Setelah kejadian kemarin ketika Sora dan Rito kembali dari rumah Rito langsung diceramahi oleh Mikan, sedangkan Sora dia hanya ditanya oleh Shiro sebab tadi malam dia sedang dirumah Mikan setelah berbelanja.
Bahkan ketika Sora dan Rito sedang dalam masalah, adik adik mereka justru sedang asik bermain berdua dirumah Rito.
Ketika Sora membawa Rito menuju rumah Mikan dengan terengah engah, Mikan sempat khawatir pada Sora tapi ketika Rito sudah sadar dia langsung saja diceramahi oleh adiknya sebab kamarnya yang berantakan.
Sedangkan untuk Shiro dia hanya melihat kakaknya yang terlihat sangat lelah dan beberapa goresan dibajunya langsung saja membawanya menuju rumah mereka dan berpamitan pada Rito begitu juga dengan Mikan.
Untung saja Sora sempat membersihkan bekas darahnya agar tidak curiga pada mereka berdua bahwa dirinya terluka.
"eghh dimana ini ?" ucapku ketika melihat sekeliling ku, sepertinya aku sedang di kamar.
Aku bangun dari kasur dan melihat kearah sampingku sepertinya Shiro sedang tidur tapi ketika aku melihat kearah jam sepertinya sedang pukul 07:15 pagi.
Aku yang sedang melihat jam langsung saja turun dari kasur dan segera memakai baju sekolah, langsung saja aku membangunkan Shiro.
"Shiro gawat kita akan terlambat cepat, bangun !!" panikku yang membangunkan Shiro, sepertinya Shiro pun kaget dan langsung saja membuka matanya dan turun dari kasurku dan mengambil baju sekolahnya.
"kak, cepatlah kita akan benar benar terlambat" begitu juga dengan Shiro yang sama paniknya ketika mendengar ucapan ku.
"Sebelum itu Shiro ini ambil lah bekal yang aku sempat buat di waktu sela saat sedang memakai bajuku, bekalnya ada di atas meja" ucapku sambil menyiapkan roti bakar sebagai bekal ku dan Shiro disaat aku sedang memakai bajuku.
Langsung saja Shiro mengambil kan kantong ku maupun miliknya dan segera memasukkan bekal kami di dalam kantong masing masing.
Sedangkan aku sedang memakai sepatu aku langsung saja berdiri dan melihat penampilanku bahwa baju yang aku pakai sudah kumplit, begitu juga dengan Shiro.
"Shiro kita tidak memiliki waktu lagi segera lah naik kepunggungku" ucapku ketika Shiro sedang kemari dan memakai sepatunya sambil mengoper kantongku padanya.
Langsung saja aku membungkukkan badanku dan sedangkan Shiro hanya menganggukan kepala saja dan langsung menaiki punggung ku.
Ketika Shiro sudah menaiki aku langsung saja bangun dan keluar rumah, tidak lupa aku mengunci pintunya, ketika aku melihat kearah Shiro apakah dia sudah siap, dia hanya menganggukan kepala saja.
"yosh kalau begitu, berpeganglah dengan erat" aku langsung saja menghirup banyak oksigen sebab ini keadaan darurat aku akan menggunakan teknik pernafasaku.
Langsung saja aku melesat dengan kencangnya mungkin hampir menyamai kecepatan motor, bahkan ada beberapa orang yang terbengong ketika melihat kecepatan itu.
Tentu nya Shiro yang sigap merangkul leher kakaknya dengan erat walau dia sedang menutup matanya agar tidak kemasukan debu.
Butuh 4 menit sampai pertigaan dimana mereka berdua berpisah, langsung saja aku berhenti dan menurunkan Shiro, sedangkan Shiro langsung saja menganggukan kepalanya padaku dan lari menuju sekolahnya.
Sedangkan aku hanya menganggukan kepala dan melanjutkan lari ku, ketika aku melihat ke arah jam smartphone ku aku melihat bahwa sekarang pukul 07.20 pagi.
"sepertinya aku masih memiliki waktu, dan sepertinya sekolah tinggal beberapa mil lagi dari sini" ucapku yang masih berlari terjadi suatu hal yang menyebabkan peraturan jam masuk sekolah berubah menjadi 07:30 pagi, bahkan aku pun tak tahu mengenai ini.
Namun aku melihat seorang gadis berambut pirang, dengan sanggul dan berambut bor sedang berbicara pada supirnya.
"jadi bagaimana apa bisa dilanjutkan perjalanan kita pak" ucap gadis pirang tersebut pada supirnya.
"maafkan aku nona muda sepertinya salah satu roda kita masuk kedalam solokan" balas supir itu dengan nada maaf pada nona nya.
"hmm, bagaimana ini sepertinya kita akan terlambat" ucap nya yang panik sebentar lagi akan terlambat.
Tentu aku yang melihat ini hanya menghela nafas ringan dan membantunya.
"permisi ada yang bisa aku bantu" ucapku pada mereka berdua, sedangkan mereka terkejut akan kedatangan ku yang tiba tiba saja datang untuk menolong mereka.
"ahh, soal itu sepertinya salah satu ban mobil kita masuk kedalam solokan" ucap gadis tersebut yang melihat kearah salah satu roda yang masuk kedalam solokan.
"kalau begitu aku bantu, mungkin aku juga akan terlambat walau sebentar" ucapku padanya sambil menuju bagian depan mobil dan mencoba mengangkat bagian bawah mobilnya dengan kedua tangan ku.
"ahh aku ras-" sebelum gadis itu selesai dengan ucapannya aku langsung saja menggunakan teknik pernafasan untuk mengangkatnya walau berat aku tetap memaksa mengangkatnya walau berhasil ke angkat sedikit.
Ketika aku sedang mengangkat mobilnya tentu saja mereka berdua terkejut melihat aku berhasil mengangkat bagian depan mobilnya dan memindahkannya ke pinggir jalan.
"haa... beratnya sepertinya rasa sakit bagian paru paru ku masih belum pulih sudah jam 07:27, kalau begitu aku permisi dulu sepertinya sebentar lagi akan waktunya bel masuk sekolah, dah" ucapku sambil melihat kearah jam yang menunjukan waktu sebentar lagi masuk, aku langsung saja pergi berpamitan pada mereka dan melanjutkan lariku.
Ketika gadis itu ingin memanggilku, aku langsung saja tancap gas berlari ke arah sekolah dan menghiraukannya, sedangkan aku yang sedang berlari melihat bahwa penjaga gerbang dan guru olahraga sedang ingin menutup gerbangnya.
Aku langsung saja menghirup nafas yang baru ketika aku gunakan untuk berlari tadi, langsung saja aku mempercepat lariku dan melompati gerbang itu.
Ketika aku melompati gerbang itu tentu saja penjaga gerbang, beberapa orang yang hampir terlambat dan guru olah raga melihat kejadian ini terkejut dan terkesima yang melihat penampilanku melewati gerbang tersebut.
Ketika aku mendarat ke tanah aku langsung saja aku melanjutkan lari ku menuju kelas, ketika beberapa guru ingin mencoba menghentikanku aku hanya menghiraukan mereka saja dan melanjutkan lariku menuju kelas.
Ketika aku sudah sampai menuju kelas dan membuka pintu kelas tiba tiba saja bel tanda masuk sekolah berbunyi, banyak yang melihat kearah ku sebab aku hampir telat masuk sekolah bisa dibilang tipis.
Aku yang melihat ini hanya menghiraukan mereka saja dan pergi ketempat duduk ku.
2 jam kemudian
Ketika sudah jam pelajaran terdengar bunyi bel tanda istirahat, aku yang mendengar ini hanya menghela nafas ringan sebab aku belum sempat mengendalikan nafasku ketika sedang pelajaran.
Sesaat bel berbunyi aku langsung saja menarik nafas dan membuang nafas untuk mengembalikan kondisi nafasku yang tadi tidak beraturan, bahkan ada beberapa orang yang khawatir ketika melihat nafasku tidak beraturan ketika jam pelajaran meskipun kebanyakan dalam kelasku adalah perempuan ada beberapa pria yang khawatir padaku.
Namun ada beberapa orang yang masih tidak berani mengganggu apa yang sedang aku lakukan, setelah mengatur nafasku tentu aku lega dan segera keluar kelas sambil membawa bekalku.
Ketika aku keluar kelas tiba tiba saja aku melihat 2 orang yang sedang dikejar kejar oleh murid laki laki yang sepertinya hampir satu kelas.
Tentu aku melihat bahwa orang itu adalah Rito dan juga Lala yang sedang memakai kostum anehnya, ketika aku melihat mereka berdua aku langsung saja menghiraukan mereka.
Tapi tiba tiba saja Rito berteriak memanggil namaku sedangkan Lala hanya mengikuti Rito saja sambil membiarkan tangannya di genggam oleh tangan Rito.
"SORAAA !!!" teriak Rito padaku, sebelum aku menghindari mereka berdua tiba tiba saja Rito bersembunyi kebelakangku begitu juga dengan Lala.
"oi sialan Rito, jangan membawa masalah padaku aku belum istirahat sejak kemarin" ucapku yang kesal padanya yang menggunakan punggungku sebagai media bersembunyi, bahkan ada beberapa urat keluar dari jidatku.
"maaf tapi ini gawat ban-" ucap Rito tapi perkataannya terpotong oleh temannya Saruyama dan beberapa pria dari kelasnya.
"itu dia !!!" teriak beberapa laki laki kearah Rito dan Lala, beberapa dari mereka langsung saja mengepung kami bertiga.
"cukup sampai disini Rito, beraninya kamu membawa tunanganmu pada kami para jomblo" ucap Saruyama kesal sambil menunjuk kearah Lala, bahkan ada beberapa orang yang melihat kearah Rito dengan kesal karena dapat bergandengan dengan gadis cantik.
"ehh ? tunangan sejak kapan ?"
Aku yang mendengar ini hanya melihat kearah Rito dan bertanya pada orangnya langsung.
"ini sebenarnya salah Lala yang mengaku aku sebagai tunangannya" bisik Rito kearahku dan menjelaskan apa yang terjadi, aku langsung saja melihat kearah Lala.
Sedangkan Lala hanya dengan polosnya menganggukan kepalanya saja sebagai tanda setuju saja.
"haa... jadi begitu" ucapku sambil menghela nafas ringan sembari melihat kearah Saruyama dan beberapa teman yang dia bawa ingin protes pada Rito.
"oi Monyet sudahlah ini hanya salah paham bahkan wanita yang Rito bawa hanya sedang bercanda bukankah begitu Rito" ucapku padanya sambil memberi tanda dengan mengedipkan kedua mataku padanya Rito yang melihat tandaku hanya menganggukan kepala saja dengan cepat.
"oi sialan berapa kali aku bilang jangan panggil aku monyet, apa kau yakin Rito aku masih tidak percaya padamu" protes Saruyama ketika mendengar julukannya dan melanjutkan pembicaraannya pada Rito.
"i.. iya, itu benar dia hanya bercanda bagaimana mungkin gadis cantik yang sedang bercosplay, mengaku sebagai tu.. tunanganku" ucap Rito yang mendengar tanda ku, lalu berakting mengikuti alur yang aku berikan.
"tapi-" sebelum selesai Lala protes langsung saja Rito menutup mulutnya dan membisikan sesuatu padanya, sedangkan Lala hanya melihat kearahku dan menganggukan kepala saja.
"betulkah ?" ucap Saruyana yang menyelidiki kearahku dan kedua orang dibelakangku.
"tentu saja, jadi bisakah kalian menyingkir sebelum aku bertindak karena kelakuan kalian yang mengganggu waktu istirahatku, kau tahu aku belum cukup istirahat dari kemarin" ucapku pada mereka dengan pandangan serius dan dinginku pada mereka.
Bahkan ada beberapa dari mereka yang terlihat takut berurusan denganku, begitu juga dengan Saruyama yang sepertinya sama takutnya dengan mereka ketika melihat aku yang sedang kesal.
"y..yah kalau begitu aku akan kembali ke kelas, ehmm awas saja kau Rito kau berhutang penjelasan padaku nanti dikelas" balas Saruyama yang ketakutan ketika melihatku kesal, lalu melihat kearah Rito untuk meminta penjelasan padanya.
Langsung saja mereka pergi dengan cepat karena tidak ingin berurusan denganku, sedangkan Rito hanya menghela nafas lega dan melepaskan tangannya pada mulut Lala.
Sedangkan Lala sendiri dia bingung apa yang terjadi dan tiba tiba saja Peke berterima kasih padaku.
"terima kasih sudah menolong kami Sora-Dono" ucap Peke padaku, sedangkan aku hanya melihat kearah mereka dan melanjutkan bicaraku pada Peke tanpa menghilangkan raut wajah yang kupasang saat ini.
"tentu saja Peke, sepertinya sang Ojou-Sama dan tunangannya perlu penjelasan yang pasti padaku, bukankah begitu Rito, Lala" ucapku pada Peke dan melihat kearah mereka berdua yang masih setia menggunakan raut wajahku saat ini.
Rito yang mendapatkan perlakuan ini tentu saja ketakutan padaku yang menunggu penjelasanku begitu pula Peke yang melihat ini hanya bisa berlindung pada Lala.
Sedangkan Lala yang melihat kearahku dan Rito hanya memiringkan kepalanya bingung karena melihat kelakuan kami berdua.