5 Hari Kemudian
"kau benar benar sesuatu Riku, menghabisi semua iblis dengan sangat cepat dan kejam kau tahu itu" sahut Sabito dengan santainya pada Riku ketika mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.
Dan semenjak beberapa hari mereka berdua terlihat sangat akrab ketika mereka memburu iblis itu bersama, apalagi koordinasi mereka ketika bertarung bersama.
"yah aku yakin jika saja beberapa iblis itu tidak mencoba untuk menghancurkan haoriku mungkin aku tidak akan menyiksanya dengan memotong kaki dan lengannya terlebih dahulu" balas Riku dengan santai pada Sabito terlihat dia hanya berjalan kedepan sambil berbicara pada Sabito.
Tentu Sabito yang mendengar ini hanya tertawa ketika mendengar pernyataan milik Riku padanya.
"namun aku tidak akan kalah darimu, bagaimana kalau kita berduel lain kali ?" ucap Sabito pada Riku terlihat matanya memandang dirinya dengan serius.
"tentu, kenapa tidak, semoga saja kau tidak jatuh lebih dulu ketika aku mengeluarkan satu teknikku padamu" balas Riku pada Sabito dengan senyum mengejek miliknya kearah Sabito.
Tentu Sabito yang melihat senyumnya sedikit kesal dan membalas perkataannya dengan sedikit urat didahinya.
"hmm.. lain kali aku akan menang, jika aku menang jangan marah yah" balas Sabito yang mengejek Riku kalau dirinya akan menang, dan ia ingin melihat raut wajah yang akan Riku pasang ketika mendengar ini.
"hahahah... kalau begitu berusaha lah" sahut Riku dengan santainya ia tertawa pada Sabito, terlihat dia benar benar jengkel pada Riku saat ini.
"HAA...!! APA KAMU TERTAWAKAN !!?" teriak Sabito pada Riku, sedangkan Riku hanya menertawakan Sabito yang terlihat benar benar ingin memukulnya saat ini.
"ahah... sudahlah, dari pada itu sepertinya sebentar lagi kita akan sampai"
Dan sepertinya mereka berdua sedang berjalan menuju tempat semula, tepat dimana mereka saat ini berkumpul digunung Fujikasane, tempat dimana mereka masuk ketika akan memulai seleksi akhir mereka.
Terlihat ada beberapa orang yang berjalan menuju tempat itu dan menyelesaikan seleksi ini bahkan ada beberapa orang yang melihat kalau Riku dan Sabito baik baik saja walau ada beberapa debu dipakaian mereka.
Tentu karena perbedaan pengalaman mereka dalam teknik milik mereka masing masing, Riku yang sudah membuat Teknik Pernafasan Angin miliknya dulu hingga sempurna dan sekarang Teknik Pernafasan Bulan miliknya sudah hampir mencapai tahap sempurna.
Sebab latihannya bersama Schwi selama 6 bulan dan pengalamannya memegang pedang walau hanya 1 tahun lebih itu sudah membuat tekniknya hampir sempurna, tinggal mencari pengalaman saja maka teknik tersebut akan sempurna.
Sedangkan Sabito masih berkembang, setelah ia mendapatkan pengalaman bertarung dan juga teknik pernafasan miliknya yang meningkat, maka dia dapat akan menjadi sekuat para Pilar atau Hashira dalam waktu singkat.
Ketika mereka berdua sampai langsung saja terlihat banyak kerumunan orang orang disana, sedangkan Sabito yang melihat ini langsung saja menuju ke kerumunan itu sedangkan Riku hanya mengikutinya saja sambil menunggu pengumuman selanjutnya.
Setelah sampai ditempat itu langsung saja Sabito bertanya pada orang orang yang sedang berkumpul saat ini.
"hei, apa yang sedang kalian lakukan disini"
"orang ini ketika sadar langsung saja bertanya apakah ada orang yang bernama Sabito, tentu kami yang mendengar ini bingung, dan kami hanya menjawabnya kalau dia belum sampai kemari, langsung saja dia memberontak" jawab anak laki laki yang baru saja Sabito tanyakan padany.
Sedangkan Sabito yang mendengar ini hanya bisa tertawa canggung, lalu dia menerobos kerumunan kerumunan itu dan melihat kalau Giyuu sedang mencoba untuk memberentokak pada mereka.
Terlihat kalau matanya berwarna merah sebab menangis lalu ingusnya yang juga keluar bersama dengan air matanya.
Tentu beberapa orang yang sedang menahannya hanya menatap Giyuu yang menangis dengan jijik ketika melihat ingusnya yang keluar dari hidungnya.
"GIYUU !!, ada apa denganmu ? aku tidak mati kau tahu ?" tanya Sabito yang terkejut ketika melihat kondisi Giyuu saat ini.
Tentu Giyuu yang memdengar suara Sabito langsung menoleh kearah suaranya lalu segera meneriaki namanya.
"SABITO !!, UWAAHHHH !!" teriak Giyuu pada Sabito sambil berlari menuju kearahnya walau sempat beberapa kali dia terjatuh, dan langsung saja memeluknya dengan penuh khawatir.
"UWAAHHHH AKU KIRA KAU SUDAH MATI !!" teriak Giyuu yang masih menangis pada Sabito sambil mengeluarkan ingus miliknya.
"OOII SIALAN MENJAUH JANGAN DEKATI AKU !! "
Sedangkan Sabito yang melihat Giyuu akan memeluknya sambil mengeluarkan cairan lengket dari hidung, langsung saja ia menendang Giyuu sampai terjatuh.
Tentu Giyuu yang menerima tendangannya terjatuh sambil berguling sampai pohom, setelah itu langsung saja dia berdiri sambil mengusap kepalanya yang terbentur sebelumnya dan mendekati Sabito lagi.
"aww.. kau tahu aku benar benar mengira kalau kau akan mati, aku mendengar dari beberapa orang kalau kau belum datang kemari, jadi aku berpikir.." sahut Giyuu yang sangat khawatir pada sahabatnya.
"yahh.. aku sempat berpikir kalau aku akan mati, jika saja Riku tidak datang tepat waktu" balas Sabito sambil menjaga jaraknya dengan Giyuu yang terlihat masih mengeluarkan ingus miliknya.
Tentu Giyuu yang melihat ini langsung membersihkan ingus miliknya menggunakan pakaiannya miliknya, ketika dia sedang membersihkan kotorannya langsung saha Sabito menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya.
Sedangkan Giyuu yang mendengar ini terkejut, namun sebelum dia bertanya pada tiba tiba saja datang gadis memakai kimono yang sebelumnya datang dihari pertama seleksi akhir.
Tentu disana bukan hanya dirinya saja namun ada sebuah meja dan beberapa biji besi yang dibawakan oleh beberapa orang sebelumnya.
Setelah gadis berambut putih yang memakai kimono itu datang dia langsung saja mengumumkan seleksi akhir sudah selesai, banyak sekali peserta yang sudah lolos berkat bantuan dari Riku yang menolong mereka ketika seleksi.
"semuanya silahkan pilih salah satu biji besi yang ada dimeja untuk pedang milik kalian" ucap gadis berkimono itu pada para peserta yang berhasil lolos.
Tentu semua orang baik itu laki laki maupun perempuan langsung saja menuju kearah gadis tersebut sambil melihat kearah tumpukan biji besi yang ada didepan mereka saat ini.
"bagaimana kita bisa memilih biji besi yang bagus diantara tumpukan ini ?" tanya Sabito pada gadis tersebut sambil melihat tumpukan biji besi yang ada didepannya.
Sedangkan gadis tersebut hanya memasang senyuma diwajahnya, dan hanya menghiraukan Sabito yang sedang bertanya padanya.
Untuk Riku sendiri dia hanya melihat tumpukan batu ini sambil berpikir, tiba tiba saja muncul sebuah ide dikepalanya.
Langsung saja dia menggunakan teknik dunia transparan miliknya dari Demon Slayer Mark yang sempat baru beberapa hari lalu dia dapatkan ketika berlatih dengan Schwi waktu itu.
Tentu Riku menggunakan teknik dunia transparan miliknya tanpa mengaktifkan Mark miliknya, lalu melihat beberapa variasi dari semua biji besi tersebut.
Dari semua biji besi yang dia lihat saat ini hanya ada beberapa warna yang sedikit terang dari biji besi yang lainnya dan ada satu biji besi yang menarik perhatian Riku saat ini.
Dan biji besi yang dilihatnya saat ini merupakan warna yang berbeda dengan yang lainnya, biji besi itu berwarna Ungu gelap namun terang ketika dilihat, tentu saja itu membuat dirinya tertarik ingin dia ambil dan ditempa sebagai pedang miliknya.
Ketika mereka semua masih sibuk untuk memilih biji besi mana yang akan mereka pilih, sedangkan Riku langsung saja mengambil batu yang dia sempat lihat barusan.
Melihat aksinya langsung saja Sabito dan Giyuu memilih biji besi yang ada didepan mereka saat ini, tentu mereka tidak asal memilih, namun mereka memilih menggunakan insting mereka.
Sedangkan Riku yang saat ini memegang biji besi yang dia pegang saat ini, merasakan sensasi dingin seperti es ketika memegang biji besi tersebut.
Tentu Riku yang saat ini sedang memegang biji besi yang ia pegang saat ini merasakan sesuatu pada biji besi ini, yang akan membawanya menuju sesuatu yang akan mengejutkan dirinya dimasa depan nanti.
---
di kaki Gunung Fujikasane
"jadi Riku, apa yang akan kamu lakukan setelah ini" tanya Sabito pada nya, sedangkan Giyuu hanya menganggukan kepalanya yang setuju dengan pemikiran Sabito.
"hmm.. sebenarnya aku ingin pulang kerumah, namun..." jawab Riku yang sedikit ragu ragu ingin memberitahukan sesuatu pada mereka.
"namun ?" tanya Giyuu pada Riku, sedangkan Sabito hanya menatap kearah Riku dengan bingung.
"ketika para iblis datang kerumahku, aku tanpa sengaja menghancurkan rumah ku dengan teknik pernafasan milikku" lanjut Riku pada mereka berdua yang suaranya makin kecil ketika memberitahukan mereka tentang ini.
Tentu saja Riku sempat membangun rumahnya sendiri ketika berlatih dan dibimbing oleh Schwi ketika tinggal dihutan selama 4 bulan.
Dan semua yang sudah ia bangun saat ini hancur karena sekumpulan iblis datang menyerang kediaman miliknya dan Riku tanpa sengaja menggunakan teknik pernafasan bulan miliknya dan menghancurkan rumah miliknya dengan teknik nya.
Sedangkan Sabito hanya tertawa canggung ketika mendengar penuturannya dan Giyuu sendiri ia hanya memasang wajah datar saja ketika mendengar ini.
Untuk Riku sendiri dia hanya menoleh kearah lain agar mereka tidak melihatnya yang saat ini memasang wajah memerah ketika memberitahukan ini.
"ka.. kalau begitu bagaimana kalau kau ikut dengan kami, dan menginap sementara disana sambil menunggu pedang kita jadi, bagaimana ?" tanya Sabito padanya sambil menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal sama sekali.
Tentu Riku dan Giyuu yang mendengar ini terkejut ketika mendengar saran dari Sabito pada dirinya dan Giyuu yang langsung berbicara pada Riku karena ia kepikiran sesuatu dikepalanya.
"yahh.. apa yang Sabito katakan pada benar, bagaimana kalau kau ikut kami dan bertemu dengan guru kami Urokodaki-Sensei ?" sahut Giyuu pada Riku, tentu dia ingin sekali memperkenalkan Riku pada Urokodaki guru mereka, dan Sabito sendiri hanya menganggukan kepalanya pada Riku.
Tentu Riku sempat berpikir sebentar namun ia tetap akan menyetujui saran dari mereka berdua ketika menawarkan tempat tinggal mereka saat ini.
"tentu, bagaimana kalau kalian tunjukan jalannya, sembari kita mengobrol agar suasananya tidak canggung" sahut Riku pada mereka berdua dengan sedikit senyum diwajahnya, tentu mereka yang mendengar ini terkejut karena Riku menyetujui saran mereka.
Tentu mereka yang mendengar ini tersenyum sambil berjalan dan menunjukkan arah jalan mereka pada tempat yang sedang mereka tuju.
Sedangkan Riku hanya tersenyum dan mengikuti mereka saja sambil mengobrol dengan asiknya ketika mereka sedang berjalan.
---
Setelah mereka berjalan cukup lama terlihat ada rumah kecil dipegunungan saat ini, terlihat saat ini pria tua yang memiliki rambut putih karena usianya, terliha ia memakai topeng tengu berwarna merah dan memakai haori biru dan gambar awan sedang membawa tumpukan kayu untuk membuat api unggun malam ini.
Tentu baik itu Sabito dan Giyuu yang melihat ini langsung memanggil namanya, sedangkan Riku hanya melihat kalau sesepuh didepannya saat ini merupakan orang yang melatih Sabito dan Giyuu saat ini.
"Sensei kami pulang !!" teriak mereka berdua sambil melambaikan tangan mereka pada guru mereka, sedangkan sesepuh yang melihat kedatangan mereka berdua yang baik baik saja menjatuhkan tumpukan kayu miliknya dan segera menuju kearah mereka.
Langsung saja Sabito dan Giyuu menuju kearah guru mereka, namun yang mereka pikirkan saat ini berbeda ketika melihat kelakuan guru mereka yang memeluk kedua muridnya sambil menangis dibalik topeng miliknya.
"syukurlah kalau kalian berdua tidak apa apa" ucap Urokodaki pada mereka berdua yang sedang dipeluk oleh dirinya, tentu mereka berdua yang merasakan pelukan hangat dari guru mereka ikut memeluknya.
Sedangkan Riku yang melihat ini hanya bisa tersenyum sambil menunggu reunian mereka selesai.
---
Sekarang mereka semua sedang berada didalam rumah milik Urokodaki sambil menjelaskan padanya apa yang terjadi ketika seleksi akhir mereka beberapa hari yang lalu.
Tentu mereka bercerita mengenai pengalaman mereka sambil menunggu seorang gadis sedang menyajikan teh untuk mereka semua.
Ketika mendengar penjelasan milik Sabito dan Giyuu pada Urokodaki-San tentang seleksi akhir mereka, tentu dia terkejut dan langsung berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan muridnya.
Sedangkan Riku yang melihatnya berterima kasih padanya sambil membungkukan badannya, langsung saja dia menerima permintaan maaf Urokodaki dengan terburu buru padanya, agar Urokodaki tidak perlu membungkuk badan padanya.
Tiba tiba saja seorang gadis datang dan memberikan cangkir yang berisikan teh pada mereka semua, lalu duduk disebelah Urokodaki dengan tenang.
Gadis itu berumur 13 tahun yang memakai yukata berwarna merah dan memiliki pola bunga berwarna putih dan merah muda disetiap polanya, memiliki mata berwarna hijau gelap dan memiliki senyum yang menenangkan semua orang ketika melihat senyumnya.
"terima kasih, Makomo" ucap Sabito dan Giyuu pada gadis yang bernama Makomo yang telah menyajikan teh pada mereka.
"hmm.. terima kasih untuk tehnya" sahut Sora padanya sambil membungkukan badannya dan berterima kasih soal teh yang sudah Makomo sajikan padanya, sedangkan dirinya hanya menganggukan kepala saja ketika mendengar ucapan terima kasih mereka sambil tersenyum.
Sebelum mereka menuju kemari, Sabito sempat bercerita pada Riku tentang dirinya dan juga Makomo yang diadopsi oleh Urokodaki ketika mereka masih kecil hingga saat ini.
Tentu Riku yang mendengar kalau mereka adalah anak adopasi terkejut namun tidak melanjutkan dan hanya mendengarkan dan bertanya tentang hal yang tidak sensitif pada dirinya.
Dan saat ini Urokodaki yang sedang melihat dan sedang mengobservasi Riku dia hanya mengangguk ketika melihat dirinya berbakat dalam seni berpedang.
"hmm.. kerja bagus, untuk anak muda sepertimu sudah mencapai tahap dimana orang dewasa seperti mereka belum mencapainya" sahut Urokodaki pada Riku yang memuji dirinya tentang teknik berpedang miliknya.
"ahh.. sesepuh kau terlalu baik, dan aku harap kalau aku tidak merepotkan kalian ketika berada disini" balas Riku pada Urokodaki yang sudah mendengar kalau dirinya tidak memiliki tempat tinggal saat ini.
"tidak apa apa, kau bisa tinggal disini selama yang kau suka, Makomo bisakah kau antarkan nak Riku menuju kamar yang kosong saat ini" sedangkan Urokodaki hanya melambaikan tangannya saja pada Riku sambil meminta pada Makomo untuk mengantar Riku kekamar yang sedang kosong saat ini.
Sedangkan Makomo hanya menganggukan kepala saja sambil menunjukan kamar yang kosong pada Riku, untuk Riku sendiri ia hanya bisa menerima ini lalu meminta izin pada mereka untuk kekamarnya saat ini.
Tentu Sabito, Giyuu dan Urokodaki yang melihat ini hanya menganggukan kepala mereka saja lalu melanjutkan pembicaraan mereka.
---
Saat ini Riku sudah mengganti baju miliknya dengan yang lain dan pakaian yang sebelumnya sudah ia cuci dan sudah dikeringkan saat ini.
Ketika Riku yang saat ini sedang mencoba untuk tidur, ia sempat berpikir apa yang baru saja ia alami seminggu ini benar benar berbeda dengan yang dia pikirkan.
Kehidupannya yang dulu ketika di zaman modern benar benar memudahkan hidupnya, sedangkan saat ini dia benar benar mengalami kesulitan dan perlu membiasakan diri dengan lingkungannya saat ini.
Dan dia berpikir kalau beberapa hari kedepan merupakan dimana dirinya akan memulai tugasnya sebagai pemburu iblis, setelah berpikir seperti itu langsung saja ia menutup matanya dan tidur.
Namun yang ia tidak tahu nanti ketika dimasa depan dia akan dipanggil sebagai pilar yang sangat kejam ketika membunuh iblis iblis tersebut.