Chereads / Di Dunia Anime Dengan System / Chapter 17 - Novel Pertama dan Seorang Editor

Chapter 17 - Novel Pertama dan Seorang Editor

Ketika aku sudah sampai rumah, aku langsung saja mencari laptop ku yang ku simpan di kamarku dan membawanya ke ruang tamu.

Aku langsung saja duduk di kursi ruang tamu dan melihat ke arah jam dan menunjukan pukul 14:50 sore.

"hmm.. harusnya Shiro sebentar lagi akan pulang, kalau begitu sebaiknya aku mencoba mengetiknya sekarang" ucap ku yang masih melihat jam dan hanya bisa menunggu Shiro pulang.

Ketika aku sedang memikirkan ide cerita novel seperti apa aku tiba tiba nya mengingat sebuah cerita novel yang terkenal di kehidupan pertama ku, meskipun aku tahu cerita itu tapi aku masih tidak ingat siapa diriku di masa kehidupanku sebelum aku bereinkarnasi, siapa aku, kenapa aku hidup tanpa ingatan sekalipun.

Ketika memikirkan pertanyaan itu dibenakku langsung saja aku menggelengkan kepala ku dan melanjutkan menulis novel yang baru saja aku ingat sebelumnya.

'lupakan masa lalu ingatlah bahwa aku sekarang memiliki kehidupan baruku saat ini, aku memiliki keluarga yang berharga saat ini, jadi sebaiknya aku tetap melangkah dijalanku saat ini' batinku pada diriku sendiri yang berusaha menyemangati diri sendiri.

Tentu setelah menyemangati aku langsung saja menulis, tapi ada yang mengganggu ku sebelum menulis sebuah novel di laptopku, aku baru saja kepikiran tentang nama Author dalam novel ini siapa.

"ahh, sial aku lupa tentang nama pena yang akan aku gunakan, yahh lebih baik aku menunggu Shiro untuk meminta saran darinya dan melanjutkan menulisku novel ini" ucapku sembari menggaruk kepala bagian belakangku yang tidak gatal sama sekali, dan melanjutkan menulis novel tersebut.

30 menit kemudian

Setelah setengah jam kemudian aku langsung saja merentangkan kedua tangan ku karena sudah selesai menulis satu volume di laptopku.

'jadi Schwi bisakah kamu membantuku untuk menilai hasil kualitas menulisku'

[hmm...] ucap Schwi pada ku.

[MEMULAI MENGANALISIS NOVEL....

MENGANALISIS SELESAI....

MEMILIKI KUALITAS 'A' ]

'ehh apakah ada yang kurang dalam novel ini, lebih baik aku mencoba merevisinya' batinku ketika mendengar penilaian Schwi kepadaku.

30 menit kemudian

'dengan begini harusnya sudah selesai bukan, adikku tolong evaluasinya' batinku pada Schwi sekali lagi.

[MEMULAI MENGANALISIS NOVEL....]

Ketika mendengar suara itu entah kenapa aku merasa jantungku sedikit berdegup kencang karena merasa gugup dengan apa yang Schwi lakukan sekarang.

[ MENGANALISIS SELESAI....

MEMILIKI KUALITAS 'S']

'huu... leganya sudah kuduga ada beberapa kata yang salah di dalam novel itu, untung saja aku revisi' batinku lega mendengar perkataan Schwi.

[SELAMAT MENYELESAIKAN QUEST TERSEMBUNYI

NAMA MISI : MELEBIHI PENULIS ASLI

ISI TUGAS : DAPATKAN HASIL EVALUASI LEBIH DARI 'A'

HADIAH : KOTAK SKILL ACAK

HUKUMAN : TIDAK ADA

MISI SELESAI ]

'ehh.. Quest Tersembunyi lagi, yah aku tak tahu soal ini, tapi daripada langsung saja kita buka, bukankah begitu adikku' batinku pada Schwi dengan tersenyum.

[hmm..] ucap Schwi padaku

Entah kenapa kepribadian yang aku tulis padanya sama dengan Shiro, jadi secara tidak langsung aku memiliki adik kembar saja.

[MEMBUKA KOTAK SKILL ACAK....

SELAMAT SORA MENDAPATKAN SKILL

COLD READING : SKILL YANG MEMUNGKINKAN SESEORANG DAPAT MENEBAK KALAU ORANG TERSEBUT BERBOHONG]

'hmm.. skill yang berguna kalau begitu langsung pasangkan saja Schwi lalu buka status' batinku kepada Schwi sembari membuka statusku.

[MEMASANG SKILL....

MEMASANG SKILL SUDAH TERPASANG

MEMBUKA STATUS TERKINI]

____________________________

Nama : Sora

Umur : 16 tahun

Jenis kelamin : Laki Laki

Pekerjaan : tidak ada

Judul : Jenius, Kutu Buku, Gamer, Sis-Con, [ ], Pencinta Hewan, Penulis Novel

Atribut :

Kekuatan : 60

Kepintaran : 85

Kelincahan : 49

Stamina : 39

Pesona : 60

Skill : Photography Memory, Pikiran Tenang, Memasak (MAX), Emperor Eye, Menulis Kilat, Intuisi Penulis, Cold Reading

____________________________

'hmm.. sepertinya aku dapat judul baru lagi' batinku melihat judul yang baru saja aku dapatkan.

Ketika aku sedang melihat statusku, tiba tiba saja terdengar pintu terbuka lalu aku mendengar suara Shiro.

"aku pulang !!" ucap Shiro yang baru saja pulang, dan langsung saja dia menuju kemari dan langsung menidurkan kepalanya di atas pahaku.

"selamat datang" senyumku ketika melihatnya langsung meniduri pahaku dengan nikmatnya sembari mengeluskan kepalanya dengan lembut.

Shiro yang dapat perlakuan ini langsung tersenyum sambil menikmati elusanku.

"ahh Shiro apa kau bisa membantuku dalam menggambar ilustrasi karakterku, aku sedang membuat light novel untuk biaya makan kita yang menipis" ucapku sambil memberikan tujuanku yang sebenarnya.

Ketika mendengar soal biaya makan kita, langsung saja duduk di kursinya dan melihatku dengan pandangan serius.

"hmm.. Shiro akan membantumu kak" ucap Shiro dengan serius sembari menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju.

"yosh.. kalau begitu Shiro ambil lah pen tabletnya di kamarku lalu mulailah menggambar apa yang akan kuberitahukan padamu, namun sebelum itu aku akan menulis sinopsis dan beberapa tambahannya lalu membantumu menggambar karakternya" ucapku pada Shiro untuk mengambil alatnya di kamarku dan dibalas oleh anggukannya saja.

Shiro langsung saja berangkat mengambil alatnya di kamarku, sedangkan aku menulis sinopsisnya.

Langsung saja aku fokus pada laptopku dan Shiro langsung turun dari kamarku melukis karakter nya untukku.

2 jam kemudian

Setelah menggambar beberapa karakternya dan bagian adegannya bersama Shiro selama 2 jam tentu saja aku dan Shiro lega menyelesaikan proyek milik kita.

"haa... akhirnya selesai juga tinggal memberi judul dan pergi ke gedung pencetakan novel milik kita Shiro" ucapku sambil menghela nafas berat bersama Shiro karena kami baru menyelesaikan volume pertama dari novel ini.

"hmm... ini melelahkan, nanti kakak akan memasak apa malam ini" ucap Shiro sambil menganggukan kepalanya dan memberitahuku nanti malam akan masak apa.

"haa.. memang sekarang jam berapa ?" kataku bertanya pada Shiro.

"17:50 sore" balas Shiro padaku sambil melihat smartphone nya.

Tentu saja aku langsung mengambil smartphoneku dan melihat jamnya yang ternyata memang jam 17:50 sore tepat seperti yang diberitahu oleh Shiro.

"kalau begitu, bagaimana kalau aku memasak omlet untuk kita berdua, dan kebetulan aku mendapatkan puding untuk dessert kita, ohh aku dapat puding itu dari Mikan karena dia memiliki stock puding yang banyak katanya" ucapku memberitahukan pada Shiro apa yang aku masak untuk malam ini dan dessert nya.

Ketika Shiro mendengar puding kupingnya langsung bergerak karena itu adalah makanan kesukaannya, ketika waktu kecil aku mencoba memasak Shiro puding untuknya, lalu dia melihat aku memasak puding tersebut tidak dapat menahan godaannya pada puding tersebut.

Ketika aku melihatnya langsung saja Shiro menganggukan kepalanya, aku yang melihat kelakuannya hanya terkekeh saja.

Lalu memulai memasak omlet umtuk ku dan Shiro, sedangkan untuk Shiro dia langsung saja menunggu di kursi meja makannya.

Ketika masakannya sudah jadi aku langsung saja membawanya ke meja makan bersiap makan dengan Shiro.

Beberapa saat sesudah makan malam aku langsung saja mengambil puding yang ada di dalam kulkas menuju ke meja makan.

Belum saja sampai ke meja makan puding yang di tangan kananku sudah hilang dan diambil oleh Shiro dengan mata bersinarnya ke arah puding tersebut.

Aku yang melihat ini langsung saja tersenyum kearahnya lalu menuju kursi ku untuk memakan pudingnya.

Belum saja dua sendok aku makan, lalu langsung saja aku melihat piring Shiro yang pudingnya sudah habis dia makan lalu melihat kearah pudingku dengan pandangan menginginkan puding itu.

Aku yang masih setia melihat keimutannya langsung saja memberikan puding itu padanya.

Shiro yang melihat ini langsung saja melihat kearahku, aku yang mengerti pandanganya langsung saja menganggukan kepala saja.

Tentu Shiro mengerti maksudku dan langsung memakannya dengan wajah bahagia, tentu aku tersentuh melihat ini aku tentu tersenyum dan mengelus kepalanya dengan bahagia.

Setelah makan malam tentu kami menuju kamar untuk istirahat dan menunggu hari esok untuk memulai debut novel kita.

---

Keesokan harinya Sora dan Shiro sedang bersiap siap menuju ke Fujikawa Shoten gedung pencetakan novel novel terkenal saat ini.

"Shiro apa kamu sudah siap ?" ucap Sora pada Shiro yang sedang bersiap siap, terlihat dia memakai baju kemeja pendek berwarna kuning, lalu ada baju panjang berwarna ungu sebagai double an miliknya dan celana jean yang dia pakai saa ini.

"hmm.." sedangkan Shiri hanya menganggukan kepala saja, dia memakai seragam sekolahnya berdasi kuning, lalu memakai stocking sepanjang pahanya.

"kalau begitu kita berangkat" ucap Sora dengan semangat dan senyum diwajahnya.

"mengerti" ucap Shiro ketika mendengar apa yabg dikatakan Sora.

---

2 jam kemudian

Butuh waktu 2 jam perjalanan kita menuju gedung Fujikawa Shoten untuk mengirim novel yang kami berdua buat, tentu aku langsung saja menuju meja resepsionis untuk bertanya tentang tahapannya pada seorang resepsionisnya.

Ketika sampai menuju meja resepsionisnya aku langsung saja bertanya pada gadis resepsionis yang sedang berjaga saat ini.

"permisi, aku ingin mendaftar novelku" tanyaku pada gadis resepsionis itu.

"ahh, kau pasti penulis baru yang ingin mendaftar novelmu ya ?" tanya gadis tersebut padaku, ketika melihatku ada sedikit rona merah diwajahnya tapi tetap menjaga etiket kerjanya.

"yah betul aku ingin mendaftarkan novelku jadi bagaimana ?" jawabku sambil bertanya padanya.

"ahh kalau itu kau harus menunggu aku untuk berbicara pada editor yang sedang kosong hari ini, jadi kau bisa menunggu hingga namamu dipanggil oleh editor itu sendiri" ucapnya yang menjelaskan tahapannya padaku.

"ahh kalau begitu terima kasih untuk bantuannya nona kalu begitu aku permisi" ucapku padanya sambil tersenyum, tentu itu gadis resepsionis tersebut terkejut karena mendapatkan serangan dari Sora itu sendiri.

"ahh tapi sebelum itu kau harus memberi tahukan namamu terlebih dahulu" ucapnya padaku yang mukanya masih ada rona merah diwajahnya.

"ahh kalau itu panggil saja Sora" ucapku padanya yang masih memasang senyum diwajahku.

Sedangkan Shiro yang melihat ku tersenyum langsung saja menarikku ke kursi yang kosong untuk kita tempati.

Aku yang mendapatkan perlakuan ini hanya bingung lalu mengikutinya dan meninggalkan meja resepsionis tersebut.

Hari ini adalah hari yang biasa yang aku lakukan saat ini sebagai editor tentu aku harus mengecek beberapa penulis light novel saat ini dan mencari pendatang baru yang dapat mengguncang dunia pernovelan saat ini.

"haa... apakah tidak ada penulis yang dapat membuat novel dengan ide yang baru dan menarik ? , akhir akhir ini beberapa penulis memakai plot dan drama yang rutinitasnya terus seperti itu tidak ada perubahan sama sekali, bahkan aku bosan membacanya novel tersebut" ucapku protes pada diriku sendiri.

Tapi sebagai editor harus tetaplah profesional pada pekerjaan ku walai terlihat ribet dan membosankan sekalipun.

Tiba tiba saja ada telepon yang ada dimeja ku berbunyi, tentu aku langsung mengangkatnya.

"halo...?" jawabku pada orang yang menelepon ku saat ini.

"halo Machida-San ada seorang lelaki yang mencoba mendaftarkan novelnya, sepertinya dia pendatang baru yang mencoba mendaftarkan novel miliknya" ucap seseorang yang sedang menelepon ku saat ini, sepertinya dari meja resepsionis.

"ahh kalau begitu panggil saja ke ruangan yang kosong saat ini aku akan kesana" balasku padanya.

"tentu saja Machida-San" jawabnya lalu menutup teleponnya.

Ketika aku sudah selesai menelepon nya aku langsung meletakannya kembali ke tempatnya.

"penulis baru ? aku sedikit penasaran, aku harap dia dapat mencerahkan dunia pernovellan saat ini" ucapku yang semangat ketika mendengar ada penulis baru, langsung saja aku berangkat dan menyiapkan beberapa kontrak yang akan aku buat dengan penulis baru ini.

Ketika aku dan Shiro sedang menunggu pemberitahuan lanjut mengenai novel ini, tiba tiba saja nama ku dipanggil dan disuruh menuju ke lantai 2 dan ruangan bernomor 205 di pintu ruangan tersebut.

"Shiro ayo kita pergi" ucap ku pada Shiro yang sedang menyenderkan kepalanya pada bahuku.

"hmm.." Shiro yang mendengarku langsung saja bangun dari bahuku dan menganggukan kepala saja.

Kami berdua langsung saja bangkit dari kursi dan menuju ruang yang suara gadis resepsionis tadi katakan.

Ketika kami sampai pada ruangan yang tadi disebutkan langsung saja aku mengetuk pintu tersebut.

"permisi apa ada orang ? " ucap ku mengetuk pintu tersebut dan menanyakan apakah ada orang didalam.

"tentu, masuk saja" balas seseorang di balik pintu tersebut.

Ketika mendengar suaranya aku langsung saja membuka pintu itu, dapat dilihat disana ada wanita dewasa cantik berambut pendek dan hitam, lalu memakai jas kantor hitam yang terlihat cocok dengannya.

"permisi aku dan adikku ingin mendaftar novel kami" ucapku pada wanita tersebut.

"tentu, bagaimana kalau kita duduk dulu" ucapnya yang mempersilahkan kami duduk.

"ahh kalau begitu permisi" ucap ku dengan santai menuju kursi yang tersedia dan duduk disana begitu juga dengan Shiro.

Ketika kami sudah duduk langsung saja wanita itu memperkenalkan dirinya pada kami.

"ehmm.. kalau begitu aku langsung saja keintinya, perkenalkan namaku Machida Sonoko seorang editor, jadi apa benar bahwa kamu akan mendaftarkan novelmu pada kami, bolehkah aku melihatnya ? " ucap Sonoko-San pada ku.

"kalau untuk namaku kau bisa memanggilku Sora, tentu saja aku memilikinya" ucap ku padanya sambil menyerahkan flasdisk ku padanya.

Ketika Sonoko-San menerima flasdisk tersebut lamgsung saja dia membukanya di laptop.

Ketika aku sedang membuka filenya aku dapat melihat berkasnya yang berjudul 'SAO atau SWORD ART ONLINE'.

Tentu saja aku terkejut karena judulnya berbeda dari yang biasa aku baca, langsung saja aku bertanya mengenai novelnya

"apa 'SAO' ini adalah novel yang kau buat ?" tanyaku pada remaja didepanku.

"tentu saja itu milikku apa terjadi masalah pada filenya ?" tanya nya padaku dengan panik ketika berpikir bahwa novelnya terdapat kerusakan pada filenya.

"ahhh... tidak tidak tidak aku hanya bertanya kau santai saja" ucapku sedikit panik ketika melihatnya.

Sedangkan dia hanya menghela nafas lega ketika mendengarku, entah kenapa aku merasa bersalah padanya.

Langsung saja aku fokus pada laptopku dan membaca sinopsis yang dia buat.

---

Pada tahun 2022, game virtual reality telah berkembang pesat dan permainan VR Sword Art Online (SAO) akan diluncurkan. Dengan bantuan teknologi "NerveGear" para pemain dapat mengontrol avar mereka di dalam game hanya dengan menggunakan pikiran mereka sendiri.

Kazuto Kirigaya atau lebih dikenal dengan Kirito merupakan beberapa penggemar beruntung yang mendapatkan pengiriman pertama dari game SAO. Dia masuk bersama sepuluh ribu pemain lainnya di dunia baru bernama Aincrad. Game dengan gaya abad pertengahan yang fantastis dan monster - monster mengerikan.

Namun ada yang janggal dengan permainan ini, parap pemain tidak bisa keluar dari game yang sedang mereka mainkan. Sebelum mencapai level seratus dalam game ini, para pemain tidak bisa keluar dari game Sword Art Online.

Agar bisa keluar dari permainan yang dapat menghilangkan nyawa, Kirito harus berinteraksi dan bekerja sama dengan pemain lain. Kirito harus beradaptasi dengan realita barunya untuk bertahan hidup dan segera terbebas dari neraka virtualnya.

---

Ketika aku membaca sinopsinya aku langsung saja berpikir, apa ini bercerita tentang game fantasi, tentu saja aku tetap melanjutkan membaca novel tersebut.

Ketika melihatnya yang sedang serius membacanya tentu aku mengantuk sebab dia membacanya hampir 2 jam, sedangkan Shiro langsung menyenderkan kepalanya pada bahuku sebab dia masih mengantuk di kursi yang sebelumnya kita tempati.

Bahkan sekarang pun aku juga mengantuk bahkan sampai menguap.

Ketika aku menguap tiba tiba saja Sonoko-San sadar kalau aku menguap sedang menunggunya beres membacanya.

Langsung saja mukanya memerah malu karena mendengar suara menguap ku sebab dia sedang keasikan membaca novelku.

"ehh.. ma.. maafkan aku Sora-San sepertinya aku keasikan membaca novelku" ucap Sonoko-San padaku dengan wajah merah dan sedikit menundukkan kepalanya ke arahku.

"ahahah santai saja jadi bagaimana" ucapku tertawa canggung melihat wanita dewasa malu didepanku sambil bertanya padanya.

"hmm novel ini bag- tidak ini sangat sangat bagus, jadi aku ingin membuat kontrak dengan mu 70 : 30, tentu saja 30 untuk kami" ucap Sonoko-San pada ku sambil membicarakan tentang kontrak dengan ku.

"apa kau yakin ini tidak merugikan mu" ucapku padanya dengan heran apakah itu tidak merugikan perusahaan tempat nya bekerja.

"tentu saja tidak dengan novel ini aku yakin dunia pernovellan akan meledak ketika kamu memutuskan untuk membuat novel ini, dan aku yakin kamu akan terkenal saat ini dan kedepannya Sora tidak Sora-Sama" ucapnya yang terus mengoceh dengan bersemangat bahkan sampai dia memanggilku dengan kata Sama diakhir namaku.

Aku yang mendapatkan perlakuan ini hanya menganggukan kepala saja.

"ehmm.. jadi Sora-Sama apa kau sudah memutuskan nama pena apa yang akan kau gunakan untuk novelmu ini" ucap Sonoko-San yang menyadari kelakuannya langsung saja batuk kepadaku dengan rona merah di wajahnya dan bertanya padaku.

Ketika aku mendengar apa yang Sonoko-San katakan aku tersenyum menyeringai kepadanya dan langsung saja aku memberitahukan nama penaku padanya.

"Kuuhaku"