Chereads / Di Dunia Anime Dengan System / Chapter 43 - Latih Tanding & Tes Makomo

Chapter 43 - Latih Tanding & Tes Makomo

Baik itu Riku dan juga Sabito, saat ini mereka sedang ditempat yang cukup luas untuk melakukan latih tanding mereka yang sudah dijanjikan.

Dan saat ini baik itu Urokodaki, Giyuu, dan Makomo mereka sedang menonton latih tanding antara Riku dan Sabito.

Tentu mereka semua sudah menunggu ini cukup lama, apalagi Urokodaki yang saat ini menjadi wasit dalam latih tanding ini pun sedikit penasaran soal teknik pernafasan milik Riku sebab pedang yang dimilikinya cukup panjang dari pada kebanyakan pemburu iblis yang lain.

Begitu juga dengan Giyuu dan Makomo yang sangat penasaran dengan teknik milik Riku terlihat dia sangat percaya diri dengan teknik miliknya dan yakin kalau dia akan memenangkan pertandingan ini.

Sedangkan Riku dan Sabito saat ini mereka sedang saling tatap agar tidak kehilangan konsentrasi mereka ketika salah satu dari mereka bersiap untuk menyerang.

"sekali lagi aku bertanya padamu Sabito, apa kau yakin ingin latih tanding denganku setelah melihat semua itu ?" tanya Riku dengan serius ketika Sabito melihat teknik miliknya yang begitu kejam pada musuhnya.

"yahh.. tentu saja, dengan mengalahkanmu atau seri ketika melawanmu aku yakin aku dapat mengalahkan iblis bulan bawah sepertimu dengan mudah" sahut Sabito pada Riku dengan santai namun tatapannya menunjukan keseriusan ingin mengelahkannya.

Tentu Riku yang melihat ini sedikit terkejut dengan penuturannya dan segera menghela nafas padanya.

"ha.. kalau begitu, aku akan serius kali ini, jadi jangan sampai pingsan ya, Sabito ?" sahut Riku pada Sabito ketika menghela nafas miliknya, langsung saja memasang wajah datar dan mata kosong miliknya.

Tentu baik itu Sabito dan yang melihat mukanya yang datar dan mata kosongnya saat ini terkejut, untuk Sabito dia yakin kalau Riku akan benar benar serius padanya.

Sedangkan yang lainnya juga terkejut ketika melihat raut wajah Riku yang berbeda dari biasa mereka lihat saat ini, sebelumnya dia sangat ceria dan murah senyum, dan saat ini dia benar benar terlihat sangat berbeda.

Tentu Urokodaki yang melihat ini hanya bisa menatap dirinya dengan penasaran, karena Riku mampu menipu dirinya dengan wajah yang dia pasang saat ini.

Untuk Giyuu sendiri ia terlihat ketakutan ketika melihat raut wajah Riku, sebab ia berpikir kalau dirinya yang ditatap mungkin nyawanya yang menjadi taruhan.

Dan Makomo sendiri ia benar benar hampir kehilangan ketenangannya bahkan terlihat keringat dingin keluar dari keningnya, bahkan tangannya tidak bisa untuk tidak berhenti gemetar.

Ketika melihat suasananya yang cukup hening walau sesaat, langsung saja Urokodaki mengumumkan latih tanding mereka akan dimulai.

"kalau begitu, mulai !!" sahut Urokodaki sambil mengangkat tangannya lalu membanting tangannya kalau pertandingan kali ini dimulai.

Setelah mendengar pengumuman Urokodaki langsung saja Riku dan Sabito saling menyerang kedepan dan menggunakan teknik mereka masing masing.

Tentu baik itu Urokodaki, Giyuu, dan juga Makomo yang saat ini melihat kearah mereka berdua, melihat kalau tebasan yang dikeluarkan Riku bagaikan bulan dimalam hari.

Disetiap tebasan milik Riku pasti akan ada beberapa bilah bilah bulan yang akan mengganggu Sabito ketika dia menyerang Riku.

Tebasan demi tebasan Riku keluarkan bahkan dia belum menggunakan teknik pernafasan miliknya sama sekali, sedangkan Sabito sudah mengeluarkan beberapa teknik pernafasan miliknya, yang pertama, ketiga, bahkan yang keempat sudah dia keluarkan.

Namun belum satu pun teknik miliknya yang mengenai Riku, dan hanya menebas kearah pedang kayu milik Riku saja sambil menghindari beberapa rentetan bulan sabit yang dia keluarkan.

Tentu mereka yang menonton saat ini terkejut sebab mereka belum pernah melihat teknik pernafasan yang mengeluarkan rentetan bulan pada musuhnya.

Ketika Sabito masih sibuk dengan rentetan bulan ini, tiba tiba saja Riku menghirup nafasnya sambil mengeksekusi teknik pernafasan miliknya pada Sabito.

Tentu Sabito yang melihat ini segera menghindar namun dia sedikit telat sebab Riku sudah mengeluarkan tekniknya pada Sabito itu sendiri.

"Teknik Pernafasan Bulan Bentuk Kedua : Bunga Mutiara Cahaya Bulan"

Sahut Riku sambil mengeksekusi teknik pernafasan miliknya pada Sabito, terlihat dia menebas dengan cepat kearah depan dengan tebasan yang melengkung sambil mengeluarkan beberapa bilah bulan dan mengarahkannya ke belakang Sabito.

Tentu Sabito yang melihat ini hanya bisa menahannya walau hanya sebagian saja yang dia terima apa lagi bagian punggung nya.

Begitu juga dengan ketiga orang yang sedang menonton Riku mengeluarkan teknik pernafasan bulan miliknya, terlihat beberapa bilah bulan mengarah jelas pada punggungnya Sabito.

Urokodaki yang melihat ini langsung saja mengomentari Riku soal teknik pedang miliknya pada Giyuu begitu juga dengan Makomo.

"Giyuu, teman mu itu benar benar jenius, meskipun dia bilang dia akan serius namun sepertinya dia tetap menahan diri pada Sabito, baik itu kekuatan maupun akurasi miliknya" sahut Urokodaki pada kedua muridnya yang saat ini sedang menonton pertandingan ini dengan serius.

Tentu baik itu Giyuu dan juga Makomo melihat kearah guru mereka yang tiba tiba saja berbicara ketika pertandingan ini masih berlangsung.

"Riku, dia lebih kuat dari Sabito, lebih hebat dalam mengontrol kekuatannya dari Sabito, lebih tenang dari air itu sendiri melebihi dirimu Giyuu, bahkan nak Riku sepertinya secara tidak sengaja memaksa Sabito untuk mengeluarkan potensi miliknya, dengan menekannya hingga batas maksimal Sabito itu sendiri" sahut Urokodaki pada mereka berdua sambil menilai Riku.

Tentu Giyuu dan Makomo yang mendengar ini terkejut ketika mendengar penjelasan guru mereka secara langsung.

"Gu.. guru tidak bercanda bukan ?" tanya Giyuu pada Urokodaki dengan gugup ketika mendengar penjelasannya.

"tidak, bahkan Sabito pun mengetahui ini, bahkan aku belum pernah melihatnya yang begitu sesenang ini dalam hidupku" sahut Urokodaki pada mereka berdua sambil melihat Sabito yang masih menghindar sambil menangkis beberapa tebasan Riku.

Tentu Giyuu dan Makomo langsung melihat kearah temannya Sabito, terlihat dia benar benar kerepotan dengan teknik milik Riku, namun yang mereka lihat saat ini adalah senyum miliknya yang sedang dia pasang ketika bertarung dengan Riku.

Riku yang terkadang menambah beberapa bilah bilah bulan pada tebasannya baik itu bilah bulan yang kecil maupun bilah bulan yang cukup besar, tentu dia sangatlah minim ketika sedang menghindari setiap tebasan milik Sabito itu sendiri.

Sabito sendiri dia menghindari dan menebas beberapa. rentetan bulan yang dikeluarkan Riku padanya, dia seperti perahu yang melewati badai diatas laut.

Setelah dirinya merasa ada momen ketika dirinya akan terjatuh, maka dia akan bangkit kembali dengan caranya sendiri, setiap kali dia bertahan dari tebasan Riku, dia merasa kalau rantai yang membelenggu dirinya satu per satu itu mulai terlepas dan membuat dirinya untuk terus berkembang.

Tiba tiba saja Sabito sepertinya mengerti sesuatu mengenai teknik miliknya, namun ia tidak membuang pikiran tersebut, langsung saja dia menenangkan otot miliknya.

Ditengah pertarungan Riku merasa kalau Sabito sudah mulai berubah, dia merasa kalau Sabito terlihat lamban namun disetiap serangannya itu dia merasa tebasan Sabito semakin kuat.

Tentu Riku yang merasakan perubahan ini sedikit serius dan menambahkan lagi beberapa bilah bulan pada tiap tebasan miliknya untuk kembali menyudutkan Sabito.

Sabito sepertinya tidak menyadari ini jika tubuhnya bergerak sesuai insting, tapi disetiap gerakannya banyak maupun tidak banyak gerakan yang dibuat buat dan terlihat natural.

Tentu Urokodaki yang melihat ini memposisi kan kembali dirinya, namun ekspresi dibalik topengnya berbeda dan terlihat kalau tubuhnya sedikit bergetar ketika melihat Sabito.

Giyuu dan Makomo yang melihat guru mereka merasakan ada fluktuasi emosi pada guru mereka, namun mereka tetap menonton pertandingan ini dengan serius.

Tubuh Sabito saat ini dibanjiri oleh keringat, terlihat kalau pernafasan miliknya meningkat ketika dia menghirup nafasnya, tentu Riku merasa kalau Sabito sedang membuat momentumnya, itu terlihat seperti dirinya sedang menyiapkan sesuatu.

"Teknik Pernafasan Air Bentuk Kesebelas : Banjir Naga"

Sahut Sabito sambil mengeluarkan banjir naga besar dibelakangnya, terlihat beberapa naga sedang mengikuti arah tebasan Sabito pada Riku, terlihat seperti ombak besar yang akan menghancurkan apapun yang ada didepannya.

Tentu Riku yang melihat ini terkejut dan langsung saja mengeluarkan teknik pernafasan bulan miliknya yang berupa area pada Sabito.

"Teknik Pernafasan Bulan Bentuk Kesembilan : Tebasan Bulan Sabit : Bulan Ivy"

Sahut Riku sambil mengeluarkan 3 tebasan raksasa seperti gergaji mesin yang tiap tebasannya itu ada beberapa bilah bulan yang cukup besar mengarah pada Sabito.

Tentu kedua tebesan mereka saling beradu, bahkan membuat ketika kedua teknik itu saling beradu itu akan membuat sedikit guncangan.

Bahkan beberapa pohon sudah tidak ada yang berdiri lagi bahkan ditanahnya pun ada beberapa tebasan yang sepertinya itu milik Riku.

Begitu juga dengan Urokodaki, Giyuu dan Makomo sedikt mundur karena guncangan itu bahkan beberapa debu menutupi pandangan mereka.

Ketika debu itu sudah menghilang langsung saja mereka bertiga disuguhi pemandangan dimana beberapa pohon tumbang dan ada beberapa tebasan disetiap pohon dan juga tanahnya.

Lalu ada siluet orang yang masih berdiri didalam debu itu, ketika debu itu menghilang terlihat Riku yang masih memiliki kondisi yang baik baik saja kecuali syal miliknya yang sudah terpotong potong dan jatuh ditanah.

Sedangkan kondisi pedang kayunnya hanya ada sedikit retak pada pedangnya, lalu didepannya ada Sabito yang sudah terjatuh pingsan dengan pedangnya yang sudah patah menjadi dua.

Tentu Giyuu dan Makomo yang melihat kondisi teman mereka langsung mengangkatnya kedalam rumah untuk dirawat, sedangkan Urokodaki datang kearah Riku sambil membungkukan badannya.

Ketika Riku melihat Urokodaki yang akan menundukan badannya langsung saja dia dengan cepat menghindarinya.

"sesepuh, kumohon jangan ?!" sahut Riku pada Urokodaki yang terkejut ketika melihat ini, langsung saja dia menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"apa yang Sabito saat ini raih tidak bisa diucapkan oleh kata kata saja, sebab itu adalah mimpi bagi setiap para pendekar pedang, maka dari itu aku hanya bisa berterima kasih banyak atas bantuannya padamu nak Riku" balas Urokodaki pada Riku sambil mengangkat kepalanya.

Sedangkan Riku yang melihat ini hanya bisa tertawa canggung saja, sebab hanya dengan latih saja sudah membuat Sabito berkembang dengan pesat, apalagi dia adalah orang yang jenius.

Bahkan Sabito bisa melihat pokok atau inti dari teknik pernafasan air miliknya ketika bertarung, bahkan dia membuat teknik yang baru.

"kalau begitu bagaimana kalau kita segera melihat Sabito saja ? aku yakin sebentar lagi dia akan bangun" sahut Riku sambil melihat kondisi Sabito pada Urokodaki.

Sedangkan dirinya hanya menganggukan kepalanya saja sambil melihat kondisi muridnya yang satu ini, begitu juga dengan Riku yang mengikutinya sambil membantu Sabito.

---

Saat ini baik Riku, Sabito, Giyuu maupun Makomo mereka sekarang sedang dalam perjalanan menuju gunung Fujikasane, namun ditengah perjalanan mereka bertemu dengan beberapa iblis yang sepertinya akan menyergap mereka.

Tentu Riku yang melihat ini hanya membiarkan iblis itu menyerang mereka dan membiarkan Makomo sendiri yang menghabisi mereka, begitu juga dengan Sabito dan Giyuu.

Memang Makomo memerlukan waktu untuk menghabisi para iblis itu diperjalanan, sedangkan yang lainnya hanya menonton sambil menghindar saja.

Ketika hanya tersisa satu iblis lagi langsung saja Makomo memotong kepala iblis itu dengan dengan cepat namun tenang.

Bagaimanapun juga Makomo memang orang yang sangat tenang ketika menghadapi situasi yang baru saja terjadi, pengalaman pertamanya dalam bertarung membuat dia dapat merasakan sesuatu.

Kalau serangan miliknya sangat cepat dan mematikan, gerakan Makomo seperti gelombang air yang akan menghancurkan apapun yang berada dihadapannya.

"Kau tahu Makomo, kau seharusnya terlihat seperti perempuan pada umumnya, cobalah bertingkah seperti itu" sahut Riku pada Makomo dengan lembut ketika dirinya melihat Makomo membunuh para iblis iblis itu tanpa ampun.

"yahh.. betul kau seharusnya berperilaku seperti itu, kau terlihat seperti orang gila" ucap Sabito pada Makomo yang sepertinya setuju dengan Riku dengan nada mengejek.

"hmm.. apa yang mereka katakan benar perempuan gila, sepertinya kau benar benar sudah siap kali ini" lanjut Giyuu pada Makomo tanpa ampun dia berbicara seperti itu didepan orangnya langsung.

Tentu Riku yang mendengar ini langsung melihat kearah Sabito dan juga Giyuu dengan datar dan berpikir kalau mereka tidak akan bisa mendapatkan teman kalau begini terus.

Sedangkan Makomo yang saat ini sedang menyarungkan pedangnya, dia yang mendengar ucapan mereka berdua terlihat sedikit kesal bahkan bibirnya berkedut ketika mendengar ucapannya Sabito maupun Giyuu.

"yahh.. daripada itu seharusnya sebentar lagi kita akan sampai bukan ?" tanya Riku yang saat ini melihat kalau gunung itu ada didepan mereka saat ini.

"hmm.. kau benar harusnya tinggal beberapa menit lagi kita akan sampai" balas Sabito yang juga saat ini melihat kearah gunung itu.

"yahh.. harusnya kita bisa sampai disana sebelum malam" lanjut Giyuu pada mereka berdua.

Langsung saja mereka melanjutkan perjalanan mereka ketempat dimana seleksi akhir akan dimulai, setelah sampai di kaki gunung mereka berempat melihat kearah pohon pohon yang saat ini banyak sekali bunga wisteria dikaki gunung tersebut.

Saat ini mereka berempat sedang menaiki tangga tersebut ketempat semua peserta berkumpul saat ini, tentu baik itu Riku, Sabito dan Giyuu yang melihat ini merasa nostalgia dengan pandangan nya.

"yahh.. tempat ini tidak benar benar berubah bukan ?" sahut Riku yang masih memandang bunga wisteria pada mereka.

"ya kau betul, suasana ini membuatku merasa nostalgia" balas Sabito sambil menghela nafas ringan pada Riku.

"yahh.. bahkan kamu hampir saja mati disana" sahut Giyuu pada mereka dengan santainya ia berbicara seperti itu pada Sabito.

Ketika mereka bertiga mendengar ucapannya Giyuu langsung saja mereka melihat kearahnya dengan datar, tentu Giyuu yang merasakan tatapan mereka memiringkan kepalanya sambil bertanya pada mereka.

"ada apa ?" tanya Giyuu yang kebingungan ketika mereka semua tiba tiba saja berhenti ditengah tangga.

"tidak bukan apa apa" sahut Riku sambil menggelengkan kepalanya lalu melihat kearah Sabito dan Makomo.

Tentu mereka berdua yang merasakan tatapan Riku langsung melihatnya dan dipikiran mereka saat ini hanya satu kalau Giyuu seperti ini terus dia tidak akan mempunyai teman yang lain.

Mereka yang melihat ini hanya menghela nafas sambil melanjutkan perjalanan mereka, sedangkan Giyuu yang saat ini benar benar tidak mengerti akan situasinya saat ini.

Saat ini mereka semua sudah sampai dipuncak tangga tersebut, lalu melihat kalau peserta kali ini sangatlah banyak dari sebelumnya.

"hmm.. aku merasa sepertinya peserta kali ini benar benar sangat banyak dari beberapa tahun yang lalu ketika kita pertama kali melakukan seleksi bukan ?" tanya Riku yang memegang dagunya sambil melihat sekelilingnya kalau peserta kali ini bertambah lebih banyak dari sebelumnya.

"yahh.. kau benar kali ini mereka banyak apalagi para perempuannya" balas Sabito sambil melihat kalau sekarang lebih banyak wanitanya daripada laki laki.

Sedangkan Giyuu dan Makomo hanya menganggukan kepala mereka saja, tentu kebanyakan peserta banyak yang melihat kearah Riku dan yang lainnya ketika mereka sampai.

Apalagi para perempuan yang melihat Riku saat ini mereka merasa kalau seleksi kali ini adalah berkah bagi mereka tersendiri ketika melihat Riku tentu mereka akan berjuang untuk menyelesaikan seleksi mereka agar dapat melihat Riku lagi.

Dan entah kenapa Riku yang saat ini merasa kalau bulu kuduknya naik dan merasakan sesuatu yang tidak mengenakan.

Tiba tiba saja Kakushi datang dan menjelaskan semua mengenai seleksi kali ini yang masih sama seperti sebelumnya.

Sedangkan Makomo yang saat ini sedang mendengar semuanya dengan tenang dan bersiap untuk memulai tesnya, namun dia mendengar suara yang sedang menyemangati dirinya dari ketiga temannya.

"semoga beruntung !!" teriak Riku pada Makomo dengan senyum lembutnya tertuju kearah Makomo, saat ini dia sedang melambaikan tangannya pasa Makomo.

"jangan mati !!" teriak Sabito pada Makomo tanpa ampun sambil melambaikan tangannya.

"jangan sampai dimakan !!" teriak Giyuu juga pada Makomo yang sama seperti Sabito tanpa ampun dan melambaikan tangannya.

Tentu Riku yang mendengar ini melihat kearah mereka berdua dengan wajah datar sambil menjauhi mereka sedikit demi sedikit.

Dan untuk para peserta yang lain terutama para perempuan yang saat ini sedang melihat kearah Makomo dengan tatapan iri dan juga cemburu sebab dia didukung oleh 3 orang tampan.

Sedangkan Makomo yang mendengar teriakan ketiga temannya apalagi Sabito dan Gjyuu saat ini dia benar benar ingin memasukan kepalanya dalam lubang sebab malu.

'sialan, awas saja kalian berdua'

---

7 hari telah berlalu sekarang Makomo dan para peserta yang tersisa saat ini didepan mereka ada biji besi yang akan mereka pilih, langsung saja Makomo mengambil batu yang menurutnya bagus.

"selamat karena sudah menjadi pemburu, dalam waktu 1 minggu kedepan pedang kalian akan siap" sahut Kakushi itu sambil menundukkan kepalanya pada Makomo dan para peserta yang lain.

Langsung saja dia berjalan kearah Riku dan teman temannya yang saat ini sedang menunggu dirinya, terlihat Makomo saat ini memasang senyum diwajahnya.

Namun bagi Riku senyumnya itu bukan yang seperti dia pikirkan, langsung saja dia meminta izin pada Sabito dan juga Giyuu untuk pergi.

"yahh.. Sabito, Giyuu kalau begitu aku akan pergi dulu aku ada beberapa urusan dibawah" sahut Riku dengan panik sambil pergi meninggalkan mereka berdua dengan cepat.

Tentu Sabito dan juga Giyuu yang melihat ini bingung namun sebelum mereka bertanya tiba tiba saja Riku berlari dengan kencang.

Namun ketika Makomo sudah datang Sabito dapat melihat senyumnya yang terlihat cukup gelap, dia ingin lari namun terlambat.

"ehh ? oi Riku !! ada urusan apa kamu dibawah !!, yahh.. sepertinya dia benar benar terburu buru, omong omong selamat Makomo, kenapa senyummu terlihat cukup gelap ?" tanya Giyuu pada Makomo yang saat ini sedang melihat senyuman milik Makomo.

Sedangkan Sabito yang saat ini sedang mengutuk keras karena kelakuan Giyuu hanya akan menambahkan masalah baru bagi dirinya.

---

Saat ini Riku sedang turun dari tangga dengan terburu buru, tiba tiba saja dia mendengar suara teriakan Sabito dan juga Giyuu.

Ketika Riku mendengar suara teriakan mereka dari atas langsung saja dia menambah kecepatannya dan segera turun dengan cepat sedangkan wajahnya saat ini sedang pucat.