Setelah kejadian kemarin aku langsung saja ke ruang uks dan beristirahat disana, bahkan beberapa orang yang melihat aku dengan pandangan heran sebab aku berjalan sembari memegang perut.
[ANALISIS SEDANG DIJALANKAN....
HASIL DITEMUKAN TERJADI GEJALA DIARE, GEJALA DIARE BERLANGSUNG SELAMA 3 JAM SELAMAT BERTAHAN]
Bahkan Schwi pun dapat menganalisis keadaan tubuhku, aku terkejut melihat ini namun aku hanya memasang wajah datar ku agar orang orang tidak curiga.
Ketika aku sudah sampai keruang uks langsung saja mengetuk pintu dan mendengar suara seseorang.
"silahkan masuk" ucap seseorang yang berada di dalam ruang uks mengizinkan aku untuk masuk kedalam.
Seketika aku membuka pintu dan terdapat seorang perawat cantik berambut coklat pendek sebahu bermata hijau memakai jubah lab dan memiliki ukuran dada yang lebih besar dari Yui.
"permisi, Sensei aku ingin meminta izin untuk beristirahat disini dan meminta obat diare apakah anda memilikinya" ucap ku sembari memegang perutku yang sakitnya sudah ku tahan selama ini.
"ahh, tentu akan ku ambilkan kau bisa duduk diatas kasur itu, ahh sebelum itu aku perkenalkan diriku terlebih dahulu nama ku Ryouko Mikado kau bisa memanggilku Mikado-Sensei seperti yang lainnya" ucap Mikado-Sensei padaku sembari memperkenalkan diri padaku dan menyuruhku duduk di kasur pasien yang tersedia disana.
"ahh permisi, Sensei kau bisa memanggilku Sora kalau begitu" balasku pada Mikado-Sensei sembari memperkenalkan diri dengan singkat.
"hahah, kamu tahu kalau kau memperkenalkan diri seperti itu kau tidak akan memiliki teman loh" ucap Mikado-Sensei pada ku sembari tertawa mendengar perkenalan ku.
"hahaha..." ucapku sembari tertawa canggung.
Ketika aku sedang tertawa langsung saja Mikado-Sensei memberikan obat diarenya pada ku.
"kalau begitu ini obatnya, ketika sudah selesai meminumnya kamu langsung saja tidur agar obatnya bekerja" ucap Mikado-Sensei padaku dengan senyum diwajahnya lalu menuju kursinya dan melanjutkan tugasnya, aku pun tak tahu kalau Mikado-Sensei sedang mengerjakan studinya atau menghitung stocknya aku tak tahu.
"ahh, kalau begitu terima kasih untuk obatnya Mikado-Sensei" ucap ku sembari meminum obatnya lalu lekas tidur walau masih sedikit sakit sebelum tidur.
Ketika mendengar ucapan terima kasih ku padanya ia sempat berhenti lalu melihat kearah ku dengan senyum diwajahnya lalu kembali melanjutkan tugasnya, ia tidak ingin tidurku terganggu jadi dia tetap melanjutkan pekerjaannya.
Meskipun begitu aku masihlah belum tidur dan hanya berbicara dengan Schwi.
'Schwi buka status'
[hmm] balas Schwi pada ku.
____________________________
Nama : Sora
Umur : 16 tahun
Jenis kelamin : Laki Laki
Pekerjaan : tidak ada
Judul : Jenius, Kutu Buku, Gamer, Sis-Con, [ ], Pencinta Hewan
Atribut :
Kekuatan : 45 > 60
Kepintaran : 80 > 85
Kelincahan : 40 > 49
Stamina : 35 > 39
Pesona : 40 > 60
Skill : Photography Memory, Pikiran Tenang, Memasak (MAX), Emperor Eye, Menulis Kilat, Intuisi Penulis
____________________________
'sepertinya status ku bertambah lagi walau cuma sedikit kecuali Kekuatan, Kelincahan dan Pesona. untuk Kekuatan yang pasti itu berkat kue beracunnya Yui, untuk Kelincahan kalau tidak salah ketika tes fisik selasa lalu, kalau Pesona aku tidak tahu' batinku yang melihat status ku yang abnormal ini apa lagi kalau Pesonanya.
'ne.. Schwi apa yang terjadi dengan atribut Pesona ku ?, kalau tidak salah aku tidak pernah berbuat apapun yang menarik perhatianku' batinku bertanya pada Schwi soal atribut Pesona yang aku miliki saat ini.
[Sora, kau lupa tentang, kejadian Saruyama itu bukan] jawab Schwi ketika mendengar pertanyaan ku.
'kejadian Saru-, ahh' ketika mendengar kata Saruyama otomatis aku mengingat kejadian selasa kemarin, sebab itulah kenapa Pesona bertambah sampai menyentuh angka 60.
'haa.. kalau begitu apa boleh buat yah jalanin saja' batinku yang mengingat kejadian tersebut lalu melihat kembali status ku.
'hmm sepertinya aku memilki bakat untuk menulis sebuah novel' batinku yang mengingat kedua skill yang kudapatkan dari kecelakaan sebulan yang lalu.
'kalau begitu ketika pulang hari ini aku mungkin akan mencoba menulis sebuah novel ku ketika pulang' batinku yang memikirkan sebuah novel yang akan aku tulis ketika pulang, lalu aku langsung saja mencoba untuk tidur agar diare ku cepat sembuh.
2 jam kemudian
Ketika aku sudah bangun aku merasa kalau diare yang aku alami barusan sudah hilang.
Aku yang merasakan ini tersenyum lalu menguap ketika bangun dari tidurku yang nyenyak.
"ohh, sepertinya kau sudah bangun bukankah begitu, pangeran tidur ?" ucap Mikado-Sensei yang menggoda ku yang baru saja bangun tidur.
Aku yang mendengar suara Mikado-Sensei langsung saja melihatnya.
"ahh Mikado-Sensei berkat obat yang kamu bawa sepertinya diareku sudah sembuh, kalau begitu aku permisi kembali ke kelas dan terima kasih obatnya" ucapku lalu berterima kasih pada Mikado-Sensei sambil membungkukan sedikit badanku padanya.
"kalau begitu lain kali hati hati kalau sedang memakan sesuatu agar kejadian ini tidak terjadi lagi" ucapnya dengan senyum misterius menuju kearah ku.
"ahahaha kalau begitu aku permisi" ucapku tertawa canggung ketika mendengar ucapnya sembari keluar ruangan uks tersebut dan melanjutkan perjalananku menuju kelas.
Ketika menuju kekelas banyak yang melihatku baru saja keluar ruang uks ada yang membicarakan ku bahkan ada yang membicarakan tentang Mikado-Sensei juga.
Aku hanya menghiraukan mereka saja lalu kembali kekelas dan memulai pelajaran yang aku lewatkan, sebab aku ingin cepat cepat membuat novel ketika sampai rumah.
---
Ketika bel sekolah sudah berbunyi aku langsung saja membereskan perlengkapan belajarku. lalu segera membawa kantongku yang ku angkat dengan satu tangan dan kutaruhkan kantong itu ke punggung ku sembati memegangnya lalu menyimpan satu tangan kiriku ke dalam saku celana.
Ketika aku menuju pintu keluar kelas yang sudah dibuka oleh mereka yang baru saja pergi menuju rumahnya masing masing banyak orang yang melihatku dengan tatapan takjub maupun iri kearah ku.
Namun seperti biasa hanya memasang wajah datar dan menghiraukannya, lalu aku teringat kalau aku akan mencoba membuat novel aku harus memberitahukan dulu soal ini pada Shiro siapa tahu kalau adikku bisa membantuku menggambar sebuah ilustrasi.
'nee.. Schwi apa kau ada sebuah rekomendasi soal membuat novel' batinku pada Schwi dan fokus pada jalanku agar tidak tertabrak seseorang.
[bagaimana, kalau kau coba, buka internet tentang, informasi novel saat ini] ucap Schwi pada ku.
'betul juga' batinku tersadar lalu mengambil smartphoneku, langsung saja aku mencari novel yang sedang terkenal saat ini atau viral.
Metronome In Love, Schoolgirl, dan masih banyak lagi, tapi aku yang melihat novel saat ini hanya lah berisi tentang novel cinta dan anak sekolahan.
'hmm novel tahun sekarang kebanyakan tentang novel cinta tidak ada novel fan-, ahh !!' batinku melihat list novel novel tahun sekarang, lalu ide muncul di kepalaku.
'kenapa aku tidak membuat novel fantasi saja, karena tahun ini banyak genre romansa mungkin aku sedikit bumbu di dalam novel yang aku buat' batinku ketika mendengar ide brilian ini sembari tersenyum senang sembari melihat smartphoneku.
[....]
'tentu saja, aku tidak lupa dengan mu Schwi, terima kasih untuk idenya kamu benar benar yang terbaik' batinku pada Schwi dan bangga pada calon adikku yang satu ini walau tidak punya wujud aku masihlah bangga padanya.
[....]
'hmm Schwi ada apa kau dari tadi diam terus ada apa ?' batinku bertanya padanya
[hmm.. Schwi bangga menjadi adikmu, dan bangga aku mempunyai kakak sepertimu] ucap Schwi pada ku dengan senang.
Aku yang mendengar penuturannya hanya tersenyum manis padanya, namun momen itu terganggu ketika aku mendengar suara teriakan dari orang orang yang masih berada di sekolah.
"KYAA!!! dia tersenyum"
"KYAAA!!! kau lihat Sora-Sama tersenyum itu sungguh langka" ucap seorang gadis yang melihat kearah ku yang sedang tersenyum melihat smartphone yang ku pegang saat ini.
"astaga bahkan dia lebih tampan dari Hayato-Sama ketika tersenyum" ucap seorang fangirl yang sedang menilai diriku.
'huuh' batinku mendengar ucapan mereka.
"sial pria tampan lagi" ucap seorang lelaki bertubuh gemuk
"jika hal seperti ini terus berlanjut mungkin ini akan menjadi masalah bagi kita yang tidak memiliki wajah tampan" ucap temannya, entah kenapa perkataan mereka hanya akan memperburuk image mereka sendiri.
"hmpp.. akhirnya kalian sadar juga" ucap seorang gadis yang baru saja teriak histeris kearah ku.
"ya lebih baik sampah seperti kalian musnah saja" ucap gadis berkaca mata pada mereka.
JLEBB~~!!
Para laki laki yang mendengar percakapan para gadis hati mereka langsung hancur seketika, aku yakin harga diri mereka langsung hancur sampai debu ketika mendengar apa yang para gadis tadi katakan.
Aku yang melihat ini hanya menghela nafas ringan sembari melanjutkan jalan menuju arah rumahku saja, namun sebelum sampai aku mendengar suara Rito memanggilku.
"Sora !!" teriak Rito kepadaku sambil berlari dan disisinya ada mony- maksud ku Saruyama bersamanya.
Aku yang mendengar ini langsung saja menoleh ke belakang melihat mereka berdua yang sedang berlari secara bersamaan.
"ahh Rito, Saruyama tumben kalian baru keluar" basa basiku pada mereka untuk memulai percakapan.
"yah kami sedang melihat mu yang sedang berdiri di tengah jalan lalu melihat ke arah yang kamu lihat barusan"
ucap Rito pada ku ketika sudah sampai kemari.
"yah aku yakin mereka sedang berdebat soal keyakinan mereka sih" ucap Saruyama yang melihat ke arah mereka yang sedang debat begitu juga dengan Rito.
"entah kenapa aku setuju dengan mu Monyet" ucapku pada Saruyama tanpa ampun aku memanggilnya di depan orangnya sendiri.
"oi, jangan panggil aku monyet sialan !! " protes Saruyama padaku.
"ahh, aku keceplosan" ucapku dengan wajah datar yang ku pasang sambil melihatnya.
"jangan melihat ku dengan wajah datar mu itu, itu terlihat menyebalkan kau tahu !! " ucap Saruyama yang masih protes padaku dengan sedikit berteriak.
"yah dari pada itu ayo kita pulang Rito, sebab aku akan mengerjakan sebuah proyek dirumah ku dengan adikku berdua" ucapku pada Rito sambil berjalan dan menghiraukan Saruyama.
"oi, jangan menghiraukan ku !! " protes Saruyama yang merasa dia dihiraukan oleh ku.
"ahahah" tawa canggung Rito melihat kelakuan ku namun tetap mengikutiku.
"oi, sudah kubilang jangan hiraukan aku !!"