"jadi rumor itu benar bukan kalian berdua semakin dekat ya ?" tanya Hiratsuka-Sensei pada Sora yang masih memainkan PSP nya bersama Shiro berdua, sedangkan Yui dan Yukino yang melihat kalau Sora sedang diintrogasi hanya melirik mereka dengan penasaran.
"entahlah, Shiro giliranmu" jawab Sora dengan santainya sambil memberikan giliran dia pada Shiro untuk berganti pemain, untuk Shiro dia hanya menganggukan kepalanya.
"ha.. masalah selalu datang padamu bukan, bahkan setelah kalian naik kekelas 2 apalagi makhluk dari luar angkasa itu, dan anehnya lagi sepertinya kepala sekolah tidak peduli dengan mereka sama sekali" sahut Hiratsuka-Sensei terlihat dia sangat kelelahan karena kelakuan Sora dan Rito yang sangat dekat dengan makhluk asing itu.
Tentu setelah Sora berangkat menuju kesekolah bersama Saki itu membuat seluruh orang yang melihat mereka berdua berjalan bersama membuat heboh seluruh sekolah.
Apalagi Saki yang memeluk lengan kanan Sora dengan wajah senangnya ketika memeluk tangannya, sedangkan Sora sendiri dia hanya membiarkannya dan tersenyum pada Saki sambil mengobrol dengannya dan menghiraukan pandangan orang pada mereka berdua.
Bahkan ketika mereka berjalan terlihat Kujou-Senpai dan Fujisaki-Senpai yang berjalan dibelakang mereka sambil menjaga mereka, walau itu tidak diperlukan tapi mereka berdua tetap harus bersama Saki karena mereka sudah lama kenal.
Bahkan para murid tahun pertama yang baru masuk kesekolah sempat terpana karena melihat Sora dan Saki sangatlah cocok, namun berbeda dengan murid tahu kedua dan ketiga yang sepertinya ada senang, cemburu, dan iri pada mereka berdua.
Tentu mereka hanya bisa mengumpat dibelakang mereka saja dan tidak ada yang berani melakukan itu didepan Sora, sebab mereka tahu kalau Sora dijuluki Pangeran Angin bukan semata rumor saja dikarenakan Sora sendiri adalah ahlinya berpedang.
Bahkan pernah semua orang pada Klub Kendo ingin bertanding dengan Sora setelah mendengar julukan tersebut, namun hasilnya setelah melakukan pertandingan tersebut terlihat bahwa semua anggota Klub Kendo terbantai dari pada menantangnya.
Sempat sempat pengurus Klub Kendo ingin merekrutnya namun hasilnya ditolak sebab Sora memberitahukan padanya kalau dia sudah memiliki Klub, tentu pengurus itu sangat kecewa namun tidak memaksanya.
Bahkan kemampuan berpedang Sora sudah sempurna diusianya yang berumur 17 tahun, tentu Sora yang merasakan teknik pernafasan miliknya sudah mencapai batasnya merasa senang karena dapat mengalahkan Zastin dalam berpedang.
Tentu rumor itu menyebar, bahkan ketika angkatan pertama mendengar ini mereka tidak percaya sama sekali, bahkan mereka berpikir berita ini hanyalah palsu yang sengaja disebar untuk mencari sensasi saja.
Bukan itu saja baik itu Rito dan para gadis yang mendengar ini tentu saja hanya bisa tertawa canggung karena belum melihatnya secara langsung.
Bahkan Momo dan Nana tidak percaya kalau Sora dapat mengalahkan Zastin yang notabanenya seorang komandan di planet Deviluke.
Sedangkan Rito dan yang lainnya tidak mengubris nya dan membiarkan mereka mencari tahu sendiri, seberapa hebatnya temannya yang satu itu ketika mengalahkan Zastin menggunakan pedang kayu.
Bahkan Sora tidak peduli dengan rumor itu dan tetap menjalankan kehidupannya saat ini dengan tenang asalkan tidak diganggu dia tidak akan bertindak.
"jadi apa hanya itu saja yang akan kamu tanyakan padaku Hiratsuka-Sensei atau kau mau meminta sesuatu pada klub ini ?" tanya Sora pada Hiratsuka-Sensei sembari menoleh kearahnya walau hanya sebentar saja sebab ia masih sibuk dengan PSP nya.
Sedangkan Hiratsuka-Sensei, Yui dan Yukino yang melihat kelakuan Sora yang masih memainkan PSP nya hanya menghela nafas ringan sembari menggelengkan kepala mereka ketika melihat ini.
"yah sebenarnya apa yang kamu ucapkan barusan memang aku ada perlu dengan klub ini" jawab Hiratsuka-Sensei pada Sora sambil melipat kedua tangannya dan memberitahukan apa tugas yang akan dilakukan.
Tentu Yui dan Yukino yang mendengar ini hanya melihat kearahnya, sedangkan Sora dan Shiro mereka hanya melirik kearah Hiratsuka-Sensei dan menyimpan PSP milik mereka.
"dan permintaan ini adalah aku ingin kalian membantu dua murid bermasalah dikelas 2 - B untuk belajar dan mungkin sebentar lagi mereka akan kemari" sahut Hiratsuka-Sensei pada kami semua yang mendengar tentang permintaan miliknya.
"ehh ?"
---
"jadi kalian berdua adalah dua murid bermasalah yang yang Hiratsuka-Sensei minta pada kami untuk mengajarkan kalian berdua begitu ? " tanya Yukino pada kedua gadis yang saat ini berada didepannya sedang duduk dan terlihat kalau Yukino sedang mengamati mereka berdua.
"ya, dan perkenalkan aku Ogata Rizu dari kelas 2 - B" jawab perempuan berambut pendek berwarna merah kejinggaan, memakai kacamata dan ukuran dada berukuran besar hampir menyamai Yui walau tidak sama sekali.
"dan aku Furuhashi Fumino dari kelas 2 - B" jawab perempuan berambut panjang berwarna biru memakai bando berwarna putih dan memiliki ukuran dada yang sepertinya sama dengan Yukino.
"mohon bantu kami dalam belajar dan ajari kami untuk meraih mimpi kami" ucap mereka berdua sambil sedikit membungkukan badannya dan memohon pada Yui dan Yukino.
Sedangkan aku dan Shiro masih sibuk dengan PSP ku dan tidak memperdulikan mereka karena kesibukan kami, bahkan Yukino dan Yui yang melirik kami berdua sedikit jengkel dengan kelakuan kami yang mengabaikan pelanggan mereka.
Aku yang melihat tatapan mereka mengerti dan segera saja aku mengajukan pertanyaan pada Ogata dan Furuhashi.
"jadi jenis mata pelajaran apa yang kalian ingin kalian tekuni untuk meraih mimpi kalian ?" tanyaku pada mereka yang masih melihat PSP bersama dengan Shiro.
Sedangkan untuk Ogata dan Furuhashi yang melihatku dan Shiro masih menatap PSP, entah kenapa mereka merasa enggan untuk menjawab pertanyaanku lalu melihat kearah Yui dan Yukino yang hanya menggunakan kepala saja.
"a.. aku ingin belajar Matematika dan Sains" jawab Furuhashi dengan gugup namun tetap menjawab pertanyaanku dengan penuh keyakinan.
"aku ingin belajar Sastra dan Seni" jawab Ogata yang menjawab pertanyaanku dengan polos dan penuh keyakinan untuk meraih mimpinya.
Ketika aku melihat tekad mereka ketika ingin meraih mimpi mereka, langsung saja aku menghela nafas sambil membiarkan PSP ku dimainkan oleh Shiro.
"baiklah, bagaimana kalau kita lakukan tes terlebih dahulu" sahutku pada mereka sambil merentangkan kedua tanganku untuk melakukan pemanasan ringan, sebab baru saja aku bermain PSP dengan Shiro cukup lama.
"tes ?" tanya mereka berempat padaku ketika melihat kalau aku sedang merentangkan kedua tangan.
"yah, tentu saja tes aku ingin melihat seberapa pintarnya kalian dalam mata pelajaran yang ingin kalian pelajari" ucapku pada Ogata dan Furuhashi sambil menyeringai pada mereka.
---
"ne.. Yui ?" tanya ku pada Yui yang sepertinya berada disisi kananku sambil melihat selembar kertas yang aku pegang saat ini.
"y..ya ?" jawabnya dengan gugup ketika aku bertanya padanya, sedangkan Yukino yang melihat ini disisi kiriku sama sama terlihat bingung ketika melihat hasilnya.
"apa mereka benar benar jenius seperti yang baru saja kau ucapkan bukan ?" tanyaku padanya yang masih memeriksa lembar soal yang masih aku periksa 2 kali agar tidak keliru.
"y.. ya itulah yang aku dengar" balas Yui pada ku dengan gugup ketika merasakan aura putus asa pada diriku.
Setelah mendengar jawaban Yui aku langsung saja menatap Ogata dan Furuhashi dengan aneh, sedangkan kedua orang yang baru saja aku tatap merasa sedikit merinding dan sepertinya mereka gugup dengan hasilnya.
Langsung saja aku menghela nafas berat saja dan menerima hasil tes mereka berdua, aku langsung saja meletakkan kedua lembaran tes mereka diatas meja.
Tentu hasilnya sangat mengejutkan untuk Ogata sendiri dia hanya mendapatkan nilai '2' dari tes yang ku berikan, sedangkan Furuhashi dia mendapatkan nilai '3' dalam tes tersebut.
"jadi, Ogata-San dan Furuhashi-San apa kalian berdua bersungguh sungguh mengerjakan tes ini" tanya Yukino pada mereka berdua dengan sedikit menatap mereka dengan tajam.
"t.. tapi !! aku sudah berusaha dengan keras dan ini adalah rekor terbaik ku" jawab Furuhashi dengan gugup ketika merasakan tatapan Yukino begitu juga dengan Ogata.
"ya ! ini adalah usaha terbaikku" jawab Ogata sambil menganggukan kepalanya dengan polos nya pada kami.
Tentu kami bertiga yang melihat ini hanya menghela nafas berat saja dan bersandar pada kursi saja, sedangkan Shiro yang sepertinya baru selesai memainkan PSP nya dan segera merentangkan kedua tangan nya ke keatas sambil melakukan pemanasan ringan.
"jadi pada akhirnya, mereka berdua hanya jenius di ahli bidang mereka masing masing saja" balas Shiro pada kami setelah menyelesaikan pemanasan ringannya.
Tentu semua orang terkejut ketika mendengar suara Shiro yang mengkritik Ogata dan Furuhashi, lalu segera saja Shiro menuju kearahku lalu duduk dipangkuanku dan menghiraukan pandangan mereka berempat.
"yah kau benar adikku, untuk mengajarkan mereka perlu waktu apalagi karena kejeniusan mereka lah yang akan menutup jalan menuju mimpi mereka itu sendiri, ha... ini benar benar berat" ucapku pada Shiro dengan malas dan putus asa sembari mengelus dirinya.
Tentu baik itu Ogata dan Furuhashi yang mendengar ini terkejut karena kejeniusan merekalah yang akan menghambat jalan mereka menuju mimpi yang mereka idamkan.
Bahkan Yui dan Yukino hanya menatapku dengan terkejut karena seperti aku akan menolak mengajari kedua orang jenius ini.
"yah.. mungkin untuk Furuhashi aku dan Shiro bisa membantumu dalam Matematika dan Sains walau sedikit, sedangkan Ogata akan dibantu oleh Yui dan Yukino dalam Sastra dan Seni, bagaimana ?" sahutku pada mereka semua ketika aku memberikan ideku, sedangkan Shiro hanya menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju saja dengan ideku.
Tentu mereka semua yang mendengar ide ini terkejut dan segera saja Yui menanyakan pertanyaannya padaku sambil mengacungkan tangannya padakh.
"a.. anu Sora kenapa aku dan Yukinon harus membantu Ogata-San dari pada Furuhashi-San ?" tanya Yui yang penasaran dengan ideku yang satu ini, sedangkan mereka bertiga melihatku dengan penasaran akan ide ini.
"ha.. kau tahu jika aku membiarkan kau dan Yukino mengajarkan Furuhashi Matematika apalagi Sains, yang ada hanya Yukino saja yang akan mengajarnya sedangkan kamu pasti tidak akan bisa mengikut alur pembelajaran itu dan hanya bisa melihat saja tanpa membantunya" ucapku padanya sambil menghela nafas berat ketika mendengar pertanyaan Yui.
"karena itulah aku membiarkan mu untuk membantu Ogata daripada Furuhashi, sedangkan Yukino sendiri walaupun pun dia adalah seorang siswa top dengan nilai yang baik tapi aku yakin dia akan kesusahan ketika mengajari Furuhashi soal Matematika dan hanya akan membuat Furuhashi tertekan, maka dari situlah aku ingin kalian mengajari Ogata yang mata pelajarannya hanyalah Sastra dan Seni, apa kalian mengerti sekarang ?" lanjutku pada mereka semua sambil menjelaskan kekurangan dan kelebihan Yui dan Yukino saja.
Tentu mereka semua yang mendengar penjelasan panjangku terkejut bahkan Yukino sendiri terkejut ketika mendengar penjelasanku yang panjang tersebut.
Aku yang melihat mereka terbengong ketika menjelaskan hal tersebut pada mereka, aku hanya bisa menghela nafas ringan sembari menepuk tanganku agar mendapatkan perhatian mereka.
PLAKKKK ~~~ !!!
Tentu mereka yang mendengar suara tepuk tanganku terkejut lalu mengembalikan kesadaran mereka, terlihat wajah mereka ada sedikit rona merah ketika aku melihat mereka sedang bengong sedangkan Shiro hanya menatap mereka dengan pandangan datar.
"jadi bagaimana kalau kita mulai saja, Shiro ?" tanyaku pada mereka lalu melihat kearah Shiro, Shiro yang melihat tatapanku langsung saja mengangguk dan segera berdiri lalu mengambil sesuatu dari dalam kantong miliknya.
Tentu mereka semua bingung dengan apa yang dilakukan olehku dan Shiro, ketika mereka masih bingung langsung saja Shiro membawa buku pelajaran Matematika miliknya dan segera menuju kemari.
Ketika aku melihat kearah Shiro yang membawa buku miliknya aku langsung saja menyeringai, sedangkan Ogata dan Furuhashi yang melihatku menyeringai tentu mereka sedikit ketakutan akan senyumku.
Bahkan Furuhashi yang melihat senyumku ingin segera melarikan diri namun terlambat karena aku langsung menatapnya ketika Shiro sudah memberikan buku Matematika miliknya.
"nahh.. jadi mari kita mulai pelajarannya, Furuhashi" jawabku padanya sambil menyeringai begitu juga dengan Shiro.
Tentu Furuhashi yang melihat ini merasa ketakutan lalu, melihat kearah mereka bertiga, sedangkan Yukino sendiri ia langsung saja berbicara dan menghiraukan Furuhashi.
"kalau begitu, bagaimana kalau kita juga segera memulainya diperpustakaan saja agar tidak mengganggu mereka berdua" tanya Yukino dengan santainya bertanya pada mereka, terlihat sepertinya ia sedang menghindari tatapan Furuhashi.
"y.. ya kalau begitu mari, Y.. Yukinon, Ogata-San kita pergi" jawab Yui dengan keringat dingin sambil menarik mereka, sedangkan Ogata hanya menganggukan kepala saja sambil membiarkan dirinya dan Yukino ditarik oleh Yui.
Ketika mereka akan keluar dari ruang Klub Pelayanan tentu Furuhashi ingin ikut bersama mereka.
"tu.. tunggu dulu aku juga akan ik-" namun sebelum menyelesaikan perkataannya, baik itu aku maupun Shiro langsung saja memegang bahunya agar tidak kabur.
"kau mau kemana Furuhashi, sekarang kita akan belajar Matematika tingkat SMP dulu agar beberapa dasar mata pelajaran Matematika milikmu membaik, jadi mari kita mulai" tanyaku padanya sambil tersenyum jahat padanya begitu juga dengan Shiro.
Furuhashi yang melihat senyuman ku dan juga Shiro, dia merasa ketakutan bahwa sesi belajar miliknya akan terasa seperti dineraka.
---
2 jam kemudian
Sekarang Ogata, Yui dan Yukino yang saat ini sedang mengajari Ogata belajar, baik itu Yui dan Yukino mereka benar benar dibuat pusing kepala ketika mengajarkan Ogata.
Terlihat banyak sekali buku tentang Sastra di meja mereka, sampai sampai beberapa lembar tes Ogata terlihat beberapa angka dua digit dikertas tersebut.
Membuktikan bahwa hasil tes Ogata dan ajaran mereka benar benar tidak berguna sama sekali padanya, bahkan terlihat kalau mereka berdua sudah tidak bisa untuk melanjutkan pembelajaran mereka.
"ha.. maafkan kami Ogata-San sepertinya perlu waktu untuk mengajarimu jika seperti ini terus" jawab Yui terlihat dia sudah membaringkan kepalanya diatas meja sambil menghela nafas.
Sedangkan Yukino terlihat masih membacanya hasil tes milik Ogata, namun untuk Ogata sendiri dia juga terlihat sama seperti Yui yang membaringkan kepalanya pada meja sambil mengeluarkan asap pada kepalanya setelah lama berpikir.
"ha.. setidaknya ada sedikit perubahan walau hasil tes nya hanya 20 dari hasil tes yang Sora berikan sebelumnya" sahut Yukino yang melihat hasil tes Ogata ada sedikit perkembangan dari hasil sebelumnya.
Tentu Ogata yang mendengar ini terlihat bahagia karena ada peningkatan kualitas belajarnya dari Yui dan Yukino, sedangkan mereka berdua yang melihat Ogata hanya tersenyum saja karena pengingkaran miliknya.
Ketika Yui melihat ini langsung saja ia berpikir bagaimana nasib Furuhashi di tangan Sora maupun Shiro saat ini.
"j.. jadi, bagaimana nasib Furuhashi saat ini ?" tanya Yui dengan gugup pada mereka berdua ketika mengingat kejadian sebelumnya.
Tentu suasana yang semula penuh dengan senyuman langsung berubah menjadi tegang ketika mendengar pertanyaan Yui bagaimana nasib Furuhashi pada Sora dan Shiro.
" ba.. bagaimana kalau kita me.. melihat kondisi mereka saja, a.. aku sangat mengkhawatirkan Furuhashi" jawab Ogata pada Yui dengan gugup , terlihat dia sedikit ragu dengan keputusannya.
"yah, kalau begitu bagaimana kalau kita mengeceknya lagi pula sudah 2 jam mereka belajar, jadi bagaimana kalau kita membereskan buku buku ini ?" tanya Yukino yang mendengar ini langsung berdiri dan membereskan tumpukan buku itu.
Sedangkan mereka berdua hanya menganggukan kepala saja lalu membantu Yukino membereskan tumpukan buku itu pada tempatnya.
---
Ketika mereka sudah sampai didepan pintu, entah kenapa mereka sedikit enggan untuk membuka pintunya, jadi mereka memutuskan untuk mengintip saja melalui pintu.
Mereka yang baru saja berdiskusi lalu menganggukan kepala mereka lalu membuka sedikit pintu ruang Klub Pelayanan tersebut dengan pelan.
Ketika mereka bertiga sedang mengintip terlihat kalau Sora dan Furuhashi sedang belajar dengan serius sedangkan Shiro sedang berbaring di pangkuan kakaknya dengan kursi yang ia ambil.
Tentu mereka bertiga yang melihat ini heran karena apa yang mereka pikirkan tidak sesuai dengan imajinasi mereka, sedangkan Sora terlihat mengajari Furuhashi sambil memberitahukan letak kesalahannya dalam mengerjakan soalnya.
Furuhashi yang mendengar penjelasan Sora segera mengangguk dan memperbaiki jawabannya yang salah dengan serius, terlihat kalau Yui dan Yukino sedikit iri dengan Sora yang mengajari Furuhashi dengan santainya.
"dan untuk soal yang terakhir kau harus cari dulu bagian ini nya terlebih dahulu, baru kamu bisa mengerjakan bagian yang lainnya dengan mudah" sahut Sora yang menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut pada Furuhashi.
Sedangkan dirinya hanya menganggukan kepalanya sambil mengerjakan soal tersebut dengan serius sembari menggerakan tangannya untuk mengerjakan saolnya dengan pensilnya.
"ha.. sudah selesai, k.. kalau begitu m.. mohon periksa lah Sora-Sensei" sahut Furuhashi dengan gugup sambil memberikan kertas soalnya pada Sora.
'Sensei !?' tentu mereka bertiga terkejut ketika mendengar Furuhashi memanggil Sora dengan sufix Sensei dibelakang namanya.
"ha.. sudah berapa kali aku bilang jangan memanggilku dengan sebutan Sensei, lagi pula kita seumuran kau harusnya memanggilku dengan namaku saja" balas Sora pada Furuhashi terlihat dia sedang menghela nafasnya sambil mengambil kertas soal itu lalu memeriksa nya.
Tentu mereka bertiga sangat penasaran dengan hasil milik Furuhashi, begitu juga dengan Furuhashi itu sendiri.
Ketika Sora sedang memeriksa soalnya dengan tenang yang membuat Furuhashi maupun bagi mereka yang sedang mengintip sekalipun ikut gugup dengan hasilnya.
"sebelum aku memberitahukan hasilnya, bagaimana kalau kalian segera masuk saja dari pada mengintip dari depan pintu" ucap Sora dengan santainya ia berbicara seperti itu pada para gadis yang mengintip Sora dan Furuhashi sedang menunggu hasilnya.
"ehh !?" tentu Furuhashi yang mendengar Sora langsung menoleh kearah pintu terlihat banyak mata yang mengintip mereka berdua.
Sedangkan mereka bertiga langsung saja membuka pintunya, ketika Yui dan Ogata masuk mereka hanya tertawa canggung ketika Sora dapat mengetahuinya.
Dan untuk Yukino sendiri dia hanya melipat kedua tangannya sembil menoleh kearah lain untuk menyembunyikan rona merahnya ketika Sora mengetahui kalau dirinya dan yang lainnya baru saja mengintip.
Furuhashi yang melihat ini terkejut, sedangkan Sora hanya melirik mereka lalu kembali ke kertas yang sedang ia periksa.
Tentu yang lainnya segera mencari tempat duduk sambip menunggu hasil milik Furuhashi dengan wajah memerah karena kepergok mengintip Sora dan Furuhashi itu sendiri.
Ketika Sora sudah selesai memeriksanya ia langsung saja tersenyum, melihat senyuman milik Sora langsung saja mereka berempat melihat kearah Sora dengan penasaran sambil menunggu hasil tes milik Furuhashi.
"hasilnya mengecewakan" ucap Sora dengan wajah datarnya sambil memberikan kertas tersebut pada Furuhashi.
Tentu Furuhashi dan yang lainnya ketika mendengar ucapan Sora segera mengambil kertasnya dan melihat berapa hasil yang diperoleh Furuhashi dari tes tersebut.
Seketika mereka terdiam ketika melihat hasilnya terlihat angka 78 dikertas tersebut, langsung saja mereka melihat Sora dengan wajah datar ketika melihat hasilnya.
Sedangkan Sora sendiri dia hanya menahan tawanya ketika melihat wajah panik mereka ketika menunggu hasilnya.
"y.. ya sepertinya kamu benar benar berusaha kali ini, namun aku ingin kau tetap belajar dan membawa hasil ulangan harian matematika minggu depan milikmu kemari" ucap Sora pada Furuhashi dengan serius sambil tersenyum padanya.
---
"ja.. jadi bagaimana ini bisa terjadi ? " tanya Sora pada Furuhashi dengan wajah lelah, ketika melihat hasil ulangan harian milik Furuhashi minggu ini.
Tentu Furuhashi yang mendengar ini hanya memerah sambil menundukan kepalanya, sedangkan untuk yang lainnya hanya menatap kearah Furuhashi dengan datar begitu juga dengan Shiro.
Langsung saja Sora meletakkan ulangan harian milik Furuhashi di meja dan telihat angka 40 di kertasnya yang berbeda dengan tes nya minggu lalu.
"ha.. Shiro" ucap Sora pada Shiro sambil menghela nafasnya ketika melihat ini.
"ya.. kak" jawab Shiro yang memandang Sora dan Furuhashi dengan wajah datar miliknya.
"bolehkah aku minta ganti Furuhashi dengan Ogata saja"