Saat ini seluruh orang yang saat ini sedang memandang kearah 4 orang yang saat ini sedang membawa pedang disetiap pinggang milik mereka, namun bukan itu yang mereka lihat saat ini.
Mereka semua sedang melihat kearah 2 orang yang saat ini sedang babak belur habis dipukuli, dan terlihat beberapa dari mereka sedang mengasihi kedua orang itu, bahkan sampai membisikan sesuatu mengenai kedua orang yang saat ini sedang babak belur.
"untung saja aku sempat kabur" sahut pria berambut putih panjang yang saat ini rambutnya sudah dapat diikat dengan santainya ia berbicara pada kedua temannya, sambil mengelus dadanya.
"sialan kau harusnya memberitahukan kami lebih dulu" balas pria yang sedang memiliki luka gores dipipi nya, lalu diwajahnya terdapat beberapa luka lebam dan mata yang hitam sebab dipukuli, saat ini dia sedang kesal pada temannya yang satu ini.
"uhh.. ini benar benar sakit kau tahu itu" sahut temannya yang satu lagi mengalami nasib yang sama dengan yang pertama, sambil menggosokkan bekas luka lebam miliknya.
"hahaha.. kalau begitu kita makan di kedai terdekat saja biar aku traktir kalian, sembari merayakan keberhasilan Makomo dalam seleksinya" sahut Riku pada mereka yang saat ini sedang babak belur yang lain dan yang bukan mereka adalah Sabito dan Giyuu.
Sedangkan Makomo sendiri hanya menganggukan kepala dengan tenang saja namun sebenarnya dia bahagia sebab kali ini dia ditraktir makan oleh temannya yang perhatian satu ini.
"hmm.. kalau begitu tunggu apa lagi ayo !!!" sahut Riku dengan semangat sambil melangkahkan kakinya dengan cepat, begitu juga dengan Makomo.
Sedangkan Sabito dan juga Giyuu yang melihat kelakuan mereka berdua hanya bisa menghela nafas saja dan mengikuti mereka berdua saja.
Ketika mereka berempat sedang berjalan tiba tiba saja Riku berhenti ditengah jalan sambil melihat kearah hutan dengan pandangan serius menatap kearah hutan.
Langsung saja Makomo menabrak punggung Riku yang tiba tiba saja berhenti, tentu mereka bertiga yang melihat keanehan ini berhenti dan juga segera melihat kearah yang Riku lihat saat ini.
"seberapa kuat ?" tanya Sabito pada Riku dengan serius.
"lebih kuat dari yang sebelumnya, namun aku yakin Giyuu dan juga Makomo bisa menghadapinya" sahut Riku yang masih menatap kedalam hutan, sedangkan Giyuu dan Makomo yang mendengar ini hanya menganggukan kepala meraka.
Langsung saja mereka berempat melesat kedalam hutan dan meninggalkan jalanan agar tidak menyebabkan kegaduhan ketika bertarung.
Ketika mereka sedang bertarung langsung saja Riku menghindari serangan selendang yang mengarah padanya, sedangkan yang lainnya langsung mengeluarkan pedang mereka dan bersiap untuk bertarung.
Ketika Riku sudah mendarat tiba tiba saja suara perempuan terdengar oleh mereka semua, suaranya terdengar sangat dewasa dan penuh kesombongan.
"lihatlah gerombolan semut ini" sahut gadis iblis itu sambil melebarkan selendang bergambar bunga dan menyerang kearah mereka dengan cepat.
Tentu Riku dan yang lainnya menghindari dan menangkis selendang milik iblis itu, saat ini baik itu Giyuu dan Makomo yang melihat serangan iblis itu langsung saja menangkis serangannya.
Sedangkan Sabito yang saat ini menangkis serangan tersebut dengan wajah yang tenang berbeda dengan yang sebelumnya, untuk Riku saat ini dia langsung menjauh sambil melihat kearah iblis itu tentu ia terkejut namun dia yakin kalau mereka dapat mengalahkannya.
Ketika serangannya sudah selesai langsung saja iblis itu keluar dari balik bayangan itu dan terlihat dia sedang memakai gaun yang tipis itu beserta selendang miliknya.
Baik itu Giyuu dan Makomo yang melihat kearah mata iblis itu yang kuning dan terlihat ada tulisan di matanya yang menunjukan dirinya kalau dia sebenarnya adalah
Iblis Bulan Atas 6
---
Tentu baik itu Giyuu dan Makomo saat ini mereka berdua sedikit bergetar ketika melihat ada iblis bulan atas disini.
Sedangkan Riku dan Sabito saat ini mereka hanya akan menonton saja sebab mereka yakin kalau mereka berdua dapat mengatasi ini.
Langsung saja tanpa basa basi iblis itu menyerang Giyuu dan Makomo dengan cepat, namun masih bisa dilihat oleh mereka berempat.
Tentu Makomo yang melihat ini langsung menyerang selendang yang menyerang kearahnya namun semua selendang ini mengganggu dirinya untuk bergerak.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Ketiga : Tarian Arus Cepat"
Sahut Makomo sambil mengeksekusi tekniknya yang menirukan gerakan ombak di permukaan air, sembari menebas dan menghindari selendang iblis itu dengan cepat.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Pertama : Tebasan Permukaan Air"
Lanjut Makomo yang memfokuskan tebasannya untuk menghasilkan momentum miliknya pada selendang iblis itu, namun disetiap tebasan miliknya semakin lama semakin lemah.
Tentu iblis yang melihat itu tersenyum dan segera memfokuskan selendang miliknya pada Makomo dengan cepat
Makomo yang melihat ini tidak bisa menghindar karena banyak sekali selendang yang menuju kearahnya, namun sebelum mengenai nya tiba tiba saja Giyuu datang dan mengeksekusi tekniknya sembari melindungi Makomo.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Keenam : Pusaran Air"
Sahut Giyuu sambil mengeluarkan pusaran air untuk melindungi Makomo yang berada ditengah teknik milik Giyuu dan menebas beberapa selendang yang ingin menangkap dan menebas Makomo.
"hahaha, tidak buruk" sahut iblis itu yang tertawa pada mereka berdua sambil memberikan serangan miliknya pada mereka dengan cepat.
Tentu baik itu Giyuu dan Makomo menghindari serangan selendang itu sambil menangkis dan memotongnya sampai kecil.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Ketiga : Tarian Arus Cepat" sahut Makomo yang memberikan tebasan itu sambil mendekati iblis itu dengan cepat.
Bahkan iblis itu harus menghindari serangan milik Makomo namun ketika dia ingin menyerang balik dirinya Giyuu selalu membantunya dengan memotong selendang milik iblis itu.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Kedua : Roda Air" sahut Giyuu sambil menebas selendang itu dengan dengan melompat dan berputar pada selendang yang akan ditebas olehnya.
"kalian pikir aku semudah itu !!" teriak iblis itu dengan marah lalu menambahkan tempo pada serangan miliknya pada Giyuu dan Makomo.
Namun mereka berdua masih bisa menghindari serangannya dengan mudah dan segera memojokkan dirinya dengan cepat.
"Sabito, kau pasti menyadari ini bukan ?" tanya Riku yang melihat keanehan ini pada Sabito.
"yahh.. aku juga merasakannya, iblis ini berbeda dengan yang sebelumnya seharusnya iblis bulan atas hanya bisa dikalahkan oleh 2 orang pilar seperti yang dikatakan oleh para pemburu yang lain, namun iblis bulan atas yang satu ini sungguh berbeda" balas Sabito yang juga sama sama melihat keanehan ini sambil menjelaskan apa yang para pemburu iblis lain katakan pada Riku mengenai iblis bulan atas ini.
"yahh.. kau betul dia terlihat lemah dari iblis bulan bawah yang kita hadapi sebelumnya, dan aku merasakan keanehan pada iblis tersebut" sahut Riku sambil menganalisis iblis tersebut dengan cermat begitu juga dengan Sabito.
Baik itu Giyuu dan Makomo mereka berdua saat ini sedang memojokkan iblis itu dengan cepat, terlihat iblis itu benar benar kerepotan dengan mereka berdua.
Langsung saja iblis itu kembali menyerang Makomo sambil mencoba untuk menahannya, namun lagi lagi Giyuu menahannya.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Keenam : Pusaran Air" sahut Giyuu yang saat ini melindungi Makomo sekali lagi, sedangkan Makomo langsung saja melesat kearah iblis itu dengan cepat ketika Giyuu mengeluarkan tekniknya.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Kesembilan : Percikan Air" sahut Makomo sambil bergerak layaknya percikan air di setiap langkahnya yang cepat itu.
Iblis itu yang saat ini melihat gerakan Makomo langsung saja dia menyerangnya, namun lagi lagi Giyuu langsung menyerang iblis itu untuk mengacaukan konsentrasinya.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Kedelapan : Air Terjun" sahut Giyuu sambil memberikan tebasan berupa air terjun pada iblis itu agar dirinya terganggu.
"sialan !!?" teriak iblis itu sambil menyerang Giyuu namun sebelum menyerangnya, tiba tiba saja Makomo datang dan menyerang selendangnya termasuk leher iblis itu.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Kesepuluh : Naga Perubahan" sahut Makomo sambil mengeksekusi tekniknya dan terlihat proyeksi Naga pada tebasan miliknya sambil menebas selendang selendang itu dengan kuat.
Langsung saja Makomo menebas selendang dan leher iblis, terlihat kalau kepala iblis itu terjatuh ketika serangan Makomo berhasil mengenai dirinya yang membuat iblis itu membelakkan matanya karena lehernya tertebas oleh Makomo.
Tentu Giyuu dan Makomo saling pandang satu sama lain dan menganggukan kepala mereka, tepat sebelum mereka ingin beristirahat tiba tiba saja iblis itu berteriak.
"sialan, berani nya kalian menebas kepala ku !!!" teriak iblis itu yang saat ini sedang terduduk karena kepalanya terbelah.
"bagaimana kau masih bisa hidup !!" sahut Giyuu yang saat ini sedang terkejut ketika melihat iblis itu masih hidup.
"kau pikir bocah bau seperti kalian dapat membunuhku !!" teriak iblis itu dengan wajah marahnya, terlihat wajahnya yang semula cantik berubah sebab dirinya yang marah.
Langsung saja Makomo kembali menunju kearah iblis itu dan kembali menebas dirinya dengan cepat, namun tiba tiba saja iblis itu berteriak.
"kakak !! seseorang mengganggu ku !!?" teriak iblis itu pada seseorang, bahkan Riku dan Sabito yang saat ini sedang melihat ini terkejut dan langsung saja Riku kearah Makomo dengan cepat.
Tentu Makomo yang mendengar teriakan iblis itu tiba tiba saja dia merasa kalau insting miliknya segera memberitahukan dirinya untuk melarikan diri namun telat sebab dia melihat sebuah sabit tepat menuju lehernya.
Makomo bahkan sempat berpikir kalau dirinya kali ini benar benar akan mati, namun sebelum menerima kenyataan ini tiba tiba saja Riku mendorongnya sambil menangkis sabit milik iblis itu.
TIIINGG~~!!
"Makomo !! sadarlah !!?" teriak Riku sambil menahan sabit milik iblis itu dan segera mendorongnya.
Makomo yang mendengar teriakan Riku langsung saja menyadarkan dirinya dan segera bangun walau tangannya sedikit bergetar ketika merasakan kematian didepannya, namun ia tetap berdiri dengan tegak, walau disekitar keningnya ada banyak keringat dingin keluar.
Setelah Riku mendorong iblis itu lamgsung saja iblis itu pergi ketempat iblis perempuan itu dan menyambungkan kepalanya lagi.
"kau ini seharusnya menyambungkan kepalamu terlebih dahulu sebelum berteriak, kau benar benar tidak bisa berpikir tanpaku, bukan ?" sahut iblis yang terlihat tubuhnya sangatlah kurus, bahkan tulang tulangnya pun hampir terlihat karena tidak ada daging sama sekali ditubuhnya.
Ketika kepala iblis perempuan itu sudah disambungkan kembali langsung saja iblis laki laki itu mengambil sabit tulang miliknya dan melihat kearah Riku dan yang lainnya.
"hei.. Sabito sepertinya yang asli sudah keluar" sahut Riku sambil memegang pedangnya dengan erat lalu menatap iblis yang membawa sabit itu dengan datar dan serius.
"yahh.. kau benar sepertinya kita berdua akan mengurusnya, Giyuu, Makomo kalian urus iblis perempuan itu !?" teriak Sabito pada Giyuu dan Makomo yang sedang melihat kedua iblis ini, sambil mengeluarkan pedang milik mereka dan mengikuti arahan Sabito.
---
"kalian pikir dapat membunuh kami dengan mudah dasar bocah bau kencur !!!" teriak iblis itu sambil mengeksekusi teknik darah iblisnya pada mereka semua.
"Teknik Darah Iblis : Percikan Sabit" sahut iblis itu sambil mengeluarkan beberapa sabit darah pada Riku dan yang lainnya.
Riku yang melihat ini hanya menangkisnya, sedangkan Sabito dan yang lainnya hanya menghindar dan segera berpencar untuk mengalahkan kedua iblis itu, meskipun mereka tetap terkena goresan sabit itu walau hanya sedikit.
"Sabito !! kau urus iblis itu, aku akan menahan serangan sabit miliknya !!" teriak Riku yang saat ini sedang menahan beberapa sabit darah milik iblis itu, sedangkan Giyuu dan Makomo langsung pergi dan segera bertarung dengan iblis yang satunya lagi.
Ketika Riku sedang berteriak pada Sabito langsung saja iblis itu ada didepan Riku dengan kecepatan yang tidak normal.
"kau pikir menahan serangan ku akan semudah itu jangan bermimpi" sahut Iblis itu pada Riku sambil menyerangnya, dan tentu saja Riku hanya menangkis serangan miliknya walau kerepotan dengan kedua sabit milik iblis itu.
"tch.." decih Riku yang saat ini benar benar kerepotan dengan kecepatannya namun masih bisa menangkis serangan milik iblis itu.
Terlihat kedua sabit dari iblis itu dan beberapa bilah bulan dari teknik milik Riku sedang saling beradu, walau mereka berdua saling kerepotan dengan serangan satu sama lain, namun mereka tetap menyerang sembari menahan serangan milik mereka satu sama lain.
"tch.. kau memiliki teknik yang merepotkan kawan" sahut iblis itu sambil menahan beberapa bilah bulan yang sedang dikeluarkan oleh Riku dari teknik miliknya dan segera menyerangnya.
"terima kasih untuk pujiannya, tuan iblis" sahut Riku yang tersenyum padanya dan juga saat ini sedang menahan kedua sabit miliknya dengan teknik miliknya.
Sedangkan Sabito yang melihat Riku sedang mengalihkan perhatian dan menahan serangan iblis itu langsung saja Sabito menyerang iblis itu dengan teknik miliknya.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Ketiga : Tarian Arus Cepat" sahut Sabito yang saat ini menyerang iblis itu sambil mencoba untuk memotong tangannya agar tidak menyerang dirinya dan Riku.
Namun hasilnya berbeda, ketika iblis itu melihat kearah Sabito langsung saja dia menggagalkan teknik miliknya dengan teknik darah iblisnya yang lain.
"Teknik Darah Iblis : Putaran Pedang Kematian : Percikan Sabit"
Ucap iblis itu yang benar benar kerepotan dengan teknik milik Riku dan serangan milik Sabito, iblis itu langsung saja mengeluarkan pusaran darah disekeliling tangannya dan mementalkan Sabito hingga kepohon yang berada dibelakangnya saat ini.
Sedangkan Riku hanya bisa menahan pusaran sabitnya sambil menerima serangan iblis itu disekujur tubuhnya, walau luka yang dialaminya tidak cukup parah.
Giyuu yang saat ini sedang bertarung dengan iblis yang satunya lagi segera melihat kearah Sabito dan Riku yang sedang terluka saat ini.
"SABITO !? RIKU !?" teriak Giyuu dengan penuh khawatir pada mereka berdua, iblis yang melihat pandangan Giyuu teralihkan langsung saja menyerangnya, namun ditahan oleh Makomo.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Keenam : Pusaran Air" sahut Makomo sambil melindungi temannya yang saat ini sedang tidak fokus.
"tch.." decih dari iblis perempuan itu ketika melihat serangan diam diamnya ditangkis oleh Makomo.
"Giyuu, lakukan pekerjaanmu, biarkan mereka berdua menghadapi iblis yang satunya lagi" sahut Makomo sambil menangkis serangan iblis itu lalu kembali menyerangnya.
Tentu Giyuu yang melihat ini menganggukan kepalanya sambil berpikir pada dirinya sendiri.
'fokus Giyuu !!, fokus !! ' batin Giyuu pada dirinya lalu melanjutkan menyerang iblis itu dan membantu Makomo.
Sedangkan saat ini Sabito yang terlempar dan menabrak pohon itu langsung saja mencoba untuk berdiri lagi, namun tiba tiba saja Sabito mengeluarkan batuk darah.
'sial ada racun pada teknik milik iblis itu' batin Sabito yang merasakan tubuhnya sedikit demi sedikit melemah lalu melihat kearah Riku yang saat ini masih menahan serangan iblis itu dengan serius.
"hahaha.. harusnya racun itu sudah menyebar didalam tubuh kalian" tawa iblis itu pada Riku dan yang lainnya, sedangkan Giyuu dan Makomo yang saat ini bertarung dengan iblis yang satunya lagi mereka merasa kalau pandangan mereka sedikit buram, namun mereka tetap melanjutkannya.
Sedangkan Riku yang mendengar ini hanya tersenyum saja sambil mengeluarkan teknik pernafasan bulan miliknya pada iblis itu.
"Teknik Pernafasan Bulan Bentuk Kedelapan : Leluhur Bulan : Penampakan Bulan tak Berujung" sahut Riku sambil memberikan rentetan tebasan zigzag pada iblis itu sambil mengeluarkan beberapa bilah bulan yang cukup besar pada iblis itu.
Tentu iblis yang melihat tebasan Riku langsung saja mengeluarkan teknik darah iblis miliknya sambil melindungi dirinya.
"Teknik Darah Iblis : Pusaran Sabit Iblis" sahut iblis itu sambil melindungi dirinya dengan pusaran sabit miliknya, walau masih ada beberapa yang tidak bisa dia tangkis.
Sabito yang melihat ini langsung saja mengeksekusi tekniknya pada iblis itu yang masih melindungi dirinya sendiri dari rentetan bilah bilah bulan milik Riku.
"Teknik Pernafasan Air Bentuk Kesebelas : Banjir Naga" sahut Sabito sambil mengeluarkan siluet banjir naga dibelakangnya dan menyerang tangannya saja.
Tentu Riku yang mendengar suara Sabito langsung menghentikan tekniknya agar Sabito dapat menyerang iblis itu dan memberikan Riku kesempatan untuk memotong lehernya.
Ketika iblis itu masih sibuk dengan rentetan tebasan berbentuk bulan dari Riku tiba tiba saja Sabito datang dan menyerang tangan dan sekujur tubuh milik iblis itu, setelah rentetan tebasan bulan itu berhenti.
Tentu iblis yang merasakan serangan milik Sabito tidak bisa menghindarinya dan membiarkan dirinya tertebas dan mundur terlihat kedua lengannya sudah putus.
Namun sebelum meregenerasi tangan miliknya tiba tiba saja Riku datang dibelakangnya dan segera menyerangnya dengan cepat lalu menebas leher dan badan iblis tersebut.
"Teknik Pernafasan Bulan Bentuk Ketiga : Rantai Keputusasaan Bulan Kematian" sahut Riku sambil mengeluarkan tebasan tunggal berbentuk bulan yang terlihat seperti rantai pada iblis itu yang memotong lehernya begitu juga dengan tubuhnya yang ikut terbelah.
Tentu iblis yang menerima serangan tunggal milik Riku terkejut, lalu kepala dan juga tubuh milik iblis itu akhirnya terpotong lalu kepalanya sedang mengelinding ditanah.
Ketika kepala iblis itu sudah terpotong, lalu segera saja dia melihat kearah adiknya, kalau adiknya juga sudah dipotong kepalanya setelah iblis itu ditebas oleh pedang Riku.
Bahkan iblis perempuan itu sama terkejutnya ketika melihat kepala kakaknya ada dihadapannya, saat ini dia benar benar marah pada kakaknya lalu membentaknya.
Tentu sang kakak itu juga marah dan membentak balik adiknya yang ikut ditebas oleh temannya Riku, mereka bahkan saling menyalahkan satu sama lain sampai sampai sang kakak tidak ingin mempunyai adikn sepertinya.
Ketika sang adik yang mendengar penuturan kakaknya tiba tiba saja kepalanya perlahan menjadi abu, begitu juga dengan sang kakak.
Riku dan yang lainnya ketika melihat ini hanya diam lalu berdoa pada mereka semoga kehidupan berikutnya mereka dapat hidup dengan tenang disana.
Setelah berdoa tiba tiba saja Sabito, Giyuu dan Makomo jatuh ketanah sambil mengeluarkan batuk darah, sedangkan Riku yang melihat ini langsung membantu mereka.
Tiba tiba saja Riku mengeluarkan batuk darah ketika dia bergerak dan terjatuh ketanah, tentu Riku yang saat ini sedang merasakan racun milik iblis itu sebelumnya segera bergerak menuju kearah mereka.
Namun pandangannya saat ini sedikit buram dan hanya bisa diam ditempat namun dia masih bersikeras untuk menolong mereka.
Tiba tiba saja Riku melihat siluet beberapa Kakushi datang dan segera menolong Riku dan yang lainnya, ketika Riku melihat ini dia hanya bisa tersenyum kecut saja pada mereka.
"ka.. kalian benar be.. nar hampir te..lat" gumam Riku pada para Kakushi itu lalu pingsan setelah menyelesaikan perkataannya.
Tentu para Kakushi yang mendengar gumamannya langsung saja mempercepat langkah mereka dan segera memberikan pertolongan pertama pada Riku dan yang lainnya lalu para Kakushi segera mengirim mereka menuju tempat pengobatan yang mereka kenal saat ini.