Sesi latihan khusus dimulai dan latihan itu dinamakan Pelatihan Pilar, mereka yang peringkatnya dibawah pilar akan berlatih langsung dengan pilar.
Biasanya para pilar hanya akan melatih penerusnya saja itu dikarenakan para pilar sangat sibuk, para pilar mempunyai banyak hal untuk dilakukan seperti melindungi daerah yang ditugaskan pada mereka, mengumpulkan informasi tentang iblis, lalu mengembangkan keahlian mereka.
Tapi semenjak Nezuko menaklukkan matahari, para iblis tiba tiba saja berhenti muncul, ini seperti hari tenang sebelum badai, oleh karena itu para pilar hanya akan fokus pada patroli malam dan latihan dipagi hari mulai dari sekarang.
Pelatihan Pilar pun secara resmi dimulai dan setiap para pilar akan melatih para pemburu iblis sesuai bagian mereka masing masing.
Pelatihan pertama Uzui Tengen akan menangani pelatihan stamina dasar.
Pelatihan kedua Rengoku Kyojurou akan menangani latihan kewaspadaan bagi seorang pemburu iblis.
Pelatihan ketiga Tokitou Muichirou akan menangani latihan pergerakan cepat dengan tangan kosong.
Pelatihan keempat Kanroji Mitsuri akan menangani latihan kelenturan yang sangat keras.
Pelatihan kelima Iguro Obanai akan menangani latihan perbaikan jurus pedang.
Pelatihan keenam Shinazugawa Sanemi akan menangani latihan memukul tanpa henti.
Pelatihan ketujuh Himejima Gyoumei akan menangani latihan penguatan otot.
Pelatihan kedelapan Sabito akan menangani latihan peningkatkan efisiensi dari teknik pernafasan setiap pemburu iblis.
Sedangkan Giyuu dan Makomo akan membantu Sabito dalam pelatihan kali ini, lalu Kanae akan melakukan pengobatan pada setiap pemburu iblis dalam latihan ini.
Shinobu sendiri saat ini sedang membuat obat untuk Nezuko agar dirinya bisa kembali menjadi manusia lagi dan membuat beberapa obat dan racun untuk melawan Kibutsuji Muzan, dan Shinobu saat ini sedang dibantu oleh iblis yang membantu eksperimennya yaitu Tamayo dan Yoshiro.
Sedangkan Riku sendiri saat ini dia sedang melatih Genya di gunung dekat rumahnya dan mengajarinya cara menembaki sasaran yang bergerak cepat dengan senapan laras panjang miliknya dengan tepat sasaran, walau begitu Riku tetap menyuruh Genya untuk ikut sesi latihan yang dilakukan oleh para pilar untuk menjaga kewaspadaannya.
---
Dan sekarang Tanjiro sudah sepenuhnya pulih, sekarang dia saat ini sedang mengikuti pelatihan Uzui Tengen, pelatihan yang sudah lama dia nantikan setelah pulih melawan iblis bulan atas 4 waktu itu.
Sekarang Tanjiro sedang berlari menuruni gunung dengan mengitarinya agar staminanya terlatih walau banyak dari beberapa pemburu iblis yang terjatuh, namun mereka tetap memaksakan diri untuk berlari.
Jikalau mereka tidak berlari mereka akan dipukul oleh pedang bambu milik Uzui sambil membentak mereka karena stamina mereka yang terbilang sedikit ketika memburu iblis dengan stamina mereka.
Sedangkan Tanjiro saat ini sudah menyelesaikan latihannya stamina dasarnya lalu Uzui berbicara padanya dengan nada senang karena dapat melihat Tanjiro disini.
"hai kawan, aku dengar kau bertarung dengan iblis bulan atas, kau tahu aku harus bilang kalau satu satunya orang yang berada dikondisi terbaiknya ditempat ini adalah orang beruntung" sahut Uzui yang sedang berbicara pada Tanjiro.
"jadi biarkan aku buat tubuh kurusmu itu kembali dalam kondisi yang baik" lanjut Uzui dengan senyum cerah pada Tanjiro.
"baiklah aku akan melakukan apapun yang kubisa" balas Tanjiro dengan semangat dan senyum cerah pada Uzui.
Sedangkan Uzui yang mendengar ini hanya membalas Tanjiro dengan senyum bahagia ketika mendengar jawaban Tanjiro, namun untuk ketiga istri Uzui yaitu Suma, Makio dan Hinatsuru, langsung saja memberikan beberapa nasi kepal pada Tanjiro dengan senang dan bahagia ketika melihat Tanjiro yang pernah mereka dengar dari suami mereka.
Tentu Tanjiro yang mendapatkan ini langsung saja dia menerimanya dan pergi dengan senyum bahagia sembari melambaikan tangannya pada mereka berempat, begitu juga dengan mereka.
Dan tentu saja Tanjiro mendapatkan izin dari Uzui untuk menuju tempat pelatihan yang selanjutnya dalam 10 hari setelah menyelesaikan latihannya.
---
Saat ini di pegunungan kediaman Rengoku banyak sekali orang orang digantung terbalik dihadapan Tanjiro, sedangkan Tanjiro yang melihat ini bingung dan terkejut, tiba tiba saja Kyojurou datang sambil membawa pedang kayunya dan berjalan kearah Tanjiro.
"humu.. sepertinya kau sudah selesai dengan latihan pertamamu dengan Uzui, kalau begitu kita mulai saja latihan berikutnya hahaha.." tawa Kyojurou pada Tanjiro sambil memegang pundaknya dengan semangat.
"i.. itu Rengoku-San lalu latihan ini bertujuan untuk apa ?" tanya Tanjiro yang saat ini sedang melihat beberapa pemburu iblis terikat terbalik diatas pohon.
"humu.. mulai saat ini latihan yang kau jalani adalah melawan ku sembari menghindari jebakan yang aku pasang tanpa terluka, kalau begitu tunggu apa lagi mari kita mulai !!" sahut Kyojurou dengan semangat sambil memberikan pedang kayu nya pada Tanjiro lalu mulai menyerangnya.
Tentu Tanjiro yang belum siap langsung menangkisnya walau dia berhasil menahannya namun dia selalu terkena jebakan seperti pelatihan pertamanya dengan Urokodaki, mulai dari jebakan tanah yang berlubang, jebakan pisau yang terlempar kearahnya, lalu beberapa bambu yang terlempar kearahnya dan lain sebagainya.
Dan dipelatihan kali ini Tanjiro harus menyerang Kyojurou dengan pedangnya sembari menghindari berbagai jebakan yang dipasang disekitarnya.
Tentu itu tidak mudah sebab Tanjiro harus selalu waspada pada serangan Kyojurou dan jebakan disekelilingnya bahkan Tanjiro pun harus selalu terkena serangan Kyojurou ketika menghindar jebakannya atau pun sebaliknya.
Perlu waktu untuk 5 hari untuk berhasil menyerang Kyojurou dengan badan penuh luka ditubuh Tanjiro saat ini.
"humu.. latihan kali ini sudah selesai Tanjiro-Shounen, mulai sekarang kau boleh pergi ke tempat pelatihan berikutnya" sahut Kyojurou dengan senang dan semangat ketika memberitahukan ini pada Tanjiro.
"baik !! terima kasih untuk semuanya, Rengoku-San" sahut Tanjiro sembari membungkukan badannya lalu melambaikan tangannya pada Kyojurou dengan senyum diwajahnya.
"humu.. sampaikan salamku pada Tokitou-kun" sahut Kyojurou yang mendengar ini hanya membalas lambaian tangan Tanjiro dengan senyum cerah padanya ketika melihat Tanjiro saat ini pergi menuju tempat pelatihan berikutnya.
---
"benar begitu" sahut Muichirou sambil menyerang dengan tangannya pada Tanjiro dengan cepat, sedangkan Tanjiro saat ini sedang menangkis semua serangan milik Muichirou dengan keringat membasuhi keningnya.
"Tanjiro kau jadi semakin cepat dari sebelumnya, aku hanya aku hanya membantumu agar lebih mudah mengencangkan dan melemaskan badanmu" lanjut Muichirou yang masih menyerang ketika dirinya sedang menjelaskan pada Tanjiro.
Setelah menyelesaikan latihannya Tanjiro, langsung saja Muichirou menghentikan serangannya dan berbicara padanya
"bagus sekali, setelah kau bisa melakukannya maka staminamu akan berkembang pesat lalu koordinasi tubuhmu sudah sempurna, pergilah ketempat selanjutnya Tanjiro" sahut Muichirou yang senyum bahagia pada Tanjiro.
"ehh.. kau yakin, padahal aku baru 5 hari disini" sahut Tanjiro dengan wajah polos pada Muichirou.
"yahh.. kau melakukan semua yang aku ajarkan" sahut Muichirou sambil tersenyum pada Tanjiro yang saat ini sedang kebingungan.
Namun ketika mereka sedang berbicara para pemburu iblis yang melihat ini pun mencoba memcoba meminta izin pada Muichirou untuk pergi.
Tentu Muichirou yang melihat ini langsung memberikan perlakuan yang berbeda pada mereka dengan kata kata kejam pada pemburu iblis yang lain, bahkan mereka yang mendengar ini pun hanya bisa pasrah dan tetap mengikuti perkataannya Muichirou.
Sedangkan Tanjiro yang melihat ini hanya bisa merasa gelisah sebab perlakuan yang Muichirou berikan padanya sangat berbeda dengan pemburu iblis yang lain.
---
Satu bulan telah berlalu dan saat ini Riku sedang melempar piringan terbang pada Genya yang saat ini sedang menggerakkan senapannya pada target yang saat ini akan dilempar oleh Riku.
Ketika Riku sudah melempar beberapa piring terbang ke udara, langsung saja Genya menembaknya dengan cepat sambil menarik pelatuknya, walau masih membutuhkan waktu untuk mengisi pelurunya pada senapannya.
DOORRRRR~~!! DOORRRRR~~!!
Sedangkan Riku yang melihat ini hanya bisa tersenyum dengan reflek milik Genya yang saat ini sudah berkembang dari beberapa hari yang lalu.
"7 dari 10 itu rekor yang baru, walau pun masih ada sedikit kesalahan pada bagian mengisi pelurunya, namun kau masih bisa memecahkan rekor ini, selamat sudah menjadi pemburu terbaik saat ini" sahut Riku yang saat inj berjalan kearah Genya, sedangkan Genya memasang wajah lega namun senang karena usahanya tidak sia sia.
"terima kasih, Riku-San" balas Genya yang melihat Riku datang padanya sembari tersenyum ketika mendengar pujiannya.
"sudahku bilang jangan memanggilku dengan sufik seperti itu cukup panggil aku Riku saja, lalu bagaimana dengan lukamu waktu itu" sahut Riku pada Genya lalu duduk diatas pohon yang tumbang saat ini.
"yahh.. itu luka itu sudah sedikit membaik berkat, Kocho-Sama" sahut Genya pada luka dibagian wajahnya yang disebabkan oleh kakaknya ketika menceritakan semuanya padanya.
"ha.. sudahku kuduga kalau dia sangat keras kepala padamu, walau dia sangat mengkhawatirkan mu" gumam Riku yang menghela nafas ketika mendengar berita ini.
Tentu Riku yang mendengar kalau ada masalah pada Tanjiro, Genya dan Sanemi dia langsung saja menuju kediamannya Sanemi lalu memisahkan mereka.
Bahkan Riku pun harus menegur Tanjiro dan Genya karena masalah yang mereka bawa pada latihan kali ini, dan mulai melarang Tanjiro dan Genya untuk berlatih maupun bertemu dengan Sanemi saat ini.
Tentu mereka berdua yang mendengar ini hanya bisa menuruti perkataan Riku dan melanjutkan pelatihan mereka berdua ditempat lain.
Sedangkan Genya yang sebelumnya mendengar gumamn Riku, hanya bingung dan segera bertanya padanya sebab penasaran.
"keras kepala ?" tanya Genya yang saat ini sedang bingung lalu segera ikut duduk disamping Riku.
"yahh.. keras kepala, meskipun kepribadian Sanemi adalah keras kepala, pemarah, orang yang selalu terbawa suasana, tapi dia orang yang lembut pada orang yang dia kenal" sahut Riku sambil melihat keatas langit yang saat ini sedang banyak awan.
"kau tahu Genya, aku mengerti dengan sifat Sanemi meskipun dia bilang membencimu, namun sebenarnya dia sangat khawatir padamu" sahut Riku lalu melihat kearah Genya yang saat ini sedang membelakkan matanya.
"khawatir padaku, tapi kakak membunuh ibuku sebab dia berubah menjadi iblis bahkan aku memanggilnya pembunuh waktu itu" sahut Genya pada Riku yang tidak percaya padanya.
"meskipun begitu dia tetap menyayangimu sebagai satu satunya adik yang saat ini dia punya, dan aku yakin Sanemi pun mempunyai pilihan yang sulit ketika ingin membunuh ibumu yang berubah menjadi iblis" sahut Riku pada Genya dengan lembut.
"dia memiliki situasi yang sulit yaitu membunuh ibumu yang menjadi iblis lalu membuat dirinya sebagai seorang pembunuh demi melindungi dirimu satu satunya adik yang dia punya atau membiarkan ibumu membunuh seluruh adiknya termasuk dirimu lalu membuat dirinya depresi setelah mumbunuh ibunya dan membiarkan seluruh adiknya mati dihadapannya" sahut Riku yang melihat Genya saat ini sedang terkejut ketika mendengar kesimpulan Riku.
"dan tentu saja aku pasti akan memilih pilihan pertama jika aku berada diposisinya saat itu" lanjut Riku pada Genya lalu berdiri dan mengusap kepalanya.
"janganlah berpikir kalau Sanemi membencimu Genya, justru sebaliknya dia sangat khawatir ketika mendengar kalau kau menjadi pemburu iblis makanya waktu itu dia menyuruhmu untuk keluar dari korps pemburu iblis, bukan ?" sahut Riku yang masih mengelus kepalanya dengan lembut sedangkan Genya hanya menganggukan kepalanya saja.
"maka dari itu aku ingin kau membuktikan kalau kau bisa melakukannya tanpa membuat Sanemi khawatir, lalu aki ingin kau dapat bertarung bersama dengannya untuk menyelesaikan perang ini, Genya" sahut Riku dengan dengan senyum lembut lalu pergi dari tempat itu dan membiarkan Genya untuk menenangkan dirinya.
Sedangkan Genya yang mendengar dan melihat ini langsung saja mengeluarkan air matanya sebab kakaknya masih mengkhawatirkan dirinya setelah apa yang dia perbuat pada kakaknya selama ini.
---
Sedangkan saat ini Tanjiro sedang mendorong batu yang lebih besar dan berat darinya sembari mengaktifkan Mark miliknya, saat ini dia sedang dalam sesi latihannya Himejima namun Zenitsu yang melihat ini hanya bisa terkejut pada Tanjiro apalagi Inosuke yang juga bisa mendorong batunya.
Ketika Zenitsu sedang terkejut ketika melihat mereka berdua saat ini burung pipit miliknya tiba tiba saja datang padanya dan memberikan surat itu pada Zenitsu.
Sedangkan Zenitsu yang melihat burung pribadinya membawakan surat untuknya hanya bisa bingung lalu mengambil surat itu lalu membacanya.
---
Sudah beberapa hari sejak Riku memberitahukan tentang Sanemi yang saat ini sedang khawatir padanya, dan sekarang dikediaman Riku bukan hanya ada dirinya dan Genya saja namun saat ini mereka berdua kedatangan tamu yang membuat Genya saat ini sedang terkejut.
"jadi kau ingin mengikuti latihanku, kalau tidak salah Zenitsu bukan ?" tanya Riku sambil mengeluskan dagunya melihat kearah Zenitsu yang sedang duduk didepan Riku dan Genya saat ini.
"ya.. maka dari itu Riku-San tolong latihlah aku !!" sahut Zenitsu sambil membungkukkan badannya pada Riku.
Sedangkan Genya yang melihat Zenitsu saat ini hanya bisa terdiam lalu melihat kearah Riku, sebab semua keputusan dari permintaan Zenitsu ada padanya.
"hmm.. baiklah, kalau begitu aku ingin kau membawa beberapa orang kemari untuk kulatih ketika aku akan melatih para pilar dengan yang lainnya" sahut Riku yang menerima permintaan Zenitsu, lalu dirinya pun ingin Zenitsu melakukan sesuatu padanya.
Sedangkan Genya dan Zenitsu yang mendengar ini hanya menghela nafas saja, lalu Zenitsu langsung saja bertanya pada Riku tentang permintaannya.
"lalu, siapa saja yang ingin kau panggil kemari Riku-San ?" tanya Zenitsu pada Riku yang sedang bingung dengan permintaan Riku.
Sedangkan Riku yang mendengar ini langsung saja memberitahukan siapa saja yang akan masuk dalam sesi latihannya.
Tentu Zenitsu dan Genya yang mendengar ini terkejut, lalu segera saja Genya bertanya pada Riku mengenai hal ini.
"itu.. Riku-San, apa kau yakin ingin membawanya kemari kau tahu bukan tentang kejadian itu ?" tanya Genya sembari mengangkat tangannya pada Riku.
Sedangkan Riku yang mendengar ini hanya bisa tersenyum lalu meminum teh miliknya yang sempat dia seduh sebelumnya ketika Zenitsu datang mengunjungi nya.
"kita lihat saja nanti" sahut Riku dengan senyum diwajahnya ketika mendengar pertanyaan Genya, sedangkan Genya dan Zenitsu hanya bisa bingung dengan ucapan Riku saat ini.
---
"kenapa kau selalu membuntutiku, bocah !!" sahut Sanemi yang saat ini sedang ditahan oleh Sabito dan Kanae ketika melihat Tanjiro berada dikediaman Riku.
"jadi.. Tanjiro kenapa kau bisa ada disini" tanya Makomo pada Tanjiro yang saat ini didepannya ada Giyuu yang sedang melindunginya.
"ahh.. sebenarnya Zenitsu memintaku dan yang lainnya untuk kemari dan melakukan pelatihan bersama dengan pilar, dan sepertinya dia disuruh oleh Riku-San, begitu" jawab Tanjiro sambil melihat kearah Inosuke, Zenitsu dan Kanao saat ini yang akan mengikuti pelatihan Riku kali ini.
Namun sebelum Makomo kembali bertanya pada Tanjiro tiba tiba saja dia dan yang lainnya mendengar suara Riku, tentu mereka yang mendengar ini langsung menengok kearah suara Riku dan melihat kalau dia tidak sendirian dia saat ini bersama dengan Genya yang saat ini membawa senapannya.
"sepertinya semua orang sudah ada disini, kalau begitu bagaimana kalau kita pindah lokasi terlebih dahulu, ayo ikuti aku" sahut Riku sembari menuntun mereka menuju lapangan luas yang tidak pernah dipakai dan tidak jauh dari kediaman Riku saat ini.
"baiklah kita sampai" sahut Riku dengan santainya sambil melihat luasnya lapangan itu dan menghiraukan mereka yang saat ini sedang bingung
Ketika mereka sudah sampai ditempat tiba tiba saja mereka bingung sebab tempat pelatihan ini ada dilapangan luas dan tidak ada satupun pohon ataupun jebakan hanya lapangan kosong saja dihadapan mereka saat ini.
"ja.. jadi Riku-San, latihan apa kita hari ini sebab kita hanya mengikutimu sampai sini saja" tanya Mitsuri yang saat ini sedang bingung begitu juga dengan yang lainnya yang sama setujunya dengan Mitsuri, sedangkan Riku yang melihat ini langsung saja menjelaskan pelatihannya kali ini.
"baiklah, sebelum itu biarkan aku menjelaskan pelatihan kalian hari ini, pelatihan kita kali ini adalah latihan mental dan latihan menghindari serangan" sahut Riku dengan senyum diwajahnya.
"...."
Namun mereka yang mendengar ini langsung terdiam, dan satu yang ada dipikiran mereka saat ini apa dia yakin menyuruh kami seorang pemburu iblis untuk menghindari sebuah serangan ketika kami sudah membunuh iblis dengan jumlah banyak.
"dan tentu ini tidak seperti apa yang kalian pikirkan mungkin latihan ini tidak akan berguna bagi kalian, tapi menurutku latihan ini sangat sangat berguna bila musuh mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dari kalian" lanjut Riku dengan santainya berbicara pada mereka yang saat ini sedang menatap Riku dengan datar.
Namun ketika Riku tersenyum menyeringai tiba tiba saja Sabito, Giyuu dan Makomo yang melihat ini langsung saja Sabito memperingati mereka semua untuk menghindar.
"SEMUANYA MENGHINDAR !!" teriak panik Sabito sambil melompat mundur namun tetap saja dia telat menghindari serangan milik Riku.
"Teknik Pernafasan Bulan Bentuk Keempat : Kutukan Pusaran Bulan Hantu" sahut Riku sambil mengeluarkan 3 tebasan yang berpusar pada Riku sembari mengeluarkan beberapa bilah bulan yang cukup besar pada mereka.
Tentu mereka yang melihat Riku menyerang secara tiba tiba hanya bisa menghindari beberapa tebasannya Riku walau ada beberapa tebasan yang mengenai lutut, pinggul, pundak, badan bahkan tangan pun mereka akan tetap terkena tebasan milik Riku walau tidak memotong seluruh tubuh mereka.
Ketika mereka menerima serangan gila milik Riku tentu mereka hanya bisa tercengang karena teknik miliknya sangat kejam bahkan tekniknya hampir membunuh mereka semua yang hadir dalam latihan kali ini meskipun Riku menggunakan pedang kayu danau toya miliknya.
Tentu Riku yang saat ini sudah selesai menebas mereka langsung saja berbicara pada mereka semua sembari mengeluarkan seluruh nafsu membunuhnya ketika selesai menebas.
"apa hanya segini hasilnya ketika kalian berlatih selama beberapa bulan ini" sahut Riku dengan wajah datar dan suara berat pada mereka.
Sedangkan Tanjiro, Inosuke, Zenitsu dan Kanao yang pertama kali melihat dan merasakan ini hanya bisa terdiam bahkan badan mereka pun bergetar ketika merasakan nafsu membunuh Riku, sampai sampai keringat dingin keluar dari kening mereka.
Tentu para pilar pun sama namun mereka merasa udara disekitar merasa menipis ketika Riku mengeluarkan nafsu membunuhnya pada mereka.
"baiklah, kalau begitu sesi pelatihan neraka yang sesungguhnya dimulai"