Satu minggu sudah berlalu ketika Riku sudah tinggal bersama di kediaman milik Urokodaki, saat ini dia sedang melihat Giyuu dan Makomo sedang berlatih teknik pernafasan milik mereka.
Makomo yang saat ini sedang mengayunkan pedang kayu miliknya, sedangkan Giyuu saat ini sedang latih tanding dengan Urokodaki, terlihat Giyuu sedang dihajar habis habisan oleh Urokodaki yang sedang latih tanding dengannya.
Sedangkan Sabito dan Riku saat ini sedang mengobrol satu sama lain sambil memperhatikan latihan mereka berdua, sambil menunggu pedang mereka sudah selesai ditempa oleh para penempa pribadi mereka.
Ketika mereka berdua sedang mengobrol tiba tiba saja Riku merasakan kehadiran orang lain lalu melihat kearah jalan menuju kearah rumah ini.
Sedangkan Sabito yang melihat Riku menoleh kearah lain langsung mengikuti kemana matanya memandang, dan terlihat 2 orang dewasa yang memakai topi bambu yang disekeliling topinya ada bel.
Dan mereka berdua sedang membawa sesuatu yang berada dipunggung mereka saat, terlihat kain yang menutupi barang mereka itu merupakan pedang milik Riku dan Sabito.
Tentu baik itu Riku dan juga Sabito saling menatap dan menganggukan kepala mereka sambil memberitahukan tentang pedang mereka pada yang lainnya.
---
Saat ini mereka semua sedang duduk Riku dan Sabito yang bersebelahan, lalu Makomo dan Giyuu berada disebelah kanan Sabito, lalu Urokodaki yang berada disebelah kiri Riku.
Sedangkan kedua orang yang baru saja datang berada tepat didepan Riku dan juga Sabito yang didepan mereka saat ini adalah sebuah pedang milik mereka berdua yang ditutupi oleh kain.
"sebelum itu akan aku perkenalkan kalian berdua pada kedua orang yang menempa pedang milik kalian, orang ini bernama Awataguchi Sakon penempa pedang pribadi untuk Sabito, walau terlihat kasar, tua dan menyebalkan ketika berbicara, namun dia adalah salah satu penempa terbaik yang aku lihat hingga saat ini" sahut Urokodaki pada Riku dan juga Sabito.
Terlihat pria tua berumur 58 tahun memakai topeng hyotoko yang memiliki ukuran badan hampir menyamai Urokodaki itu sendiri, dan menggunakan haori berwarna coklat dan pola gunung di haorinya, sambil menganggukan kepalanya ketika dia mendengar perkenalannya dari Urokodaki.
Sabito yang mendengar ucapan Urokodaki langsung saja membungkuk dan memperkenalkan dirinya pada Sakon, sedangkan dirinya hanya menganggukan kepala saja dan berbicara pada Sabito mengenai kehebatannya.
"hmm.. kau harusnya senang ketika mendapatkan penempa terbaik sepertiku dalam hidupmu" sahut Sakon pada Sabito sambil menyilangkan kedua tangannya dengan sombongnya.
Tentu Sabito yang melihat ini hanya bisa tertawa canggung, walau dia terlihat kesal namun dia tetap sopan pada orang tua yang berada didepannya.
"Sedangkan yang satu lagi adalah penempa pribadi milik nak Riku, Takemikazuchi Oki meskipun badannya besar namun dia sangatlah lembut pada orang asing dan merupakan salah satu penempa terbaik disana walaupun aku baru melihatnya" lanjut Urokodaki pada Riku sambil memperkenalkan penempa pribadinya.
Terlihat pria besar seperti beruang, dan umurnya terlihat masih muda yaitu 27 tahun dan sama sama memakai topeng dan haori yang sama dipakai oleh Sakon.
"salam kenal, Riku-Dono kamu bisa memanggilku Oki kalau kamu izinkan" ucap nya sambil membungkukan badannya pada Riku.
Sedangkan Riku yang melihat ini tentu ia juga ikut menundukkan badannya sambil memperkenalkan dirinya.
Ketika mereka sudah memperkenalkan diri mereka langsung saja Sakon mengambil alih pembicaraannya mengenai pedang milik Riku dan Sabito.
"ehmm kalau begitu aku akan langsung ke intinya saja, bahwa biji besi yang kalian pilih merupakan biji besi yang bagus, apalagi biji besi yang dipilih oleh nak Riku" sahut Sakon pada mereka berdua.
Tentu mereka yang mendengar ini terkejut ketika mendengar penuturan dari Sakon, sedangkan Oki hanya menganggukan kepala saja.
"dan bijih besi yang kamu pilih dan ditempa olehku adalah biji laut atau seastrom merupakan biji besi yang lumayan langka ditemukan, sebab biji besi ini hanya bisa ditemukan diantara daratan dan juga lautan, dan memiliki kesempatan tinggi terjadinya badai disitu makanya disebut sebagai biji laut atau seastrom" sahut Yami pada Riku dan semua orang yang mendengarnya saat ini.
Tentu Riku terkejut mengenai informasi ini namun sebelum dia menanyakan tepat dimana tempat itu digali, langsung saja dipotong oleh Sakon.
"apalagi ketika para penggali menggali biji besi itu maka mereka akan kesusahan ketika menggalinya, apalagi ketika penyulingannya tentu bagian itulah yang sangat susah, makanya pedang ini hanya ada 28 orang yang memilikinya dalam sejarah korps pemburu iblis hingga saat ini" lanjut Sakon pada mereka berdua dengan tenang sambil membuka sedikit topengnya lalu meminum teh miliknya.
Baik itu Riku yang mendengar ini apalagi Sabito yang kagum dengan keterangan biji besi yang dia dengar saat ini, begitu juga dengan yang lainnya.
Sedangkan Oki dan Urokodaki hanya menganggukan kepala meraka saja sambil melihat reaksi mereka, setelah menghabiskan teh miliknya, langsung saja dia melepaskan kainnya pada pedang yang sedang ditutupi oleh kainnya itu, lalu memberikan pedang tersebut pada Sabito.
Terlihat pedang miliknya memiliki warna biru disetiap pedang miliknya dimulai dari Tsukanya yang berwarna biru, begitu juga dengan sarung pedangnya.
Begitu Sabito melepas pedangnya dari sarung itu langsung saja terlihat bilah pedang miliknya yang berwarna seperti pedang pada umumnya namun setelah memegang pedang tersebut warna dari bilah tersebut berubah menjadi warna biru gelap pada seluruh permukaan pedang miliknya.
Tentu baik itu Urokodaki, Sakon dan Oki hanya menganggukan kepala mereka ketika melihat ini dan memiliki satu pemikiran yaitu warna yang dimiliki oleh pengguna teknik pernafasan air.
"hmm.. sudah kuduga biru"
"ya.. itu biru"
"hmm.. memang biru"
Ucap mereka yang mengomentari pedang Sabito, sedangkan dirinya hanya tertawa canggung ketika mendengar ini, terutama ketiga temannya yang saat ini sedang melihatnya.
"baiklah kalau begitu bagaimana kalau kita lihat pedang milik nak Riku" sahut Urokodaki pada Sakon begitu juga dengan Oki yang setuju dengan perkataannya lalu menganggukan kepala meraka.
Tentu yang lainnya juga setuju ketika mereka mendengar pedang milik Riku, terutama dirinya yang sangat penasaran dengan pedang miliknya yang merupakan bahan yang langka untuk dicari.
Langsung saja Oki membukakan kainnya itu, yang didalamnya ada pedang milik Riku terlihat model luarnya hampir sama dengan milik Sabito namun memiliki panjang yang berbeda yaitu 90 cm pada bilahnya ditambah gagang pedangnya 40 cm berarti panjang keseluruhannya yaitu 130 cm.
Tentu Riku yang melihat model luarnya terkejut karena warnanya sesuai dengan biji besi yang dia ambil sebelumnya berwarna ungu gelap.
Langsung saja dia memberikan pada Riku dengan kedua tangannya, sedangkan Riku langsung menerimanya tanpa ragu.
Setelah menerima pedang ini langsung saja ia melihatnya dari dekat, lalu menarik pedang miliknya walau panjang ia tetap membukanya.
Lalu dia menyimpan sarung pedang miliknya di samping kirinya sambil memegang pedang miliknya, ketika dia sedang memegang pedang miliknya langsung saja warna nya berubah menjadi gradasi dari warna ungu dan hitam.
Tentu semua orang termasuk Riku itu sendiri, ketika mereka melihat ini tentu saja terkejut sebab warna nya belum pernah dilihat oleh mereka, apalagi Urokodaki dan Sakon yang melihat ini.
"i.. ini warna yang sangat indah, Ri.. Riku-Dono apa aku bo.. boleh melihatnya dari dekat ?" tanya Oki pada Riku yang ingin melihat pedang miliknya dari dekat dengan gugup.
"hmm.. tentu saja, kan pedang ini ditempa olehmu, mengapa aku tidak memperbolehkan sang penempa untuk melihat pedang hasil tempaannya sendiri" sahut Riku dengan senyum diwajahnya sambil memberikan pedang tersebut pada Yami dengan kedua tangannya.
Tentu Oki yang mendengar ini terkejut dan terharu dengan kebaikan Riku padanya, begitu juga dengan yang lain ketika mereka mendengar perkataan Riku mereka menganggukan kepala meraka setuju dengan pernyataan miliknya sambil tersenyum melihat kearah Oki.
Langsung saja dia mengambilnya dengan hati hati, lalu melihat setiap sisi pedang yang ditempa olehnya dengan senang, terlihat dia seperti anak anak yang mendapatkan mainan baru.
Tentu Riku yang melihat ini langsung menggelengkan kepalanya sambil tersenyum ketika melihat kearahnya, begitu juga dengan yang lainnya.
Setelah lebih dari 4 menit ketika mengecek pedangnya langsung saja ia memberikan pedangnya pada Riku dengan penuh kebahagiaan ketika melihat hasil tempaannya.
"sekali lagi terima kasih banyak Riku-Dono sudah memperlihatkan pedang milikmu padaku, aku benar benar bangga dengan hasil tempaan milikku" sahut Oki pada Riku sambil membungkukan sedikit badannya dan berterima kasih padanya.
"tentu saja, aku yakin seluruh temanmu yang sesama penempa pedang, termasuk keluargamu akan senang ketika mendengar pencapaianmu ini Oki-Dono" balas Riku padanya sambil mengambil pedangnya dengan lembut dari tangannya dan tersenyum lembut kearahnya.
Ketika Yami mendengar ini langsung saja ia langsung saja melihat Riku dengan terkejut, namun wajahnya tertutupi oleh topeng miliknya.
Setelah mendengar ini langsung saja Sakon menepuk pundak Oki dengan lembut, Oki yang merasakan ada tangan dipundaknya langsung saja ia menoleh kearahnya.
"hmm.. apa yang bocah itu katakan ada benarnya, aku pun sebagai penempa pedang ini merasa bangga padamu nak, begitu juga dengan yang lain" sahut Sakon padanya dengan tenang begitu juga dengan yang lainnya, mereka sama sama setuju dengan pernyataan Riku dan juga Sakon dan menganggukan kepala meraka.
Tentu Yami yang mendengar ucapan Riku dan Sakon lalu melihat kearah mereka semua yang juga setuju, membuat hatinya luluh, bahkan terlihat air mata keluar dari bawah topengnya.
"hiks.. sekali lagi, hiks.. terima kasih semuanya" balas Yami pada mereka semua, mendengar ini langsung saja mereka tersenyum dan mencoba untuk menenangkan Oki yang sedang menangis.
---
Setelah kejadian barusan sekarang Sakon dan Oki sedang berpamitan dengan mereka berempat lalu pergi sambil melambaikan tangan meraka dan bahagia, tentu yang lainnya juga ikut melambaikan tangan mereka ketika mereka pergi.
Ketika Sakon dan Oki sudah tidak terlihat lagi, langsung saja Sabito berbicara pada Riku.
"jadi apa yang akan kamu lakukan sekarang, Riku ?" tanya Sabito pada Riku dengan penasaran, sedangkan yang lainnya hanya menatap kearah Riku.
"hmm.. mungkin aku akan mencari rumah untuk tinggal, tidak mungkin aku akan menginap disini selamanya, aku tidak ingin kalian semua kerepotan" balas Riku yang saat ini sedang berpikir dimana dia akan mencari tempat untuk dia tinggali saat ini.
Tentu yang lainnya terkejut, terutama Giyuu yang melihat temannya akan pergi dari tempat ini dan mencari rumah baru.
"apa kau yakin nak Riku akan mencari rumah lain, kau tahu harga rumah itu lumayan mahal untuk anak seukuran dirimu ?" tanya Urokodaki yang diangguki oleh yang lainnya pada Riku.
"ahaha.. santai saja aku akan mencari rumah bekas saja sambil memperbaiki rumah yang akan aku tinggali nanti, bahkan sebelumnya aku pun memperbaiki rumah yang sebelumnya aku tinggali, jadi kalian tidak perlu khawatir padaku" jawab Riku pada mereka sambil melambaikan tangannya pada mereka.
Ketika mereka mendengar jawaban Riku mereka hanya menghela nafas padanya, dan hanya membiarkan dirinya pergi.
"bagaimana kalau begini, aku akan kembali kesini lagi sebelum Makomo selesai dengan latihannya lalu dia akan pergi mengikuti seleksi akhir miliknya bersama kita bertiga bagaimana ?" sahut Riku pada mereka semua sambil memberitahukan ide miliknya.
Tentu Sabito, Giyuu dan Makomo yang mendengar ini setuju dengan ide miliknya, sedangkan Urokodaki yang melihat keakraban mereka hanya bisa tersenyum dibalik topeng miliknya.
Sebelum Riku berangkat untuk mencari rumahnya tiba tiba saja burung gagak datang kearah mereka semua sambil memberitahukan sesuatu pada Riku.
"khaaakk... khaaakk... misi, misi, misi, Riku diarah barat ada iblis yang menculik para gadis khaaakk... iblis sudah ditemukan khaaakk... Riku segera turun dan bunuh dia khaaakk.." teriak burung gagak itu pada Riku.
Tentu yang lainnya terkejut ketika mendengar gagak itu datang dan memberitahukan letak iblis itu kecuali untuk Urokodaki yang sudah tahu ini sejak kedatangan gagak itu.
"yahh.. kalau begitu, sebaiknya aku akan pergi kali ini, sepertinya misiku kali ini sudah datang" sahut Riku pada mereka semua ketika mendengar misi yang dibawakan oleh gagaknya Riku.
"tentu saja, hati hati dijalan nak Riku" sahut Urokodaki dengan lembut pada Riku, sedangkan Makomo hanya menganggukan kepalanya dengan tenang saja.
"yahh, hati hati dijalan, dan suatu saat nanti kita akan berlatih tanding disini" sahut Sabito pada Riku dengan semangat sambil tersenyum padanya, begitu juga dengan Giyuu yang ingin sekali mencoba menantangnya.
"tentu kalau begitu, aku pergi dulu sehat sehat ya semuanya" balas Riku dengan senyum diwajahnya sambil melambaikan tangannya dan berjalan mengikuti gagak tersebut.
Tentu yang lainnya hanya menganggukan kepala meraka lalu melambaikan tangannya pada Riku.
---
Ketika Riku sedang dalam perjalanan menuju lokasi dimana iblis itu berada, disuatu tempat sedang diadakan rapat di markas besar.
"iblis bulan bawah 5 terbunuh ? Oyakata-Sama, bagaimana kau bisa mengetahui itu ?"
Sahut pria berbadan besar layaknya beruang, sedangkan dileher dan juga ditangannya ada manik manik doa yang sedang dia pakai.
Didepannya terlihat pria yang berdiri dengan tenang, berwibawa, memiliki aura dan suara yang menenangkan ketika bersamanya, namun terlihat dia sedang memiliki luka penyakit di bagian mata kanannya sambil memberikan pijakan gagak tersebut ditangan kanan miliknya.
"kalau soal itu sepertinya sebuah kebetulan, disana terdapat berita baru kalau iblis menyerang desa tersebut, dan gagak gagakku memerlukan waktu untuk menemukan tempat dimana iblis tersebut berada, dan aku yakin kalau iblis itu adalah salah satu dari 12 iblis bulan"
Balas pria itu dengan tenang sambil mengelus gagak yang berada ditangannya saat ini.
"lalu kenapa kita tidak mengirim beberapa pemburu iblis yang sedang kosong menuju kelokasi itu, Oyakata-Sama ?"
Tanya gadis berambut panjang dan memakai ikat rambut seperti kupu kupu pada orang yang berada didepannya saat ini.
"sudah kita lakukan, namun ketika mereka sudah sampai disana iblis itu sudah terbunuh dan disana ada beberapa tebasan pada pohon yang tumbang ketika mereka sudah sampai"
Tentu mereka yang hadir dirapat kali ini terkejut ketika mendengar perkataan tuan mereka.
"lalu siapa dia, orang yang dapat membunuh iblis bulan tersebut pasti dia kuat, akan bagus jika dia adalah bagian dari kita"
Balas pria tinggi berotot sambil membawa pedang kembar dipunggungnya yang disetiap ujung gagang pedangnya ada rantai yang saling mengikat satu sama lain.
"yahh.. soal itu dia memang bagian dari kita, namun dia sudah membunuh iblis bulan bawah 5 sebelum memasuki korps pemburu iblis ini 2 minggu yang lalu, ketika aku mendengar dari salah satu gagak ini sepertinya dia masih berusia 14 tahun ketika membunuhnya"
Sahut pria tersebut menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi ketika iblis itu berada disana dan dibunuh oleh anak yang berumur 14 tahun.
Tentu mereka yang mendengar perkataan tuan mereka tidak bisa untuk tidak terkejut ketika mendengar berita ini.
Sedangkan tuan mereka saat ini masih mengelus gagaknya dengan senyum yang terlihat menenangkan miliknya lalu melihat kearah langit yang terlihat begitu cerah saat ini.
"aku yakin suatu hari nanti kita akan segera bertemu"