Chereads / Di Dunia Anime Dengan System / Chapter 53 - Hawa Membunuh & Sebuah Rencana

Chapter 53 - Hawa Membunuh & Sebuah Rencana

"saat ini penyakit yang diderita tuan kita Kagaya semakin memburuk dan dia meminta maaf karena tidak bisa menghadiri pertemuan kali ini" sahut Amane pada para pilar saat ini dengan membungkukkan badannya yang diikuti oleh anak mereka dibelakang Amane.

Sedangkan Riku dan yang lainnya ketika mendengar suara Amane langsung saja membalikkan badan mereka dan membungkukkan badannya pada Amane yang sedang membungkukkan badannya pada mereka saat ini.

"kami mengerti.. jadi aku ingin kau tetap tabah dengan penyakitnya Oyakata-Sama dan biarkan kami berdoa agar Oyakata-Sama baik baik saja, Amane-Sama" sahut Riku dengan lembut dan masih membungkukkan badannya pada Amane.

"hmm.. apa yang dikatakan Riku adalah sebuah berkah, aku akan berdoa agar api di dalam Oyakata-Sama dapat terus berkobar walau hanya satu hari saja, Amane-Sama" lanjut Gyoumei pada Amane sembari berdoa kepada Kagaya agar dapat bertahan lama.

Sedangkan Amane yang mendengar ini bergeming namun ia tetap melanjutkan tugasnya dalam rapat ini dan berterima kasih pada mereka.

"tentu terima kasih untuk kalian semua para pilar yang sudah mendoakan Oyakata-Sama, jadi aku akan langsung keinti pembicaraan ini" jawab Amane berterima kasih pada Riku dan para pilar yang lainnya sudah mendoakan Kagaya.

"mungkin diantara kalian sudah tahu kalau ada iblis yang sudah menaklukkan matahari dan dia sekarang berada disini, kemungkinan besar Kibutsuji Muzan akan mengejar iblis itu sehingga dia sendiri bisa menaklukkan matahari itu sendiri" sahut Amane yang menjelaskan semuanya pada para pilar tentang informasi ini.

"dan pertempuran besar akan benar benar terjadi karena kehadirannya, bukankah begitu Amane-Sama" sahut Riku dengan wajah datar namun serius bertanya pada Amane.

"yahh.. sesuai yang dikatakan oleh Riku-Dono sebelumnya kemungkinan kita akan berperang melawan iblis itu" sahut Amane pada para pilar yang saat ini terkejut dengan perkataan Amane kecuali Riku dan Gyoumei.

"lalu kami mendapatkan laporan bahwa ada sebuah tanda aneh muncul pada Kanroji-Sama dan Tokitou-Sama ketika melawan iblis bulan atas 4 dan 5" namun sebelum melanjutkan perkataan Amane tiba tiba saja dia mendengar gumaman Riku yang saat ini terkejut mendengar penjelan Amane.

"Demon Slayer Mark" gumam Riku yang terkejut jika ada orang yang dapat membangkitkan demon slayer mark selain dirinya.

"Riku-Dono apa kau tahu mengenai tanda itu ?" tanya Amane yang saat ini melihat Riku terkejut ketika menjelaskan ini begitu juga dengan para pilar yang saat ini menatapnya dengan penasaran.

"ahh.. maaf Amane-Sama sepertinya anda mendengar gumaman saya sebelumnya, dan yah saya tahu dengan tanda yang muncul pada Kanroji Mitsuri dan Tokitou Muichirou sebab saya juga memilikinya" sahut Riku yang mengejutkan Amane dan juga para pilar yang lainnya.

"lalu apakah anda tahu cara membangkitkan tanda tersebut Riku-Dono, sebab selama masa sengoku ada beberapa ahli pedang dari nafas pertama yang nyaris mengakhiri Kibutsuji Muzan dan mereka mempunyai tanda yang mirip dengan iblis" sahut Amane pada Riku sedangkan yang lainnya hanya bisa terkejut ketika mendengar penjelasan Amane.

"tapi kenapa anda tidak memberitahukan soal ini sebelumnya Amane-Sama" tanya Sanemi yang mewakilkan para pilar yang saat ini sedang bingung dengan penjelasan Amane.

Sedangkan Riku dan Amane yang mendengar ini hanya diam lalu mereka berdua saling pandang dan Riku pun menganggukan kepalanya pada Amane, dan Amane hanya menganggukan kepalanya saja dan membiarkan dirinya yang menjelaskan.

"sebab banyak dari orang yang merasa kalau tanda itu tidak akan pernah muncul dan karena itulah informasi tentang tanda itu semakin pudar seiring berjalannya waktu" jelas Amane pada para pilar saat ini.

"namun satu hal pasti yang kami ketahui ketika seseorang memperoleh tanda tersebut, tanda itu akan menyebar ke orang lain, seolah tanda itu beresonasi" lanjut Amane pada para pilar.

"dan seperti itulah salah satu ahli pedang nafas pertama mengatakannya dalam beberapa catatan kuno yang Riku-Dono bawakan ketika masa pelatihannya" sahut Kiriya tentang buku yang dibawakan oleh Riku selama pelatihan miliknya pada Kagaya.

Tentu semua pilar langsung melihat Riku dengan terkejut karena selama ini dia yang membawakan informasi penting ini untuk mereka, namun Riku hanya menghiraukan mereka dan masih mendengarkan Amane dengan serius.

"dan seperti yang kita tahu kalau Riku-Dono mengetahui tentang tanda itu, lalu apakah Riku-Dono bisa membantu kami, bagaimana anda dapat membangkitkan tanda itu ?" tanya Amane yang saat ini sedang menatap Riku dengan wajah penasarannya, begitu juga dengan yang lainnya.

Sedangkan Riku yang melihat ini hanya menganggukan kepalanya lalu mulai menjelaskan tentang tanda itu.

"Demon Slayer Mark merupakan tanda aneh yang kalian bicarakan saat ini, dan tanda itu memiliki fungsi lain seperti meningkatkan kemampuan fisik, melihat gerakan yang sangat cepat, bahkan dapat memprediksi atau bereaksi terhadap gerakan musuh, namun bukan hanya itu saja tanda itu memiliki fungsi yang lain bernama Dunia Transparan yaitu dimana setiap pemburu iblis yang memiliki tanda ini akan dapat melihat otot, sendi, dan aliran darah makhluk hidup" sahut Riku yang menjelaskan semua yang dia ketahui pada mereka semua yang hadir saat ini.

Tentu mereka yang mendengar ini terkejut, namun segera Muichirou bertanya pada Riku soal kemampuan dunia transparan itu.

"lalu Riku-San, apakah kau tahu cara mengaktifkan fungsi yang satu lagi ?" tanya Muichirou pada Riku sedangkan yang lainnya hanya menatap Riku dengan penasaran.

"hmm.. untuk mengaktifkan fungsi itu kalian harus melakukan pernafasan dan gerakan yang benar lalu mengeluarkan kekuatan maksimalmu dengan gerakan seminimal mungkin, saat kalian bisa melakukannya pikiranmu perlahan akan menjadi tembus pandang, dan itulah cara mengaktifkan fungsi tersebut" jawab Riku yang memegang dagunya lalu menjelaskan fungsi tersebut pada Muichirou dan yang lainnya, sedangkan mereka hanya bisa mendengarkan apa yang Riku katakan barusan.

"lalu Riku apakah kamu sudah mengaktifkan tanda mark itu beserta fungsi yang kamu jelaskan sebelumnya" tanya Sabito pada Riku dengan serius.

"yahh.. aku sudah pernah menggunakan fungsi dunia transparan ketika melawan iblis bulan atas 2 waktu itu walau hanya bisa menahannya bahkan aku pun gagal untuk membunuhnya sebab dia kabur sebelumnya" jawab Riku pada Sabito dengan kesal karena mengingat kejadian itu dan tanpa sengaja mengeluarkan nafsu membunuhnya yang dapat dirasakan oleh mereka semua, termasuk Amane dan anaknya.

Sedangkan Sabito dan para pilar yang merasakan hawa membunuh yang sangat kuat dari Riku hanya bisa terdiam dan berkeringat dingin saja ketika merasakan ini.

Namun tiba tiba saja Gyoumei memperingati Riku tentang keadaan Amane dan yang lainnya yang saat ini sedang menahan hawa membunuh Riku.

"Riku-Dono, sebelum itu bisakah anda menenangkan dirimu terlebih dahulu anda membuat Amane-Sama dan yang lainnya tertekan" sahut Gyoumei yang menoleh kepala nya pada Riku.

Sedangkan Riku yang mendengar ini langsung saja menarik hawa membunuhnya lalu menenangkan dirinya dan segera meminta maaf pada Amane-Sama.

"maafkan saya atas kelakuan yang saya perbuat pada anda dan yang lainnya Amane-Sama, saya tersulut emosi sebelumnya" sahut Riku sambil membungkukkan badannya pada Amane yang saat ini tubuhnya sedang bergetar, begitu juga dengan yang lainnya.

Sedangkan Gyoumei hanya bulu kuduknya yang berdiri ketika merasakam hawa membunuh Riku sebelumnya.

"a.. ahh.. tidak apa apa Riku-Dono, lalu apakah Riku-Dono bisa menjelaskan bagaimana cara anda mengaktifkan Demon Slayer Mark ? " tanya Amane pada Riku walau tubuhnya masih sedikit bergetar namun ia tetap harus tegar dihadapannya.

"baiklah kalau begitu, akan saya jelaskan cara untuk membangkitkan Mark tersebut apabila seseorang dapat selamat dari kondisi yang dapat mengancam nyawa mereka, lalu memiliki detak jantung lebih dari 200 bpm dan suhu tubuh lebih dari 39°Celcius" sahut Riku sambil menjelaskan cara membangkitkan Mark tersebut pada Amane dan yang lainnya dengan nada tenang agar mereka tidak ketakutan dengan hawa membunuhnya yang sebelumnya dia keluarkan tanpa sengaja.

"tch.. jadi semudah itu ya ?" sahut Sanemi ketika mendengar ini dari Riku.

"aku iri terhadap orang bodoh yang bilang itu hal mudah" sahut Giyuu yang mendengar penjelasan Sanemi.

"apa ?" sahut Sanemi sambil menatap Giyuu dengan kesal begitu juga dengan Obanai yang sama sama menatap Giyuu.

"yahh.. apa yang dikatakan Giyuu memang benar, jika kalian berpikir untuk mendapatkan tanda ini adalah hal yang mudah, maka seharusnya kita sudah memiliki tanda ini sejak awal atau mungkin leluhur kita sebelumnya sudah membunuh Kibutsuji Muzan dan tidak akan ada yang namanya iblis didunia ini" sahut Riku dengan kesal ketika mendengar perkataan Sanemi dengan nada marah.

Tentu Sanemi yang mendengar ini hanya bisa terdiam dan mengutuk dirinya saja sambil melihat kearah Riku dengan kesal, begitu juga dengan yang lainnya ketika mendengar ini hanya bisa menanamkan ini dihati mereka jangan pernah membuat marah sang pilar bulan yang satu ini.

"sepertinya memunculkan tanda ini adalah prioritas utama bagi para pilar" sahut Shinobu yang mendengar penjelasan Riku sebelumnya.

"setuju, tolong informasikan kepada Oyakata-Sama, kalau kita akan melakukan sesuatu tentang hal ini agar beliau bisa tenang ketika mendengar ini" sahut Gyoumei yang mendengar persetujuan ini pada Amane.

"kalau begitu terima kasih banyak Riku-Dono tentang informasi ini, lalu ada satu hal yang ingin kukatakan tentang pelatihan Mark kalian" sahut Amane yang berterima kasih pada Riku lalu menyampaikan sesuatu pada para pilar yang lain.

"apa itu ?" sahut Mitsuri yang memiringkan kepalanya sedang bingung dengan apa yang disampaikan oleh Amane pada mereka.

"mereka yang telah memunculkan Mark harus ikut berpartisipasi dalam pelatihan ini, tidak peduli Mark itu muncul pada siapa, dan Riku-Dono aku ingin kau membantu mereka mendapatkan Mark itu" sahut Amane yang menjelaskan ini pada Riku dan yang lainnya.

---

Setelah Amane pergi suasana menjadi sunyi dan tidak ada yang berbicara sama sekali, kecuali Gyoumei yang mengoceh pada dirinya sendiri.

"ahh.. aku paham, tapi jika kita melakukan ini apa yang akan terjadi padaku sekarang namusan..." gumam Gyoumei pada dirinya sembari berdoa.

"Himejima-San aku ingin meminta tolong padamu, dalam rapat kali ini aku hanya akan melatih para pilar dan beberapa orang yang akan aku pilih pada tingkatan yang sama dengan pilar jadi aku ingin kau membantu mereka dalam berdiskusi tentang pelatihan kali ini dan beritahu aku jika diskusi kalian semua benar benar sudah matang" sahut Riku sambil menjelaskan tujuannya pada Gyoumei dan yang lainnya.

"karena hanya itu saja yang bisa aku katakan padamu, maka dari itu aku akan permisi terlebih dahulu untuk menenangkan diri" sahut Riku sambil mengeluarkan kertas lalu menyimpan kertas tersebut lalu berdiri dan pergi dari tempat itu dengan cepat dan meninggalkan siluet dirinya dibelakang ketika pergi tanpa menunggu jawaban dari Gyoumei sekali pun.

---

Setelah Riku pergi suasana yang sebelumnya berat jadi ringan karena kepergiannya, langsung saja mereka menghela nafas lega sedangkan Gyoumei yang ingin menjawab Riku namun dia sudah pergi dan hanya membiarkan Riku untuk menenangkan dirinya.

"wahh.. Tokitou-Kun itu benar benar menakutkan kau tahu itu bukan ?" tangis Mitsuri lalu memeluk Muichirou dengan erat, sedangkan Obanai yang melihat ini dia merasa kesal.

"ha.. benar benar kehadiran yang sangat kuat membuat kita semua menjadi elok karenanya" sahut Uzui sambil menghela nafas lega setelah kepergiannya.

"ya.. kau benar bahkan aku merasa jika kita akan mati karena hawa membunuhnya yang dia keluarkan sebelumnya" sahut Sabito yang juga sama mengeluarkan nafas leganya.

"kau pikir ini salah siapa ha ?" sahut Makomo yang kesal pada Sabito dan Sanemi, sedangkan mereka langsung saja menoleh ketika merasakan tatapan kesal Makomo.

"ahahah.. maaf" sahut Sabito sambil tertawa canggung ketika dirinya mengingatkan Riku soal kejadian itu padanya.

"bahkan Sanemi yang notabanenya orang gila pun akan tunduk karena kehadiran Riku" sahut Giyuu sambil mengejek Sanemi dengan sengaja.

"HAA !!?" teriak Sanemi yang segera berdiri ingin menghajar Giyuu, sedangkan dirinya hanya menoleh kearah yang lain.

"mah.. mah.. sudahlah kalian berdua daripada melanjutkan pertengkaran kalian lebih baik kalau kita membahas tentang pelatihan kita kali ini" sahut Kanae yang mencoba untuk memisahkan Sanemi dan Giyuu yang sebentar lagi akan bertengkar.

"ahh.. sungguh kehadiran yang sama persis dengan Oyakata-Sama membuatku mengaguminya, namu.." sahut Gyoumei yang merasakan aura yang dipancarkan oleh Riku sama persis dengan Kagaya.

"yahh.. jika saja tidak ada orang bodoh yang membuat Riku marah mungkin dia akan benar benar mirip dengan tuan kita Oyakata-Sama" sahut Shinobu pada para pilar yang lainnnya, sedangkan mereka semua menyetujui perkataan Shinobu tentang sikapnya yang ramah pada orang lain.

Ketika Sabito dan Sanemi yang mendengar penjelasan Shinobu, Sabito hanya bisa tertawa canggung sedangkan Sanemi hanya menoleh dan berdecih karena kesal.

"tapi yang lebih penting apa isi kertas yang Riku berikan sebelumnya ?" tanya Shinobu sambil melihat kertas yang Riku tinggalkan ketika dia pergi sebelumnya.

Ketika mereka mendengar pertanyaan Shinobu langsung saja mereka menoleh kearah kertas yang ditinggalkan oleh Riku sebelumnya, langsung saja Makomo mengambil kertas itu lalu melihat isi kertas yang ditinggalkan Riku sebelumnya.

"ini.. adalah alamat rumah Riku" sahut Makamo yang sempat bingung namun tetap memberitahukan hal ini pada pilar yang lain.

---

Sedangkan di tempat lain Tanjiro saat ini sedang rawat dikediaman kupu kupu dam sedang berbicara dengan Haganezuka yang terlihat sedang mengceramahi Tanjiro karena pedang yang Haganezuka asah sebelumnya masih ada bekas karat dipedangnya dan tidak bisa hilang.

"dengar Tanjiro kau harus membawakan aku pangsit mitarashi mulai dari sekarang sampai aku mati, mengerti" sahut Haganezuka sambil menarik rambut Tanjiro lalu menusukkan topeng hyotoko miliknya pada pipi Tanjiro dengan kesal.

"ba.. baiklah akan kulakukan" jawab Tanjiro yang saat ini sedang kesakitan karena topeng milik Haganezuka.

Setelah mendengar ini langsung Haganezuka pergi sembari menahan tangisannya karena kelakuan Tanjiro sebelumnya.

"terima kasih banyak !! hati hati dijalan !!" teriak Tanjiro pada Haganezuka yang menghiraukan perkataan Tanjiro dan pergi begitu saja.

"aku hanya mendengar rumornya kalau dia sangat keras kepala" sahut Gotou sang Kakushi yang sedang menjenguk Tanjiro.

"sebenarnya dia hari ini agak baik hati, walau dia kelihatan kesakitan" sahut Tanjiro dengan wajah polos pada Gotou.

"kau bercanda" balas Gotou ketika melihat wajah polos Tanjiro.

"kalian berdua terus berbicara sejak tadi" sahut pria yang sedang dirawat disebelah Tanjiro.

"ohh, maaf Genya kami sudah selesai mengobrol nya maaf atas kegaduha-" sebelum menyelesaikan perkataannya pada Shinazugawa Genya tiba tiba saja kaca pecah disebelah Gotou dan orang yang menerobos kaca jendela tersebut adalah Inosuke.

"WAAAAAGGHHHH !!" teriak Gotou yang kaget karena Inosuke menerobos kamar pasien lewat jendela.

"Inosuke !! kenapa kau memecahkan jendelanya !!" teriak Tanjiro yang terkejut dengan aksi Inosuke.

Sedangkan Genya hanya bisa menutup kedua telinganya dan berpikir dirinya ingin pindah kekamar yang lain daripada disini yang saat ini berisik karena tamunya Tanjiro.

"dasar bodoh !! Kocho-Sama akan membunuhmu !!" teriak Gotou lalu memukul kepala Inosuke karena marah.

"WRYYYY !!" pekik Inosuke yang seperti babi ketika dipukuli oleh Gotou.

"diam !!" teriak Gotou pada Inosuke namun tidak mempan, namun tiba tiba saja Inosuke mengumumkan sesuatu yang mengejutkan Tanjiro.

"lebih kuat ! lebih kuat ! lebih kuat ! kita akan ikut sesi pelatihan yang amat sangat sulit sekarang, banyak orang kuat berdatangan untuk berlatih... lalu katanya juga ada ini dan itu yang aku tidak ingat apa maksudnya" sahut Inosuke dengan semangat namun sepertinya dia lupa apa yang baru saja dia dengar sebelumnya.

"apa maksudmu Inosuke ?" sahut Tanjiro yang saat ini sedang bingung dengan penjelasan Inosuke.

"entahlah !!" teriak Inosuke sambil menyilangkan kedua tangannya dengan semangat.

"ehh.. baiklah.."