Chereads / Di Dunia Anime Dengan System / Chapter 27 - Malaikat & Taruhan

Chapter 27 - Malaikat & Taruhan

Setelah Sora dan kawan kawan nya masuk perpustakaan mereka disuguhkan oleh beberapa rak buku disekeliling mereka, langsung saja mereka menuju ke tempat dimana malaikat itu berada bersama teman teman Tenjouin-Senpai.

Ketika mereka sudah sampai disana mereka melihat pemandangan Kujou-Senpai dan Fujisaki-Senpai memakai baju maid yang sedang melayani Malaikat itu.

Sedangkan yang lainnya ketika melihat ini terkejut sebab pakaian maid yang mereka berdua pakai sedikit terbuka dibagian perut, dan bagian roknya yang sampai bagian paha.

Ketika melihat ini langsung saja muka Rito memerah sedangkan Sora hanya menoleh kearah lain untuk menutupi wajahnya yang malu.

Sedangkan Kujou-Senpai dan Fujisaki-Senpai melihat reaksi Rito dan Sora entah kenapa mereka berdua terlihat kesal dan malu, kesal karena apa yang biasa Rito lakukan dan malu karena karena melihat penampilan mereka saat ini didepan Sora.

Seketika mereka merasakan kehadiran seseorang dari atas ruangan turun seorang wanita berambut pink seperti Lala sambil melebarkan sayap yang dimiliknya memiliki halo yang berbeda dari gambaran yang di lihat Sora maupun Shiro soal Malaikat.

"perkenalkan namaku Jibril, jadi apa tujuan kalian kemari perwakilan dari manusia Sora-Dono, Shiro-Dono" ucap Malaikat itu menatap mereka dengan pandangan bersahabat.

Tentu mereka yang mendengar suaranya tiba tiba saja suasana menjadi berat karena perkataan Malaikat yang memperkenalkan namanya sebagai Jibril.

"ohh, jadi kau sudah mengetahui siapa kami berdua, sepertinya pembicaraan kita bisa dipersingkat, kalau begitu biar langsung aku katakan" sahut Sora pada Jibril sambil menyeringai padanya.

"berikan semua yang kau miliki"

---

"jadi kalian berdua ingin semua yang para semut itu berikan padaku begitu" sahut Jibril pada Sora dan Shiro sambil mengejek yang lainnya dengan kata 'semut'.

"kau tahu permintaan kalian berdua sangat mendadak kau tahu itu" ucap Jibril sambil melihat kearah mereka berdua dengan santainya.

Saat ini mereka sedang duduk dan meminum teh yang disuguhkan oleh Kujou-Senpai dan Fujisaki-Senpai.

Ketika Rito dan para gadis mendengar ini mereka merasa menggigil dan sedikit mengucurkan keringat ketika mendengar kata semut, kecuali Nana yang terlihat kesal.

Sebelum dia protes langsung Sora menghalangin Nana dengan tangannya karena Nana pasti akan membuat keributan, ketika melihat kelakuan Sora dia hanya bisa berdecih lalu menenangkan dirinya.

"ya mungkin, tapi bukankah kamu akan menerima tantangan dari kami bukankah begitu Jibril" sahut Sora dengan santainya dia berbicara pada Malaikat didepannya, sedangkan Rito dan yang lainnya hanya bisa mengutuk atas kelakuan yang dilakukan oleh Sora.

"ehmm kalau begitu mari kita kembali ke topik utama yang baru saja kita bicarakan, kalian berdua ingin semua yang baru saja aku dapatkan, itu berarti kalian berdua yang notabanenya seorang manusia ingin menantangku bermain, bukan begitu ?" tanya Jibril pada Sora dengan pandangan menakutkan menuju kearahnya, sedangkan yang lainnya hanya meneguk ludah mereka ketika melihat ini, kecuali untuk Lala, Momo, dan Nana.

"Ya, itu benar" dengan santainya Sora berbicara begitu pada Jibril sedangkan Shiro hanya berdiri di sisinya sambil melihatnya tanpa rasa takut sama sekali.

"hmm, sepertinya kalian lebih berani dari pada semut semut itu, kau tahu kami Ras Malaikat sangat menghargai pengetahuan di atas segalanya, tentunya tidak berlebihan bila buku buku yang berisi tentang pengetahuan tersebut beserta tempat penyimpanan nya itu sama berharganya dengan satu nyawa" balas Jibril dengan santainya sambil meminum teh miliknya, lalu kembali menatap tajam kearah Sora.

"karena kalian sebegitunya ingin mempertaruhkan nyawaku, lalu apa yang akan pertaruhkan sebagai gantinya" lanjut Jibril sambil melebarkan sayapnya dan masih menatap tajam kearah Sora.

Sedangkan Sora hanya tersenyum menyeringai sambil meletakkan kedua tangannha diatas meja dan memberitahukan apa yang ia pertaruhkan pada Jibril.

"aku akan mempertaruhkan 40.000 buku yang aku miliki" balas Sora dengan menyeringai ketika mendengar apa yang Jibril katakan.

Tiba tiba saja semua orang tersedak mendengar apa yang baru saja Sora katakan, sedangkan untuk Jibril sendiri, dia menyemburkan teh yang baru saja ia minum pada Sora dan Shiro.

"menjijikan"

Ketika Jibril sudah menyemburkan tehnya langsung saja Shiro berbicara pada kakaknya kalau apa yang ia rasakan saat ini adalah sesuatu yang menjijikan dari hidupnya.

"santai saja Shiro, tahanlah" sahut Sora pada adiknya sambil mengelus kepala Shiro.

"4.. 40.000 jumlah yang banyak dimana kau menyimpannya" ucap Jibril dengan pandangan mata yang berbinar.

langsung saja Sora mengeluarkan tablet dan menunjukan kepadanya.

"didalam sini, aku menyimpannya untuk bermain permainan kuis mulai dari kamus, buku kedokteran, buku filsafat banyak informasi tentang dunia kami didalam ini dan tidak perlu repot repot untuk membawa semua buku kemana mana cukup dengan benda ini kau bisa membacanya dimana saja" balas Sora pada Jibril sambil menjelaskan tentang tablet dan isinya padanya.

Ketika mendengar apa yang Sora katakan tiba tiba saja semua orang terkejut kecuali Shiro.

"kau benar benar serius kalau soal game bukankah begitu Sora" sahut Rito yang menatap temannya yang satu ini dengan datar, sedangkan yang lainnya terkejut ketika mendengar perkataan Rito.

"tentu saja karena Kuuhaku tidak pernah kalah bukankah begitu Shiro" balas Sora pada Rito dan langsung saja mengelus kepala adiknya, sedangkan Shiro hanya menganggukan kepala saja.

Ketika mendengar apa yang baru saja Sora bicarakan tentu saja itu benar benar membuat mereka terkejut ketika mendengarnya.

"apa kau yakin tidak menipuku ? " tanya Jibril pada Sora dengan pandangan bertanya.

"ehh, apa kamu tidak percaya kalau begitu lihatlah, tapi aku yakin kamu tidak bisa membaca-" sebelum menyelesaikan perkataanya dia langsung saja terpotong oleh Jibril.

"apa maksudmu ?, aku ini bisa membaca lebih dari 700 baha-" langsung saja Jibril menuju kearah Sora dan melihat isinya.

"bahasa... bahasa yang berada didunia ini, ensiklopedia dari dunia yang baru saja aku datangi, semuanya ada didalam benda ini, 40.000 buku, ehehehehe" sahut Jibril dengan semangat dan mata berbinar sambil mengambil tablet milik Sora bahkan ia sampai mengeluarkan air liur ketika melihat tablet milik Sora.

"oi oi oi, air liurmu !! , air liurmu !! " balas Sora dengan panik ketika melihat tablet nya hampir kena oleh air liur milik Jibril, sedangkan Shiro hanya menatapnya dengan jijik.

Ketika mendengar apa yang baru saja Sora katakan dia langsung sadarkan diri dan meminta maaf atas kelakuannya.

"ahh ma.. maafkan aku, jadi begitu memang aku tertarik dengan benda tipis ini tapi kau tahu walau benda ini dan isinya masih belum cukup, karena aku masih memiliki beberapa makhluk hidup bersamaku apa kau lupa" tanya Jibril pada Sora dengan pandangan menakutkan menuju kearahnya.

"aku tahu soal itu makanya aku ingin memberitahukanmu apa yang aku pertaruhkan untuk benda pertamanya, lalu untuk yang kedua" jawab Sora pada Jibril lalu mulai kembali berbicara padanya sambil membicarakan tentang barang kedua yang dia pertaruhkan pada Jibril.

Langsung saja Sora merentangkan kedua tangannya sambil melihat kearah Rito dan para gadis.

"aku mempertaruhkan kami semua" lanjutnya sambil menyeringai pada Jibril.

Sedangkan yang lainnya terkejut mengenai apa yang baru saja Sora katakan sebagai taruhannya, lalu untuk Jibril dia hanya tersenyum lalu berbicara pada Sora.

"baiklah, kalau begitu sebaiknya aku mohon undur diri terlebih dahulu sebelum aku membawa alat untuk memulai permainan kita" balas Jibril yang langsung menghilang dari tempatnya untuk mengambil alat sihirnya.

Ketika Jibril pergi langsung saja Sora menghela nafas lega karena rencananya benar benar sukses.

"huu.... rencana pertama sukses besar" sahut Sora pada dirinya lalu menghela nafas ringan ketika rencananya sesuai dengan apa yang diinginkannya, ketika mendengar ini langsung saja Nana protes pada Sora.

"APA YANG BARU SAJA KAMU PIKIRKAN !!!" teriak penuh amarah Nana pada Sora, sedangkan yang lainnya hanya terdiam dengan apa yang baru saja mereka dengar.

"KAMU PAHAM APA YANG BARU SAJA PERTARUHKAN, KALAU KAMU KALAH KAU HARUS BERTANGGUNG JAWAB !!!" teriak Nana sambil mengangkat kerah bajunya Sora.

Mereka yang melihat kejadian ini tentu terkejut dengan apa yang baru saja Nana lakukan.

"tanggung jawab ? kalau kalah semuanya berakhir, tak ada 'tanggung jawab' setelahnya" balas Sora dengan santainya sembari melepaskan genggaman tangan Nana dengan mudahnya.

Sedangkan yang lainnya terkejut ketika mendengar apa yang baru saja Sora katakan, terutama Nana yang sedang menggenggam kerah bajunya namun dilepas dengan mudah oleh Sora.

"kalau kita kalah maka nyawa kita semua akan hilang dan kebebasan kita berada padanya yang berarti GAME OVER, kalau kita menang kita akan mendapatkan semua yang baru saja kalian pertaruhkan, sekarang ataupun tidak sama sekali" balas Sora dengan santai pada Nana sambil membawa Shiro menuju pangkuannya.

"bukankah ini mendebarkan Shiro" ucap Sora dengan semangat pada Shiro.

"men-de-bar-kan" balas Shiro pada kakaknya sambil mengeja kata 'mendebarkan' dengan semangat terlihat dia masih fokus dengan ponselnya.

"ka.. kalian berdua gila" balas Nana menatap kearah Sora dan Shiro dengan tidak percaya, begitu juga dengan yang lain.

"tenanglah Nana, ini hanya sebuah permainan" sahut Sora dengan senyum menyeringai dan pandangan mengejek tertuju pada Nana.

Nana yang mendengar ini dia hanya bisa duduk kembali dengan lemasnya, lalu berpikir kalau orang yang baru saja dia temui benar benar gila.

Sedangkan yang lainnya hanya bisa terduduk lemas ketika mendengar apa yang Sora pertaruhkan, dan mereka berpikir kalau hidup mereka sudah berakhir.

"kalian tenang saja, kenapa sebab kami berdua Kuuhaku tidak pernah kalah sekalipun dalam permainan kecuali diri kita masing masing, bukankah begitu Shiro" sahut Sora pada mereka lalu bertanya pada Shiro, sedangkan Shiro hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya saja.

Ketika mereka mendengar kata kata Sora mereka ingin protes, namun tiba tiba saja Jibril datang sambil membawa papan.

"baiklah bagaimana kalau permainan ini kita mulai"