"Zastin !!" teriak gadis yang bernama Lala tersebut pada pria berarmor yang dia panggil Zastin.
"sudah sampai disini saja Lal-"
" Teknik Pernafasan Angin Bentuk Pertama : Angin Puyuh Debu" ucapku padanya sambil mengeksekusi teknik yang akan kugunakan, tiba tiba saja sebuah angin topan hijau muncul dan mencoba menghantam Zastin.
Tapi karena instingnya dia langsung saja menghindar ke samping namun tidak dengan kedua pria berjas tersebut mereka hanya terpental dan menabrak pohon dan pingsan saja sebab aku hanya menggunakan pedang kayu bukan katana.
Ketika Zastin menghindar serangan angin topan tersebut langsung saja dia melihat kebelakang dan melihat kalau bawahannya terpental menuju arah pohon dan pingsan disana karena serangan kejutan.
Tentu saja Zastin terkejut aku dapat mengalahkan bawahannya, begitu pula dengan Rito dan Lala yang sama terkejutnya ketika aku mengeksekusi teknik pernafasan yang aku lakukan barusan.
"tchh.. tidak kena, sudah kuduga bahwa orang dari luar angkasa memang hebat aku yakin kamu sudah melewati beberapa peperangan bukan begitu Zastin-Dono" ucapku padanya ketika melihat dia berhasil menghindar dari seranganku.
Zastin yang mendengar penuturanku tentu saja terkejut, namun dia hanya melihat kearahku yang setia memegang pedang kayu tersebut.
"sepertinya kamu juga memiliki keahlian berpedang, tapi kau seharusnya tidak mencampuri urusan kami manusia" ucap Zastin padaku dengan pandangan tertarik ketika melihat teknik berpedangku.
"yah, daripada teknik berpedang aku lebih suka menyebutkan dengan nama teknik pernafasan" ucapku ringan pada Zastin yang terlihat bingung ketika mendengar ini.
"teknik pernafasan ?" tanya Zastin begitu juga dengan Rito dan Lala yang penasaran dengan ucapan ku.
"hmm, teknik pernafasan merupakan teknik dengan cara menghirup oksigen hingga batas maksimum dalam pola khusus dan dapat meningkatkan kemampuan fisik maupun mental hingga batas maksimal" ucapku sembari menjelaskan tentang teknik tersebut padanya.
Ketika mendengar penjelasanku tentu saja Zastin terpana mendengar teknik ini dan dia bertanya lagi padaku.
"apakah kamu yang membuat teknik tersebut, kalau tidak salah Sora-Dono" tanya Zastin padaku dengan penasaran, namun aku hanya menggelengkan kepalaku sebagai penolakan.
"bukan, bukan aku teknik ini sudah ada pada zaman sengoku, dimana iblis sudah ada didunia ini" ketika aku sedang menjelaskan tentu Rito yang mendengar ini terkejut sebab ia tak tahu kalau iblis itu ada di dunia.
"tu.. tunggu Sora yang kau maksud iblis iblis yang ada di cerita itu, itu semua nyata bukan ?" tanya Rito dengan gugup ketika mendengar sejarah ini.
"tentu saja, justru awal kebangkitan iblis adalah pada era Sengoku dan punahnya iblis pada era Taisho atau zaman memodernisasi itulah yang kubaca ketika kecil, siapa sangka kalau cerita itu benar ketika aku mempelajari teknik ini" ucapku jelas pada Rito yang terlihat tidak yakin dengan ucapanku sama sekali.
"ja.. jadi selama ini nenek moyang kita berjuang keras untuk membunuh para iblis demi kita bukan" ucap Rito yang merasa sedikit shock ketika mendengar perkataanku.
"yup, bahkan aku bisa merasakan bagaimana perjuangan mereka ketika aku mempelajari teknik ini, aku merasa bahwa aku masihlah awam bagi orang sekaliber orang orang pada zaman dulu dibandingkan zaman sekarang" ucapku pada Rito dengan penuh makna, ketika mendengar ini dia langsung saja melihat senyum menyedihkan ku yang berasa diriku benar benar seorang pemula.
"tapi menurutku Sora-Dono aku merasa bahwa kamu adalah ahli pedang yang sudah berlatih selama puluhan tahun meskipun kamu masih terlihat muda" ucap Zastin ketika mendengar percakapanku dengan Rito dan menjelaskan bahwa aku bukanlah pemula ketika melihat teknik yang baru saja aku eksekusi.
"kau tahu Zastin-Dono aku bahkan mempelajari teknik ini tidak sampai satu bulan aku hanya mengetahui beberapa teknik saja dari tujuh teknik yang aku pelajari" ucapku berbohong padanya, tidak mungkin aku memberitahukan tentang Schwi pada mereka.
Tentu Rito dan Zastin yang mendengar ini terkejut sebab aku baru mempelajari teknik ini selama sebulan.
Ketika mendengar ucapku dia langsung saja mengeluarkan pedangnya yang berwarna hijau, dan mengarahkannya pada ku.
"bagaimana kalau kau buktikan saja dengan teknik berpedang kita masing masing, Sora-Dono" ucapnya pada Sora, Sora yang mendengar ini tentu terkejut dengan apa yang dia dengar saat ini.
Tentu dia langsung tersenyum mendengar ini, tiba tiba saja tato berbentuk seperti aliran angin muncul di pipi kirinya mungkin Sora tidak sadar ketika membangkitkan Mark tersebut.
Namun bagi Rito, Lala, dan juga Zastin terkejut melihat ini, dan langsung saja Zastin mengambil ancang ancang entah kenapa instingnya berteriak.
Ketika melihat ini tentu Sora langsung melesat menuju kearahnya terlihat jelas ada retakan di bawah kaki kanannya, dan menebas pedang kayu ku kearah pedang miliknya.
Tentu saja Zastin terkejut melihat kecepatan Sora hampir menyamai dengan dirinya dan langsung saja dia menahan tebasan tersebut.
Tapi ketika dia menahan tebasan Sora dia merasa bahwa tebasannya sangat lah berat.
"Teknik Pernafasan Angin Bentuk Kelima : Badai Di Musim Dingin" ucap ku sambil sambil menebas pedang kayunya kearah Zastin secara diagonal dengan memanfaatkan berat dari pedang kayu miliknya.
Terjadi retakan pada tanah ketika Zastin menahan serangan Sora, tentu itu mengejutkan nya tanpa terkecuali sebab pedang yang dia gunakan adalah pedang kayu bukan pedang besi, bagitu juga Rito maupun Lala yang heran tentang pedang kayu itu.
Langsung saja Sora melakukan beberapa tebasan pada Zastin sampai mengeksekusi tekniknya yang lain.
"Teknik Pernafasan Angin Bentuk Ketiga : Guncangan Pohon di Udara Gunung" ucap Sora sambil memberikan beberapa tebasan baik itu menyerang maupun bertahan pada Zastin yang berhasil dia tahan walau kerepotan dengan tebasannya yang cepat bagai angin itu sendiri.
Vertikal, Horizontal, Diagonal secara terus menerus tebasan dieksekusi oleh Sora bahkan tebasan milik Zastin ada yang berhasil dihindari atau ditangkis oleh pedang kayunya, bahkan itu membuat Zastin merasa kerepotan karena tidak diberi nafas oleh Sora yang secara terus menerus menebas tanpa henti seperti tebasan tanpa batas, menghindar dan menangkis pedangnya ia merasa sedang bertarung dengan Robot bertangan 6.
Bahkan ia sempat berpikir pedang kayu jenis apa yang dapat bertahan pada pedang sungguhan.
Sekarang dia mengerti kenapa teknik ini disebut teknik penafasan karena memanfaatkan penggunaan pernafasan pada makhluk hidup secara alam bawah sadar pada sang penggunanya.
"Lala-Sama sepertinya Sora-Dono adalah manusia terkuat saat ini, bahkan Zastin-Dono merasa kerepotan dibuatnya" ucap Peke yang mengejutkan kedua orang yang sedang menonton pertukaran teknik pedang mereka.
"manusia terkuat" ucap Rito terkesima ketika mendengar fakta tersebut, lalu melihat kearah Sora yang masih mengeksekusi teknik nya pada Zastin.
"hmm, benar aku juga baru pertama kali melihat bahwa manusia bumi dapat seimbang dengan Zastin yang notabane nya seorang komandan di planet Deviluke" balas Lala pada Peke ketika melihat teknik berpedangnya Sora.
Rito yang mendengar ini tentu terkejut karena Sora dapat seimbang melawan seorang komandan dari planet Deviluke, seimbang.
Ketika mereka sedang mengobrol terdengar suara Sora yang sedang mengeksekusi teknik berikutnya.
"Teknik Pernafasan Angin Bentuk Kedua : Cakar Angin Pemurni" ucap Sora yang mengeksekusi teknik berikutnya secara mengejutkan Sora mengayunkan pedang kayunya membentuk 4 tebasan melengkung raksasa seperti cakar menuju arah Zastin.
Ketika Zastin masih sibuk dengan teknik sebelumnya, dia langsung saja diberi teknik yang lain, ketika Zastin melihat teknik ini secara tidak sadar dia menahannya menggunakan bagian depan pedangnya yang dia tahan secara horizontal.
Karena tidak sempat menghindar serangan yang di berikan oleh Sora tentu Zastin hanya bisa menerima serangan tersebut sampai terpental ke arah pohon yang membuat kedua pria berjas tersebut sadar dan melihat Komandan mereka terkapar di tanah dan sedikit pendarahan pada kepalanya yang disebabkan oleh benturan barusan.
"Zastin-Sama !!" ucap kedua pria tersebut ketila sadar langsung menuju komandan mereka, tentu mereka terkejut melihatnya terluka dibagian kepalanya sedikit mengeluarkan darah.
Tapi bukan hanya Zastin saja yang menerima luka tersebut.
"khaaa...." bahkan Sora sampai memuntahkan darah dari mulut dan hidungnya karena lupa untuk bernafas bahkan sekarang Sora sendiri merasa kecapean yang luar biasa.
Ketika mendengar suara Sora secara otomatis kedua orang yang menonton teknik berpedang mereka berhenti menonton dan menuju ke arah Sora untuk menolongnya.
'Sepertinya aku sudah mencapai batasku' batinku melihat bahwa aku mengeluarkan seteguk darah dan sudah tidak sanggup melanjutkan pertukaran pedangku dengan Zastin, tapi aku melihat dia masih bisa berdiri meskipun ada luka dibagian kepalanya.
"SORAA !!" teriak Rito padaku sambil berlari menuju kearahnya yang melihat keadaanku saat ini tentu dia panik, begitu juga dengan gadis yang bernama Lala melihat aku maupun Zastin terluka.
"sepertinya pertarungan kita hanya sampai disini saja Sora-Dono, perlu 15 menit untuk mengalahkanku, tapi aku masih harus melanjutkan tugasku Sora-Dono" ucap Zastin padaku sambil mencoba berdiri dan dibantu oleh orang orangnya.
"daripada mengalahkanmu aku menganggap bahwa kita seri kali ini, bukankah begitu Zastin-Dono uhuk.. uhukk" ucapku padanya sambil batuk darah karena memaksa diri sampai lupa bernafas.
"SORAA !!" teriak Rito yang sedang mencoba untuk menolongku.
"terima kasih Rito, sepertinya aku merepotkanmu lagi bukan" sahut ku pada Rito yang merangkulku sambil membersihkan bekas darah yang ada di mulut dan hidungku.
"tidak apa apa, lihat lah dirimu apa yang akan kuberitahu pada adikmu nanti ketika melihat kondisimu saat ini" ucap Rito sambil menggelengkan kepala nya kepada dan menjelaskan apa yang akan terjadi ketika adikku melihatku.
"ahh, aku yakin aku akan diceramahi juga, lalu bagaimana denganmu ? " tanyaku padanya yang sama sama memiliki kondisi yang merepotkan diriku maupun dirinya.
"ahh" secara tidak sadar ia juga menyadari kondisinya saat ini bila Mikan tiba tiba datang kekamarnya dalam kondisi berantakan dan banyak bekas sepatu pada kamarnya.
Tentu saja Rito langsung memucat ketika memikirkan ini dia berpikir bahwa dirinya diculik oleh orang lain, namun sebelum menyelesaikan khayalannya tiba tiba saja suara Zastin terdengar.
"Sudah cukup sampai disini Lala-Sama kau harus berhenti kabur dari rumah, kau sudah merepotkan orang tua mu kau tahu itu" ucap Zastin yang masih dibopong oleh salah satu bawahannya.
"tidak, aku tidak akan menuruti permintaan ayahku, dia selalu saja memaksaku untuk bertemu dengan calon tunangan ku, aku tidak ingin bertunangan kau tahu itu sebab itulah aku kabur" ucap Lala pada Zastin dengan kesal karena terus di paksa.
"iya itu bena- ehh, kabur dari rumah" sahut Rito yang menatap kearah gadis berkostum aneh ini yang menyebutkan dirinya kabur karena tidak ingin bertunangan.
"ehh" balasku menatap kearah gadis berkostum aneh ketika mendengar penuturannya.
"tapi, Lala-Sama ini permintaan dari ayahmu" ucap Zastin yang masih saja mengeluh tentang permintaan ayah Lala padaya.
"sudah cukup sampai disini Zastin" ucap Lala yang mengeluarkan ponsel lipatnya.
"Transfer !!, Go Go Vacum Kun" ucap lalu mengetik sesuatu di ponselnya, lalu terdapat cahaya dari ponselnya secara tiba tiba keluar sebuah Vacum Cleaner berbentuk Gurita menyedot Zastin dan kedua bawahannya.
"Vacum ? woah keren" ucap ku dan Rito bersamaan ketika melihat Vacum yang sebesar itu.
Ketika sedang menyedot mereka bertiga aku kira benda itu akan berhenti namun justru semakin menyedot kearea sekitar.
"ehh kalau tidak salah Lala bukan, jadi bagaimana cara kau menghentikan benda tersebut ?" tanyaku pada Lala yang melihat benda itu masih saja menyedot benda di sekitar.
"ahh sebenarnya aku pun tidak bisa menghentikan Go Go Vacum Kun, hahahah" ucapnya sambil tertawa canggung dan menoleh kearah lain seperti orang yang tidak bertanggung jawab.
"ehh ?" sahutku dan Rito secara bersamaan, tiba tiba saja Rito terangkat karena alat buatan Lala, aku yang melihat ini mencoba menahannya namun gagal yang membuat Rito berteriak sambil terbawa oleh mesin buatan Lala.
"AHHHHH !!!" teriak Rito ketika dirinya tersedot oleh benda tersebut.
"RITOO !!" teriakku pada Rito yang mencoba untuk menggenggam tangannya namun tidak kena, dan membiarkan dirinya tersedot.
Ketika benda tersebut menyedot Rito tiba tiba saja benda tersebut mengalami malfungsi dan meledak yang melenparkan ke empat orang tersebut menuju pinggir taman.
Aku yang melihat Rito keluar dari ledakan langsung saja berlari kearahnya, begitu juga dengan Lala yang melihat Rito keluar Langsung mengikutiku.
Ketika aku sudah sampai aku melihat Rito yang sepertinya mau pingsan.
"oi Rito bertahanlah, RITOO !!" ucapku yang padanya sambil menggoyangkan badannya.