembari bertanya membalik.
"Adeline dan Hayana memiliki arti yang berbeda untukku, meskipun mereka sama-sama memanggilku Daddy."kata Danendra.Kali ini Asha mengalihkan pandangannya,menatap Danendra heran. Selain itu, Asha tidak paham maksud dari kalimat Danendra .
"Bagiku Hayana putri kandungku, memakai nama keluargaku.Berbeda dengan Adeline ," lanjut Danendra .
"Maksud,Tuan ? Aku masih kebinggungan,"Asha yang tidak paham.
"Aku sebenarnya tidak mau membuka aib mantan istriku. Tapi ini demi hubungan kita. Setelah ini, anggap kamu tidak mendengar apa-apa."Danendra menghela napas, sepertinya berat untuk bercerita tentang Iuka masa lalu. Namun, Danendra ingin memulai rumah tangga serius dengan Asha .Dan cerita masa lalu itu harus dibuka kembali,menceritakannya kembali sebagai bentuk kejujuran dan keterbukaan. Agar di kemudian hari tidak menjadi bumerang untuk rumah tangga mereka.
"Mantan istriku, Danisha . Adeline , putri kandungnya dengan laki-laki yang tidak mau dibuka identitasnya oleh mantan istriku. Tapi itu haknya.Aku tidak mau bertanya tentang itu" Danendra mulai bercerita.
"Selama aku menikah dengan Danisha , Adeline menjadi putriku. Tapi setelah bercerai, aku bukan siapa-siapanya lagi. Termasuk bukan ayahnya Adeline lagi, Tapi aku tidak berhak melarang seorang anak kecil untuk berhenti memanggil dan menganggapku Daddy," jelas Danendra .Asha terkejut, tidak menyangka. Melihat interaksi Danendra dan Adeline , seperti ada ikatan batin antara ayah dan anak diantara keduanya. Namun,penuturan Danendra bertolak belakang dengan yang baru saja terlihat.
"Tuan,Aku tidak marah Adeline memanggilmu daddy,"jelas Asha.Asha tidak mau Danendra salah paham.Danendra hanya mengangguk .
"Saat aku bercerai dengan mamanya, hanya meninggalkan sebuah kecupan ringan di kening Adeline yang saat itu baru berusia tiga lebih."Danendra bercerita lagi.
"Aku tidak bertanggung jawab apa pun pada Adeline,tidak menghubunginya juga selama hampir sepuluh tahun ini. Aku memutuskan hubungan, begitu juga dengan mantan istriku. Kami saling menghindar. Bahkan,di saat harus berpapasan di suatu tempat, kami saling tidak mengenali," lanjut Danendra .
"Tuan , seburuk itu, kah?" tanya Asha .
"Lebih buruk dari itu. Mungkin kalau kami tidak berpisah, kami akan saling membunuh satu sama lain."cerita Danendra.Asha terkejut kembali. Rasanya aneh, dua orang yang tadinya saling mencintai, tinggal bersama.Mengapa bisa jadi saling membenci.
"Danisha teman sekolahku, kami menjalin hubungan sewaktu SMA.Selanjutnya aku kuliah di Amerika, Asha di Jakarta."Danendra terdiam, rasanya benar-benar sulit untuk membuka Iuka masa lalunya.Danendra menyandarkan tubuhnya ke kepala kasur beralaskan bantal di belakangnya.
"Dalam perjalanan itu, kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan. Setelah menyelesaikan kuliah, akhirnya aku memilih pulang melanjutkan perusahaan yang hampir hancur.Perusahaan yang dirintis orang tuaku. Dan memantapkan hati untuk menikahi kekasihku,Danisha."jelas Danendra.
"Saat itu, aku hanya memiliki Danisha . Tapi, saat aku datang menemuinya, dia sudah memiliki seorang putri,Adeline . Berumur satu tahun. Selama aku di Amerika, Danisha berselingkuh," ucap Danendra , memejamkan mata.
"Dan Tuan tetap menikahinya?" tanya Asha ,padahal Asha sudah tahu pasti jawabannya.
"Hal bodoh yang pertama kali aku lakukan. Tapi pada saat itu aku butuh dukungan. Umurku baru 24 tahun."cerita Danendra lagi.
"Di saat terpurukku, aku hanya memiliki Danisha .Dan dia, dengan kondisi single parent juga membutuhkan seseorang yang menopang hidupnya dan Adeline ,"Danendra melanjutkan lagi.
"Kami menikah dengan alasan yang kami sebut cinta, berusaha menerima kekurangan masing-masing."Danendra memijat pelipisnya.
"Aku berharap dia berubah setelah menikah.Tapi ternyata, sekali berselingkuh, dia akan tetap berselingkuh lagi."Danendra menatap tas langit-langit mengingat kebodohannya.
"Setahun menikah, Danendra berselingkuh kembali. Bukan dengan satu laki-laki, ada banyak laki-laki dalam hidupnya."cerita Danendra sedikit kecewa.
"Setahun aku berjuang untuk membuatnya kembali, tapi tidak bisa. Aku menceraikannya di tahun kedua pernikahan kami," ucap Danendra pelan.
"Mbak Danisha sudah menikah lagi?" tanya Asha ragu.Asha tahu suaminya sangat menyintai mantannya.
"Aku tidak tahu jelas dan tidak mau tahu sebenarnya. Aku tidak mengurusi hidupnya lagi. Tapi menurut Dina,asistenku Danisha masih sendiri.Dina sudah lama bekerja di kantorku"Lama Danendra terdiam, memejamkan mata .
"Jangan pernah berselingkuh, As. Itu menyakitkan. Tadinya aku berpikir tidak mau menikah lagi," ucap Danendra pelan.
Asha memandang ke samping, menatap Danendra yang memejamkan mata, tetapi dari sudut matanya tampak bulur air mata yang jatuh di pelipis.
"Tuan, kamu kenapa?"tanya Asha.pertama kali seumur hidupnya melihat seorang pria menanggis. cukup untuk membuktikan betapa suaminya mencintai mantan istrinya.Asha merasa sedikit bersalah karena setuju menikahi Danendra.
"Di saat kamu melihat orang yang kamu sayangi berselingkuh di depan mata."Danendra terdiam,berhenti sejenak.
"Di saat istrimu, yang setiap malam berada di pelukanmu. Tapi, di Siang harinya ada di pelukan laki-laki lain. Berbagi tempat tidur dengan laki-laki lain. Kalau bisa meminta kepada Tuhan, aku tidak mau diberi kesempatan melihat perselingkuhannya secara langsung," ucap Danendra ,bergetar, berusaha menahan perasaannya.
"Tuan..,"Asha menepuk lembut lengan suaminya, menghapus air mata yang mengalir di pelipis Danendra .
"Bayangan itu akan muncul terus-menerus di dalam hidupmu, As. Dan butuh waktu lama untuk berdamai."jelas Danendra iba.
"Tuan... sangat mencintai Mbak Danisha ?" tanya Asha , menggigit bibir bawahnya.
"Pada saat itu, aku sangat mencintainya. Dia tempatku berbagi duka, tempat ku bersandar di saat terpuruk. Aku hanya memilikinya di dunia ini. Aku memercayakan hidupku padanya.Berjuang untuk kebahagiaannya," sahut Danendra membuka matanya. Menatap Asha yang sedang memandangnya dengan berkaca-kaca.
Untuk pertama kalinya,Asha mendengar Danendra mencintai seseorang. Dan itu keluar langsung dari bibir suaminya sendiri.Dan yang membuat Ashaingin menangis adalah rasa sakit, saat mendengar pengakuan cinta Danendra . Walaupun itu masa lalu, entah kenapa rasanya menyakitkan.. Berbeda rasa saat Asha mendengar perdebatan sang suami dan sang kakak beberapa minggu lepas.Sakit yang dirasakan Asha saat ini, seperti tertusuk ribuan belati tepat di jantungnya. Apa lagi melihat air mata Danendra . Dari situ sudah terlihat seberapa besar cinta Danendra untuk mantan istrinya.
"Dan untuk melupakan Cinta itu,Tuan memilih meninggalkan kota ini dan ke Surabaya?" tanya Asha lagi.
"Ya, dan aku tetap ada sampai sekarang karena Ibu. Tidak ada Ibu, tidak ada Danendra Isam Aldari di dunia ini. Aku dulu terlalu memakai perasaan.Dan sekarang aku tidak akan menggunakan perasaanku. Aku takut dengan sakitnya,aku takut untuk memupuk " ucap Danendra .
"Aku paham Tuan.Aku tidak akan memupuk , aku hanya ingin menjadi ibu ke keponakku sehingga kakakku berubah .Tuan tidak perlu khawatir,aku tahu Tuan tidak mencintaiku,aku tahu derajatku apa"jelas Asha .
Ya, Asha ingat, ibunya pernah bercerita, di awal pertemuannya dengan Danendra . Laki-laki yang menjadi suaminya sekarang, saat itu sangat rapuh. Bahkan, kalau tidak ada Ibu, Danendra akan mengakhiri hidupnya.Saat itu Asha masih kecil, Asha baru berumur 9 tahun. Tidak paham apa-apa. Saat itu pun, keluarganya sedang terpuruk. Tadinya mereka tinggal di rumah mewah, tetapi kematian ayahnya membuat kehidupan mereka berubah drastis.
Tidak ada lagi gaun indah, kamar Hello Kitty berikut boneka kesayangannya. Semua hilang dalam sekejap mata.Ibu membawanya dan Isyana tinggal di kontrakan sempit. Rumah mewah mereka disita bank beserta isi-isinya. Tersisa perlengkapan pribadi. Itupun yang masih bagus, harus dijual untuk kebutuhan sehari-hari.Isyana saat itu sudah hampir menamatkan SMAnya. Kakaknya itu tidak merasakan hidup susah terlalu lama. Setelah menyelesaikan sekolahnya,Isyana langsung melanjutkan kuliah ke Jakarta.Dan keluarga mereka beruntung bisa bertemu Danendra pada saat itu. Asha dan Isyana tetap bisa melanjutkan pendidikannya karena Danendra . Tak lama, mereka pun pindah dari kontrakan sempit, menghuni salah satu kamar di belakang dapur kediaman Danendra , Menumpang makan dan tinggal. Sebagai ganti,Asha dulu membantu ibunya mengurus rumah besar Danendra setiap pulang sekolah.
"As ,maafkan sikap Adeline .Kasihan anak itu,"ucap Danendra tiba-tiba, mengalihkan topik perbahasan.
"Kenapa,Tuan?" tanya Asha penasaran.
"Dia sepertinya kehilangan sosok ayah. Aku membatasi diriku untuk bertemu atau terlalu dekat dengannya. Aku beralasan setiap kali Adeline meminta bertemu," jelas Danendra .
"Kenapa memang Tuan tidak mau terlalu dekat dengan Adeline ?" tanya Asha lagi.
"Aku tidak mau melibatkan hidupku terlalu jauh dengan kehidupan Danisha . Dan Adeline adalah bagian dari hidup Danisha ."kata Danendra meyakinkan Asha.
"Adeline baru beberapa bulan ini bertemu lagi denganku. Dina,asistenku mantan adik iparku yang memohon padaku supaya aku menemui Adeline."jelas Danendra lagi.Asha semakin bingung.
"Seharusnya Adeline sudah melupakanku. Waktu aku meninggalkannya, dia baru tiga tahun. Tapi Dina dan mantan mertuaku selalu mengenalkan pada Adeline , kalau aku daddy-nya."kata Danendra.
"Maafkan aku ,Tuan karena menikahi aku.Aku tidak tahu betapa besarnya cinta Tuan pada Mbak Danisha.jika saat itu ,aku tahu cerita lalumu ,aku akan menolak.Maaf,"kata Asha merasa salah Karena tidak mengambil tahu tentang sang suaminya.
"As,kenapa berkata begini?Aku suamimu.walaupun kita benikah tidak atas dasar cinta ,aku suamimu sah disisi hukum.Aku tidak mahu mencinta karena aku tahu sakitnya,"jelas Danendra.
"Ya ,Tuan .Aku mengantuk.Selamat malam,"kata Asha. Meletakkan bantal guling sebagai peantara.
"Selamat malam,"balas Danendra.Asha memposisi meminggir badannya membelakangi Danendra.
"Betapa bodohnya aku coba mencintai suamiku ,tapi hati nalurinya masih milik mantannya,"ucap Asha membatin ,merasa airmata yang tidak tertahan.