Riku saat ini sedang didepan gerbang masuk kediaman kupu kupu, dan langsung saja Riku segera masuk kedalam sambil membawa Tanjiro yang saat ini sedang mual mual karena kecepatan Riku hampir tidak manusiawi.
Ketika sedang berjalan kedalam gerbang Riku melihat kearah taman dan saat ini dia sedang melihat Kanao bermain dengan kupu kupu didepannya.
Riku yang melihat ini langsung saja menyapa Kanao, sedangkan Tanjiro langsung menatap Kanao karena perempuan itu dia kenal diseleksi akhir bersama dengan yang lainnya.
"hei.. Kanao-Chan lama tidak bertemu" sahut Riku sambil melambaikan salah satu tangannya pada Kanao dengan senyum bahagia diwajahnya.
Sedangkan Kanao yang mendengar ini langsung melihat kearah Riku dan hanya tersenyum padanya, Riku yang melihat ini tentu terkejut dan langsung mengusap kepala Kanao dengan lembut.
"sepertinya kau sudah ada perubahan walau sedikit, namun aku yakin dimasa depan kau akan berubah Kanao-Chan jadi berusaha lah, kalau begitu aku akan pergi kedalam yah" sahut Riku sambil mengelus kepala Kanao dengan lembut dan senyum lembut diwajahnya pun tidak luput.
Tentu Kanao yang mendapatkan perlakuan ini hanya bisa menatap kearah Riku saja dan membiarkan kepalanya dielus namun itu tidak bertahan lama setelah Riku melepaskannya tangannya lalu pergi untuk merawat Tanjiro dan dirinya.
Untuk Riku sendiri dia langsung saja pergi dan melambaikan tangannya pada Kanao sebelum dia memasuki kediaman kupu kupu, tiba tiba saja Riku bertemu dengan Aoi dipersimpangan sebelum masuk kedalam kediaman kupu kupu ini.
"ahh.. Aoi-Chan kebetulan sekali bisakah kau merawat kami berdua" sahut Riku sambil menunjukkan tangan kirinya yang berdarah dan masing mengangkat Tanjiro di pundaknya.
Sedangkan Aoi yang melihat ini langsung saja menegur Riku lalu melihat kearah Tanjiro yang saat ini sedang terluka lalu Aoi langsung saja membawa mereka berdua ke ruang pasien yang saat ini diisi oleh 2 orang untuk tempat Tanjiro dirawat saat ini.
Riku hanya bisa menerima nasibnya saja ketika Aoi menegur dirinya lalu mengikuti dirinya sambil membawa Tanjiro yang saat ini sedang terkejut ketika Riku ditegur oleh Aoi.
---
"5 kali ? aku harus meminum ini 5 kali dalam sehari ? apakah aku harus meminum obat ini selama 3 bulan kedepan" sahut pria berambut pirang yang saat ini sedang dikasur dan mengomel tentang obat yang diminumnya pada gadis yang memberikan obat padanya.
Sedangkan disebelahnya ada satu pasien yang saat ini sedang memakai topeng babi miliknya dan sedang terbaring dengan lemas diatas kasur.
Ketika pria berambut pirang itu masih mengomel tentang obatnya, tiba tiba saja Aoi datang bersama Riku dan Tanjiro yang akan melakukan perawatan pada diri mereka.
"JANGAN BERISIK !!" teriak Aoi pada pria berambut pirang itu dan langsung menceramahinya hingga dia bersembunyi didalam selimut.
Ketika sudah selesai diceramahi oleh Aoi langsung saja Tanjiro meneriaki nama pria berambut pirang itu.
"Zenitsu !! kau tidak apa apa ?!" teriak Tanjiro pada Zenitsu yang saat ini sedang dirawat di kediaman kupu kupu.
"Ta.. Tanjiro, wahhh dengarkan ak-" sebelum Zenitsu datang untuk memeluk Riku dan bercerita pada Tanjiro.
Langsung saja Riku membuatnya pingsan karena terlalu berisik ketika sedang dirawat dengan kesal dan membiarkannya jatuh dipinggir kasur tanpa memperdulikan dirinya yang jatuh pingsan saat ini.
"entah kenapa aku ingin sekali membungkam mulutnya ketika dia tiba tiba saja mengomel tentang dirinya" sahut Riku yang saat ini sedang menatap Zenitsu yang pingsan dengan kesal, sedangkan Tanjiro langsung meneriakinya.
"Zenitsu !!"
---
Beberapa hari kemudian setelah Riku mengobati tangannya yang terluka oleh dirinya sendiri saat ini dia sedang kembali kediaman kupu kupu, untuk mengganti perbannya dengan yang baru.
Namun sebelum itu dia ingin menjenguk Tanjiro dan Nezuko terlebih dahulu kekamar mereka, sebelum sampai dikamar mereka tiba tiba saja seorang pemburu iblis keluar dari kamar Tanjiro dan yang lainnya dengan terburu buru.
Tentu Riku tahu siapa orang ini, sebab dia sudah datang untuk menolong Giyuu waktu seleksi hanya saja dia lupa namanya.
Ketika mereka berpapasan langsung saja pria itu berhenti dan terkejut ketika melihat Riku langsung saja dia membungkukkan badannya lalu pergi dari situ.
Sebelum ingin berterima kasih pada pria tersebut langsung saja dia pergi meninggalkan Riku yang saat ini terkejut karena keanehannya.
"sial padahal aku ingin menyapanya, sepertinya terjadi sesuatu disana" gumam Riku pada dirinya sendiri lalu segera memasuki kamar Tanjiro saat ini.
Ketika dirinya masuk dia mendapatkan pemandangan dimana saat ini Tanjiro dan kedua temannya Agatsuma Zenitsu lalu Hashibira Inosuke sedang menatap Pilar Serangga saat ini.
Sedangkan Riku yang baru saja masuk dia langsung saja menjadi sorotan dari keempat orang itu terutama Shinobu yang saat ini terkejut ketika melihat dirinya.
Shinobu yang melihat Riku menerobos pintu langsung saja tersenyum padanya, namun bagi Riku dan Tanjiro yang saat ini sedang melihat senyuman Shinobu, mereka bagaikan kelinci yang akan dimangsa oleh serigala itu sendiri.
Riku sendiri yang melihat ini langsung saja menutup pintunya dengan perlahan namun tiba tiba saja ditahan oleh tangannya Shinobu hingga pintu yang dia pegang saat ini sedikit retak olehnya.
"jadi Pilar Bulan Riku-San apa kabarmu ? saat ini bukankah ada yang perlu kita bicarakan, bukan ?" sahut Shinobu yang saat ini sedang tersenyum pada Riku.
Sedangkan Riku langsung saja menganggukan kepalanya dengan cepat, namun sebelum itu dia langsung saja melihat kearah Tanjiro untuk meminta pertolongannya.
Namun Tanjiro saat ini masih dikasur dan tidak bisa membantunya sama sekali dan hanya bisa meminta maaf sedangkan yang lainnya hanya menoleh saja dan menghiraukan Riku saat ini.
Tanpa basa basi lagi langsung saja Shinobu membawa Riku pergi dari tempat ini ketika menerima sinyalnya lalu pergi menuju ruang pemeriksaan miliknya dengan menarik kerah haori milik Riku.
Sedangkan Riku hanya bisa menerima nasibnya yang saat ini sedang ditarik kasar oleh Shinobu dan berdoa kalau dirinya akan baik baik saja.
---
Setelah Riku ditarik oleh Shinobu, saat ini Tanjiro benar benar khawatir dengannya karena tidak bisa membantu Riku sebab bau yang dia cium dari Shinobu saat itu dia benar benar marah, namun ia masih tetap tersenyum ketika marah pada Riku.
Sedangkan Zenitsu dan Inosuke saat ini masih bingung dengan kehadiran Riku yang tiba tiba saja menerobos masuk kedalam kamar.
Namun ketika melihat tatapannya yang dalam masalah melihat kearah Tanjiro dan meminta bantuannya namun tidak bisa, Zenitsu langsung saja bertanya pada Tanjiro.
"hei.. Tanjiro apa kau mengenal orang yang baru saja ditarik oleh pilar serangga sebelumnya ?" tanya Zenitsu pada Tanjiro.
"ahh.. sebenarnya dia adalah Riku, Pilar Bulan yang membantuku dan Nezuko saat dalam persidangan dengan para pilar sebelumnya" sahut Tanjiro dengan santainya pada Zenitsu
Sedangkan dirinya saat ini memucat ketika mendengar kalau Riku adalah seorang pilar, namun berbeda dengan Inosuke saat ini dia sedang menggigil ketika Riku memasuki kamar ini.
"ahh.. dia benar benar kuat aku bisa merasakannya kalau pria haori bulan itu adalah orang yang sangat kuat dari pria haori setengah setengah yang pernah aku temui sebelumnya" sahut Inosuke yang saat ini sedang menggigil pada Tanjiro dan Zenitsu dengan suara seraknya.
Sedangkan Zenitsu dan Tanjiro terkejut mengenai penjelasan Inosuke, langsung saja Tanjiro berbicara pada Zenitsu tentang pengalamannya ketika bertemu dengan Riku pertama kalinya hingga persidangannya dan Nezuko.
Tentu baik itu Zenitsu dan Inosuke benar benar terkejut mengenai ini bahkan Zenitsu pun tidak mendengar kalau Tanjiro tidaklah berbohong sama sekali.
"ja.. jadi dia benar benar seorang pilar bukan ? " tanya Zenitsu yang saat ini sedang ketakutan pada Tanjiro.
"ya, dia adalah seorang pilar yang baik menurutku, bahkan ketika tahu Nezuko adalah iblis sepertinya dia tidak peduli dan mendengarkan penjelasanku seperti itulah dia" sahut Tanjiro dengan senyumnya pada Zenitsu dan Inosuke.
Sedangkan Zenitsu yang mendengar penjelasan Tanjiro saat ini dia benar benar lega jika dia akan membunuhnya saat ini juga, namun sebelum melanjutkan pembicaraan mereka, tiba tiba saja mereka mendengar suara teriakan Riku saat itu juga.
Tentu Tanjiro, Zenitsu dan Inosuke yang mendengar ini hanya bisa menggigil ketakutan saja, namun tiba tiba saja pintu kamar mereka terbuka dan yang memasuki pintu itu adalah Aoi.
Ketika Aoi memasuki ruangan tentu mereka bertiga benar benar terkejut bahkan Zenitsu pun sampai berteriak ketika Aoi masuk.
"Tanjiro-San, Inosuke-San kenapa kalian berdua masih disini !! bukankah Shinobu-Sama sudah memberitahukan kalian untuk segera datang ke tempat yang dia suruh, lalu kenapa kalian masih disini !!"teriak Aoi pada mereka berdua.
Tentu Tanjiro dan Inosuke yang mendengar ini terkejut, langsung saja dia menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya pada Aoi.
Sedangkan dirinya yang mendengar ini terdiam kalau Riku kemari, apalagi ketika mendengar Shinobu membawanya dengan paksa sampai mendengar teriakannya benar benar tidak bisa untuk tidak terkejut.
Namun Aoi menyadarkan dirinya lalu mengajak Tanjiro dan Inosuke untuk segera memulai pelatihan pemulihan fungsional mereka berdua.
Tentu mereka berdua yang mendengar ini langsung mengikutinya dan segera meninggalkan Zenitsu yang saat ini ketakutan ketika mendengar teriakan Riku sebelumnya
---
Di ruang pemeriksaan saat ini Riku sedang duduk dan membiarkan Shinobu mengganti perbannya dengan yang baru.
Namun tidak dengan luka lebam diwajahnya saat ini, ketika Shinobu memukulnya karena Riku hanya pergi dan memberitahukan dirinya dengan surat saja.
"ayolah Shinobu-San aku kan sudah minta maaf apakah kamu masih marah saat ini" sahut Riku yang saat ini sedang kesakitan diwajahnya daripada ditangannya.
"hmph.. itulah balasannya karena melanggar janji" sahut Shinobu yang saat ini masih kesal lalu melanjutkan memperban tangan Riku.
"janji ?" gumam Riku pada dirinya namun Shinobu yang mendengar gumamannya hanya bertambah kesal lalu mengeratkan perban Riku dan membuatnya kesakitan.
"AAHHHH !! iya iya iya aku lupa maaf !!" teriak Riku yang saat ini sedang kesakitan oleh aksi Shinobu padanya.
Sedangkan Shinobu langsung saja mempercepat proses penyembuhan luka yang dialami oleh Riku, setelah selesai langsung saja Riku berterima kasih sambil memasang wajah kesakitannya pada Shinobu.
"te.. terima kasih" sahut Riku sambil mengelus tangannya yang diperban.
Sedangkan Shinobu tidak mendengarnya lalu segera memeluknya dengan erat, tentu Riku yang mendapatkan perlakuan ini terkejut dan segera bertanya padanya.
"Sh.. Shinobu-San" sahut Riku yang saat ini melihat dirinya memeluk Riku dengan erat.
"bodoh, kemana saja kau selama ini, kau tahu aku selama ini sangat mengkhawatirkanmu, bukan ? " gumam Shinobu sambil menangis di dadanya Riku.
Sedangkan Riku yang melihat ini langsung saja memeluk Shinobu dengan lembut dan berbisik padanya dengan nada bersalah.
"maafkan aku sudah mengkhawatirkan mu, namun saat ini aku ada disini bukankah begitu, Shinobu ?" gumam Riku pada Shinobu dengan senyum terukir diwajahnya ketika masih ada yang mengkhawatirkan dirinya.
Ketika Shinobu mendengar suara gumaman Riku langsung saja dia menangis sekeras keras dipelukan Riku, sedangkan Riku hanya memeluknya lalu mengelus punggungnya dan mendengar protes Shinobu padanya.
---
Perlu waktu setengah jam untuk menenangkan dan mendengar protes Shinobu pada Riku.
Ketika sudah selesai menangis dipelukan Riku, Shinobu langsung saja melepaskan pelukannya dengan pipinya yang memerah saat ini ketika dirinya mengingat kejadian sebelumnya.
"kau sudah berubah disegala aspek, bukankah begitu Shinobu" sahut Riku yang tersenyum lembut pada Shinobu lalu memegang pipinya yang memerah dengan lembut.
Sedangkan Shinobu yang mendengar ini hanya membuat pipinya semakin memerah lalu menoleh kearah lain untuk menghindari kontak dengannya.
Tentu Riku yang melihat kejadian ini berpikir untuk mencium dirinya karena imut, langsung saja Riku menarik Shinobu lalu menciumnya dengan lembut.
Sedangkan Shinobu yang merasa tubuhnya ditarik oleh Riku lalu merasakan bibir Riku pada bibirnya saat ini hanya bisa terdiam karena kelakuan Riku.
Setelah mencium bibirnya tiba tiba saja pikiran Shinobu saat ini kosong dan melihat kalau Riku saat ini sedang tersenyum padanya, langsung saja dia menunjukkan jarinya pada Riku dan melakukan protes padanya.
"kau.. kau.." namun sebelum menyelesaikan perkataan miliknya tiba tiba saja Riku memotongnya sambil menjilati bibirnya.
"bibirmu manis Shinobu" sahut Riku pada Shinobu dengan lembut padanya.
Sedangkan Shinobu yang mendengar dan melihat ini hanya menundukkan kepalanya dan menyembunyikan rona merah diwajahnya agar tidak melakukan kontak mata dengannya karena malu.
Ketika Riku dan Shinobu sedang sibuk dengan dunia mereka tiba tiba saja Riku dan Shinobu merasakan diri mereka ditatap oleh seseorang dan saat ini yang menatap mereka adalah Kanae dengan wajah memerah sambil menutupi mulutnya tidak percaya.
Sedangkan Riku dan Shinobu yang melihat ini hanya bisa terdiam dan memucat saja ketika melihat ini, namun tiba tiba saja Shinobu bertanya pada kakaknya dengan gugup.
"ka.. kakak, se.. sejak kapan kau di.. disitu ?" tanya Shinobu dengan wajahnya yang saat ini masih memerah, sedangkan Riku hanya menatap wajah Kanae dengan tidak percaya.
"y.. ya.. it.. itu sejak kalian be.. berdua berci.. ci.. cium berciuman" sahut Kanae dengan gugup sambil bergumam kata 'berciuman' pada mereka dengan pelan ketika melihat Riku mencium adiknya didepan matanya.
Sedangkan Shinobu yang mendengar ini langsung saja mukanya memerah dan segera mendorong Riku yang saat ini sedang tidak siap karena dorongan Shinobu yang sedang malu saat ini.
Tentu Riku yang mendapatkan perlakuan ini hanya bisa terkejut dan tidak bisa berbuat apa apa dan membiarkan kepalanya terbentur dengan keras lalu pingsan dilantai dengan mata kosongnya.
Sedangkan Shinobu dan Kanae yang melihat kejadian ini terkejut apalagi Riku yang pingsan oleh Shinobu yang sedang malu saat ini.
"RIKUU !!?"
---
Saat ini Riku sedang berbaring di atas kasur sebab luka dikepalanya yang dilakukan oleh Shinobu membuat dirinya terbaring dikasur harus hingga saat ini.
Sedangkan disisinya saat ini adalah teman temannya Sabito, Giyuu, Makomo, Kanae dan Shinobu yang saat ini sedang memerah malu karena kelakuannya.
"jadi.. bagaimana bisa Riku yang merupakan pilar terkuat kita miliki saat ini sedang pingsan diatas kasur dengan perban dikepalanya ?" sahut Sabito pada Kanae dan Shinobu yang saat ini mereka berdua sedang menundukkan kepala mereka karena malu dengan kelakuan yang mereka buat sendiri.
"yahh.. untuk telapak tangannya sih wajar sebab, dirinya yang melakukan hal itu sendiri beberapa hari yang lalu, namun sekarang apa yang kita lihat saat ini adalah dirinya yang pingsan saat ini" sahut Giyuu yang melanjutkan perkataannya pada mereka berdua.
"aku yakin salah satu dari kalian yang menyebabkan ini" sahut Makomo sambil melihat kearah Shinobu yang saat ini sedang menundukkan kepalanya dengan wajah memerah.
Sebelum Kanae dan Shinobu menjawab pertanyaan mereka, tiba tiba saja Riku melakukan sedikit gerakan pada tubuhnya dan membuka matanya secara perlahan.
Tentu semua orang yang melihat ini langsung memanggil namanya dengan khawatir, begitu juga dengan Kanae dan Shinobu.
"RIKUU !!?" teriak mereka semua yang melihat Riku saat ini sedang berusaha berdiri setelah membuka matanya.
"eghh.. sialan apa yang terjadi ?" gumam Riku yang saat ini sedang memegang kepalanya yang sakit lalu nelihat kearah teman temannya saat ini.
Ketika Sabito dan yang lainnya mendengar ini langsung saja mereka melihat kearah Shinobu yang saat ini masih memerah hingga saat ini.
"ahh.. jadi begitu, lalu mana buah tangan untukku" sahut Riku pada ketiga temannya dengan wajah datar.
"ahaha.. saat ini kami tidak mem- ehh !! bukan saatnya untuk bercanda dari mana saja kau sialan !!" sahut Sabito yang sebelumnya tertawa canggung, namun dirinya langsung sadar akan tujuannya kemari.
"ya.. itu benar dari mana saja kau Riku, bahkan Sensei pun mengkhawatirkan dirimu yang tiba tiba saja menghilang" sahut Makamo yang melihat Riku dengan khawatir ketika dia pergi selama beberapa tahun.
"yahh.. aku kira kamu benaran mati kali ini, tapi syukurlah kamu baik baik saja" sahut Giyuu sambil mengeluarkan candaan nya yang buruk pada Riku.
Sedangkan Riku dan yang lainnya hanya menatap Giyuu dengan datar, namun Shinobu langsung menatap dirinya dengan tajam karena candaannya tidak bagus.
Giyuu yang merasakan tatapan mereka hanya bisa menoleh sambil tertawa canggung saja, namun langsung saja dia bertanya agar suasana canggung ini tergantikan.
"a.. ahh yah betul Riku aku baru ingat sekarang, kau kenal dengan Tanjiro dimana sampai membuat dirimu ikut dengan masalahnya dengan adiknya ?" sahut Giyuu yang saat ini sedang mencoba mengganti topik pembicaraan pada Riku dan yang lainnya.
Riku sendiri yang mendengar ini tentu terkejut kalau Giyuu mengenal dirinya, lalu segera saja dia bertanya pada Giyuu karena penasaran.
"tunggu, jadi kau kenal dengan Tanjiro sebelumnya ?" sahut Riku yang saat ini sedang terkejut sebab pertanyaan yang Giyuu tanyakan mengenai Tanjiro dan adiknya Nezuko.
Sedangkan Giyuu langsung saja menjelaskan kronologinya, tentang keluarganya yang terbantai karena salah informasi dari gagaknya, dari adiknya yang berubah menjadi iblis, sampai Tanjiro memohon pada dirinya untuk tidak membunuh adiknya, lalu Giyuu meminta Tanjiro untuk pergi kekediaman Urokodaki itu sendiri.
Tentu Riku, Kanae, dan Shinobu yang mendengar ini terkejut sebab hanya satu iblis yang bisa membuat manusia menjadi iblis yaitu Kibutsuji Muzan.
"jadi begitu, pantas saja dia membawa Nezuko kemanapun dia berada" gumam Riku yang mendengar penjelasan Giyuu, begitu juga dengan mereka berdua.
"lalu, bagaimana kau bisa bertemu dengan Tanjiro ?" tanya Giyuu yang saat ini sedang bingung dengan pertemuan pertama Riku dengan Tanjiro.
Sedangkan Riku langsung saja menjelaskan tentang dirinya yang saat itu sedang membereskan rumahnya yang sudah dia tinggalkan selama beberapa tahun, tentang misinya dikota Asakusa, lalu bertemu dengan Tanjiro dan Nezuko yang saat itu sedang bertarung dengan iblis, lalu berbicara dengan Tamayo dan Yushiro saat itu juga.
Tentu mereka hanya bisa terdiam mengenai penjelasan Riku jika ada iblis yang seperti Nezuko tidak memakan manusia yang lain.
"begitulah, lalu apa ada yang bisa jelaskan saat ini kenapa aku sedang berada disini ? aku benar benar tidak ingat sama sekali" sahut Riku bertanya pada mereka semua.
Sedangkan Sabito dan yang lainnya langsung melihat kearah Kanae dan Shinobu, namun mereka berdua yang mendengar ini justru mukanya memerah ketika mengingat kejadian yang lalu.
Riku yang melihat kejadian ini hanya bisa tersenyum menyeringai pada mereka berdua, sebab apa yang dia rencanakan saat ini berhasil membuat mereka malu sesuai apa yang dia pikirkan saat ini.