Setelah kejadian tadi Sore tentu saja baik itu Sora maupun Tenjouin-Senpai menjadi bahan pembicaraan teman teman mereka.
Rito yang mendengar kalau temannya Sora sudah bertunangan sebelum melahirkan terkejut, begitu juga dengan Saruyama yang sangat iri dengan Sora yang sudah bertunangan dengan wanita cantik sebelum lahir.
Bahkan dia sering mengomel kenapa dirinya tidak dilahirkan seperti Sora, tentu semua orang menatap kearah dengan pandangan jijik, datar dan menghina kecuali beberapa gadis seperti Lala, Momo, Haruna, dan Oshizu yang tertawa canggung padanya.
Bahkan ketika mereka sedang mengadakan pesta piyama mereka mengajak semua orang untuk melakukannya dikamar Tenjouin-Senpai.
Tentu saja Tenjouin-Senpai menerima mereka dengan tangan terbuka, bahkan sempat sempatnya Momioka dan Sawada menjahili Sora maupun Tenjouin-Senpai mengenai pertunangan mereka.
Tentu saja baik itu Sora dan Tenjouin-Senpai langsung saja muka mereka memerah dan menoleh kearah lain agar mereka tidak dapat melihat satu sama lain.
Rito dan para gadis yang melihat ini tentu saja tertawa melihat kelakuan mereka berdua, meskipun begitu mereka tetap melanjutkan pesta mereka sampai jam 22:00 malam.
---
Setelah mereka semua selesai berpesta, langsung saja mereka melanjutkan pesta terakhir ini dengan menceritakan masa lalu mereka masing masing,
Kebanyakan dari mereka tidak ada yang istimewa kecuali Lala, Momo, Nana, Run, Ren dan Oshizu.
Untuk mereka bertiga mereka diajarkan bagaimana tentang sejarah keluarga mereka, etiket, tata krama dan lain sebagainya.
Sedangkan Run dan Ren yang menceritakan masa lalu mereka ketika masih berbagi tubuh dimana, Ren yang selalu memakai gaun milik Run ketika bersin, bagaimana Ren dipermalukan oleh Lala walau Lala sendiri tidak menyadarinya, dan lain lain.
Untuk Oshizu sendiri dia hanya menceritakan tentang iblis yang pernah ia ceritakan dulu saja semasa ia hidup walau hanya sebagian yang ia ingat pada yang lainnya.
Tentu sebagian dari mereka ada merasa ketakutan terutama Nana yang tidak percaya pada mitos tersebut sampai sampai ia bersembunyi dibalik punggung Momo sebab ketakutannya pada cerita cerita menyeramkan.
Karena baik itu Momo dan Nana baru pertama kalinya mereka mendengar iblis ketika sampai ke bumi meskipun mereka tidak tahu mebgenai iblis mereka tetap saja bertanya mengenai iblis tersebut.
Bahkan Sora harus beberapa kali menjelaskan tentang apa itu iblis, kemampuan mereka, dan lain sebagainya, bahkan Shiro pun sudah tidak kuat dengan semua ini dan segera tertidur dengan pulasnya di pangkuan kakaknya.
Tentu baik itu Tenjouin-Senpai dan Mikan mereka merasa cemburu ketika melihat keakraban mereka berdua yang sudah seperti sepasang kekasih.
Ketika melihat ini tiba tiba saja Haruna ingin bertanya pada Sora mengenai masa lalunya dan juga Shiro yang belum dia tahu soal masa lalu mereka berdua.
"Sora, bolehkah aku bertanya bagaimana masa lalu kalian berdua kami ingin sekali tahu mengenai kalian berdua ?" tanya Haruna pada Sora, meskipun pertanyaan terlihat begitu sopan dan formal tentu saja yang lainnya penasaran dengan masa lalu Sora dan Shiro.
"iya betul, aku juga ingin tahu mengenai kalian berdua" balas Lala yang terlihat sangat bersemangat ketika mendengar kalau tinggal Sora dan Shiro saja yang belum menceritakan masa lalu mereka.
Tentu semua menganggukan kepala mereka ketika mendengar ucapan Lala, begitu juga dengan Rito dan Tenjouin-Senpai yang sangat penasaran dengan masa lalu mereka berdua.
Sora yang melihat kelakuan mereka segera melihat kearah Shiro yang sedang tertidur pulas sambil mengemut jempolnya, terlihat imut ketika kalian melihat kelakuannya begitu juga dengan Sora.
Sora yang melihat ini hanya tersenyum lalu mengelus kepala Shiro yang terlihat dia sudah tidur dengan pulas, tentu yang lainnya ketika melihat ini ada yang tersenyum bahkan ada yang cemburu karena perlakuan Sora berbeda dengan yang lainnya.
Langsung saja Sora menghela nafas ringan sembari melihat kearah mereka dan bercerita mengenai masa lalunya.
"ha... baiklah baiklah akan kuceritakan tentang bocah berumur 7 yang kesepian terlebih dahulu" sahut Sora pada mereka yang terlihat sangat penasaran pada dirinya.
Setelah itu langsung saja ia menceritakan mengenai kisahnya yang diawali dengan dirinya yang sedang hidup bersama kedua orang tuanya dengan bosan, walau ada kedua orang tuanya sekalipun.
Mengenai bagaimana ia diberi tahu mengenai kalau dirinya mempunyai adik baru, pertemuan pertama mereka berdua, kehidupan mereka hingga sampai saat ini.
Tentu mereka yang mendengar ini ada yang tertawa mengenai kelakuan kedua orang tua Sora dan Shiro yang unik, sedih karena Shiro yang tinggal di panti asuhan sejak berumur 3 tahun karena kepintarannya, terkejut karena mereka berdua adalah seorang yang membuat sejarah di dunia permainan dengan nama Kuuhaku.
Dan masih banyak lagi beberapa ekspresi wajah yang mereka keluarkan ketika mendengar masa lalu Sora maupun Shiro.
Apalagi mereka tertawa kalau tahu Sora sebenarnya orang yang banyak bicara dari pada dirinya yang pendiam dan dingin pada orang lain yang mereka kenal hingga saat ini.
Bahkan ketika dia tertawa hampir setengah dari para wanita terkejut mendengarnya dan melihat Sora yang terlihat lebih banyak tersenyum ketika bercerita membuat wajah para gadis seketika memerah setelah melihat senyumnya yang terlihat begitu tulus ia keluarkan.
Apalagi Tenjouin-Senpai yang melihat ini hanya bisa tersenyum sambil mengingat senyumannya di ingatan miliknya begitu juga dengan yang lain.
Ketika Rito mendengar ceritanya langsung saja ia teringat kenapa Sora tidak pernah berkomunikasi dengan yang lainnya, lalu segera saja ia bertanya padanya mengenai ini.
"hei.. Sora kenapa ketika kau dan Shiro bersekolah kenapa kalian berdua jarang terlihat berkomunikasi dengan yang lainnya, kecuali kami ? " tanya Rito yang penasaran pada Sora dan Shiro yang jarang sekali berkomunikasi dengan orang lain.
Ketika mendengar Rito bertanya seperti itu tentu saja yang lainnya terkejut lalu segera melihat kearah Sora dengan penasaran.
Sora yang mendengar apa yang baru saja temannya katakan tentu ia terkejut lalu segera ia melihat kearah temannya yang terlihat penasaran padanya, tentu saja ia menghela nafas ringan lalu memberitahukan apa yang ia pikirkan saat ini.
"ha... Rito aku akan memberitahukan sesuatu yang penting padamu, kenapa aku tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain selain kalian, walau kalian adalah temanku" sahut Sora pada Rito dengan wajahnya yang terlihat sangat serius kepadanya.
Tentu mau itu Rito, Saruyama, Ren dan para gadis sangat penasaran mengenai ini bahkan sedikit tegang ketika melihat wajahnya yang terlihat serius.
"Lala, Momo, Nana, Yami, Run, Ren katakanlah secara terus terang padaku, bagaimana bisa kalian sangat percaya pada makhluk seperti manusia ?" tiba tiba saja Sora bertanya pada mereka berenam mengenai manusia.
Tentu mereka yang mendengar ini terkejut lalu, Nana segera menjawabnya pertanyaan Sora sebagai perwakilan mereka berenam.
"Karena kami berkomunikasi dengan mereka agar mendapatkan kepercayaan mereka" jawab Nana dengan pasti sebagian dari mereka tentu saja menganggukan kepala mereka.
"hmm tentu dari sudut pandang kalian bukan, namun bagiku jawabannya sangatlah mudah" balas Sora pada Nana ketika mendengar jawaban mereka yang sepertinya sama, sedangkan yang lainnya hanya menganggukan kepala sebagai tanda persetujuan mereka.
"aku ini tidak percaya pada manusia" lanjut Sora yang dengan santainya mengucapkan kalimat tersebut, tentu saja itu mengejutkan semua orang yang ada didalam kamar Tenjouin-Senpai termasuk keenam orang yang baru saja Sora tanyakan.
"semua manusia itu adalah makhluk rendahan yang bodoh, termasuk diriku juga sebab semuanya hanyalah sampah mereka tetap sama walau mereka berada diplanet lain sekalipun" sahut Sora yang menjelaskan tentang manusia menurutnya.
Tentu sebagian dari mereka ada yang tidak terima dengan opini Sora, namun sebelum Saruyama maupun Ren berdebat langsung saja Sora memotong mereka.
"tapi, aku percaya pada potensi umat manusia" lanjut Sora dengan senyum diwajahnya, tentu semua orang benar benar terkejut dan melebarkan mata mereka ketika mendengar ini.
"dan dialah buktinya" sahut Sora sembari melihat kearah adiknya Shiro, tentu semua orang melihat kearah Shiro yang sedang tidur dipangkuan Sora dengan pulasnya.
"di dunia ini ada beberapa orang yang memilik potensial, harapan, fantasi yang bisa berhadapan dengan dewa, dan semua itu ada didalam tubuh kecil ini" lanjut Sora yang menjelaskan pada mereka sambil mengelus kepala Shiro yang sedang tertidur.
Tentu mereka tetap mendengar perkataan Sora walau sedikit menyebalkan tapi tetap saja mereka mendengar apa yang Sora ceritakan pada mereka.
"bahkan pertemuan pertama kita walau sudah 10 tahun yang lalu, meski ia masih berumur 3 tahun, ketika ia mendengar namaku, kalian pikir respon pertamanya apa ?" tanya Sora pada mereka semua, terlihat kalau mereka kebingungan dengan pertanyaan Sora dan langsung saja menggelengkan kepala mereka.
Sora yang mendengar ini tentu saja langsung menyeringai pada mereka lalu menjawab.
"kamu benar benar hampa"
Tentu mereka semua terkejut ketika mendengar respon pertama Shiro mengenai Sora yang akan menjadi kakaknya waktu itu.
"dia menggabungkan namaku Sora yang berari 'angkasa' dengan fakta kalau aku hanya tersenyum karena meniru orang lain, dan menghinaku dengan kata yang berarti ganda tersebut, lucu bukan ?" lanjut Sora sambil terkekeh ketika mengingat kejadian tersebut yang masih melekat diotaknya.
"tentu saja hal ini membuatku senang dan jantungku berdebar, kalau mereka memang benar benar ada !! , meskipun aku tahu itu mustahil, aku ingin menjadi sepertinya" ucap Sora dengan bangganya menceritakan kisahnya, lalu segera saja ia melihat kearah luar jendela yang terlihat banyak sekali bintang bintang yang terlihat sangat cerah karena tidak ada awan sama sekali.
Ketika Sora sudah selesai menceritakan masa lalunya pada mereka semua, tentu saja mereka kagum dengan kedua kakak beradik yang terlihat tidak abnormal ini.
Semenjak mereka berdua masih kecil, tentu saja mereka sudah dianggap jenius sejati berbeda pada anak normal pada umumnya yang masih sibuk dengan mainan mereka, teman dan keluarga itu sendiri.
Sedangkan mereka berdua sudah melampaui semua pengetahuan yang orang dewasa miliki, dan menghabiskan sisa waktu mereka hanya dengan sebuah game yang mereka mainkan.
"yah.. bagaimana kalau kita segera tidur sebab sekarang sudah lewat dari jam tidur yang bisa kita tangani, kalian tidak ingin bukan ada kulit kriput diusia muda bukan ?" sahut Sora dengan senyum jahil terpampang diwajahnya.
Tentu yang lainnya segera sadar ketika mendengar apa yang baru saja Sora katakan pada mereka dan melihat kearah jam yang menunjukan pukul 23:57 malam.
Langsung saja mereka berdiri dan segera pergi dari kamar Tenjouin-Senpai menuju kamar mereka dan segera tidur terutama Sora yang sedang mengangkat Shiro yang masih tertidur ditangannya.
---
Setelah meletakkan Shiro dikamar entah kenapa setelah bercerita sesuatu yang seperti itu pada membuatku merasa lega, tapi entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal tapi apa ?.
"ha.. sebaiknya aku segera keluar cari angin untuk menenagkan pikirankh, entah kenapa aku tidak bisa tidur malam ini" ucapku sambil berdiri dan segera menyelimuti Shiro yang tertidur dan segera keluar dari kamar menuju taman.
Meskipun aku berjalan menuju taman entah kenapa suasana disini sedikit sepi aku suka, tapi tempat ini benar benar luas tidak kepalang.
"apa keluarga Tenjouin memiliki uang sebanyak itu sampai sampai mansion ini memilik banyak jalan yang berliku liku" ucapku dengan santai sambil mencari jalan menuju arah taman.
"bahkan sepertinya tidak ada maid sama sekali disini, tentu saja mereka pada tidur, lalu bagaimana aku bisa ketaman kalau begini ?" ucapku sambil menggarukkan kepala bagian belakang ku, sepertinya aku benar benar dalam masalah.
"Sora-Sama ?"
Tentu aku yang mendengar suara itu langsung saja menoleh kebelakang dan melihat kalau Tenjouin-Senpai sepertinya sedang menuju kemari sambil membawa senter untuk penerangannya.
"Tenjouin-Senpai ?"
---
Setelah pertemuan mereka berdua langsung saja Tenjouin-Senpai membawa Sora menuju taman milik keluarga Tenjouin itu sendiri.
Terlihat kalau taman tersebut dipenuhi bunga bunga berwarna biru, merah muda, kuning dan putih disetiap sisi taman yang terlihat begitu indah.
Bahkan untuk Sora sendiri yang melihat ini terpukau karena suasananya yang begitu indah dan tenang ditaman ini, terlihat senyum terukir diwajahnya ketika melihat taman milik keluarga Tenjouin.
Tentu Tenjouin-Senpai sendiri yang melihat ini hanya bisa tersenyum melihat kelakuan Sora apa lagi senyumnya yang membuat hatinya meleleh ketika melihat senyumnya bagai seorang pangeran dimatanya.
"hmm.. benar benar pemandangan yang indah bukankah begitu Tenjouin-Senpai ?"
Tanya Sora pada Tenjouin-Senpai yang masih melihat wajahnya dengan sedikit rona merah dipipi miliknya dan tersenyum kearahnya.
Ketika mendengar suara Sora langsung saja langsung saja Tenjouin-Senpai tersadar dari khalayannya lalu segera menjawab Sora dengan gugup.
"a.. ah ya So.. Sora-Sama it.. itu benar benar i.. indah" jawab Tenjouin-Senpai pada Sora dengan gugup sambil mengibaskan tangannya karena salah tingkah.
Tentu Sora yang melihat kelakuan Tenjouin-Senpai tentu saja ia tertawa karena tingkahnya yang menurut Sora sangat imut untuk dilihat.
Sedangkan Tenjouin-Senpai yang mendengar ini mukanya memerah karena Sora menertawakan tingkahnya, Sora yang melihat ini langsung saja berhenti lalu segera meminta maaf padanya.
"ahaha, maaf maaf Tenjouin-Senpai sepertinya aku berlebihan soalnya kau terlihat imut ketika melihatmu seperti itu" balas Sora dengan santainya meminta maaf pada Tenjouin-Senpai sambil memuji dirinya.
"i.. imut" ucapnya sambil memegang kedua pipinya dengan wajah memerah terlihat asap keluar dari kepalanya.
"ehh.. ehmm.. ba.. bagaimana kalau kita cari tempat duduk terlebih dahulu" tanya Sora dengan gugup pada Tenjouin-Senpai, terlihat kalau dirinya baru saja mengungkapkan sesuatu yang membuat Tenjouin-Senpai salah tingkah ketika mendengarnya.
"hmm.." jawab Tenjouin-Senpai yang menganggukan kepalanya terlihat kalau wajahnya terlihat masih memerah malu karena mendengar perkataan Sora kalau dirinya imut.
Lamgsung saja mereka berdua pergi kebangku taman dan duduk disana, Sora berada di bagian kanan dan Tenjouin-Senpai sebaliknya, terlihat kalau mereka sedikit menjaga jarak walau hanya 1 meter saja, sebab apa yang baru saja terjadi barusan membuat mereka sedikit menjaga jarak.
Terlihat baik itu Sora maupun Tenjouin-Senpai yang wajah mereka sama sama terlihat ada rona merah dan duduk dibangku taman tanpa berpindah tempat sekalipun.
Tentu saja suasana menjadi canggung ketika mereka mengingat kejadian tadi sore dan surat yang diberikan oleh ibunya Sora.
Karena suasana saat ini canggung langsung saja Sora menoleh kearah Tenjouin-Senpai untuk memulai percakapan, namun sebelum dia berbicara terlihat kalau Tenjouin-Senpai yang kedinginan karena hanya memakai piyama saja.
Sora yang melihat ini langsung saja memberanikan diri untuk mendekatkan dirinya pada Tenjouin-Senpai lalu menariknya kedalam pangkuan Sora dan segera saja Sora memeluknya agar tidak kedinginan.
Tentu saja Tenjouin-Senpai yang menerima perlakuan ini seketika terdiam karena sedang memproses apa yang sedang terjadi padanya.
Namun setelah sadar akan apa yang baru saja Sora lakukan pada dirinya langsung saja mukanya memerah, sebab apa yang baru saja dilakukan oleh Sora padanya sangatlah berani.
Mungkin bagi lelaki lain yang melakukan hal ini akan dia pukul sampai bonyok lelaki itu, tapi sekarang yang memeluk Tenjouin-Senpai saat ini adalah Sora.
Tentu ia merasa malu ingin melepaskan pelukannya tapi sebelum dia melakukan protes pada Sora, tiba tiba saja Sora berbicara padanya.
"k.. kau tidak perlu khawatir Senpai aku tidak akan melakukan sesuatu yang aneh padamu, a.. aku me.. memelukmu agar tidak ke.. kedinginan saja, ja..jadi santai saja, lalu kau bisa memanggilku Sora saja dan aku akan memanggilmu S.. Saki ba.. bagaimana ?" sahut Sora pada Tenjouin-Senpai yang terlihat kalau dia juga sangat malu akan posisi mereka saat ini.
"hmm.." jawabnya sambil menganggukan kepalanya dan membalas pelukan Sora sambil menyembunyikan kepalanya di dada Sora.
---
Setelah memberanikan diriku memeluk Ten-, bukan Saki aku merasa kalau suasana yang kami alami benar benar canggung dari sebelumnya.
's.. sial ini benar benar berbeda dari game simulasi romantis yang aku mainkan sebelumnya' batinku yang panik ketika sedang mencoba menirukan suasana saat ini dengan game.
Tentu jantungku berdetuk dengan kencang ketika pertama kalinya aku memangku seorang wanita selain Shiro, bahkan aku tidak tahu wajah apa yang aku pasang saat ini pada Saki.
Tiba tiba saja suara Saki terdengar olehku walau suara yang dia keluarkan sangatlah kecil seperti nyamuk aku tetap dapat mendengarnya.
"a.. aku mencintaimu, So.. Sora"
---
Setelah mengatakan itu langsung saja jantungku berdetak dengan kencang karena aku sangat malu kalau dirinya mendengar pernyataanku padanya.
Ketika aku mencoba melirik kearahnya, tentu saja wajah terkejut yang dia pasang saat aku menyatakan cinta padanya.
Tentu saja aku yang melihat ini langsung memerah dan segera menyembunyikan wajahku pada tubuhnya sambil memeluknya dengan erat.
Ketika aku sudah menyembunyikan wajahku agar dia tidak dapat melihat wajahku yang memerah saat ini, tiba tiba saja dia memelukku dengan lembut sambil membisikan sesuatu padaku.
"kau tahu Saki, sebelum aku mengenalmu kita sempat bertemu di jalan bukan, ketika aku melihat mu pertama kali aku sudah tidak menyukaimu dengan sifat manjamu dan sombongmu itu selama kita bertemu" balas Sora padaku dengan santainya berkata kalau dirinya memang membenciku.
Tentu aku yang mendengar ini ingin sekali lari dan menangis sejadi jadinya, tapi tidak bisa sebab dia memelukku dengan erat.
"namun semua itu merubah pandanganku, ketika kamu menyemangatiku saat aku berduel dengan Ren dan Zastin entah kenapa ada sedikit getaran dihati, lalu dimana kamu ingin menyelamatkan Kujou-Senpai dan Fujisaki-Senpai yang ditahan oleh Jibril waktu itu dan bertanggung jawab atas kesalahanmu, lalu dimana kamu tersenyum dengan tulus ketika bersamaku dan teman temanku" lanjut Sora dengan tenang padaku.
Tentu aku yang mendengar ini melebarkan kedua mata ku lalu melihat kearah wajahnya, sedangkan Sora yang melihat ini tersenyum lembut kearahku lalu melanjutkan perkataannya.
"kau tahu semenjak hari itu aku sempat berpikir kalau kamu benar benar wanita yang berbeda dengan yang lainnya yang hanya mempedulikan wajahku ketimbang perasaanku, sebab itulah kenapa aku membenci manusia apalagi wanita selain Shiro, kau ingat bukan ?" ucap Sora padaku sambil tersenyum sedih padaku, sebelum aku berbicara padanya langsung saja Sora mengatakan sesuatu yang mengejutkanku.
"Saki, aku mencintaimu, meskipun kamu harus berbagi dengan Shiro aku ingin kalian berdua saling akrab satu sama lain, meskipun ini terdengar egois dan naif aku ingin bersama kalian berdua, jadi bagaimana apa kamu menerimaku" sahut Sora padaku dengan wajah serius sambil menyatakan perasaannya padaku.
Tentu aku yang mendengar ini langsung melebarkan kedua mataku karena terkejut, segera air mataku keluar dari kelopak mataku.
"Sa.. Saki ?" terlihat kalau Sora yang melihat aku menangis terkejut dan khawatir padaku.
"hiks.. Sora, aku benar benar menyukaimu hiks.. meskipun aku akan berbagi dengan Shiro aku akan tetap mencintaimu bahkan sampai akhir hayatku,hiks.. aku berjanji akan tetap mencintaimu dan akan menganggap Shiro sebagai saudariku bukan sebagai temanku" ucapku padanya dengan tulus sambil mengeluarkan air mataku dan berjanji padanya.
Tentu Sora yang melihat ini tersenyum lembut padaku langsung dia membersihkan air mataku, lalu mendekatkan wajahnya denganku dan segera saja dia mencium bibirku dengan lembut.
Aku yang mendapatkan perlakuan ini melebarkan kedua mataku dan melihat kalau Sora sedang menciumku, tentu aku segera menutup kedua mataku sambil memeluk lehernya dan menikmati ciumannya padaku.
Tentu aku hanya menikmati ciuman dari Sora tanpa nafsu sekalipun, sebab Sora merupakan pangeranku, kesatria ku dan juga orang yang kucintai meskipun aku akan berbagi dengan Shiro aku akan tetap mencintainya dan tidak cemburu pada saudariku Shiro.
Karena aku sudah jatuh cinta padanya, dan akan tetap mencintainya walau nyawaku sebagai taruhannya.