Sudah 1 jam mereka bermain dan suasana berganti lagi yang tadinya pantai menjadi sebuah piramid yang sekarang mereka semua berada di bagian tengah piramid dikelilingi oleh berbagai benda yang telah mereka pakai.
Saat ini Sora maupun Shiro sedang makan steak yang mereka tadi sebutkan.
"Hei, Jibril apa kamu tidak merasa lapar" sahut Sora yang masih mengunyah makanannya sambil berkata.
"Mantoru (Mantel)"
Tiba tiba saja mantel bagian dalam bumi menghilang.
"jangan cemaskan aku, kami tidak seperti manusia yang tak berdaya tanpa makanan" balas Jibril yang merentangkan tangannya pada bola itu dan berkata.
"Ruuooshiga (Ngengat Sinting)" tiba tiba saja muncul ngengat dibelakang Nana yang langsung mengelilinginya.
Sedangkan ada dua alien karnivora yang sedang mengejar Rito dan Mikan ingin memakan mereka.
"ohh, begitu tapi kamu bisa mengantuk bukan, sebentar lagi matahari akan terbit bisakah kamu menyerah saja ?" sahut Sora sembari melihat kearah tempat matahari akan terbit dan berkata.
"Gaikaku (Kerak)"
Tiba tiba saja kerak pada bumi menghilang bahkan Jibril pun tak tahu soal ini, sedangkan yang lainnya ada yang menonton dan ada juga yang sedang membantu Rito dan Mikan yang hampir tertelan oleh kedua monster itu.
"kalau kamu lelah, kamu boleh saja mengalah kok, aku bisa bersenang senang dengab manusia yang lemah di luar perkiraanku" jawab Jibril pada Sora dengan santainya sambil tersenyum kearah dirinya dan berkata.
"Kurokku (Jam)"
Langsung saja sebuah jam muncul disela sela pengejaran kedua alien itu pada Rito dan Mikan.
"aku agak sedikit kesal mendengarmu dari tadi bilang 'lemah' dan 'tak berdaya'" sahut Sora yang melihat kearah Jibril dengan kesal.
Ketika Sora sedang berbicara pada Jibril, para gadis yang melihat Rito dan Mikan tertelan terkejut lalu meneriakan nama mereka.
" RITOO, MIKANN"
Langsung saja Sora merentangkan tangannya pada bola tersebut dengan santainya dan berkata.
"Kuriichaa (Makhluk Jahat)"
Langsung saja kedua makhluk jahat yang baru saja menelan Rito dan Mikan menghilang dan mereka berdua terjatuh setelah alien tersebut menghilang.
Ketika Rito dan Mikan keluar langsung saja yang lainnya menghampiri mereka dan mengecek apa mereka berdua baik baik saja, sedangkan Rito dan Mikan hanya menghela nafas berat ketika mengingat kejadian barusan.
"ha.... aku kira aku akan mati disini" ucap Rito dan Mikan secara kebetulan membicarakan hal yang sama ketika merasakan kejadian tersebut.
"yah, memang bagi makhluk sepertimu, aku yakin kalau kami terlihat seperti semut dimatamu, tapi siapa bilang kalau semut itu tak berdaya dan lemah ?" ucap Sora yang masih kesal dengan apa yang baru saja di ucapkan Jibril padanya.
"ahh, kalau begitu aku minta maaf, jangan bilang kalau kalian sebenarnya menganggap diri kalian itu tidak lemah" balas Jibril yang menatap kearah Sora dengan tajam sambil membalas perkataannya dengan tajam soal manusia.
"kalau kamu pikir hidup panjang dan tangguh memberikan kekuatan, berarti kamulah yang bodoh" sahut Sora dengan tajam pada Jibril yang mengenai umur panjangnya, ketika mendengar beberapa informasi sebelum menuju kemari.
Jibril yang mendengar ini dia sedikit tersentak dan kesal, lalu melanjutkan perdebatannya pada Sora.
"kamu pikir kalau aku lebih rendah dari manusia ?, perasaanku terhadapmu bukanlah rasa hormat, tapi rasa penasaran, jadi jangan lupa kalau aku bisa mengakhiri permainan ini kapan pun aku mau" balas Jibril pada Sora sambil merentangkan tangannya pada bola tersebut sambil mengucapkan kata.
"Akari (Cahaya Lampu)"
Tiba tiba saja muncul beberapa lampu jalanan di setiap pinggir piramida secara satu persatu.
"karena itulah kamu lemah, itulah yang membuatmu bebal" sahut Sora pada jibril sambil mengeluarkan kertas dan menulis sesuatu diatas kertas tersebut.
"bebal ?" tanya Jibril pada Sora dengan pandangan bertanya.
"ya, bebal itu artinya kamu tidak bisa memahami sesuatu dengan cepat, ingatlah itu" jawab Sora sambil menunjukan kertasnya pada Jibril dan tertulis disana ada tulisan.
Anjaku / bebal.
"tentu saja aku tahu apa maksud kata itu, tapi apa yang membuatmu berpikir kalau aku ini bebal ?" tanya lagi Jibril pada Sora dengan pandangan bertanya.
"soalnya kamu hanya penasaran pada 'tidak dikenal' dan tidak menghormatinya" balas Sora pada Jibril dengan santainya Sora dan Shiro berdiri, sedangkan Sora menyaku kembali kertasnya pada saku celananya.
"waktunya kamu untuk belajar, aku akan membuatmu paham..." sahut Sora pada Jibril sambil sedikit menyeringai padanya.
"betapa lemahnya dirimu.." lanjut Sora pada Jibril lalu segera menuju tangga yang sudah dimiliki oleh piramid nya itu sendiri.
"semuanya, terima kasih sudah datang kemari, kalau saja kalian semua tidak menjauhkan beberapa monster itu, mungkin saja kami tidak bisa menang dan berakhir ditangannya" sahut Sora pada Rito dan para gadis yang lainnya.
Sedangkan Rito dan yang lainnya terkejut ketika mendengar perkataan Sora.
"Kalian pikir kalian sudah menang ?" sahut Jibril pada Sora sambil berkata kalau Sora yang akan memenangkan pertandingan ini.
"makanya, Rito dan yang lainnya mungkin ini akan membuatmu mati jadi tahan sebentar ya ?" ucap Sora yang melepaskan topi yang dia kenakan barusan dan tersenyum kepada Rito dan para gadis yang lainnya.
"ehh ?" kaget Rito dan beberapa gadis yang yang mendengar perkataan Sora kalau mereka mungkin akan mati.
Langsung saja Sora dan Shiro berlari menuju bagian puncak piramidnya, ketika mereka sedang berlari menuju puncak piramidnya tiba tiba saja bola itu membesar sebab mengikuti letak dimana Sora dan Shiro berlari.
Ketika mereka berdua sampai puncak piramidnya langsung saja mereka melompat sambil mengucapkan sebuah kata selanjutnya.
"Risosufea (Litosfer)"
Langsung saja seluruh permukaan bumi menghilang dan menyisakan inti bumi saja.
"ehh" kata Jibril dengan kaget karena dirinya jatuh kebawah menuju inti bumi.
Sedangkan yang lainnya terkejut ketika tidak ada bagian yang bisa dipijak dan ikut terjatuh dan berteriak.
"KYAAAHHHH !!!" teriak para gadis.
"AAAHHHHH !!!" begitu juga Rito.
Langsung saja Lala, Momo, dan Nana terbang dan segera mengangkat teman teman yang lainnya, kecuali Rito dan beberapa gadis yang sudah jauh dibawahnya mereka bertiga masih kesusahan ketika mengangkat teman teman yang lainnya.
'Litosfer, permukaan planet karena kamu tidak tahu arti dari kata yang tadi kusebutkan, aku berhasil menghapus mantel dan kerak planet ini terlebih dahulu dengan siasat yang sudah aku siapkan' batin Sora yang menjelaskan apa yang baru saja dia ucapkan dan membuat Jibril masuk kedalam jebakan miliknya.
'itu karena kamu tidak takut dan tidak hormat pada "tidak dikenal" itulah yang membuatmu bebal, Jibril' batin Sora yang langsung saja memegang tangan Shiro agar tidak sedikit berjauhan dengan dirinya.
Sedangkan Jibril yang melihat ini langsung saja menyimpulkan tentang apa yang baru saja terjadi.
"jadi begitu, untuk itulah kamu melenyapkan sirkuit sihir agar sayapku lumpuh, inti planet ini memiliki suhu 6.000°dan suhu permukaannya sekitar 3.000°jadi kalian masih ingin membunuhku" sahut Jibril pada Sora dan Shiro yang baru saja jatuh mengikuti yang lainnya.
"tapi, aku masih belum memunculkan pagi loh" ucap Jibril sambil merentangkan tangannya ke tempat dimana bola itu terjatuh.
"Asa (Pagi)"
Tiba tiba saja saja matahari di sebelah kanan mereka menghilang tanpa jejak.
Langsung saja Sora dan Shiro menghirup semua udara yang mereka hirup lalu berkata.
"Sanso (Oksigen)"
Tiba tiba saja Jibril dan yang lainnya tidak bernafas karena oksigennya menghilang, mungkin yang lainnya tahu tapi tidak dengan Jibril karena ia berpikir kalau udaranya yang hilang.
"kalian membuatku tak bisa bernafas ya ?, tapi aku akan bersenang senang sedikit lagi dengan kalian" balas Jibril pada Sora yang ingin sedikit bermain dengan dengan keduanya.
"Sonata (Sonata)" langsung saja apa yang diucapkan Jibril langsung hilang.
"tch, Taneue (Pot Benih)" tiba tiba saja Sora berbicara dan apa yang dia ucapkan ikut lenyap.
"ini lebih mudah dari apa yang aku kira, kalau begitu" sahut Jibril ketika mendengar perkataan Sora langsung saja ia merentangkan tangannya pada bola tersebut lalu berkata.
"Ea (Udara)"
Langsung saja semua yang diucapkan Jibril menghilang.
'asalkan ada udara aku bisa bernafas' batin Jibril namun yang tidak dia ketahui bukannya bernafas namun justru membuatnya menderita.
Begitu juga dengan yang lain yang saat ini sedang kesusahan bernafas dan semakin susah bernafas sebab kelakuan Jibril,
Bahkan bagi ketiga saudari deviluke itupun tentu saja mereka kesusahan untuk bernafas dan terjatuh kebawah dan membiarkan orang yang mereka bawa ikut terjatuh.
'ehh, kenapa' batin Jibril sambil mencoba untuk menggeliat ketika udaranya tidak masuk dalam pernafasan nya.
'tebakan ku benar kalau Jibril tidak tahu soal teori atom' batin Sora pada Jibril sambil menyeringai kearahnya.
'dia pikir kalai tak bisa bernafas, dia hanya perlu membawa kembali udaranya, tapi yang kulenyapkan hanyalah oksigen, menurut aturan sesuatu yang ada akan lenyap dan yang tidak ada akan muncul, yang artinya gas lain menghilang dan hanya oksigen yang kembali' batin Sora pada Jibril lalu memeluk Shiro untuk mengurangi kehabisan nafas miliknya dari pada Sora sendiri.
'intinya, yang ada disini hanyalah oksigen yaitu berupa racun mematikan yang berada ditekanan lebih rendah dari tubuh kita, sehingga tubuh kita tidak bisa menerimanya' lanjut batinannya pada Jibril.
'sedangkan situasi ini juga berlaku pada kalian bukan' batin Jibril yang melihat kearah Sora dan Shiro yang kelihatan kalau mereka juga sedikit kesusahan.
Ketika para gadis sedang menahan rasa sakit yang baru saja mereka rasakan sebagian gadis melihat kearah Sora dan Shiro bagaimana keadaan mereka.
Tentu saja mereka terkejut ketika melihat kejadian ini terutama Mikan, Tenjouin-Senpai, Momioka dan Sawada yang melihat Sora dan Shiro sedang berciuman.
'a.. apa' batin mereka berempat ketika melihat kejadian ini entah kenapa hati mereka terasa sakit ketika melihat kejadian ini.
'Pernafasan Berpusar, inilah perbedaan besar antara kami dan kamu' batin Sora pada Jibril sambil memberikan nafasnya pada Shiro melalui mulutnya.
"Shiro, ayo" sahut Sora dengan suaranya yang kecil pada Shiro karena ingib menghemat nafas yang dia dan Shiro miliki.
Langsung saja Sora dan Shiro sedikit menghirup nafas dan berkata kata berikutnya dengan suara yang sedikit lebih keras.
"Atomosufea (Atmosfer)"
Langsung saja lapisan yang melindungi bumi menghilang.
Ketika lapisan yang baru saja tadi menghilang langsung saja tempat paru paru mereka semua membesar karena lapisan Atmosfer nya menghilang, begitu juga dengan Jibril.
'akhhh' batin Jibril yang sepertinya ia kesakitan saat ini.
Sedangkan yang lainnya hanya bisa menerima nasib apa yang mereka terima saat ini, yaitu Kematian.
'atmosfer, ruang bertekanan kosong yang tercipta karena hilangnya atmosfer akan menyebabkan udara didalam diri seseorang membesar dan meledak, kamu tahu kenapa kami melenyapkan seluruh udara dari tubuh kami, bukan ?' batin Sora yang masih setia memeluk Shiro dengan erat.
'tapi tetap percuma... ' ketika Jibril ingin melanjutkan gilirannya suaranya tidaklah keluar dari mulutnya.
'suaraku..' batin Jibril pada dirinya sebab suaranya tidak bisa keluar.
Sora yang melihat ini tentu hanya menyeringai.
'kita tak bisa berbicara di ruang hampa udara, bila ia gagal dalam 30 detik...' sebelum menyelesaikan batinan Sora dia langsung saja melihat kearah Jibril yang menatapnya dengan tajam.
'aku yang kalah, benar begitu ?, tapi sayangnya sekali kalian hanya sekedar manusia, kali ini aku akan menjawabnya dengan rasa hormat dan terima kasih, apa kalian mengerti ?' langsung saja Jibril menulis sesuatu diudara dan melemparnya tepat kedepan Sora yang terlihat terkejut dengan apa yang dia tulis saat ini.
Anjaku / Bebal
'inilah dinding yang tidak akan pernah kalian bisa manusia lampaui, kalian sudah tak punya cara untuk menjawab lagi, pada akhirnya kalian kalah di dunia tanpa suara dan daratan begejolak milik kalian buat sendiri' batin Jibril pada Sora sambil melebarkan kedua sayapnya dan menatap kearah Sora dengan tajam.
'dengan ini akulah pemenangnya' batin Jibril yang masih menatap tajam kearah Sora, namun sesuatu yang dikeluarkan Sora lah yang membuatnya terkejut.
langsung saja Sora menunjukan tulisan Anjaku / Bebal yang ia tulis di kertas yang Sora tulis pada Jibril lalu menghilang, seketika itu Sora membalikkannya dan terdapat tulisan.
Kuuronryoku / Tenaga Coulomb
Tentu saja apa yang tertulis disana mengejutkan Jibril.
'saat tenaga Coulomb lenyap, yang tersisa hanyalah tenaga nuklir yang menarik atom untuk bersatu, akibatmya adalah fenomena astronomis yang biasanya hanya muncul karena runtuhnya gravitasi planet super besar' batin Sora pada Jibril yang menjelaskan tenaga Coulomb.
'itulah hipenova yang mampu menghancurkan banyak planet dalam jarak puluhan tahun cahaya, suhunya pun mencapai 50 miliar°C, dan hampir menyaingi pencipta semesta, cobalah saja bertahan kalau kau bisa Malaikat' batin Sora pada Sora sambil menunjukan tangannya kearah atas.
'jadi begitu, memang benar meski aku mati sedetik lebih cepat sebelumnya aku tetaplah kalah, ledakan pertamanya hanya untuk mencoba apakah kata yang tidak diketahui lawannya bisa dipakai atau tidak' batin Jibril yang melihat cahaya yang sedang berkumpul dibelakangnya.
'ledakan tersebut memberikannya semua informasi yang ia butuhkan, lalu semua yang ia lakukan setelahnya hanyalah lelucob untuk mengalihkan perhatianku padanya' batin Jibril yang langsung menatap kearah Sora.
'ternyata permainannya sudah berakhir dalam satu langkah, ya ? Manusia, mereka benar benar makhluk yang mengerikan' batin Jibril yang langsung saja menutup kedua matanya dan membiarkan tenaga Coulomb yang berada dibelakangnya meledak.
Dan langsung saja tenaga itu meledak dan ledakannya itu memenuhi seluruh galaksi dan membuat semua lingkungan disekitar galaksi berwarna putih.