Jam menunjukan pukul delapan pagi saat Bella datang menjemput Lily. Lily sudah tampil bersih dan wangi. Di dekatnya ada beberapa keranjang penuh berbagai macam jenis bunga. Bella bergegas membantu Lily menuruni anak tangga dan menaruh keranjang bunga di bak mobil pick up miliknya. Mobil itu yang selalu menemaninya mengambil buah di perkebunan dan mengirimkannya ke pasar-pasar. Kali ini mobil itu beralih fungsi sesaat demi perhelatan pernikahan sahabat baiknya, Noir.
"Di mana Isaac?" tanya Bella.
"Dia pulang, membersihkan diri dan bersiap," jawab Lily, Bella mengangguk paham.
"Kau beruntung sekali Lily, Isaac adalah pria yang baik dan tampan." Bella menggoda Lily sembari menyetir.
"Benarkah?" Wajah Lily merona.
"Kau harus tampil cantik hari ini, Nona!! Buat para wanita lain itu kecewa." Bella terkikih.
"Kau bisa saja!" Lily ikut tertawa.
Mobil biru menderu masuk ke dalam pekarangan milik keluarga Lincon.
Kedatangan mereka langsung disambut oleh beberapa kenalan dan saudara-saudara Noir. Semuanya bergegas menurunkan keranjang-keranjang bunga. Membantu Lily menata bunga sebagai hiasan altar dan juga mempercantik dekorasi taman.
Taman pekarangan luas di dekat rumah utama telah ramai dengan tamu undangan. Kebanyakan masih sanak saudara dan tetangga sekitar. Ikut membantu apapun yang mereka bisa. Kue pernikahan menjulang tinggi, bersanding dengan beberapa jenis kudapan manis. Coctail dan makanan juga telah tersaji pada meja panjang di sebelah barat pintu masuk.
Lily tampak sibuk, menyusun bunga pada beberapa titik. Beruntung Isaac telah membantunya semalam penuh, memberikan label satu per satu pada karangan bunga yang ada di keranjang, jadi Bella bisa membantu Lily menempatkan bunga-bunga itu tanpa kebingungan. Pekerjaan mereka menjadi ringan dan terselesaikan dengan cepat.
Sekarang pekarangan luas di sekitar rumah itu terlihat cantik dan indah berkat sentuhan tangan Lily. Bunga-bunga segar warna warni telah bertengger memenuhi altar dan dekorasi pelaminan. Pada meja-meja tamu juga telah diletakkan bunga poppy merah —perlambang cinta— yang cantik. Gapura buatan melengkung indah pada pintu masuk, lengkap dengan rembuyung dedaunan dan bunga mawar merah jambu.
"Ayo, Lily, kita bersiap! " Bella menarik tangan Lily.
"Baik." Lily meninggalkan taman tempat Noir nanti akan melangsungkan pemberkatan nikah.
Lily bersiap, pihak penata rias memoleskan sentuhan make up ke atas wajah. Menata juga rambut Lily yang panjang dengan hiasan bunga mawar yang kemarin dirangkainya sendiri. Gaun berwarna salem serasi bersanding dengan kulitnya yang putih.
Pesta pemberkatan pernikahan segera dimulai. Noir telah bersiap. Gadis bertubuh gempal itu terlihat cantik mengenakan gaun pengantin putih dengan potongan lengan panjang, rok pendek, dan garis leher tinggi. Gaun pengantin dengan rok pendek menimbulkan kesan manis dan centil bagi penggunanya. Untuk furing sengaja dibuat tidak terlalu panjang agar mempelai wanita lebih mudah bergerak.
Noir menyandang buket bunga jenis cascade buatan Lily. Lily membuatnya dengan segenap hati, sebagus, dan seindah mungkin demi sahabatnya itu. Buket bunga cascade itu terdiri dari bunga leopard lili sebagai main flower, second flower ada anyelir unggu, mawar merah, untuk filler tentu saja kuncup hebe juga baby breath, dan sentuhan terakhir ada eucalyptus leaves dan anggrek bulan putih yang memberikan shape tegas pada ujung rangkaian. Disusun dengan teknik layering, dengan bentuk membulat pada bagian atas lantas meruncing pada bagian bawah. Lily membuat anggrek bulan —karena dahannya panjang— sebagai ujung paling meruncing. Disela-sela bunga ada daun kayu putih sebagai penambah kesan rembuyung.
"Cantik sekali, Lily, terima kasih." Noir menghirup buket bunga pemberian Lily, belum pernah ia lihat buket bunga seindah ini sebelumnya.
"Kau juga pasti terlihat sangat cantik, Noir." Lily tersenyum, sudah pasti mempelai wanita adalah yang tercantik, pusat dari segala perhatian sore hari ini ada padanya.
"Terima kasih sudah mau menjadi pendampingku, Lily, Bella." Noir menatap keduanya dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan menangis, nanti riasannya rusak!" sergah Bella. Noir mengangguk.
Mereka bercakap di ruang tunggu, menunggu pengarah acara mempersilahkan Noir keluar. Noir tampak gugup, namun juga terlihat bahagia. Sebentar lagi wanita itu akan menyandang gelar sebagai seorang istri, melepaskan status lajang, dan menjalani bahtera rumah tangga bersama dengan pria pujaannya.
"Acaranya sudah dimulai, Bella, Lily kalian berjalan di depan Noir, sementara Noir akan berjalan menggandeng lengan Ayah." Kakak Noir berperan selaku pengarah acara masuk, memberikan kode agar mereka bertiga bersiap.
"Bagaimana ini?!! Aku panik!" Noir mengibaskan tangan, rasa gugup kembali menggelayuti hati.
"Tenang saja, Noir. Ambil napasmu dalam-dalam, lalu lepaskan!!" Bella menepuk lengan Noir, membuatnya tenang.
"Kau sudah siap, Lily?" Bella balas bertanya pada Lily.
"Sudah." Angguk Lily.
Pintu terbuka. Empat orang gadis kecil dengan hiasan rambut bunga mawar —buatan Lily juga— keluar terlebih dahulu. Mereka berjalan di depan Bella dan Noir, menaburkan kelopak bunga mawar putih sebagi pembuka jalan. Di susul oleh Bella dan Lily.
Bella menggandeng Lily, kedua pengiring pengantin itu juga tampil cantik dan manis dalam balutan gaun armless sederhana berwarna salem. Lily dan Bella menggunakan hiasan rambut bunga mawar dan membawa buket bunga tulip.
Buket model posy tidak terlalu besar, terlihat pas dalam genggaman tangan mereka berdua. Lily sengaja menggunakan kombinasi tiga warna bunga tulip, merah, merah jambu dan putih. Tangkai bunga dibiarkan panjang agar mudah digenggam.
Terakhir di belakang mereka, mempelai wanita berjalan dengan anggun bersama dengan ayahnya. Buket bunga cascade terlihat warna warni, begitu meriah dan indah. Memberi warna pada gaun putih yang dikenakan Noir.
Di depan altar selain mempelai pria dan pemuka agama, telah berjajar beberapa pemuda. Mereka adalah pengiring mempelai pria dan juga pasangan dansa para pengiring mempelai wanita. Salah satunya Isaac, pria itu berdiri tegap dengan balutan jas hitam dan rambut yang tertata licin. Isaac tak mengenakan topi flat cap seperti kesehariannya. Ada corsase tersemat pada jas, terbuat dari mawar, eucalyptus, dan sedikit baby breath. Sebenarnya corsase ini dipakai oleh pengantin pria, namun semua grooms men memakainya juga supaya meriah.
"Wah, hebat." Bella menggoncangkan lengan Lily.
"Apaan sih?" Lily bertanya lirih.
"Isaac, dia tampan sekali!! Hebat, dia terlihat sangat berbeda tanpa topi dan rompi ekspedisi." Bella terpesona dengan penampilan Isaac, Lily yang hanya mendengar pun ikut merona. Tersipu dengan pujian Bella terhadap kekasihnya.
"Benarkan dia sangat tampan?"
.... Bella tak menjawab, masih asyik mengamati Isaac yang tersenyum hangat saat melihat kedatangan Lily. Ah ... Senyum yang manis, membuat semua gadis menarik napas panjang dan dalam. Terpesona.
— BAHASA BUNGA —