"jadi bisa jelaskan kenapa kalian semua menatapku ?" sahut Riku yang saat ini sedang ditatap oleh beberapa orang, Sabito dan Giyuu sedang menatap Riku sambil memakan beberapa buah yang dibawa olehnya
Makomo sendiri dia saat ini sedang makan beberapa kue kering yang dibawakan oleh Riku, lalu kedua gadis yang tidak dikenali Riku sama sekali.
Salah satu dari mereka adalah pilar, yang satu sedang memakai haori dan ikat rambut kupu kupu, memiliki rambut panjang dan mata berwarna merah muda sedang menatap Riku.
Sedangkan yang satu lagi saat ini sedang menatap tajam kearah Riku, matanya berwarna ungu, dan memakai pakaian korps pemburu iblis dia mirip dengan gadis sebelumnya tetapi dia pendek namun imut.
"bagaimana kamu bisa sembuh secepat itu" tanya gadis yang saat ini didepan Riku sedang melihat kalau dirinya baik baik saja.
"karena aku memiliki tubuh yang kuat, makanya kemampuan regenerasi ku sangat cepat dari pemburu iblis pada umumnya" balas Riku pada gadis yang saat ini sedang dihadapannya sembari memeriksa tubuhnya.
Tentu gadis tadi yang sedang melihat kearah Riku saat ini terkejut dan menatap dirinya aneh, lalu segera dirinya tersenyum pada Riku.
"aku belum memperkenalkan diri padamu bukan, namaku Kocho Kanae" sahut Kanae yang saat ini sedang tersenyum pada Riku dengan lembut.
"Riku" sahut Riku yang memperkenalkan dirinya sambil menatap gadis didepannya dengan datar.
"hei.. bukankah itu kasar untuk sebuah perkenalan" sahut gadis yang saat ini sedang menatap kearah Riku dengan pandangan penuh marah padanya.
Sedangkan Riku saat ini sedang menatap kearah gadis yang sedang dibelakang Kanae dengan suaranya yang masih belum dewasa sedang menatap tajam kearahnya.
"siapa anak kecil ini ?" tanya Riku sambil menatap gadis yang saat ini sedang menatap dirinya dengan tajam dan bertanya pada Kanae.
Ketika mendengar pertanyaan Riku tiba tiba saja Sabito dan Giyuu menyemburkan buah yang sedang dikunyah oleh mereka lalu tertawa.
Sedangkan Kanae yang mendengar ini hanya tertawa canggung, lalu untuk gadis yang satunya lagi menatap Riku dengan wajah memerah marah karena dipanggil anak kecil olehnya.
"hei !! aku bukan anak kecil !! hmph jadi begini kau memperlakukan penyelamatmu, kau benar benar pria kasar" teriak gadis itu sembari memarahi Riku.
"ohh jadi kau ?" tanya Riku yang saat ini sedang menatap gadis itu.
"ya, seharusnya kau berterima kasih pa-" namun sebelum gadis itu menyelesaikan perkataannya tiba tiba saja Riku memotong perkataannya.
"jadi kau yang memperban diriku pantas saja ikatannya sangat kuat, kau benar benar ingin membunuhku yahh ?" sahut Riku yang menjelaskan tentang ikatan perban pada gadis itu.
Langsung saja Sabito, Giyuu dan Makomo yang mendengar ini menertawakan gadis itu dan tidak bisa untuk menahan tawa milik mereka.
Sedangkan gadis itu yang mendengar perkataan Riku langsung saja dia mencoba untuk menyerangnya, namun ditahan oleh Kanae yang saat ini sedang melihat adiknya akan menyerang Riku.
"KAU SIALAAN SINI KAU !!" teriak gadis itu dengan penuh amarah pada Riku.
"Shi.. Shinobu bagaimana kalau kau ambilkan obat untuk mereka bertiga" sahut Kanae yang saat ini memanggil gadis itu dengan Shinobu lalu menyuruhnya untuk mengambil obat milik Sabito dan yang lainnya.
Tentu meskipun Shinobu masih marah dan ingin menghajar Riku, namun dia masih mendengar permintaan kakaknya dan segera mengambil beberapa obat untuk Sabito dan yang lainnya dan menatap tajam kearah mereka.
Sedangkan Sabito, Giyuu dan Makomo yang melihat ini menoleh kearah lain dan segera tertawa canggung ketika melihat tatapan Shinobu.
"maafkan aku soal kelakuan adikku, namanya adalah Shinobu meskipun dia terlihat sedikit liar, namun bukankah kamu berpikir kalau adikku imut ?" sahut Kanae dengan senyum diwajahnya sambil menatap kearah Riku dengan penasaran.
Langsung saja Riku menatap kearah Shinobu lalu kembali menatap Kanae dengan wajah datar miliknya.
"yahh.. dia imut" sahut Riku dengan santainya menjawab pertanyaan Kanae.
Tiba tiba saja suasana menjadi sunyi setelah mendengar pernyataan Riku, lalu Sabito, Giyuu dan Makomo segera menatap kearah Riku dengan datar, Kanae sendiri yang mendengar ini hanya bisa menutup mulutnya sambil tersenyum.
Sedangkan Shinobu yang mendengar ini dia hanya menggerutu sambil menatap kearahnya dengan tajam, Riku yang merasakan suasana tiba tiba saja sunyi segera saja dia bertanya pada yang lainnya.
"apa ? apa aku melakukan kesalahan ?" tanya Riku pada yang lainnya, sambil mencari letak kesalahannya.
"Riku, yahh.. Riku dia tidak pernah berubah"
"yahh.. dia memang membosankan"
"yahh.. dia harusnya banyak belajar"
Sahut Sabito, Giyuu, dan Makomo pada Riku sambil menggelengkan kepala mereka, sedangkan dirinya hanya menghiraukan mereka dan segera pergi.
Namun sebelum pergi Kanae tiba tiba saja berbicara padanya.
"ahh.. Riku, kata Oyakata-Sama kau tidak boleh pergi lebih dulu dan kau harus beristirahat terlebih dahulu meskipun kau sudah sembuh sekalipun" sahut Kanae yang sedang berbicara pada Riku.
"ha ? kenapa ?" tanya Riku sambil menatap kearah Kanae dengan penasaran.
"yahh.. kau hanya diperbolehkan kembali beraktifitas setelah ketiga temanmu sudah sembuh begitu" jawab Kanae dengan senyum diwajahnya.
Tiba tiba saja muka Riku berubah menjadi pucat dan melihat kearah ketiga temannya, sedangkan mereka hanya menoleh kearah lain setelah Riku menatap mereka.
"kau seharusnya mendengarkan kakakku, pria kasar" sahut Shinobu sambil tersenyum mengejek pada Riku.
"anak kecil seharusnya tidak mengganggu orang dewasa ketika berbicara, kau tahu itu bukan ?" sahut Riku yang saat ini menatap Shinobu dengan kesal.
"sudah aku bilang aku bukan anak kecil !!! lagi pula kita seumuran !!!" teriak Shinobu dengan penuh amarah bahkan ada beberapa urat keluar dikeningnya.
"memang berapa umurmu ?" tanya Riku dengan penasaran pada Shinobu.
"aku 13 tahun" balas Shinobu yang masih menatap Riku dengan tajam.
"sudah kuduga kalau kau anak kecil" sahut Riku sambil mengejek Shinobu.
"berisik !! kau juga hanya berumur 15 tahun, kau juga sama sama anak kecil" teriak Shinobu yang masih menatap tajam kearah Riku.
"tapi aku lebih dewasa daripada mu anak kecil" sahut Riku sambil tersenyum menyeringai lalu menunjuk kearah kepalanya pada Shinobu.
Sedangkan Shinobu yang melihat senyum Riku saat ini ingin sekali menghajar Riku, namun tiba tiba saja suara Kanae terdengar dan memisahkan mereka.
"mah mah, tenanglah kalian berdua ini masih dikamar pasien" sahut Kanae pada Riku dan juga Shinobu yang saat ini sedang berdebat.
Sedangkan Sabito dan yang lainnya masih menonton perdebatan mereka berdua sambil berbisik, dan melakukan taruhan lagi pada mereka berdua.
"aku bertaruh Riku yang menang"
"aku Shinobu-San"
"kalau aku Riku"
Sahut mereka bertiga sambil berbisik agar tidak terdengar oleh mereka bertiga yang saat ini sedang ditengah tengah perdebatan.
"kakak kau harusnya lebih serius, bagaimana bisa pria ini yang tadinya sedang dikasur, tiba tiba saja bisa berdiri sambil membawakan oleh oleh untuk temannya setelah 5 hari dirawat ?" sahut Shinobu pada kakaknya Kanae sambil menunjukan jarinya pada Riku.
"kau harusnya tidak menunjukan jarimu pada seseorang yang lebih dewasa darimu, itu terlihat kasar kau tahu itu ?" sahut Riku yang melihat kearah Shinobu yang saat ini sedang menunjuknya.
"justru kau yang kasar, kau tidak punya sopan santun ketika berbicara pada kakakku, lalu kau tidak berterima kasih padaku setelah merawatmu, sekarang siapa yang kasar disini ?" tanya Shinobu yang sedang membenarkan perkataannya sambil memojokkan Riku, namun dia adalah seorang jenius jadi dia tahu apa langkah selanjutnya untuk memojokkan kembali Shinobu.
"padahal aku sudah menitipkan salam terima kasih ku pada Sabito, namun berpikir kalau kau menghiraukan ketulusanku seperti itu, sungguh anak kecil yang kasar" sahut Riku dengan santainya mengangkat kedua bahunya pada Shinobu sambil mengejeknya.
"sudah kubilang jangan panggil aku anak kecil !!" teriak Shinobu dengan amarahnya yang tidak bisa dibendung lagi pada Riku.
"anak kecil"
"kau pria kasar"
"anak kecil"
Kanae yang melihat perdebatan mereka berdua hanya bisa menghela nafas sambil memegang keningnya saat ini dia sedang pusing dengan kelakuan mereka berdua.
Sebelum Shinobu menyerang Riku yang terus menerus memanggil dirinya anak kecil langsung saja Kanae menarik kerah baju milik Shinobu dan segera keluar dari kamar ini.
"tunggu kakak, lepaskan aku, akan aku ajarkan pria kasar itu sebuah pelajaran padanya" sahut Shinobu yang saat ini sedang memberontak lalu melihat kearah Riku yang saat ini sedang melambaikan tangannya dengan senyum menyeringai diwajahnya.
"KAU AWAS SAJA KAU !!!" teriak Shinobu pada Riku yang saat ini sedang melihat senyuman miliknya.
Kanae hanya bisa memasang senyum lelah saja dan menghiraukan teriakan adiknya dan segera keluar dari kamar ini.
Ketika mereka berdua sudah keluar, tiba tiba saja suasana menjadi sunyi dan terlihat Riku sedang tersenyum bahagia dapat mengalahkan anak kecil itu.
"aku menang, jadi setelah ini apa yang akan aku lakukan" sahut Riku sambil melihat kearah Sabito dan yang lainnya.
"k.. kalau itu aku tidak tahu kawan, tapi yang jelas biarkan kami tidur terlebih dahulu aku benar benar tidak bisa tidur karena kalian berdua sedang berdebat" sahut Sabito pada Riku dengan gugup sambil mengambil selimut lalu menutupi dirinya, begitu juga dengan yang lainnya.
"ha.. kalau begitu aku akan membuat teh saja, kalau begitu" sahut Riku yang saat ini menghela nafas karena kelakuan teman mereka, lalu berjalan kearah pintu.
"ahh.. dan satu lagi jangan lupa untuk membagikan hasil taruhan kalian padaku, aku tahu kalian sedang membuat taruhan padaku sebelumnya" sahut Riku yang tiba tiba berhenti didepan pintu, lalu berbicara pada ketiga temannya yang sudah melakukan taruhan pada dirinya, lalu segera keluar.
Tentu Sabito, Giyuu dan Makomo yang mendengar ini mereka sedikit terkejut didalam selimut mereka, lalu melihat kearah pintu setelah Riku keluar dari kamar mereka.
"ahh.. sepertinya kita memang tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari Riku" sahut Sabito pada kedua temannya dengan kecewa.
Sedangkan Giyuu dan Makomo hanya menganggukan kepala mereka, ketika mendengar penuturan dari Sabito.
---
Saat ini Riku sedang berada dikoridor dan sedang mencari jalan menuju kearah dapur, tiba tiba saja dua anak kecil datang dari arah lain di ujung koridor ini.
Begitu juga dengan anak kecil yang melihat kearah Riku dengan terkejut, sedangkan anak kecil yang satu lagi hanya menatap Riku dengan datar saja.
Tentu Riku yang melihat ini terkejut dengan anak kecil yang sudah pernah ia temui sebelumnya, lalu segera saja dia bertanya pada mereka berdua.
"ahh.. kalian berdua tunggu, bisakah kalian berdua menolongku dimana letak dapur berada ? aku ingin sekali menyeduh teh yang telah aku beli sebelumnya" tanya Riku pada kedua anak kecil didepannya saat ini dengan senyum dan nada bicara yang lembut pada kedua anak kecil itu.
"ahh.. anda bisa memanggil saya Kanzaki Aoi, sedangkan dia adalah Tsuyuri Kanao, kalau begitu tuan kau bisa mengikuti kami berdua" sahut Aoi pada Riku dengan sopan sambil memperkenalkan dirinya dan juga Kanao.
"baiklah kalau begitu, kalian bisa memanggilku Riku atau apapun sesuka kalian" sahut Riku pada Aoi dan Kanao sambil tersenyum lembut pada mereka berdua.
Sedangkan Aoi hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum kearah Riku dan Kanao hanya menatap kearah Riku dengan wajah datar saja.
Langsung saja Aoi mengantarkan Riku menuju arah dapur, namun Riku yang melihat kearah Kanao yang saat ini masih diam tak berbicara segera bertanya pada Aoi.
"Aoi-Chan boleh aku tahu bertanya padamu, kenapa Kanao-Chan sepertinya tidak pernah berbicara sejak aku bertemu dengannya tadi siang ya ?" tanya Riku pada Aoi yang saat ini masih mengantarkan dirinya kearah dapur lalu menatap kearah Kanao yang saat ini sedang memasang wajah datar dan ditarik oleh Aoi.
"ahh.. soal itu Kanao sebelumnya pernah disiksa oleh keluarganya, dan Kanao hanya akan berbicara ketika kita memerintahkan Kanao, namun kak Kanae dan kak Shinobu mengadopsi Kanao setelah mereka membeli Kanao begitu kak Riku" jelas Aoi pada Riku mengenai masa lalu Kanao dengan wajah sedih.
Tentu Riku yang melihat ini segera menatap kearah Kanao dengan pandangan kasihan ketika mendengar penjelasan Aoi, tiba tiba saja Aoi berhenti dan menunjukkan dapur pada Riku.
"kak Riku, dapur ada disebelah sana" sahut Aoi pada Riku sambil menunjukan dapur padanya.
Sedangkan Riku yang melihat Aoi lalu melihat karah yang ditunjukan Aoi segera tersenyum lalu menurunkan badannya lalu mengusap kedua kepala mereka.
"terima kasih ya Aoi-Chan, Kanao-Chan sudah mengantarkan ku kesini, maaf telah merepotkan kalian berdua yah" sahut Riku yang saat ini sedang mengelus kepala mereka berdua dengan lembut, sembari tersenyum lembut pada Aoi dan juga Kanao.
Tentu Aoi yang mendapatkan perlakuan dari Riku hanya menganggukan kepala saja dengan wajahnya yang saat ini sedang memerah dan segera menundukkan kepalanya, lalu menarik tangan Kanao dan segera pergi dari Riku.
Riku yang melihat kelakuan Aoi hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala saja ketika dirinya mendapatkan perlakuan seperti itu, lalu segera saja dia pergi kearah dapur dan melihat kalau Shinobu sedang memasak.
Sedangkan Shinobu yang sedang memasak mendengar suara langkah kaki menuju kearah kemari segera menengok kearah pintu masuk.
Dia berpikir kalau yang datang kemari adalah kakaknya namun pikirannya salah, justru orang yang dia benci saat inilah yang datang kemari.
"kenapa kau kemari ? " sahut Shinobu lalu kembali kearah pancinya yang saat ini dirinya sedang memasak untuk semua orang yang berada dikediaman ini, terdengar dari suaranya sepertinya dia masih kesal dengan Riku.
"aku kemari hanya ingin menyeduh teh saja, lalu dimana teko milik kalian ? kalian aku ingin menggunakannya" sahut Riku dengan datar sambil melihat sekeliling dapur kalau dia sedang mencari teko dan bertanya padanya.
"hmph.. ada dilemari ambil saja sendiri" sahut Shinobu yang saat ini masih kesal pada Riku.
"haa.. dasar anak kecil" gumam Riku sambil mencari teko didalam lemari, setelah menemukannya langsung saja dia memasukkan air kedalam teko itu lalu memasukkan tehnya kedalam teko lalu memasak air tersebut pada kompor yang saat ini kosong disebelah Shinobu.
Sedangkan Shinobu yang melihat ini hanya menghiraukan dirinya lalu tetap fokus pada masakannya saja, setelah menyalakan kompor disebelah Shinobu langsung saja Riku duduk dikursi meja makan yang saat ini sedang kosong sambil menunggu tehnya sudah matang.
Ketika Riku sudah duduk langsung saja dia melihat kearah Shinobu yang saat ini sedang memasak, ia berpikir kalau Shinobu benar benar mirip dengan Saki ketika memasak.
Riku yang melihat ini hanya menatapnya dengan raut wajah sedih namun segera saja ia menghela nafas setelah memikirkan itu.
Perlu waktu 15 sampai 30 menit teh yang saat ini sedang Riku seduh sudah matang langsung saja ia mengambil 2 gelas untuknya dan juga Shinobu.
Ketika Shinobu sudah menyelesaikan memasaknya langsung saja ia disuguhkan teh oleh Riku, Shinobu yang melihat ini langsung saja menoleh kearah Riku dengan penasaran.
"minum saja tehnya sebelum dingin, nanti tidak akan enak" sahut Riku yang saat ini sedang menyeruput tehnya sambil meniupnya dengan pelan, namun niat Riku yang sebenarnya adalah dia ingin menghindari masalah yang akan datang kedepannya.
Sedangkan Shinobu yang melihat ini langsung saja duduk didepannya, lalu meminum teh yang sudah dibuat oleh Riku dengan pelan.
Ketika Shinobu meminum teh milik Riku langsung saja dia membelakkan matanya karena teh yang diseduh oleh Riku sungguh enak.
"enak" gumam Shinobu yang sedang menyicipi teh yang sudah diseduh oleh Riku.
Riku yang mendengar gumamannya langsung saja melihatnya, lalu melanjutkan minum tehnya.
"syukurlah kalau begitu" sahut Riku yang saat ini mendengar gumaman Shinobu padanya.
Sedangkan Shinobu yang mendengar suara Riku langsung saja melihatnya kalau dirinya berbeda dari yang sebelumnya.
ketika dia melihat Riku yang sedang meminum teh nya dengan tenang langsung saja Shinobu meminum teh miliknya, walau terdapat rona merah diwajahnya sebab gumamannya didengar oleh Riku dan melihat kalau Riku sedikit keren dimatanya.
Sebelum kembali melihat kearah Riku tiba tiba saja dia melihat kakaknya Kanae, Sabito, Giyuu, Makomo, Aoi dan Kanao sedang melihat dirinya dan Riku yang saat ini sedang meminum teh mereka berdua.
Terlihat kalau Sabito dan Giyuu sedang tersenyum jahil pada mereka berdua, lalu Makomo sedang menutup mulut dan matanya Aoi yang sepertinya ingin memberitahukan sesuatu pada Shinobu dan hanya membiarkan Kanao melihat mereka dengan datar.
Sedangkan kakaknya Kanae melihat kearah Riku dan dirinya dengan senyum lembut sambil menutupi mulutnya ketika melihat kejadian ini.
Shinobu yang melihat mereka semua langsung saja menyemburkan teh yang sedang ia minum pada Riku dengan wajah memerah malu ketika ditatap oleh mereka.
Sedangkan Riku yang menerima semburan teh yang masih panas dari Shinobu, hanya bisa menerimanya dengan terkejut sambil melepaskan gelas yang ia pegang ketika menerima semburan itu dan menjatuhkannya pada dirinya.
"AAHHH !! SIAALAAN INI PANAS !! APA YANG KAU LAKUKAN HAAA !!!??"