Chereads / Di Dunia Anime Dengan System / Chapter 22 - Time Skipp Lagi & Tantangan Duel Dari Ren

Chapter 22 - Time Skipp Lagi & Tantangan Duel Dari Ren

Sudah hampir 7 bulan waktu terlewati sejak kejadian Rito dan Lala waktu itu, sekarang sudah waktunya masuk untuk ujian kenaikan kelas walau hari ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas.

Bahkan beberapa kejadian tidak terduga datang pada Sora dan Shiro seperti kedatangan murid baru yaitu Lala, Run dan Ren walau mereka berdua itu adalah saudara kembar yang kenal dengan Lala.

Tapi mereka memiliki satu tubuh dan akan berganti tempat ketika bersin, Ren lelaki yang ingin mencoba mendekati Lala yang ingin membuktikan kejantanannya, dan Run seorang gadis idol yang ingin mendekati Rito dan ingin mendekatinya.

Bukan itu saja bahkan ada para pembunuh dari luar angkasa datang kemari yang mencoba membunuh Rito contohnya Golden Darkness atau Yami.

Sedangkan Zastin yang saat ini bekerja paruh waktu dengan ayahnya Rito bersama dengan kedua rekannya.

Bahkan penjualan novel ke 7 milik Sora dan Shiro yang melebihi jumlah eksemplar pada umumnya, dan masih banyak lagi.

Bahkan sejak beberapa bulan ini Sora dan Shiro hanya menghabiskan waktu seperti siswa pada umumnya, kecuali kedatangan Lala yang merubah kehidupan damai mereka.

Mulai dari nasib Rito yang menjadi tunangan Lala yang sudah restui oleh ayahnya Gid Lucion Deviluke sebagai nomor satu di dunia, Sora yang menjadi bodyguard Rito dikarenakan kesalahpahaman Gid ayahnya Lala, sampai kesialan Rito yang dia bawa ketika bersama Lala maupun tidak untung saja Sora berhasil menghindari setiap kesialan Rito dan juga Lala, dan masih banyak lagi kejadian kejadian yang tidak mengenakkan lainnya.

Bahkan saat ini Rito hampir mati beberapa kali oleh Yami tapi untung nya saja Sora selalu membawa Rito kabur ketika melihat Yami, bahkan Sora masih mengingat kejadian dimana Rito selalu terjatuh di atas perempuan yang posisinya akan terlihat mesum dipandangan orang lain begitu juga dengan Sora namun dia hanya menikmati fanservice nya saja.

Aktivitas yang Sora lakukan dirumah yaitu menulis volume terbaru tentang novelnya saat ini, meskipun begitu Sora tetaplah berolahraga walaupun ditambah dengan latihan teknik pernafasan nya namun tetap ia laksanakan.

Sedangkan Shiro dia masih tetap melanjutkan pekerjaannya menggambar beberapa karakter baru yang Sora minta padanya, bahkan pernah Sora meminta pada Zastin dan kedua rekannya untuk mewarnai karakternya, tentu ia di bayar setiap halaman yang mereka warnai sesuai keinginan Sora dan Shiro.

Bahkan itu tidak mengganggu permainan mereka berdua, mereka hanya bisa pasrah dan melanjutkan saja nasib yang mereka berdua jalankan saat ini dengan kehadiran para makhluk dari luar angkasa itu.

---

Setelah kejadian 7 bulan waktu itu pun aku masihlah tetap sama memasang wajah datar ketika bersekolah, mendapatkan masalah dari Rito maupun Lala, banyaknya makhluk luar angkasa, seperti Yami, Run, dan Ren yang meramaikan kehidupan ku dan Shiro sampai sampai aku dan Shiro tidak bisa tidur selama 1 minggu karena kesialan Rito dan teriakannya di sebelah.

Meskipun itu tidak berlangsung lama, namun berkatnya aku justru bertambah terkenal berkat kesialan Rito yang terjadi padaku, sebab aku dapat menghindari kesialan Rito aku bahkan dijuluki Pria Tampan yang Beruntung.

Bahkan sesekali Rito memintaku untuk mengajaknya berolahraga bersama dengan kami berdua walau sedikit ada kekacauan ketika kedatangan Run dan Ren yang selalu bersin dan berubah ditempat umum yang membuat aku malu melihat mereka berdua.

Tapi itu tidak berlangsung lama semenjak mereka melakukan metamorphosis atau pendewasaan bagi mereka dan berpisah tidak lagi berbagi tubuh yang sama lagi.

Bahkan aku heran ketika melihat mereka berjalan secara berdampingan ketika sedang berolahraga bersama, dan Rito bahkan memberi tahukan semua kejadian itu dengan wajah memerahnya ketika mengingat kejadian waktu itu.

Aku yang melihat wajah Rito ketika menjelaskan hanya memasang wajah datar dan sedikit menjauh darinya, yang memyebabkan dia shock ringan.

---

Dan saat ini aku berada dirumah yang sedang membereskan peralatan sekolahku sebab sekarang adalah Hari terakhir Ujian Kenaikan Kelas begitu juga dengan Shiro.

"Shiro apa semuanya sudah siap kita akan berangkat" ucapku pada Shiro dengan serius karena kita akan bersiap siap karena hari ini adalah hari terakhir ujian akan dilaksanakan, bahkan aku sudah mempersiapkan beberapa permainan yang akan kami mainkan ketika pulang diatas meja.

"hmm, semuanya sudah beres dengan sempurna" ucap Shiro dengan wajah seriusnya menatapku yang sudah selesai membereskan alat tulis nya.

"yosh adikku kukira kehidupan kita adalah permainan yang mustahil untuk dimainkan, dan hanya dimainkan oleh para masokis saja, namun akhirnya kita dapat melewatinya setelah hari berat yang kita jalani beberapa bulan kemarin" ucapku pada Shiro dengan serius karena kita akan bersiap menghadapi tantangan terakhir kita menuju kemenangan yang kita nantikan.

Begitu juga dengan Shiro yang melihat ini hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya karena perjuangab kami berdua dapat terlewati dan hari ini adalah harinya kita dapat bersantai.

Aku yang melihat ini hanya tersenyum lalu mengelus kepalanya dengan bahagia dan segera mengajaknya untuk keluar dan melanjutkan hari terakhir kita di sekolah.

"yosh kalau begitu kita berangkat" ucapku yang berjalan menuju pintu rumah begitu pula dengan Shiro.

Tapi sebelum kita ingin keluar tiba tiba saja bel pintu berbunyi, aku dan Shiro yang mendengar ini hanya menghela nafas berat karena neraka kami akan dimulai hari ini.

Ketika aku membuka pintu aku melihat Rito, Mikan, dan juga Lala yang memakai seragam sekolah mereka masing masing.

Aku dan Shiro yang melihat ini hanya menatap mereka dengan datar dan menutup pintunya lagi berusaha untuk membolos sekolah kita berdua hari ini.

Namun sebelum menutup pintunya tiba tiba saja Rito dan Mikan menahan pintunya sebelum aku menutupnya, tentu aku dan Shiro langsung turun tangan dalam masalah ini.

"Sora, Shiro ayo kita berangkat, kita sudah mau terlambat jangan menambah masalah lagi pada kita" ucap Mikan yang terlihat kesal ketika aku dan Shiro mencoba menutup pintunya.

"ha ? menambah masalah justru kakak mu dan tunangannya yang menjadi biang masalah dalam kehidupan damai kami berdua" Balasku padanya dengan kesal karena pintunya ditahan olehnya dan Rito.

"ayolah Sora aku sudah minta maaf beberapa kali pada mu sebab apa yang Lala lakukan padaku" ucap Rito yang juga sedang menahan pintunya juga agar tidak tertutup olehku.

"ha... baiklah baiklah, sebagai gantinya aku ingin meminta sesuatu pada Lala" ucapku yang pasrah membiarkan pintunya terbuka dan meminta sesuatu pada Lala.

"hmm apa itu" ucap Lala yang penasaran dengan apa yang akan aku minta padanya, setelah itu aku langsung saja membuka kantongku dan memperlihatkan novel SAO padanya.

"i.. itu novel yang sedang terkenal saat ini SWORD ART ONLINE" ucap Rito dan Mikan padaku ketika melihat master piece atau novel yang sedang ku pegang saat ini.

"hmm kalian tahu soal novelku ?" ucapku pada mereka yang penasaran dengan tingkah mereka.

"ITU NOVEL MU !!??" teriak mereka berdua bersama ketika mendengar bahwa novel ini adalah karya ku dan Shiro.

"ahh" ucapku yang tidak sengaja keceplosan ketika mengucapkan kata 'novelku' keluar dari mulutku.

"kak, kau dan mulut busuk mu itu benar benar masalah" bahkan Shiro menatapku dengan pandangan aneh menatapku ketika aku tidak sengaja membocorkan identitas diri kita yang sebenarnya pada mereka berdua.

"aku minta maaf" ucapku pada Shiro yang menyesal karena mengeluarkan kata kata yang tidak seharusnya di keluarkan oleh ku tentang identitas kita.

Tiba tiba saja Rito dan Mikan mengeluarkan sebuah buku mereka yang kosong dan meminta.

"SENSEI TOLONG MINTA TANDA TANGANNYA" ucap mereka berdua sambil menundukkan kepala dan memberikan buku kosong mereka padaku.

"haa... baiklah baiklah, sepertinya mulutku perlu di jaga lagi, agar kejadian ini tidak terulang lagi" ucapku pada diri sendiri lalu menandatangani buku mereka, tentu Rito dan Mikan yang menerima ini tersenyum cerah dan berterima kasih padaku.

"jadi Lala aku ingin membuat kau 'Nerve Gear' yang ada didalam novel ini tanpa kecacatan pada alatnya yang menyebabkan terjadinya malfungsi pada otak, apa kau bisa membuatnya" ucapku pada Lala tentang permintaan yang aky ajukan padanya.

"ehh" "ehh" kaget Rito dan Mikan pada waktu yang bersamaan ketika mendengar penuturan ku.

"jadi bagaimana apa kamu bisa" tanya ku padanya sambil tersenyum pada Lala.

"ohh yang kamu maksud adalah alat yang dapat menghubungkan antara fiksi dan realita pada sebuah alat yang disebut 'Nerve Gear' itu agar kau dapat memasuki dunia fantasi begitu" sahut Lala ketika mendengar perkataan ku dengan wajah polosnya.

"tentu apa kau bisa, tanpa kecacatan pada alat yang biasa kamu buat" tanya ku sekali lagi padanya dengan pandangan serius, mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu, yang disebabkan oleh alatnya yang membuat aku dan Rito selalu mendapatkan masalah.

"ohh kalau soal itu aku sudah membuatnya sebulan lalu walau game yang aku buat baru 1 sih" ucap Lala yang membuat orang mendengar perkataan nya terkejut.

"ehh" ucap kami berempat karena Lala membuat alat tersebut tanpa harus memintanya padaku.

"a.. apa aku dan Shiro bo.. boleh mencobanya be... besok" tanyaku pada Lala dengan gugup sambil memegang bahunya.

"kak, kau terlalu gugup" ucap Shiro yang melihat kearahku dengan kesal karena kelakuanku.

"tentu saja" jawab Lala denga senyum manis diwajahnya ketika mendengar permintaanku.

"YOOSHHHAAA, dengan begini impianku sebagai gamer akan terwujud terima kasih Lala kau pahlawan para gamer didunia ini" teriakku pada diri sendiri dan berterima kasih pada Lala karena impianku akhirnya terwujud berkatnya.

Sedang mereka bertiga hanya tertawa melihat kelakuan ku yang kekanak kanakan, sedangkan Shiro hanya tersenyum.

"kalau begitu bagaimana kalau kita berangkat kesekolah karena hari ini adalah hari terakhir Ujian Kenaikan Kelas jadi kita bisa beristirahat dan menunggu hasilnya" ucap Mikan yang mengejutkan kami ketika hari ini masih hari ujian.

"ahh kau benar ayo berangkat sebelum kita benar benar terlambat, ayo Shiro" ucapku padanya sambil mengambil tangannya dan berangkat.

"mengerti" balas Shiro dengan singkat dan membiarkan tangannya ditarik olehku.

"hmm kalau begitu kita juga akan pergi ayo Rito" ucap Lala sambil merangkul tangannya dan membawanya.

"tu.. tunggu pelan pelan Lala" ucap Rito kaget dengan muka yang memerah ketika tangannya dirangkul oleh Lala.

Sedangkan Mikan hanya menghela nafas dan mengikuti kita berangkat bersama menuju sekolah.

---

Setelah sampai di pertigaan tentu saja aku berpisah dengan Shiro dan Mikan yang berjalan menuju kesekolah mereka, sedangkan kita bertiga melanjutkan jalan kearah yang berbeda.

"Rito-Kun !!!" teriak gadis berambut hijau kearah Rito dan langsung memeluknya dari belakang.

"ehh, Run-Chan" ucap Rito yang kaget ketika Run berteriak dan memeluk dirinya didepan umum.

"ahh Run-Chan" ucap Lala pada Run yang melihat dirinya sedamg memeluk Rito.

"gehh Lala" sahut Run pada Lala dengan kesal karena dia menganggapnya rival.

Tentu nya aku menghiraukan mereka dan tetap berjalan meninggalkan mereka berdua ketika aku sudah sampai gerbang baru saja aku dicegat oleh anggota kedisiplinan Kotegawa Yui kalau tidak salah namanya.

"berhenti disitu dan perlihatkan isi kantongmu" ucapnya padaku yang menghentikan jalanku ketika masuk kedalam sekolah.

"tch.. baiklah ini periksa lah dengan cepat aku tidak ingin ada masa-" bahkan sebelum menyelesaikan perkataanku tiba tiba saja Rito berteriak.

"SORAA !!" teriak Rito padaku yang membuat semua orang melihatnya dengan pandangan iri ingin memukulnya, sebab dia berjalan dengan dua wanita cantik dipinggirnya.

"sial kau telat" ucap ku pada Kotegawa dengan muka pucat ketika Rito dan para wanitanya datang.

"ma.. maafkan aku" ucap Kotegawa ketika melihat muka dia merasa bersalah karena mencegatku.

"Sor-" bahkan sebelum menyelesaikan ucapannya aku langsung saja memotongnya.

"berisik aku mendengarmu cowok playboy" ucap ku kesal padanya karena membawa setiap masalahnya padaku.

"ma.. maaf, tapi kenapa dengan julukan itu !! " bahkan Rito meminta maaf dan dia sama kesalnya karena mendengar nama julukannya saat ini.

Yap itulah julukan Rito ketika kedatangan dua gadis cantik ketika bersekolah, Lala Sang Jenius, dan Run yang notabane nya seorang Idol, tidak mungkin mereka tidak terkenal.

"Yuuki Rito, kau dan kedua gadis itu pagi pagi sudah ber.. berpacaran tidak tahu malu" sahut Kotegawa kepada Rito yang melihat dirinya betapa tidak malunya Rito.

"ya ampun, cepatlah hari ini berlalu" gumamku pada diri sendiri sambil memasang wajah putus asa.

---

Setelah memasuki kelas dan memulai ujian di hari terakhir tentunya aku langsung bersemangat untuk menyelesaikannya.

3 jam kemudian

DING.... DING....

"oke semuanya silahkan kumpulkan kertasnya dan beristirahat lah dirumah, untuk pengumuman hasil ujian nya akan di pasang nanti di setiap papan pengumuman" itulah apa yang guru pengawas tadi ucapkan ketika bel sekolah berbunyi.

Tentu saja aku langsung berdiri dan mengumpulkan hasil ujiannya pada guru tersebut, dan segera membereskan barang barang milik ku dan segera pulang.

Namun sebelum aku pulang tiba tiba saja Ren menepuk pundakku.

"yo Sora, aku ingin menantang mu berduel !! " ucap nya sambil mengumumkan duel kepadaku dengan samangat, yang dapat didengar oleh seisi kelas termasuk guru yang masih belum keluar ketika mendengar ucapan Ren.

"ehh"