"panggilan darurat.. panggilan darurat.. serangan dikediaman Ubuyashiki.. serangan dikediaman Ubuyashiki" teriak burung gagak pada semua pilar termasuk Tanjiro dan teman teman yang lainnya yang memberitahukan bahwa ada penyerangan dikediaman Kagaya.
Tentu mereka yang mendengar ini langsung saja pergi kearah Kagaya dengan terburu buru sebab khawatir akan keselamatan nya, sedangkan Sanemi yang saat ini sedang beberapa meter lagi akan sampai dikediaman Ubuyashiki.
BOOOMMMM~~~!!!
Tiba tiba saja kediaman Ubuyashiki meledak dan menghancurkan seluruh kediaman miliknya termasuk Amane dan juga anak anaknya yang ikut meledakkan diri demi tuan, suami dan ayah bagi mereka.
Tentu mereka semua yang melihat kejadian ini berhenti dan terkejut karena kediaman tuan mereka Ubuyashiki Kagaya hancur karena sebuah ledakan bom yang membuat mereka semua marasa bersalah karena telat.
---
"UBUYASHIKI !!!" teriak Muzan penuh amarah ketika dirinya merasa tertipu olehnya dan dijadikan umpan untuk mengetahui keberadaannya pada Tanjiro dan yang lainnya.
Sedangkan Muzan sendiri saat ini sedang meregenerasi tubuhnya yang hancur disebabkan oleh ledakan barusan, namun proses yang regenerasi nya tidak berjalan mulus sebab ditubuhnya saat ini terdapat paku perangkap karena ledakan tersebut.
Namun ketika Muzan sedang berusaha untuk meregenerasi badannya sembari mengeluarkan paku didalam tubuhnua, tiba tiba saja beberapa biji daging melayang diantaranya, lalu mengeluarkan beberapa duri bercabang yang menusuk seluruh tubuhnya saat ini hingga dia tidak bisa bergerak.
Muzan yang saat ini sedang dilumpuhkan oleh teknik darah iblis langsung saja dia mencoba untuk menghisap kembali teknik darah iblis yang sedang menancap pada tubuhnya.
Tiba tiba saja dia merasakan kalau tubuhnya diserang oleh sesuatu dan langsung saja dia memegang benda itu dan terlihat kalau Tamayo sedang memasukkan tangan kirinya pada perut Muzan.
"Tamayo... kenapa kau ada disini.." ucap Muzan pada Tamayo dengan penuh kekesalan.
"kau sudah menghisap pukulanku Muzan, apa kau tahu apa yang ada didalamnya, yaitu obat untuk mengubah iblis kembali menjadi manusia, bagaimana apa sudah mulai bekerja ?" sahut Tamayo dengan penuh senyum kemenangan sebab obat yang dia dan Shinobu saat ini sedang berada ditubuhnya.
"kau seharusnya tidak bisa" balas Muzan dengan nada berat sembari menatap Tamayo dengan tajam.
"ohh tapi aku melakukannya situasinya sudah benar benar berubah, meskipun bagiku untuk melakukannya sendirian" ucap Tamayo dengan senang dan penuh amarah padanya.
"kau benar benar wanita yang keras kepala Tamayo dan kebencianku terhadap ku tidaklah adil, siapa yang membunuh suami dan anakmu ? kau memakan mereka, lalu kau membunuh banyak manusia setelah itu, apa itu adalah sebuah ilusi bagimu bahkan kau terlihat bersenang senang saat memakan manusia manusia itu" langsung saja Muzan menusuk matanya kanan Tamayo sembari menjelaskan semuanya yang Tamayo lakukan selama masa hidupnya.
"benar aku telah membunuh banyak manusia setelah jatuh dalam jurang keputusasaan, jadi untuk menebus dosaku Kau dan Aku harus disini, Himejima-San !! Riku-San !! tolong lakukanlah !!" teriak Tamayo yang melihat Gyoumei membawa bola besi berduri dengan rantai yang menyambung pada kapak miliknya.
Langsung saja dia melemparkan bola besi itu pada Muzan dan menghancurkan seluruh kepalanya termasuk leher miliknya.
Ketika kepala sudah hancur langsung saja Riku datang dan menebas tangan Muzan dan Tamayo lalu segera membawa Tamayo pergi dari sini.
Langsung saja Riku memberi tanda pada Genya dengan menunjukkan jari telunjuknya keatas agar terlihat oleh Genya.
Sedangkan Genya saat ini sedang membidik tepat kearah jantung Muzan, melihat tanda yang Riku keluarkan langsung saja dia menembak peluru yang terdapat obat untuk mempercepat proses perubahan Muzan menjadi manusia.
Tentu serangan itu mengenai nya dan sekarang Muzan sedang meregenerasi kepalanya dengan kecepatan yang berbeda dari iblis yang lainnya.
Riku maupun Gyoumei yang melihat ini hanya bisa menatap kesal karena kecepatan regenerasi nya sungguh tidak wajar, langsung saja Riku menurunkan Tamayo ditempat yang jauh agar tidak mengganggunya.
"Tamayo-San terima kasih untuk segalanya, jadi biarkan kami yang menyelesaikan ini" sahut Riku dengan tenang namun nada bicaranya saat ini dia sedang marah besar pada Muzan yang merenggut tuan ataupun sosok ayah baginya.
Sedangkan Tamayo yang mendengar ini hanya bisa menganggukan kepalanya saja lalu segera pergi dari sini, namun tiba tiba saja Genya datang kearah Riku sembari membawa beberapa kertas yang diberikan Yoshiro padanya.
Tentu Riku yang melihat ini langsung saja menganggukan kepalanya dan segera pergi kearah Muzan untuk menebasnya.
Dan Genya saat ini sedang mencari posisi yang pas untuk menembakkan obat berikutnya yang dibuat oleh Riku padanya.
Tentu para pilar saat ini sudah sampai diledakan yang terjadi sebelumnya lalu melihat iblis yang saat ini sedang dilumpuhkan oleh duri ditubuhnya.
Langsung saja Gyoumei meneriaki mereka semua kalau iblis didepannya saat ini adalah Kibutsuji Muzan lalu memperingati kalau dia tak bisa mati jika dipenggal kepalanya.
Tentu semua orang yang mendengar ini langsung marah dan segera mengeluarkan teknik pernafasan mereka masing masing agar tidak mengganggu teknik yang mereka keluarkan.
Namun tiba tiba saja Muzan tersenyum licik lalu tiba tiba saja beberapa pintu keluar dari bawahnya dan juga beberapa pilar yang lainnya.
Sedangkan Riku yang pertama melihat senyum Muzan langsung saja bergerak kearah Genya dengan cepat dan tepat seperti apa yang dia pikirkan bahwa Genya pun akan ikut terbawa oleh rencana Muzan.
"KALIAN PIKIR KALIAN SEMUA DAPAT MENYUDUTKANKU ? KALIAN SEMUA AKAN PERGI KE NERAKA SEKARANG !! DASAR PEMBURU IBLIS BODOH AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN SEMUA MALAM INI !!" teriak Muzan dengan penuh bahagia ketika Riku dan yang lainnya masuk jebakannya.
"KAULAH YANG AKAN MENUJU NERAKA MUZAN !! TAKKAN KUBIARKAN KAU LOLOS AKU PASTI AKAN MEMBUNUHMU !!" teriak Tanjiro dengan penuh amarah pada Muzan.
"COBA SAJA KALAU KAU BISA, KAMADO TANJIRO" teriak Muzan pada Tanjiro yang saat ini sedang jatuh kedalam benteng miliknya.
---
Sedangkan Riku saat ini sedang memegang kerah dan juga senjatanya Genya sembari melompat kearah tempat untuk mereka berpijak saat ini.
Setelah Riku sudah sampai ditempat mereka bisa berdiri saat ini Riku langsung saja menurunkan Genya yang saat ini sedang menenangkan nafasnya.
"apa kau baik baik saja, Genya ?" tanya Riku yang melihat Genya sedang menenangkan nafasnya.
"ya aku baik baik saja Riku-San" balas Genya sembari berdiri setelah menenangkan nafas miliknya yang tidak teratur karena terjatuh dari atas.
"kalau begitu, ikuti aku dan pakai jimat Yoshiro agar para iblis tidak mengetahui keberadaanmu" lanjut Riku dengan tenang sembari memberikan senapan yang dia pegang kepada Genya.
Sedangkan dirinya hanya menganggukan kepalanya dan segera dia mengambil senapan dari Riku lalu mengambil jimat yang Yoshiro berikan dan memakainya agar dia dapat menghilangkan dirinya dari pandangan orang lain.
Tentu Genya mendengar semua yang dikatakan oleh Riku sebab seorang pemburu harus dapat menghilangkan hawa kehadirannya ketika berburu, begitu juga dengan nafsu membunuhnya agar mangsa yang kita buru tersebut tidak dapat mengetahui keberadaan kita dan kabur atau menyerang dan memangsa kita.
Riku yang melihat Genya menghilang dari pandangannya hanya menganggukan kepalanya lalu mulai mencari jalan untuk mencari keberadaan Muzan yang sudah membunuh tuan dan ayah baginya dengan penuh amarah dihatinya saat ini.
---
Sedangkan saat ini Zenitsu sedang berdiri didepanny saat ini adalah iblis bulan atas 6 terlihat dia memakai seragam korps pemburu iblis sembari membawa pedang dipunggungnya.
"kau masih belum berubah, masih saja payah layaknya kroco masih lemah, hei Zenitsu apa kau sudah menjadi pilar, apa kau bisa menggunakan teknik lain selain teknik pernafasan pertama ?" tanya iblis itu dengan percaya diri sembari akrab dengan Zenitsu.
"sepertinya kau percaya diri sekali karena sudah mencapai peringkat paling bawah dari iblis bulan atas, padahal kau hanya mengisi posisi yang kosong, Kaigaku" sahut Zenitsu dengan wajah datar dan penuh amarah pada iblis didepannya saat ini.
Sedangkan Kaigaku terdiam ketika Zenitsu berbicara padanya dengan nada tidak senang padanya, langsung saja dia tertawa ketika mendengar ini.
"hahaha.. sekarang kau sudah berani membalas perkataanku ?" tawa Kaigaku pada Zenitsu dengan sarkas.
"kenapa kau menjadi iblis.. KAU TAHU KAKEK BUNUH DIRI KARENA KAU MENJADI IBLIS, KAKEK MEROBEK PERUTNYA SENDIRI DAN TIDAK ADA YANG MEMBANTU MEMENGGAL KEPALNYA" teriak Zenitsu dengan penuh amarah pada Kaigaku.
"DAN SEMUA ITU KARENA SEORANG PENGGUNA NAFAS PETIR TELAH BERUBAH MENJADI IBLIS" teriak Zenitsu dengan amarah padanya.
"AKU TIDAK PEDULI !! MEMANGNYA KENAPA ? APA KAU MENYURUHKU AGAR BERSEDIH DAN MENYESAL ?" balas Kaigaku yang tidak peduli dengan opini Zenitsu tentang gurunya yang mati.
"KALAU PAK TUA ITU MATI MAKA BIARKAN SAJA !! AKU SUDAH BERUSAHA SEKUAT TENAGA TAPI DIA TIDAK MAU MENJADIKANKU SEBAGAI PENERUSNYA DAN DIA INGIN AKU DAN KAU YANG SEORANG KROCO MENJADI PENERUSNYA" teriak Kaigaku dengan senang karena gurunya mati ketika mendengar ini dari Zenitsu.
"MUNGKIN DIA MANTAN PILAR TAPI AKU TIDAK PEDULI DENGAN ORANG TUA PIKUN ITU !! HAHA !!" tawa Kaigaku yang menghina gurunya pada Zenitsu.
"kakek bukanlah orang yang pikun.. JIKA AKU ADALAH KROCO MAKA KAU ADALAH SAMPAH !! AKU KASIHAN PADA KAKEK MEMILIKI PENERUS YANG MENYEDIHKAN SEPERTIMU.." balas Zenitsu dengan sarkas dan penuh amarah pada Kaigaku.
"AKU HANYA BISA MENGGUNAKAN TEKNIK PERTAMA SEDANGKAN KAMU HANYA BISA MENGGUNAKAN TEKNIK LAIN KECUALI YANG PERTAMA !!" lanjut Zenitsu sembari menunjuk kearahnya dengan beberapa urat yang keluar dari wajahnya saat ini.
"JANGAN SAMAKAN AKU DENGANMU" langsung saja Kaigaku mengeluarkan pedangnya yang berada dipunggung saat ini lalu mengeksekusi tekniknya pada Zenitsu.
"Teknik Pernafasan Petir Bentuk Keempat : Petir Panjang" ucap Kaigaku yang mengeluarkan petir hitam panjang kearah Zenitsu.
Sedangkan Zenitsu yang melihat ini langsung saja dia menggunakan teknik pernafasan pertamanya dan segera bergerak cepat kebelakang Kaigaku setelah mengeksekusi tekniknya.
"terlalu lamban, dasar sampah" sahut Zenitsu yang melihat pergerakan Kaigaku benar benar lamban.
Setelah Zenitsu menyelesaikan kata katanya tiba tiba saja luka tebasan muncul di leher milik Kaigaku walau tidak Zenitsu tidak memotong lehernya.
"apa hanya segini ? dasar sampah !!" tanya Zenitsu yang saat ini sedang melihat kearah Kaigaku tanpa mengubah posisi berdirinya dan menoleh kearah Kaigaku dengan tajam.
"BERISIK DASAR KROCO !!" teriak Kaigaku dengan penuh amarah pada Zenitsu yang meremehkan dirinya dan langsung saja dia menyerang kembali Zenitsu dengan teknik yang lainnya.
"Teknik Pernafasan Petir Bentuk Kedua : Bola Petir"
Terlihat Kaigaku melakukan satu tebasan namun dia mengeluarkan lima serangan petir hitam beruntun pada Zenitsu.
Tentu Zenitsu yang melihat ini masih bisa untuk menghindari serangannya dengan mudah sambil menatap rendah kearah Kaigaku.
Sedangkan Kaigaku yang melihat ini merasa kalau dia benar benar dipandang rendah oleh Zenitsu yang sedang meremehkan dirinya lalu segera saja dia mengeluarkan teknik yang lainnya pada Zenitsu.
"Teknik Pernafasan Petir Bentuk Ketiga : Kerumunan Petir"
terlihat Kaigaku mengeluarkan serangan petir hitam berputar dan beruntun pada Zenitsu yang masih bisa menghindari serangan itu dan sekarang dia berhenti diatas atap.
Kaigaku yang melihat ini langsung saja mengeluarkan tekniknya dengan menambahkan teknik darah iblisnya pada teknik pernafasan miliknya.
"Teknik Pernafasan Petir Bentuk Kelima : Petir Panas"
Kali ini terlihat dia mengeluarkan petir hitam yang cukup panas dan dapat membakar daging sekalipun pada Zenitsu.
Namun serangan itu masih bisa dihindari Zenitsu dan serangan itu langsung mengenai atap tempat Zenitsu saat itu sedang berhenti menghindari serangan sebelumnya.
"JANGAN TERUS MENGHINDAR DAN LAWAN AKU DASAR KROCO !!" teriak Kaigaku yang melihat Zenitsu terus menghindari seluruh serangan miliknya bahkan yang sudah diperkuat oleh darah iblisnya.
"Teknik Pernafasan Petir Bentuk Keenam : Hujan Petir"
Terlihat beberapa serangan hujan petir hitam menyebar kesegala arah bahkan beberapa tebasannya pun hampir mengenai Zenitsu walau hanya sebagian haorinya.
Ketika Zenitsu sedang menghindari serangan Kaigaku tiba tiba saja dia mengingat perkataan Riku yang sedang memberikan arahan padanya ketika Riku menyuruh Zenitsu untuk memanggil Tanjiro, Inosuke dan Kanao waktu itu.
---
"Zenitsu.. aku tahu kau memiliki masalah sampai sampai kau memintaku untuk mengajarimu walaupun aku dan kau memiliki teknik pernafasan yang berbeda, namun aku akan memberitahukan beberapa hal ini padamu Zenitsu" sahut Riku sembari tersenyum lembut pada Zenitsu sebelum dia pergi untuk memanggil mereka bertiga.
"apa itu Riku-San ?" tanya Zenitsu dengan penasaran ketika Riku akan memberitahukan sebuah saran padanya.
"meskipun kau memiliki dendam pada seseorang kau harus menyalurkan dendammu itu pada pedangmu bukan ketemanmu, aku yakin Tanjiro dan Inosuke akan sangat mengkhawatirkanmu,meskipun aku tidak tahu untuk sibabi itu" sahut Riku dengan lembut pada Zenitsu sedangkan dirinya hanya tertawa canggung ketika mendengar Inosuke mengkhawatirkan dirinya.
---
Setelah mengingat apa yang Riku katakan padanya langsung saja dia menggenggam pedangnya yang saat ini masih didalam sarungnya dengan erat.
'maafkan aku.. aniki.. dan terima kasih.. Riku-Ni.. ' batin Zenitsu pada mereka berdua sambil mengeksekusi tekniknya pada Kaigaku.
"Teknik Pernafasan Petir Bentuk Ketujuh : Dewa Petir Yang Membara"
Terlihat gerakan Zenitsu begitu cepat dan menuju kearah Kaigaku sembari mengeluarkan satu tebasan yang memiliki siluet Naga Petir kearah lehernya dan memenggal kepala Kaigaku dengan rapi dan kepalanya saat ini sedang mengelinding diatas tatami saat ini, bahkan haori milik Zenitsu sendiri sudah menjadi beberapa potongan kecil karena tekniknya sendiri.
Sedangkan Kaigaku yang saat ini kepalanya sudah ditebas oleh Zenitsu, dia tidak dapat melihat serangan miliknya sama sekali sebab serangannya sangat cepat untuk dilihatnya, apa lagi itu bukan teknik pernafasan petir yang dia tahu selama ini.
"SIALAN !! SIALAN !! SUDAH KUDUGA PAK TUA ITU MEMANG PILIH KASIH !! DIA MENGAJARKAN SESUATU YANG DIA TIDAK AJARKAN PADAKU !!" teriak Kaigaku dengan penuh kesal dan amarah pada Zenitsu yang melihat bentuk teknik pernafasan yang lain selain keenam bentuk teknik yang dia ketahui.
"tidak.. kakek bukan orang seperti itu" sahut Zenitsu lalu melihat kearah Kaigaku yang saat ini sedang mulai berubah menjadi abu secara perlahan.
"tidak ini adalah teknik milikku.. teknik yang kuciptakan sendiri.. sebenarnya aku ingin menggunakan teknik ini untuk bertarung secara adil denganmu suatu hari nanti.." lanjut Zenitsu sembari melihat Kaigaku dengan tatapan kasihan dengan nafas lelah karena menggunakan teknik barunya pada Kaigaku .
Sedangkan Kaigaku yang mendengar ini terdiam dan kesal karena melihat Zenitsu menatap dirinya dengan pandangan kasihan kearahnya.
Langsung saja dia mengoceh tentang dirinya yang tidak terima dengan kenyataan ini hingga dirinya berubah menjadi abu, namun Zenitsu yang melihat ini langsung saja menghela nafasnya sambil memejamkan matanya.
'aku berhasil kakek' batin Zenitsu pada gurunya Kuwajima Jigoro, namun ketika dia sedang membatin tiba tiba saja dia mendengar suara seseorang yang Zenitsu kenal saat ini.
'aku bangga padamu Zenitsu' sahut pria tua itu pada Zenitsu yang saat ini langsung saja membuka matanya dan mencari keberadaan kakeknya.
Namun yang dia dengar saat ini adalah suara langkah kaki Yoshiro yang datang padanya sambil membawa beberapa kotak obat dipunggungnya.
Sedangkan Zenitsu yang melihat ini hanya bisa menggenggam erat tangannya sembari berterima kasih pada kakeknya.
---
Sedangkan saat ini Tanjiro, Sabito, Giyuu dan Makomo sedang berlari dan mencari lokasi Muzan berada saat ini namun tiba tiba saja atap diatas mereka hancur dan turun iblis berambut merah muda dengan rompi yang sama tepat didepan Tanjiro.
"lama tak jumpa, aku terkejut kau masih hidup meskipun kau adalah orang lemah, KAMADO TANJIRO " sahut iblis bulan atas 3 itu setelah mendarat dari atas atap sebelumnya, langsung saja dia maju kearah Tanjiro sembari menyiapkan pukulannya.
"AKAZA !!" teriak Tanjiro pada iblis bulan atas 3 dengan penuh amarah.
---
Ditempat lain saat ini disebuah gubuk terdapat beberapa orang sedang menjaga sesuatu didalam gubuk itu, terlihat ada sepasang ayah dan anak menjaga gubuk itu sambil menghadap kearah halaman dan duduk seiza dengan pedang didepan mereka saat ini.
Sedangkan didalam gubuk itu ada tiga anak yang sedang memetakan semua tempat yang para pilar masuki sebelumnya terlihat dimeja beberapa kertas menumpuk diatas meja mereka.
Mereka bertiga adalah anak Ubuyashiki Kagaya yang sedang bersembunyi sembari membantu mereka para pilar untuk mencari keberadaannya Kibutsuji Muzan.
Ubuyashiki Kiriya, Ubuyashiki Kuina, Ubuyashiki Kanata, itulah anak anak Kagaya yang saat ini sedang melakukan tugas mereka terlihat dikening mereka terdapt kertas jimat pemberian Yushiro.
Sedangkan Kuina saat ini sempat berhenti dan dipikirannya saat ini terbesit Kagaya, Amane, Nichika, dan Hinaki yang mengorbankan nyawa mereka demi melancarkan rencana mereka.
Tentu Kuina yang memikirkan keluarga mereka yang mati menangis karena itu adalah sebuah guncangan pada hatinya dan juga yang lainnya ketika mereka mendengar suara ledakan itu.
"jangan menangis, jangan berhenti menggerakkan tanganmu, kita tidak akan kalah" sahut Kiriya yang saat ini masih menggerakkan kuasnya, walau begitu dia juga sama terguncangnya dengan saudarinya.
Kuina yang mendengar ini langsung saja dia meneruskan tugasnya dan segera berhenti menangis walau masih terkejut dengan suara Kiriya, namun dia tetap saja masih mengeluarkan air matanya dan melanjutkan tugasnya dengan baik.
"baik !!" sahut Kuina pada Kiriya lalu melanjutkan tugasnya.
Sedangkan Kyojurou dan Shinjuro yang mendengar ini hanya bisa terdiam dan hanya bisa waspada agar para iblis tidak menyerang mereka.
"Kiriya-Sama benar benar hebat, dia tetap memberi arahan pada para pemburu iblis yang lain meskipun dia masih terguncang dengan kematian ayahnya" sahut Kyojurou pada ayahnya Shinjuro.
"dia membuat arahannya dapat didengar bukankah begitu ayah ?" tanya Kyojurou dengan serius pada ayahnya.
"benar, walau usia anak anak ini masih sangat dini mereka membuatku semangatku bukankah begitu Kyojurou ?" balas Shinjuro dengan senyum lembut pada anaknya.
"humu.." balas Kyojurou dengan senyum cerah pada ayahnya.
Sedangkan ruangan dibelakang Kiriya dan yang lainnya saat ini ada seorang pria tua sedang merawat Nezuko yang saat ini sedang kesakitan karena efek obat dari Tamayo.
'dia terlihat kesakitan, bertahanlah Nezuko dan menanglah Tanjiro'