Chereads / Di Dunia Anime Dengan System / Chapter 58 - Pertempuran Terakhir 2

Chapter 58 - Pertempuran Terakhir 2

Saat ini Tanjiro sedang menghindari serangan Akaza lalu melancarkan serangannya diudara dengan memutar tubuhnya lalu menebas tangan kirinya Akaza.

"Tarian Dewa Api : Kereta Kuda Api"

Baik itu Sabito, Giyuu dan Makomo mereka sekarang sedang melihat teknik pernafasan milik Tanjiro yang saat ini sedang menebas tangan Akaza dibelakangnya.

Tentu tangan Akaza tertebas dan terpotong, setelah Tanjiro memotong lengannya langsung saja dia bersiap untuk bertarung melawan Akaza sembari menengok kebelakang.

Tiba tiba saja Akaza memberikan serangan kearah wajah Tanjiro dengan bagian belakang tangannya, tentu Tanjiro yang melihat ini langsung menghindarnya.

"Tarian Dewa Api : Pelangi Parhelion"

Langsung saja Tanjiro menghilang dan digantikan oleh siluet api pelangi ketika Akaza akan menyerang Tanjiro, tiba tiba saja Akaza merasa wajahnya tertebas oleh Tanjiro.

Sedangkan Tanjiro saat ini sedang dibelakang Akaza lalu mengambil ancang ancang bersiap untuk menyerangnya, tentu Akaza yang melihat ini langsung saja menggunakan teknik darah iblisnya.

" 'anak ini tidaklah lemah jangan hina dia' sekarang aku setuju dengan perkataan Kyojurou pada saat itu, bahwa kau tidak lemah dan aku mulai menghormatimu sekarang" sahut Akaza sembari menyebarkan teknik darah iblisnya.

"Teknik Penyebaran : Serangan Penghancur Jarum Kompas"

Terlihat ukiran pola salju dan tulisan angka 0 sampai 10 dengan tulisan kanji kuno ditanah yang Akaza pijaki saat menggunakan teknik penyebaran miliknya.

"baiklah kalau begitu, kita mulai waktu berpestanya" sahut Akaza yang saat ini sedang tersenyum kearah Tanjiro.

Sedangkan Sabito dan Giyuu yang mendengar ini langsung saja menggunakan teknik pernafasan mereka pada Akaza dengan teknik yang sama.

"Teknik Pernafasan Air Bentuk Ketiga : Tarian Arus Cepat"

Terlihat gerakan mereka berdua yang sedang menyerang Akaza tidak mengganggu teknik mereka satu sama lain, sedangkan Akaza langsung saja menangkis serangan mereka berdua dengan tangan kosongnya.

"Pilar Air ? sudah 50 tahun terakhir sejak aku bertemu dengan pilar air yang kuat, apalagi 3 orang pilar air sekaligus, mengagumkan !!" teriak penuh semangat Akaza pada Sabito dan Giyuu yang melihat teknik mereka.

"Serangan Penghancur Maut : Mode Perang"

Terlihat kalau Akaza menggunakan serangan jarak jauh dengan pukulan kuatnya pada Sabito dan Giyuu, terlihat beberapa siluet pukulan Akaza menyerang mereka saat ini juga.

"Teknik Pernafasan Air Bentuk Kesebelas : Ketenangan"

Langsung saja Giyuu menggunakan teknik pernafasan airnya yang dia buat untuk menahan serangan Akaza tanpa menggerakkan tubuhnya dan hanya tangannya saja yang bergerak memotong serangan jarak jauhnya Akaza dengan cepat.

Tentu setiap serangan yang ditebas oleh Giyuu melewati dirinya dan juga Sabito tanpa mengenai mereka berdua, sedangkan Akaza yang melihat ini langsung mengagumi teknik Giyuu.

"hebat.. pilar terakhir yang aku bunuh tidak pernah menggunakan teknik seperti itu" sahut Akaza dengan semangat ketika melihat teknik berpedangnya Giyuu.

Sedangkan Tanjiro yang melihat Akaza sedang lengah langsung saja mengeksekusi tekniknya pada Akaza.

"Tarian Dewa Api : Cermin Merah Membara"

Langsung saja Tanjiro melakukan 2 tebasannya yang berputar pada Akaza, namun sebelum tebasan Tanjiro mencapai Akaza tiba tiba saja dia menghilang.

Tanjiro yang melihat ini terkejut namun dia merasakan Akaza berada dibelakangnya dan langsung menyerang bagian leher Tanjiro dengan cepat.

Sedangkan Tanjiro yang melihat ini langsung menghindar menggunakan tarian pelangi parhelionnya namun tidak sempat untuk menghindari serangan Akaza yang sedikit lagi hampir membunuhnya.

Sebelum dapat menyerang Tanjiro langsung saja Sabito dan Makomo yang melihat ini menggunakan teknik mereka untuk membantu Tanjiro.

"Teknik Pernafasan Air Bentuk Kedua : Roda Air"

"Teknik Pernafasan Air Bentuk Keenam : Pusaran Air"

Langsung saja Makamo memotong tangan Akaza sembari memutarkan badannya ketika menebas tangannya Akaza, sedangkan Sabito langsung saja mengeluarkan pusaran untuk menjauhkan Makomo dan Tanjiro dari Akaza.

Tentu Akaza yang melihat ini langsung menghindar dan membiarkan tangan kirinya terpotong untuk menghindari serangan Sabito sebelumnya.

"HAHAHA.. sungguh kerja sama yang hebat" sahut Akaza yang melihat kerja sama Sabito dan Makomo, sedangkan Giyuu langsung saja menyerang Akaza dengan teknik berpedangnya.

Tentu baik itu Akaza dan Giyuu saling menyerang dan juga saling menangkis serangan cepat diantara mereka berdua.

Sedangkan Akaza yang saat ini sedang berususan dengan Giyuu langsung saja menghindar serangan diam diam Sabito dan membantunya.

"INDAHNYA !! INI BARU NAMANYA ILMU PEDANG YANG SUDAH TERASAH !! HEBAT !!" teriak Akaza yang memuji teknik berpedang Sabito dan juga Giyuu yang sudah terasah berkat bantuan Riku sebelumnya.

"BERITAHU AKU NAMA KALIAN ?! SIAPA NAMA KALIAN BERDUA ?! AKU INGIN MENGINGAT KALIAN BERDUA" tanya Akaza dengan semangat dan bahagia ketika melihat teknik berpedang mereka berdua.

"aku tidak akan memberitahukan namaku pada iblis secara sembarangan" sahut Sabito pada Akaza sembari menghindar setiap pukulan Akaza.

"BAIKLAH KALAU BEGITU !! MAKA DARI ITU AKU AKAN BERTANYA LAGI DAN LAGI PADA KALIAN SAMPAI AKU MENGETAHUI SALAH SATU DARI NAMA KALIAN !!" sahut Akaza yang mendengar jawaban Sabito meskipun begitu dia tetap menyerang mereka berdua dengan cepat.

Sedangkan Tanjiro dan Makomo saat ini sedang mencari celah untuk melancarkan serangan tanpa mengganggu mereka berdua, namun bagi Tanjiro yang melihat kaki milik Akaza langsung saja menyerangnya.

"Tarian Dewa Api : Api Wal-"

Namun sebelum dapat menyerang kakinya langsung saja Akaza menggunakan teknik darah iblisnya pada Tanjiro.

"Serangan Penghancur Maut Mode Tendangan : Tendangan Ujung Kepala"

Langsung saja Akaza menggunakan tendangan kuda menggunakan satu kakinya yang akan ditebas oleh Tanjiro dengan kuat.

Tentu Tanjiro yang melihat ini langsung saja menangkis tendangan Akaza dengan pedangnya walau begitu dampak dari tendangan Akaza masih mengenainya hingga Tanjiro mimisan karena tendangan Akaza yang kuat itu.

Sedangkan Makomo yang melihat ini langsung saja menyerang kaki Akaza yang satu lagi dengan tekniknya

"Teknik Pernafasan Air Bentuk Keempat : Serangan Ombak"

Meskipun Makomo menyerang kakinya dengan serang miliknya tetap saja Akaza masih dapat menghindari serangan Makomo dengan mudah.

Sedangkan Akaza yang saat ini sedang bertarung dengan mereka bertiga saat ini semakin lama mereka bertarung justru mereka semakin cepat dan membuat Akaza sedikit kerepotan dengan Sabito, Giyuu dan Makomo yang berada didepannya saat inj.

Langsung saja Akaza menggunakan teknik darah iblisnya pada mereka bertiga dan melempar mereka bertiga cukup jauh.

"Serangan Penghancur Maut Mode Kaki : Aliran Kilatan Cahaya"

Terlihat tendangan bertubi tubi yang cukup kuat pada Sabito, Giyuu dan Makomo hingga membentur beberapa tembok tatami hingga hancur.

"SABITO-SAN !! GIYUU-SAN !! MAKOMO-SAN !!" teriak panik Tanjiro ketika melihat mereka bertiga terpental karena tendangan Akaza.

"Sabito, Giyuu dan Makomo jadi nama itu mereka, maka akan aku ingat nama mereka" sahut Akaza yang saat ini sedang disamping Tanjiro dan langsung memukulnya.

Tentu Tanjiro yang melihat ini terkejut dan langsung saja menghindari pukulan Akaza sebelumnya, setelah itu baik Tanjiro dan Akaza langsung saja mereka berdua mengeluarkan teknik mereka masing masing dan saling menyerang.

"Tarian Dewa Api : Matahari Pembakaran Tulang"

"Serangan Penghancur Maut : Dua Lapis Sumbu Iblis"

Terlihat siluet pukulan Akaza dan tebasan api Tanjiro saling beradu, namun Tanjiro masih menerima dampaknya dan segera terpental dan menabrak tembok yang berada dibelakangnya.

"gerakan yang bagus, kau sudah berlatih keras dalam waktu singkat biarkan aku memujimu, padahal malam itu kau tergelatak ditanah seperti orang lemah" sahut Akaza yang saat ini sedang melemaskan tangan kirinya.

"tapi astaga lihat dirimu sekarang pertumbuhanmu membuatku terkejut, aku merasa senang hingga jantungku mau lepas HAHAHA.." tawa Akaza yang saat ini sedang melihat perkembangan Tanjiro yang begitu cepat hingga membuatnya senang.

Sedangkan Tanjiro saat ini sedang mencoba berdiri dan mengambil ancang ancangnya ketika mendengar perkataan Akaza mengenai dirinya.

"aku berharap kalau Kyojurou mati pada malam itu, agar dia tidak bisa bertambah kuat, tapi aku yakin dengan luka yang dia terima waktu itu sekarang dia sedang duduk diam, padahal dia bisa saja menjadi kuat namun dia mempunyai pandangan bodoh untum tetap hidup sebagai manusia" lanjut Akaza yang masih mengingat tentang pembicaraan mereka malam itu.

Sedangkan Tanjiro yang mendengar ini terdiam lalu melihat kearah Akaza dengan pandangan penuh amarah terhadapnya.

"kau bilang apa !! kau dasar sampah terkutuk !! tutup mulutmu dan jangan bicara tentang Rengoku-San" sahut Tanjiro pada Akaza.

"memangnya kenapa aku sedang memuji kalian kau dan Kyojurou" lanjut Akaza dengan santainya berbicara pada Tanjiro.

"tidak kau sedang menghinanya kau terus meludahi wajah orang lain tanpa memperdulikan siapa yang sedang kau hadapi" balas Tanjiro pada Akaza.

"Tanjiro kau salah mengertikan sesuatu, aku hanya membenci orang lemah, makanya aku hanya meludahi orang lemah" sahut Akaza dengan senyum diwajahnya pada Tanjiro.

"dan benar, aku merasa jijik dengan orang lemah mereka membuatku ingin muntah, hukum alam mewajibkan mereka harus dihabisi" lanjut Akaza dengan nada tidak senangnya pada Tanjiro bahkan senyumannya pun mulai menghilang.

"Akaza.. semua yang kau katakan itu salah dan kenyataannya bahwa kau berdiri disini adalah buktinya, bayi yang baru lahir jauh lebih lemah dari pada siapapun, mereka membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup" sahut Tanjiro pada Akaza.

"kau pun juga sama Akaza, meskipun kau tidak ingat tapi ketika kau masoh bayi, seseorang melindungi dan merawatmu, itulah mengapa kau masih hidup sampai sekarang" lanjut Tanjiro dengan wajah sedihnya pada Akaza.

"dan sudah seharusnya yang kuat melindungi yang lemah dengan begitu yang lemah akan menjadi kuat kemudian mereka akan melindungi yang lebih lemah, itulah hukum alam yang benar !!" teriak Tanjiro pada Akaza sambil mengeratkan pedangnya yang dia pegang saat ini.

"AKAZA !! CARA BERPIKIRMU TIDAK BISA DIMAAFKAN, AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANMU BERTINDAK DENGAN SESUKA HATIMU !!" teriak Tanjiro pada Akaza yang saat ini sedang mengeratkan tangannya dengan kesal.

Tiba tiba saja dia menyerang udara yang berada di belakangnya, sedangkan Tanjiro yang melihat ini bingung lalu Akaza melihat kearah Tanjiro.

"kau benar benar menjengkelkan !!" sahut Akaza yang saat ini sedang marah dan kesal pada Tanjiro, langsung saja dia menyerang kearah Tanjiro dengan cepat.

"Serangan Penghancur Maut Mode Penghancur : Seribu Sambaran Pohon Dedalu"

Sedangkan Tanjiro yang melihat Akaza menyerang langsung saja menghindar, terlihat retakan pada lantainya ketika Akaza mendaratkan serangannya pada lantainya.

Ketika Tanjiro mendarat dari serangan Akaza sebelumnya, tiba tiba saja Akaza berada didepannya saat ini lalu Akaza menendangnya dengan kuat.

"Serangan Penghancur Maut Mode Tendangan : Lingkaran Ribuan Planet Terbang"

Terlihat tendangan Akaza terdapat efek angin berputar pada kakinya ketika menendang, meskipun begitu Tanjiro masih dapat menahan tendangan Akaza dengan gagang pedang mililnya.

Dan saat ini mereka berdua sedang bertukar serangan pedang, pukulan, dan tendangan yang terlihat cukup sengit dalam pertarungan mereka berdua.

---

Sedangkan Kanae dan Shinobu saat ini sedang berjalan dan mencari keberadaan Muzan, namun mereka mencium bau darah didepan pintu itu saat ini.

Baik Kanae dan Shinobu yang melihat ini hanya menganggukan kepala meraka dan segera masuk, terlihat seorang iblis sedang memakan tumpukan para gadis dibawahnya dengan bercak darah mengalir dibawahnya.

Sedangkan Kanae yang melihat ini dia tahu siapa iblis yang berada didepan mereka saat ini, namun Shinobu saat ini sedang melihat kearah iblis itu dengan kesal dan ingin menebasnya.

Tentu Kanae yang melihat Shinobu langsung saja menahannya agar tidak gegabah, sedangkan Shinobu yang melihat ini langsung saja menenangkan dirinya.

"wahh.. ada yang datang ? bukankah ini adalah seorang gadis yang aku lawan waktu itu namun diganggu oleh bocah bulan waktu itu" sahut iblis itu yang sedang asik memakan tangan kiri gadis yang dia makan pada Kanae dan Shinobu.

"kalian terlihat lezat, aku seharusnya berterima kasih pada Nakime-Chan nanti !!" lanjut iblis itu pada Kanae dan Shinobu yang saat ini sedang menatap dirinya dengan penuh amarah namun mereka masih dapat mengontrol emosi mereka saat ini.

---

Sedangkan ditempat lain terlihat Mitsuri dan Obanai sedang bertarung dengan iblis bulan atas 4 atau Nakime terlihat mereka berdua cukup kesulitan sebab Nakime selalu membuat beberapa pintu geser untuk menjauhi mereka sembari menyerang dengan bentengnya.

Tentu iblis itu adalah seorang wanita bermata satu besar dan sedang membawa biwa untuk mengendalikan seluruh benteng iblis ini dan mencoba untuk menjauhan mereka berdua dari dirinya agar benteng iblis ini tidak runtuh.

---

Sedangkan saat ini Uzui Muichirou dan Sanemi sedang bertarung dengan iblis bulan atas 1 terlihat tebasan Sanemi dan iblis itu saling beradu walau Sanemi sendiri cukup kerepotan dengan bilah bulannya yang iblis bermata enam itu keluarkan.

Sedangkan iblis bulan atas 1 atau Kokushibo saat ini dia sedikit terkejut ketika melihat Muichirou dan juga Sanemi dapat menghindari setiap serangannya dengan mudah.

Bahkan Uzui sempat menyerangnya dengan pedangnya dan juga bom berukuran kecil seperti mereka sudah pernah melawannya sebelumnya.

"sepertinya kalian bertiga cukup hafal dengan teknik yang aku keluarkan pada kalian berdua" sahut Kokushibo

"hahaha... tentu saja kau pikir hanya kau saja yang mempunyai teknik ini, salah satu dari kami pun juga memilikinya" tawa Sanemi sambil menyerang Kokushibo dengan cepat bagai angin itu sendiri.

Sedangkan Kokushibo yang mendengar ini tersentak sebab ada yang bisa menggunakan pernafasan bulannya pada era ini.

Tentu Muichirou dan Sanemi langsung saja menyerang Kokushibo yang saat ini sedang terkejut dengan cepat, sedangkan Uzui hanya membuat Kokushibo kehilangan fokusnya saja.

Tujuan mereka bertiga saat ini adalah untuk menahan Kokushibo agar para pilar yang kosong datang pada mereka dengan cepat.

---

Sedangkan Riku saat ini sedang menebas beberapa iblis tanpa akal yang selalu datang kearahnya dengan jumlah yang tidak wajar membuatnya cukup kesal.

Dan Genya saat ini masih bersembunyi dengan kertas jimat pemberian Yushiro padanya, namun ketika dia ingin menyerang iblis itu dengan senapannya, langsung saja Riku memberitahukan dirinya untuk menyimpan pelurunya ketika melawan Muzan.

Tentu Genya yang mendengar ini hanya menurutinya dan tetap mengikuti Riku dibelakangnya yang saat ini sedang menebas iblis itu dengan kejam karena kesal.

"SIAL BERAPA BANYAK LAGI IBLIS YANG HARUS KUTEBAS SAAT INI !!" teriak Riku sembari menebas dengan marah karena iblis iblis itu tidak ada habisnya.

---

"Tarian Dewa Api : Tebasan Kabut Api"

Terlihat pedang Tanjiro saat ini dilapisi dengan kabut dari teknik miliknya sedang menebas kearah lehernya Akaza, sedangkan Akaza sendiri saat ini sedang berusaha untuk menghindari serangan Tanjiro.

Namun ujung pedang Tanjiro terlihat seperti memanjang kearah lehernya Akaza, meskipun begitu Akaza masih dapat menghindari serangan tersebut walau tenggorokan Akaza terpotong.

Meskipun begitu Akaza masih bisa meregenerasi tubuhnya dengan cepat, langsung saja dia berteriak pada Tanjiro dengan senang ketika melihat tekniknya.

"HAHAH TEKNIK YANG MENGHIBUR, BAGAIMANA CARAMU MENGAYUNKAN PEDANGMU !! UJUNG PEDANGMU SEPERTI TERPERANGKAP DALAM KABUT, HAL ITU MEMBUATKU PENASARAN !!" teriak Akaza penuh semangat ketika melihat teknik berpedangnya Tanjiro lalu menyerangnya.

Tanjiro yang melihat ini langsung saja menghindar lalu mengeksekusi teknik miliknya pada Akaza.

"Tarian Dewa Api : Api Wal-"

Sebelum Tanjiro dapat menebas Akaza tiba tiba saja dia menangkap pedang Tanjiro dengan kedua lengannya terlihat Akaza ingin mematahkan pedangnya Tanjiro.

Sedangkan Tanjiro yang melihat ini langsung saja membenturkan kepalanya yang keras pada Akaza namun itu tidak berefek pada Akaza.

"benturan kepala yang bagus" sahut Akaza yang merasakan benturan kepala Tanjiro.

Tentu Tanjiro yang melihat ini langsung menggunakan kakinya, dan hasilnya masih sama saja tidak berefek pada Akaza bahkan dia justru mencoba untuk mengeratkan genggaman dan mencoba untuk memotong pedangnya.

Namun sebelum melakukan itu tiba tiba saja kedua lengan milik Akaza terpotong dengan mulus, tentu Tanjiro yang melihat ini terkejut dan melihat kalau yang menebas tangannya Akaza adalah Giyuu.

"wow.. bung kau membuat kami bertiga terlihat seperti mainanmu saja, bagaimana kalau kita percepat dan segera mengakhiri pertarungan ini" sahut Giyuu yang saat ini sedang menggunakan Mark.

Sebelum dapat membalas perkataannya Giyuu langsung saja Sabito menggunakan teknik pernafasannya pada Akaza yang sedang lengah.

"Teknik Pernafasan Air Bentuk Kesebelas : Banjir Naga"

Terlihat siluet berupa banjir para naga berada pada belakang Sabito yang mengikuti tebasannya pada Akaza, sedangkan Akaza yang melihat ini langsung saja menggunakan teknik darah iblisnya pada serangan Sabito.

"Serangan Penghancur Maut : Dua Lapis Sumbu Iblis"

Terlihat kalau jumlah pukulan yang Akaza keluarkan sangat banyak dan serangan mereka berdua yang menyebabkan sebuah dorongan angin dan debu yang menutupi pandangan mereka yang saat ini sedang bertarung disana.

Sedangkan kondisi Akaza sendiri sudah terlihat banyak sekali bekas luka pada sekujur tubuhnya sebab dia lengah, sedangkan Akaza yang melihat ini langsung saja dia meregenerasi tubuhnya dengan cepat lalu menggunakan teknik darah iblisnya pada mereka semua.

"Menyebarkan Jurus : Jurus Terakhir Logam Cahaya Biru Pengacau"

Langsung saja Akaza menyebarkan pukulannya kesegala arah pada mereka bertiga kecuali Tanjiro yang saat ini sedang mendapatkan pencerahan dari tekniknya.

Tentu mereka bertiga menghindari serangan milik Akaza walau Makomo hampir mengenai serangan Akaza justru dia menggunakan teknik barunya yang dia ciptakan ketika melihat teknik api parhelion milik Tanjiro.

"Teknik Pernafasan Air Bentuk Kesebelas : Bayangan Air"

Ketika serangan Akaza mengenai Makomo justru serangan itu mengenai siluet bayangan air milik Makomo yang saat ini sedang menghindar serangan Akaza dengan cepat.

Sedangkan Tanjiro saat ini langsung meneriaki nama Akaza ketika dia sedang fokus pada Sabito, Giyuu dan Makomo.

Tentu mereka bertiga yang mendengar ini mengutuk Tanjiro sebab berteriak kearahnya dengan keras, sedangkan Akaza yang melihat ini langsung saja dia mencoba untuk menyerang Tanjiro.

Namun yang dia lihat saat ini adalah hawa kehadiaran yang tidak bisa dia rasakan pada Tanjiro seperti melawan batang pohon itu sendiri.

Tentu Akaza tidak ambil pusing sebab dia berpikir ketika Tanjiro menyerangnya maka niat atau hawa kehadirannya akan terlihat lagi ketika dia menyerangnya.

"Tarian Dewa Api : Matahari Terbenam"

Langsung saja Tanjiro menebas kepala Akaza dengan rapi sembari menghindari serangan Akaza sebelumnya, tentu Sabito dan yang lainnya yang melihat ini terkejut dan tidak percaya.

Sedangkan Akaza sendiri yang kepala tertebas dan hampir terjatuh langsung saja dia mencoba untuk meregenerasikan kepalanya kembali.

Tentu Giyuu yang melihat ini langsung saja melemparkan pedangnya tepat dikepala Akaza hingga terjatuh dan

merubah kepalanya menjadi abu secara perlahan.

Sedangkan tubuhnya tidak berubah dan masih utuh berdiri disana lalu tubuh itu menendang Tanjiro dan mulai menyerang yang lainnya yang saat ini masih terkejut dengan hal ini.

Tentu kepala Akaza mulai meregenerasi secara perlahan namun Tanjiro yang saat ini bangkit dari lantai yang disebabkan oleh tendangan Akaza langsung saja mulai menyerangnya.

Namun pedang yang Tanjiro pegang terlepas karena otot otot lengannya sudah mencapai batas meskipun begitu Tanjiro tetap menyerangnya walau menggunakan tangan kosongnya pada Akaza.

Sedangkan Akaza yang menerima serangan ini langsung saja mulai menyebarkan jurusnya, tentu Tanjiro yang melihat ini langsung mendorong Sabito, Giyuu dan Makomo walau mereka bertiga sudah memperingati Tanjiro.

Namun serangan Akaza tidak mengarah pada mereka berempat justru dia mengarahkan serangannya pada dirinya, bahkan dia sempat tersenyum lembut pada Tanjiro.

Tentu Tanjiro yang melihat ini terkejut dan bingung dengan tingkah Akaza, langsung saja serangan yang Akaza keluarkan mengarah pada dirinya hingga membuat tubuhnya benar benar hampir hancur karena serangannya.

Setelah itu langsung saja dia berjalan kearah yang berlawanan dan segera terduduk hingga regenerasi pada tubuhnya terhenti lalu mulai mengubah tubuhnya menjadi abu secara perlahan.

Sedangkan Sabito, Giyuu, Makomo dan Tanjiro yang melihat pertempuran mereka dengan Akaza sudah selesai dan dimenangkan oleh mereka berempat.

"sudah selesai"