Chereads / Di Dunia Anime Dengan System / Chapter 28 - Permainan di Mulai & Sedikit Bermain

Chapter 28 - Permainan di Mulai & Sedikit Bermain

Setelah Jibril datang dia langsung saja menyimapan alat itu di tengah meja.

"maaf membuat kalian menunggu spertinya aku perlu waktu untuk mencari benda ini" balas Jibril sambil meminta maaf karena terlambat, lalu melihat sekeliling nya kalau yang lainnya kecuali Sora dan Shiro terlihat putus asa namun Jibril hanya menghiraukan mereka saja.

"ehmm, baiklah tentu aku akan memerima tantangan mu tapi sepertinya aku masih belum mempertaruhkan beberapa nyawa yang kalian berikan padaku" balas Jibril yang masih bingung ketika melihat bahwa kami semua berjumlah 13 orang.

"sudah kubilang aku ingin se-" sebelum menyelesaikan apa yang Sora ucapkan tiba tiba saja Jibril mengatakan sesuatu yang menarik perhatiannya.

"bagaimana kalau aku akan menambahkan diriku sebagai taruhannya" sahut Jibril yang mengejutkan mereka semua terutama Sora dan Shiro.

"serius, lucky" balas Sora yang terkejut ketika mendengar apa yang baru saja Jibril katakan, lalu segera saja ia menyeringai.

"apa itu cukup" jawab Jibril pada Sora dengan santainya ia mempertaruhkan nyawanya.

"ya, kami menginginkan seluruh hak terhadapmu, Jibril" ucap Sora dengan santainya pada Jibril sedangkan Shiro hanya mengetik sesuatu diponselnya, meskipun banyak orang yang penasaran dengan apa yang diketik oleh Shiro.

"tentu terima kasih, bagaimana kalau aku menjelaskan permainan yang akan kita mainkan kali ini" sahut Jibril dengan santinya pada Sora.

"baiklah kalau begitu tolong jelaskan" ucap Sora pada Jibril yang sedang meminta penjelasan padanya.

"permainannya adalah 'kata berantai', namun ini bukanlah permainan 'kata berantai' pada umumnya, tapi kita akan bermain 'kata berantai berwujud'" balas Jibril yang menjelaskan tentang permainan yang akan dimainkan oleh mereka berdua.

"kata berantai berwujud ?" tanya Sora pada Jibril.

"ya, seperti kata berantai pada umumnya memakai kata yang sudah digunakan, gagal menjawab selama 30 detik, tidak bisa melanjutkan permainan, berarti kalian berdua dinyatakan kalah" jawab Jibril pada Sora.

"katanya, boleh berasal dari bahasa lain ?" tanya Sora pada Jibril.

"ya, tapi hal fiksi yang benar benar tidak ada, tidak bisa dipakai, tapi perlu diingat lagi kalau kita bermain kata berantai berwujud, bila kalian mengucapkan sesuatu yang ada disini maka hal yang kalian ucapkan akan lenyap, kalau tidak ada maka benda tersebut akan muncul, apa kalian mengerti maksudku" sahut Jibril sambil menatap kami dengan serius.

"tentu saja semua yang berada disini akan kembali sepwrti semula, jadi kau tidak perlu khawatir kalau tempatnya hancur, tak usah sungkan untuk menunjukan pengetahuan kalian padaku" lanjut Jibril pada Sora.

"kalau begitu tidak apa apakan kalau kami berdua bermain sebagai perwakilan" tanya Sora pada Jibril sambil mengelus kepala Shiro sebagai perwakilan mereka berdua.

"tentu saja tidak masalah, karena kalian adalah manusia jadi nikmati saja dan jangan sampai terbunuh" sahut Jibril pada kami.

Ketika mendengar apa yang Jibril katakan, langsung saja mereka terkejut lalu Rito secara tidak sadar berkata.

"h.. huh terbunuh" walau ucapannya dapat didengar oleh Jibril, justru Rito dihiraukan oleh orangnya.

"kita tidak bisa membuat pemain terbunuh langsung, yang berarti tak bisa membuatnya melanjutkan permainannya" balas Jibril pada Rito ketika mendengar kata 'terbunuh' dari mulutnya.

"ja.. jadi kami tak perlu disini, kan ?" ucap Rito yang gugup ketika mendengar perkataan Jibril begitu juga dengan yang lain.

"baiklah kalau begitu" tiba tiba saja papan tersebut mengeluarkan hologram berbentuk bulat terdapat beberap tulisan kuno yang mengelilingi semua perpustakaan.

Tentu saja yang lainnya terkejut melihat ini kecuali untuk Sora dan Shiro yang sedang fokus dalam permainannya.

"yah, mari kita mulai permainannya" balas Sora pada Jibril.

"serang kami kalau bisa" lanjut Shiro ketika perkataan Sora sudah selesai.

"a.. anu to-" sebelum menyelesaikan perkataan Oshizu dia langsung saja dipotong oleh Jibril.

"kalau begitu kalian boleh mengambil giliran pertama kalian, pilihlah kata yang kalian suka" sahu Jibril pada Sora dengan senyum diwajahnya.

"hmm.. kalau begitu aku mulai dengan.." ucap Sora yang sedang berpikir dan mengulur tangannya pada bola hologram itu sambil mengatakan sesuatu.

"Suibaku (Bom Hidrogen)"

ucap Sora sambil menyeringai, tiba tiba saja bom hidrogen muncul diatas mereka semua yang ukurannya sebesar Bus tingkat 2 namun besarnya 3 kali lipat.

"ehh" teriak mereka yang terkejut melihat nuklir yang sangat besar tepat diatas kepala mereka terlihat sepertinya sumbu pada bom tersebut menyala dengan sendirinya.

"OI SIALAN APA KAU INGIN MEMBUNUH KAMI" teriak Nana yang protes pada Sora ketika mengeluarkan kata pertamanya.

'apa itu' batin Jibril yang melihat ini, namun ketika melihat benda tersebut akan meledak tentu saja Jibril terkejut dan langsung saja mengambil giliran miliknya.

"Kulianse (Kulians) " tiba tiba saja bom tersebut meledak hampir melenyapkan seluruh jepang, bahkan ketika melihat apa yang mereka lihat saat ini, sebuah bekas ledakan yang dapat dilihat oleh mereka sampau ujung sekalipu hanyalah bekas ledakan saja.

"kau tahu apa yang baru saja ku gunakan adalah sihir penyegel tingkat atas 'kulians' bila aku tidak sebaik ini aku tidak perlu untuk melindungi kalian semua, permainan nya akan berakhir disini juga"

Sahut Jibril pada Sora setelah mengucapkan kata berikutnya dia melihat kalau semuanya sudah lenyap dan tersisa mereka dan para penonton nya sajalah yang berada disini.

"kau tidak perlu sebaik itu pada kami, aku hanya bertaruh kalau kau akan bosan ketika permainannya berakhir dengan satu langkah, meskipun sudah kuprediksi tampaknya kami tidak bisa membuatmu berhenti untuk melanjutkan permainannya, bukankah begitu" balas Sora dengan santainya pada Jibril.

"syukurlah kalau kau mengerti, sebisa mungkin buatlah diriku merasa tidak bosan" ucap Jibril sambil tersenyum kepada Sora.

"tenang saja kami tidak akan membuatmu merasa bosan" sahut Sora sembari mengulurkan tangannya pada bola tersebut.

"Seireikairou (Sirkuit Sihir)"

Secara tiba tiba sirkuit sihir pada dunia ini menghilang bahkan bagi seorang malaikat yang membutuhkan ini pasti akan risau.

"ini hanyalah membuang waktu" sahut Jibril pada Sora.

"padahal kata itu adalah kata yang baru saja aku pelajari, kenapa apa ada masalah" balas Sora pada Jibril dengan santainya.

"tidak, hanya saja kemampuan fisikku jadi sedikit terbatas dan membuatku tak bisa terbang, tapi karena masih ada unsur Roh tersisa ditubuhku, kurasa tidak masalah" ucap Jibril pada Sora yang memberitahukan keadaan tubuhnya saat ini.

"kalau boleh dibilang, ini membuatku agak gelisah.." lanjut Jibril sambil meletakkan kedua tangannya pada paha dan menggesekan kedua pahanya dengan gelisah.

"oh, seperti saat ponsel kita tidak dapat sinyal ya" sahut Sora pada Jibril.

Ketika mendengar perkataan Sora langsung saja Jibril mendekatkan mukanya dengan Sora walau berbeda beberapa centi saja, sedangkan Shiro hanya menatap dada milik Jibril yang terlihat besar.

"Ponsel ? Sinyal ?, apa ada kaitannya dengan papan tipis itu" tanya Jibril pada Sora dengan pandangan berbinar sebab ia baru saja mendapatkan beberapa pengetahuan baru pada Sora.

"dekat! dekat! dekat! mukamu terlalu dekat!, kalau kamu menang akanku beritahu semuanya padamu" balas Sora pada Jibril sambil menjauhkan mukanya pada Jibril.

"kak orang ini..." sedangkan Shiro hanya menatap Jibril dengan pandangan aneh dimatanya.

"yah, rasanya ini akan semakin menarik, ehh Jibril sekarang giliranmu" ucap Sora sambil memutar tangan nya sebagai tand giliran selanjutnya pada Jibril.

"o.. ohh kalau begitu yang mudah saja" balas Jibril ketika mendengar perkataan Sora lalu melanjutkan permainannya dan berkata.

"Uma (Kuda)"

Secara mengejutkan tiba tiba saja kuda muncul didepan Rito dan para gadis dan mengejutkan mereka.

"KYAHH" teriak para gadis sedang kan Rito di pandang oleh kudanya sambil mengeluarkan hembusan angin dari hidungnya.

"baiklah, Ma*ko (Vag*na)"

Ketika Sora mengucapkan kata tersebut tentu saja semua gadis yang hadir menatap Sora dengan tidak percaya.

"ha ?" seketika semua gadis bersuara begitu juga dengan Jibril, sedangkan Shiro hanya menatap kakaknya dengan penasaran.

"bagaimana ?"

Ketika Sora bertanya pada Shiro tiba tiba saja semua gadis memegang bagian bawah mereka dan mengecek apakah masih ada atau tidak walau hasilnya sudah diketahui.

"hmm" sedangkan Shiro hanya menganggukan kepala saja sebagai tanda persetujuannya pada kakaknya.

Tentu saja para gadis mukanya memerah karena aset yang penting bagi mereka menghilang kecuali Lala, untuk Rito sendiri dia hanya menoleh kearah lain sambil menutup mukanya yang memerah ketika melihat mereka.

Sedangkan Kotegawa dan Nana lah yang mukanya sangat memerah ketika mendengar perkataan Sora, lalu mereka berdua berteriak pada Sora secara bersamaan.

"A.. A... A... Apa.. APA YANG KAMU PIKIRKAN !!!"

---

Sudah sekitar setengah jam mereka bermain terdapat beberapa barang di belakang mereka sedangkan para gadis hanya menonton sambil menahan malu, untuk Rito sendiri mukanya bonyok ketika melihat kearah para wanita.

"kau tahu aku sudah bosan dengan debu debu ini, bagaimana kalau kita ganti suasananya untuk bersenang senang" ucap Jibril yang tersenyum pada Sora sambil merentangkan tangannya pada bola itu dan berkata.

"Biichi (Pantai)"

Tiba tiba saja suasana berubah yang tadinya bekas bom hidrogen, sekarang menjadi pantai yang indah.

"AHHHHHHH !!!" teriak Sora dan Shiro secara bersamaan ketika melihat pemandangannya yang berubah, tiba tiba saja mereka berdua bersembunyi di bawah meja sambil memegang kepala mereka sebab tidak sanggup melihat pemandangan ini

"ini indah sih, tapi sangat menusuk bagi orang yang jarang keluar rumah" sahut Sora ketika melihat pemandangan yang sedang ia lihat saat ini.

Sedangkan yang lainnya hanya menatap kearah Sora dan Shiro dengan datar dan kasihan pada mereka karena tidak pernah keluar rumah sama sekali.

"sepertinya selama hidup kalian, kalian tidak pernah pergi kepantai" sahut Rito dengan santainya menatap kearah Sora dan Shiro dengan datar, ketika melihat dirinya dan adiknya yang takut dengan pemandangan yang indah ini.

"Yosh Rito bagaimana kalau besok kita pergi kepantai bersama yang lainnya, kita juga bisa mengajak Sora dan Shiro sekalian, bagaimana ?" tanya Lala dengan semangat pada Rito ketika berpikir kalau besok mereka semua bisa pergi ke pantai bersama.

"kalau begitu bagaimana kalau di villa pribadiku sebab ada pantai disana, jadi kalian tidak perlu jauh jauh mengeluarkan biaya" balas Tenjouin-Senpai pada Lala dengan santainya.

Lala yang mendengar ini tentu saja matanya berbinar, kecuali Sora dan Shiro yang sepertinya mereka menggigil ketika mendengar perkataan Lala sepertinya mereka akan diseret keesokan harinya.

"Ne.. Nee-Sama, Tenjouin-Senpai kau tahu sepertinya kita akan bisa pergi jik-" sebelum perkataan Momo selesai langsung saja Sora melanjutkan permainan dan berkata.

"kalau begitu, Chikubi (puting susu)" sahut Sora yang memotong perkataan Momo.

Lagi lagi ketika mereka mendengar ini langsung saja mereka menutup bagian dada mereka dan memastikan apa masih adakah atau tidak yang pasti mereka sudah tahu apa yang terjadi.

Sedangkan Rito hanya menatap datar kearah Sora ketika mendengar perkataannya walau dia sendiri baru merasakan kehilangan sesuatu yang penting dibalik pakaiannya ketika mengeceknya, begitu juga dengan Shiro.

"kalau begitu aku juga akan ikutan" sahut Jibril sambil berkata.

"Bikini (Bikini)"

Tiba tiba saja pakaian dalam para wanita berubah menjadi bikini meskipun hanya sebagian dari mereka yang menyadari.

Langsung saja Sora bangun dan menghantam mejanya menggunakan kedua tangannya dan mengeluarkan protes nya pada Jibril.

" Jibril, kamu sepertinya tidak paham ya ?!, kalau kau mau bikini kau harusnya menyingkirkan pakaian nya terlebih dahulu !!" protes Sora pada Jibril sambil menunjuk kearah para wanita soal pakaian mereka.

"ehh ?" sedangkan yang lainnya terkejut dengan apa yang baru saja Sora protes kan pada Jibril.

"jadi begitu ?! , ma.. maaf aku sepertinya belum paham apa maksudmu" ucap Jibril yang menyesal ketika mendengar protes Sora.

"kalian ini apa kalian tidak bisa sedikit serius ketika bermain !!! " protes Kotegawa pada Sora, Shiro dan Jibril yang ingin sekali menghajar mereka, namun semua itu ditahan oleh Haruna dan Oshizu agar tidak mengganggu permainannnya.

"ahh, sudahlah giliranku" ucap Sora yang kecewa ketika mendengar perkataan Jibril dan langsung saja merentangkan tangannya dan berkata.

"Nimotsu (Koper)"

Tiba tiba saja koper jatuh dari langit yang hampir menimpa Momioka dan Sawada sedangkan mereka berdua terkejut ketika melihat koper dihadapan mereka.

"kalau begitu, bagaimana kalau..." ucap Jibril sambil memutar tangan kanannya dan berkata.

"Tsumuji (Angin Puyuh)"

Ketika Sora dan Shiro mendengar ini langsung saja mereka melebarkan mata mereka lalu melihat kearah belakang pada para penonton.

Sedangkan Tenjouin-Senpai merasa kalau bagian bawah roknya seperti berkibar terangkat oleh angin melihat kebawah dan melihat kalau Sora dan Shiro sedang memotret bikininya yang tertutup oleh roknya, namun terangkat oleh angin puyuh yang dikeluarkan oleh Jibril.

"Hei, tu- apa yang kalian berdua lakukan !! " teriak Tenjouin-Senpai yang malu ketika melihat kakak beradik ini sedang memfoto bagian dalam roknya yang sedang terangkat dengan ponsel yang mereka miliki saat ini.

Langsung saja Tenjouin-Senpai mencoba menutupnya menggunakan tangannya walau tidak berhasil dan masih ada bagian yang tidak tertutup olehnya.

Sedangkan Sora maupun Shiro sedang asiknya memotret bikini Tenjouin-Senpai yang mereka ambil, sambil mencari spot foto dari berbagai sudut roknya Tenjouin-Senpai yang mereka ambil masing masing.

"JIBRILL, INI BERHASIL !! " teriak Sora yang masih memotret bikininya Tenjouin-Senpai begitu juga dengan Shiro.

"bila Tenjouin-Senpai tanpa celana dalam seharusnya ini untuk 18 tahun keatas, tapi pemandangan bikini dibawah roknya ini benar benar sangat indah !! " ucap Sora dengan semangat dan masih tetap melanjutkan memotret foto roknya Tenjouin-Senpai.

Sedangkan Tenjouin-Senpai sendiri malu sebab apa yang dia dengar dari mulut Sora membuatnya senang sekaligus malu, senang karena mendengar pujiannya dan malu karena dilihat banyak orang.

Sedangkan Kujou-Senpai dan Fujisaki-Senpai yang melihat ini bingung dengan apa yang mereka lihat saat ini, ketika melihat Ojou-Sama mereka yang sedang senang dan malu secara bersamaan.

Sedangkan Rito sendiri dia hanya bisa menutup wajahnya dengan malu melihat kelakuan teman dan adik temannya yang satu ini.

"ahh, aku senang ketika mendengar ini" balas Jibril yang senang ketika mendengar pujian Sora padanya.

"Yosh, sekarang sentuhan akhir biar lebih lengkap !! " ucap Sora sembari tersenyum menyeringai dan berkata.

"Josifuku (Pakaian Wanita)"

Tiba tiba saja semua pakaian para wanita menghilang dan sekarang mereka sedang telanjang bulat saat ini, ketika merasakan pakaian para gadis menghilang langsung saja mereka menutup tubuh mereka masing masing dengan wajah memerah kecuali Lala.

Sedangkan Rito sendiri, ketika melihat ini tentu saja mengeluarkan banyak darah dihidungnya sebab dia melihat apa yang dialami oleh para wanita saat ini oleh kelakuan Sora.

Sedangkan untuk Kotegawa dan Nana muka mereka berdua sudah benar benar memerah seperti tomat karena malu.

"TIDAAAAKKKKK !!!" teriak para gadis yang melihat kejadian ini, kecuali Lala dengan polosnya melihat tubuhnya.

"hahahaha, bagaimana sekarang adikku, Rito ?, sama sekali tidak ada daerah kewanitaannya, apa lagi sepatu, kaos kaki, kalung dan jam tangan masih terpasang !" sahut Sora yang memegang pinggangnya dengan kedua tangan nya dengan bangga pada Shiro dan Rito, meskipun Rito sudah lama pingsan terlebih dahulu dengan wajah memerah dan darah yang keluar dari hidungnya.

"intinya, ini lebih mantap daripada telanjang bulat !, cocok sekali untuk segala umur, sangat sehat, cukup seksi tapi tidak kotor jadi mari kita sebut ini sebagai 'Ruang Super Sehat !!! '" sahut Sora dengan semangat ketika menyebutkan 'Ruang Super Sehat' pada adiknya, lalu menunjuk kearah para penonton dengan semangat yang membara.

"kak, Omega Goodjob" balas Shiro sambil memberi jempol pada kakaknya atas kehebetannya yang baru saja ia tunjukkan.

Sedangkan yang lainnya masih sibuk dengan tubuh mereka yang sedang ditutupi, namun Kotegawa dan Nana berteriak pada kedua kakak beradik atas kelakuan mereka.

"APA YANG SEBENARNYA KALIAN BERDUA LAKUKAN DISINI !!!"