Saat ini Riku sedang mengikuti orang orang yang sedang berjalan layaknya zombie sedang menuju gunung dan memasuki kedalam hutan yang gelap.
Namun ketika Riku sedang diam diam mengikuti mereka saat ini dia melihat beberapa orang yang akan masuk kedalam gubuk yang cukup besar dilihat dan terlihat akan runtuh bila hujan badai menerpa rumah itu.
Tentu Riku yang melihat ini berhenti dan bersembunyi agar iblis itu tidak curiga padanya, ketika orang orang itu memasuki rumah itu yang Riku lihat saat ini hanya lah kegelapan dipintu masuk itu.
"tch.. jika seperti ini mungkin akan susah untuk menemukan mereka" gumam Riku pada dirinya sendiri sambil memegang dagunya ketika berpikir, mengetahui kalau kondisinya yang buruk saat ini.
Ketika dia sedang berpikir dari belakangnya ada bayangan yang sedang melangkah kearahnya, tentu Riku yang mengetahui ini sengaja untuk memancing dirinya agar Riku terlihat tidak menyadari kedatangannya.
Sebelum bayangan yang ada dibelakang Riku mulai mendekati dirinya langsung saja mengeluarkan pedangnya yang sedang disarung dengan kecepatan yang hampir tidak bisa dilihat oleh mata orang normal.
Arah tebasan itu tentu menuju leher si bayangan yang berada dibelakangnya, namun Riku menghentikan tebasan itu tepat sebelum menyentuh lehernya beberapa inci lagi.
Tentu bayangan itu yang hampir saja mati terpenggal oleh Riku berhenti, sambil mengangkat kedua tangannya sebagai tanda menyerah.
"woah.. woah.. woah bung, apa yang salah denganmu !!?, astaga hampir saja aku melihat surga disana " teriak orang itu pada Riku sambil mengoceh tentang hidupnya yang sebentar lagi dia akan mati.
Riku yang merasakan kehadirannya langsung saja dia menghela nafas berat saja dan segera menyarungkan kembali pedangnya.
"ha.. siapa suruh kau untuk mengendap endap dibelakangku" sahut Riku pada bayangan itu sambil menoleh sebentar kearah gubuk itu.
"siapa juga yang mau mengendap endap padamu, aku yakin kalau kau tahu itu adalah aku bukan ?" tanya bayangan itu pada Riku.
Terdapat keheningan selama beberapa detik, namun Riku yang mengetahui siapa orang ini langsung saja dia tersenyum padanya.
"sudah lama kita tak bertemu, Sabito" sahut Riku pada bayangan itu yang merupakan Sabito orang yang satu angkatan dengan Riku ketika melakukan seleksi akhir dan juga temannya.
Langsung saja Sabito yang mendengar suara Riku melangkah kedepannya agar dirinya terlihat oleh sinar bulan.
Terlihat dia menggunakan haori kotak kotak miliknya, lalu memakai seragam korps dan celananya yang berwarna hitam itu sambil membawa pedang dipinggangnya.
Juga dirinya memiliki luka seperti sayatan pada pipi kanannya, luka itu panjang dari bibirnya hingga hampir mengenai telinganya.
"yahh.. sudah lama kita tidak bertemu, sepertinya kamu juga sudah bertambah kuat, bagaimana kau berlatih hingga bertambah kuat seperti itu ?" tanya Sabito pada Riku dengan penasaran bagaimana dia bertambah kuat.
Sedangkan Riku yang mendengar pertanyaan Sabito tentu ia melihatnya sambil memberitahukan rahasianya ketika berlatih dengan senyum diwajahnya.
"bernafas dan berlatih"
"...."
Terjadi keheningan diantara mereka berdua ketika Sabito mendengar jawaban Riku yang tidak masuk akal baginya dia hanya diam dan segera berbicara padanya.
"k.. kau tahu iblis kali ini kuat ?, kita perlu hati hati dengannya" ucap Sabito dengan gugup pada Riku sambil memecahkan keheningan yang dia buat barusan ketika mendengar jawaban Riku.
"hmm..?" tentu Riku yang mendengar ini langsung menoleh kearah Sabito, yang sepertinya dia tahu mengenai iblis kali ini, langsung saja Sabito berdiri disampingnya.
"iblis yang satu ini dapat membuat para manusia menjadi boneka dan menghapus memori milik mereka, maka dari itu kita harus berhati hati dan menyelamatkan mereka semua" sahut Sabito dengam serius menjelaskan hal ini pada Riku.
"jadi begitu, itulah kenapa mereka mengirimmu kesini bukan ?" tanya Riku yang sedang mendengar penjelasan dari Sabito mengenai iblis kali ini.
"kau benar, ketika aku dekat dengan lokasi kita saat ini aku langsung saja kemari, dan aku tidak menyangka kalau kita akan bertemu disini" sahut Sabito dengan santainya menjelaskan semua yang dia miliki pada Riku.
"hmm, bagaimana kalau kita segera kedalam dan menyelamatkan mereka ?" tanya Riku pada Sabito, sedangkan dirinya hanya menganggukan kepalanya saja.
Langsung saja mereka berdua masuk kedalam gubuk itu walau gelap, tapi mereka tetap memasuki tempat itu walau gelap sekalipun.
Terlihat ada beberapa orang yang sedang berdiri didekat dinding gubuk itu dengan mata kosong mereka sebab dikendalikan oleh iblis, sedangkan iblis itu sedang memakan 3 mayat yang ada didepannya.
Tentu baik itu Riku dan Sabito yang melihat ini terkejut namun mereka tetap menenangkan diri mereka, iblis yang mengetahui keberadaan mereka langsung saja tertawa pada mereka.
"hahaha siapa sangka kalau iblis bulan bawah 2 sepertiku akan diketahui oleh kalian wahai pemburu iblis, namun kalian sudah telat mereka semua akan menjadi santapan ku malam ini" ucapnya yang masih mengoceh tentang dirinya pada Riku dan Sabito, lalu segera saja ia menunjukkan jarinya kearah mereka berdua.
"lalu setelah aku menghabisi makan malam ku ini, giliran kalian berdua yang akan menjadi hidangan utama milikku, hahahah" lanjut iblis itu sambil tertawa pada mereka berdua.
Ketika mereka mendengar ini langsung saja Sabito mengeluarkan pedangnya dan segera mengambil nafasnya yang sudah siap untuk mengeksekusi iblis yang ada didepannya saat ini.
Sedangkan Riku hanya menatapnya dengan datar sambil memegang pedangnya yang berada didalam sarungnya dan bersiap untuk mengeluarkan pedangnya.
"kalau begitu mari kita bermain main terlebih dahulu, semuanya serang mereka berdua !!!" teriak iblis itu sambil memerintahkan para orang yang sudah dia kendalikan untuk menyerang Riku dan juga Sabito.
Ketika mendengar suara iblis itu langsung saja orang orang yang dikendalikan oleh iblis menyerang mereka berdua.
" Sabito !! kau urus mereka, buat mereka pingsan dan lindungi mereka aku akan membantumu sambil mengurus iblis itu !!" teriak Riku sambil menghindari mereka dan membuat beberapa dari mereka pingsan.
Sedangkan Sabito yang mendengar instruksi dari Riku langsung mengikutinya dan membuat mereka yang menyerang dirinya dan juga Riku dibuat pingsan olehnya dan Riku itu sendiri.
Iblis yang melihat kalau mainan miliknya dibuat pingsan oleh mereka berdua, langsung saja dia marah lalu mengeluarkan beberapa bilah pedang dari balik bajunya dan mengendalikan bilah tersebut untuk menyerang mereka.
"SIAALAAN APA KALIAN PIKIR DENGAN MEMBUAT MEREKA PINGSAN AKAN MEMBUAT KALIAN MENANG MELAWANKU !!, JANGAN BERCANDA !!" teriak iblis itu dengan penuh amarah karena mereka membuatnya pingsan agar dirinya tidak dapat mengendalikan mereka lagi.
"Jurus Darah Iblis : Pedang Melayang" sahut iblis itu sambil mengendalikan beberapa pedang yang berada didalam bajunya dengan teknik darah iblis miliknya dan menyerang Riku dan beberapa orang yang dibelakangnya dengan cepat.
Riku yang melihat ini hanya bisa menangkis beberapa pedang miliknya dan membiarkan beberapa pedang yang tidak bisa dia tangkis mengenai beberapa orang yang saat ini sedang pingsan.
Tentu Sabito yang melihat ini tidak bisa membantu ketika melihat kecepatan pedang yang dilempar oleh iblis itu dan mengenai beberapa orang yang akan dia bawa saat ini.
"RIKUU !!" teriak Sabito pada Riku ketika melihat ada beberapa orang yang tidak bisa dia selamatkan.
Tentu Riku yang mendengar ini hanya bisa berdecih pada iblis itu sambil menangkis pedang melayang milik iblis tersebut.
"HAHAHA !!, APA HANYA IN-" sebelum iblis itu menyelesaikan perkataannya yang sedang mengejek Riku dan Sabito, langsung saja Riku berteriak marah padanya sambil mengeksekusi teknik pernafasan miliknya pada iblis itu.
"SUDAAHH CUKUPP !!" teriak Riku yang saat ini sedang mengeksekusi tekniknya pada iblis tersebut dengan penuh amarah.
"Teknik Pernafasan Bulan Bentuk Kelima : Bulan Penyendiri di Malam Abadi : Avici !!"
Langsung saja Riku mengeksekusi teknik pernafasan miliknya sambil mengeluarkan rentetan bulan sabit pada iblis itu layaknya tsunami yang sangat cepat dan kuat.
Tentu iblis yang melihat beberapa bilah bulan baik itu yang besar maupun kecil berterbangan padanya tidak bisa menghindar karena terlalu sibuk dengan ocehan dan pedang miliknya, lalu dia hanya menerima serangan Riku yang dikeluarkan olehnya dengan cepat dan kuat.
Ketika iblis itu menerima serangan milik Riku tentu saja tubuhnya terpotong hingga menjadi dadu oleh Riku setelah itu dirinya hanya melihat kejadian ini dengan salah satu matanya yang tidak terkena serangan oleh Riku.
Dia hanya bisa melihat tubuhnya yang sudah dipotong menjadi dadu, lalu potongan itu segera berubah menjadi abu dan menghilang dari dunia ini.
Sedangkan Sabito yang melihat ini tentunya merasa ketakutan ketika melihat teknik milik Riku yang terlihat sangat kejam memotong tubuh iblis tersebut hingga menjadi dadu.
Setelah iblis itu terbunuh keheningan menyelimuti kemenangan mereka berdua, terlihat saat ini Riku sedang berdiri sambil memegang pedangnya yang panjang.
Sabito yang melihat ini ingin sekali menghibur dirinya namun sebelum melakukan hal tersebut, langsung saja Riku bertanya padanya dengan nada suara yang terdengar sedang marah namun tenang pada Sabito.
"Sabito, berapa banyak orang yang selamat saat ini ?" tanya Riku tanpa menoleh kearah Sabito, tentu Dabito yang mendengar ini merasa bulu kuduknya berdiri namun ia tetap menjawab dengan gugup.
"ehh.. i.. itu ada 6 orang yang selamat dari 12 orang yang i.. iblis itu kendalikan saat itu" balasnya pada Riku dengan gugup ketika mendengar Riku marah untuk pertama kalinya dalam hidup.
"6 orang yahh... kalau begitu Sabito bisakah kau tinggalkan aku sendirian ?, aku ingin menenangkan diriku lebih dahulu" tanya Riku ketika mendengar kalau jumlah orang yang selamat hanya setengahnya saja dari Sabito dan meminta Sabito untuk segera meninggalkan dirinya sendiri.
"y..yahh k.. kalau begitu aku akan m.. menunggumu diluar, jadi ce.. cepatlah selesaikan urusanmu" balas Sabito sambil membopong orang terakhir yang sedang pingsan saat ini.
Ketika Sabito sudah keluar dari gubuk itu langsung saja Riku memasukkan pedangnya kedalam sarung pedang miliknya.
Lalu menggenggam tangannya dengan erat, terlihat darah keluar dari telapak tangan kanannya yang dia genggam dengan erat.
"apanya..."
"apanya yang 'menyelamatkan mereka' ?"
"DASAR MUNAFIK !!!" teriak Riku sambil menghancurkan apa yang ada disekitarnya kursi, lemari, bahkan lukisan yang iblis itu miliki dia hancurkan.
"KAMU YANG MERENGGUT NYAWA MEREKA !!, KAMU YANG MEMBIARKAN MEREKA MATI !!"
"KATAKAN SAJA !!, KATAKAN BAHWA KAMU HANYA MENGORBANKAN NYAWA MEREKA AGAR KAMU DAPAT HIDUP LEBIH LAMA !!" teriak Riku dengan penuh amarah sambil memukul mukul meja milik iblis itu hingga terbelah 2 oleh pukulannya yang sangat emosi karena dirinya.
"kalau terus begini, apa gunanya ? mau sampai kapan ini berlanjut, apa aku harus membiarkan 997 orang dari semua orang yang sudah kutemui terbunuh ?!!" gumam Riku pada dirinya ketika dirinya telah selesai memukul meja.
Langsung saja dirinya menjatuhkan dirinya kelantai sambil meletakkan kedua tangannya, terlihat tangan kanannya mengeluarkan darah setelah memukul meja tersebut.
"SAMPAI AKU MENJADI YANG TERAKHIR ?!!" teriak Riku sambil menghantam tangan kanannya yang terluka pada lantai kayu hingga berlubang.
"kapan penderitaan ini berakhir ?!!,mau sampai kapan aku harus menderita seperti ini ?!!" gumam Riku sambil menjambak rambutnya ketika dirinya masih dilantai.
Sedangkan Sabito yang mendengar teriakan marah Riku yang berada didalam gubuk saat ini, dia juga sangat marah pada dirinya sambil menghantam tangan kanannya pada pohon.
Ketika dia sedang menghantam tangannya pada pohon tiba tiba saja Kakushi atau para pembersih datang untuk membersihkan kekacauan ini.
Namun sebelum mereka mengerjakan tugas mereka, langsung saja Sabito menghentikan mereka.
"tunggu, jangan dulu masuk kedalam masih ada orang didalamnya" sahut Sabito pada mereka dengan nada marah namun tenang diluar.
Ketika para Kakushi yang mendengar ini mereka hanya terdiam, lalu salah satu dari mereka bertanya pada Sabito.
"ta.. tapi tuan kam-" sebelum Kakushi itu menyelesaikan perkataannya, langsung saja Sabito membentaknya.
"SUDAH AKU BILANG TUNGGU DULU !!!" teriaknya pada para Kakushi yang melihat Sabito saat ini sedang membentak mereka.
Tentu mereka yang mendengar ini terkejut lalu melihat kearah wajahnya Sabito, saat ini mereka melihat kalau dia merasa bersalah pada dirinya sendiri.
Sedangkan para Kakushi yang melihat ini hanya bisa memilih untuk berdiam saja ketika melihat ini, namun tiba tiba saja mereka mendengar suara langkah kaki dari dalam gubuk rumah itu.
Tentu mereka semua melihat kearah gubuk tersebut, begitu juga dengan Sabito yang melihat kearah gubuk itu.
Ketika mereka melihat kearah gubuk itu, terlihat bayangan keluar dari gubuk itu dan menuju kearah mereka.
Terlihat Riku memasang wajah datar dengan mata kosong miliknya dan tangan kanan miliknya yang mengeluarkan banyak sekali darah ketika keluar dari gubuk itu.
Tentu para Kakushi dan Sabito yang melihat ini terkejut dengan kondisinya, para Kakushi yang terkejut ketika didalam masih ada orang, sedangkan Sabito yang terkejut ketika melihat tangan kanannya mengeluarkan banyak darah.
Langsung saja beberapa Kakushi bergerak dan segera masuk kedalam dan membereskan beberapa mayat itu dan salah satu dari mereka segera mengobati tangan kanannya Riku dan menanyakan kondisinya.
---
Saat ini baik itu Riku maupun Sabito sedang berdiri sambil melihat kearah langit dan juga melihat bulan yang begitu terangnya ketika waktu malam.
Tentu hanya keheningan dan hembusan angin malam saja yang mereka berdua rasakan saat ini, tidak ada yang melakukan percakapan pada mereka berdua dan hanya kesunyian saja yang mereka rasakan saat ini.
"hei.. Riku ? apa kita akan berdiam disini saja ?" tanya Sabito pada Riku yang sudah tidak tahan dengan suasana sunyi ini.
"ha.. tentu saja tidak aku hanya sedang menenangkan diri saja sambil menatap bulan yang sangat indah malam ini" jawab Riku yang sedang menghela nafasnya sambil menggelengkan kepalanya pada Sabito dengan santainya.
Ketika Sabito mendengar kalau Riku sudah kembali kedirinya yang sebelumnya, dia langsung saja melihat Riku sambil tersenyum.
"kalau begitu bagaimana kalau kita kembali saja, bukankah kau sudah janji kalau kita akan latih tanding bukan ? sudah lama kita tidak bertemu dan aku ingin sekali berduel denganmu" tanya Sabito pada Riku sambil mengingatkan dirinya kalau mereka sudah berjanji akan berduel dengan senyum diwajahnya.
"yahh.. kau benar, apalagi harusnya Makomo akan segera melakukan seleksi akhirnya bukan" sahut Riku pada Sabito padanya sambil tersenyum padanya, sepertinya mereka berdua sudah menenangkan diri mereka.
"yahh.. tunggu apa lagi kalau begitu kita pergi" sahut Sabito sambil merangkul leher Riku dengan semangat, sedangkan Riku hanya tertawa ketika melihat kejadian ini.
"ahahah kau benar, tapi sebelum itu kau harus meminta maaf dulu pada Kakushi yang sudah kamu bentak sebelumnya" sahut Riku pada Sabito dengan senyum menyeringai ketika mengingat kejadian itu.
"ahh kau benar, kalau begitu aku pergi dulu" sahut Sabito pada Sora dengan terburu buru mencari Kakushi yang telah dia bentak sebelumnya.
Sedangkan Riku yang melihat ini langsung daja tertawa sambil menggelengkan kepalanya, lalu melihat kearah bulan lagi dengan senyum sedihnya ketika mengingat kejadian barusan.
Langsung saja dia berdoa untuk mereka semua yang sudah gugur karena kelalaiannya, ketika Riku sudah selesai berdoa dia langsung saja mendengar teriakan Sabito.
"Riku !! ayo kita pergi !!" teriak Sabito sambil melambaikan tangannya pada Riku, kalau dirinya sudah selesai membereskan masalahnya.
Ketika Riku yang mendengar dan melihat Sabito langsung saja ia menganggukan kepalanya sambil berjalan kearah Sabito dengan senyum yang biasa dia pakai diwajahnya.