"ne.. Shiro ?" tanyaku pada Shiro.
"ya.." jawab Shiro dengan singkat.
"apa kau yakin kalau yang ku lihat ini beneran Kue, bukan racun ? " tanyaku sekali lagi pada Shiro untuk memastikan apa yang ku lihat saat ini nyata atau ilusi.
"hmm.. jelas ini kue tapi sepertinya ini beracun" balas Shiro dengan menganggukan kepalanya melihat kue buatan Yui kepada kami.
"mou.. kalian berdua jahat sekali Sora-Chi, Shiro-Chan" ucap Yui ketika mendengar perbincangan kami tentang kue yang dia masak beracun, bahkan aku mendapatkan nama panggilan yang tidak ingin aku dengar.
"tenang saja aku sudah melihat prosesnya, paling tidak kue itu bukan racun mematikan bukan ?" ucap Yukino ketika melihat ini dia hanya menepuk pundak bahuku dan menatapku dengan pandangan kasihan.
'Jadi selama ini kamu tidak menyangkal soal keahlian memasak Yui selama ini, lalu apa maksud mu dengan melempar tanggung jawab yang kamu berikan padaku' batinku kesal karena mendengar penuturannya, aku sempat berpikir kalau dia merasa tidak mampu mengajarkan nya meskipun itu dengan buku resep yang dia berikan pada Yui.
Ketika aku melihatnya entah kenapa dia menoleh kearah lain sembari bersiul tidak peduli pada apa yang akan aku lakukan selanjutnya.
1 JAM SEBELUM NYA
"Jadi... kamu ingin kami memintamu untuk mengajari mu soal memasak kue, yang nanti akan kamu berikan pada temanmu bukan ? " Ucap Yukino ketika mendengar penjelasan Yui dia sempat mengkerutkan keningnya ketika mendengar permintaan ini.
"hmm.. baiklah kalau begitu, permintaan ini akan kami terima, sebagai Klub Pelayanan kami akan berusaha membantumu Yui-San " lanjut Yukino menerima permintaan Yui yang terlihat masuk akal.
Entah kenapa ketika Sora mendengar ini dia terlihat ragu ragu lalu melihat ke arah adiknya Shiro dengan pandangan serius ketika mendengar Yui akan memasak.
Shiro yang menerima pandangan kakaknya tentu mengerti apa yang dia maksud, namun dia hanya menganggukan kepala saja sebagai tanda mengerti maksud kakaknya.
"y... yah entah kenapa aku ada urusan dengan adikku bahwa kami akan berbelanja nanti malam untuk membeli bahan makan malam kita nanti" ucap Sora dengan gugup lalu segera berdiri yang diikuti oleh adiknya yang berdiri namun hanya menganggukan kepala saja membalas perkataan kakaknya.
"Sora-Kun, Shiro-San apa kalian membenciku ?" tanya Yui pada Sora maupun Shiro bahwa ia berpikir apakah mereka membenciku ketika aku masuk dan mengganggu mereka.
Sedangkan Yukino melihat ku dengan pandangan menatap sampah terlihat jelas matanya kearah Sora seakan akan Sora memanglah sampah masyarakat.
Sora yang mendapatkan perlakuan dari kedua wanita tersebut terdiam dan kembali melihat Shiro dan akan mendapatkan jawaban yang sama yaitu menganggukan kepalanya.
Sora yang melihat ini hanya menghela nafas berat saja dan menerima apa yang akan terjadi kedepannya.
"haa.. baiklah tapi aku dan adikku hanya akan menonton dan mengawasi saja itu bukan masalahkan ?, aku yakin kalau kamu bisa memasak benarkan Yukino" ucap Sora yang menerima kekalahannya.
Dibawah paksaan dan tekanan dari kedu- tidak dari ketiga gadis dia hanya menyerah saja termasuk Shiro yang melihat Sora dengan pandangan kasihan kearah Sora kakaknya.
"hore terima kasih kalau begitu, mohon bantuannya Yukinon ! " ucap Yui melihat kearah Sora dengan senyum diwajahnya lalu kembali melihat Yukino dengan senangnya lalu memeluknya dengan perasaan gembira terukir di hatinya.
"Yu.. Yukinon ?!! a...apakah itu aku ??? Namaku Yukino Yukinoshita... kamu bisa memanggilku Yukino" ucap Yukino yang merasa tidak nyaman dengan kelakuan Yui yang tiba tiba sok akrab, tapi dia tidak mendorongnya namun mengoreksinya sedikit, tapi apakah itu berhasil.
"oke, Yukinon" ucap Yui yang masih tidak memperbaiki namanya malah bersikap manja pada Yukino.
"terserah, kalau begitu apakah aku bisa memanggilmu Yui" balas Yukino dengan menghela nafas berat yang melihat kelakuan Yui yang manja padanya.
"baiklah kalau begitu ayo cepat ajarkan aku memasak kue, Yukinon !!" ucap Yui yang langsung menarik Yukino entah kemana.
"...."
Kedua kakak beradik yang masih diam melihat percakapan mereka, dan meninggalkan mereka di ruang klub.
Ya begitulah cerita hingga sekarang, aku masih memperhatikan kue arang yang ditempati di atas nampan yang Yui buat saat ini.
Lalu menoleh ke arah nya melihat bahwa Yui memasang pandangan berharap kalau aku akan memakannya yang masih memakai celemeknya dan beberapa noda tepung pada wajahnya.
"nahh.. Shiro kalau aku meninggal jangan sedih yah aku akan selalu bersama mu" ucapku yang melihat ke arah Shiro sambil membungkukan sedikit badanku dan meletakan kedua telapak tanganku pada bahunya.
"kak..." Shiro yang melihat ini hanya menahan kedua air matanya yang melihat kakaknya akan mati karena ku- tidak racun mematikan yang Yui buat untuk membunuhnya.
"mou.. ayolah Sora-Chi cepat lah coba masakan ku" ucap Yui yang kesal melihat keakrabanku dengan Shiro yang terlihat seperti drama.
Sedangkan untuk Yukino dia hanya melihat aku dan Shiro hanya memasang wajah datar melihat kelakuan kami berdua, bahkan ia sempat berpikir bahwa kami berdua Sis-Con dan Bro-Con.
Ketika aku mendengar perkataan Yui tentu aku sedikit kesal karena momen ku terganggu olehnya.
"tch..." ucapku dan Shiro secara bersamaan karena momen kita sebagai saudara terganggu oleh gadis berdada besar itu.
"kalian baru saja bilang 'tch' padaku kan, kan" ucap Yui yang kesal mendengar kami berdua berdecak.
Aku yang mendengar perkataannya itu hanya menghela nafas ringan sembari menggelengkan kepalaku ketika melihat kelakuan Yui padaku.
Lalu aku bersiap memakan kue yang aku ambil namun sebelum itu aku melihat lagi ke arah Yui yang masih setia melihatku yang akan memakan kuenya.
Aku langsung saja melahap kue yang ada ditangan ku dengan cepat dan mengunyahnya dengan cepat.
Ketika aku memakannya langsung saja aku duduk dan meletakkan kedua tangan ku yang ku letakkan di atas meja.
Ketika aku duduk para gadis yang melihat ini merasa gugup, apa sebegitunya rasa masakan yang Yui masak.
"ja.. jadi bagaimana So.. Sora-Chi" tanya Yui dengan gugup padaku.
"jujur saja Yui, aku sebagai koki merasa masakan mu itu hambar tidak ada rasanya" ucapku mengomentari masakannya Yui sembari menahan muka datarku.
"ehh... tidak mungkin padahal aku sudah diajarkan oleh Yukinon" ucap Yui yang shock mendengar komentarku.
Aku yang mendengar ini hanya melihat kearah Yukino dengan pandangan bertanya.
"bahkan aku pun yang melihat proses masaknya hanya terdiam saja" ucap Yukino ketika aku melihat kearahnya dan menjelaskan apa yang dia lakukan pada Yui untuk mengajarkannya memasak.
"jadi intinya itu bukan pada cara memasaknya, tapi pada dirinya" ucapku yang mendengar ini hanya menghela dan menjelaskan bagian intinya saja, lalu melihat kearah Yui.
"a.. apa yang kamu maksud adalah aku ?" ucap Yui sambil menunjuk dirinya dengan gugup.
Kami yang mendengar ini hanya menganggukan kepala saja pada Yui soal keahliannya memasak.
Yui yang mendengar ini shock ringan ketika melihat mereka menganggukan kepala saja sebagai tanda persetujuan mereka soal keahliannya memasak.
"pada akhirnya memasak kue yang enak untuk temannya hanyalah legenda" ucap Shiro sembari merentangkan kedua tangan nya ke atas karena dirinya merasa pegal.
Ketika mendengar perkataan Shiro justru Yui merasa putus asa karena gagal memasak untuk temannya.
Aku yang melihat kearah Yui hanya menghela nafas ringan sembari menggelengkan kepalaku, lalu aku menjelaskan kepadanya.
"haa.. kau tahu kau seharusnya memasak saja makananmu dengan segala kemampuanmu, aku yakin orang itu akan menghargai masakan yang kamu buat daripada membeli, meskipun makanan itu terasa hambar sekalipun" ucapku pada Yui namun ketika aku sudah selesai berbicara aku merasa suasana terlihat sepi, ketika aku melihat kearah mereka justru mereka yang melihat kearahku dengan pandangan terkejut dan tidak percaya apa yang barusan aku katakan pada Yui.
"Sora/Sora-Chi" ucap kedua wanita itu, namun untuk Shiro sendiri dia hanya tersenyum mendengar perkataan ku.
"hmm.. apa ?" tanyaku pada mereka ketika aku mengucapkan kalimat tersebut.
"aku tidak menyangka bahwa kamu bisa mengeluarkan kata kata bijak seperti itu" ucap Yukino ketika mendengar apa yang aku ucapkan barusan.
"haa.. tentu saja aku hanya mencoba membuat dia bersemangat saja meskipun masakannya seperti bubur kertas sekalipun kalo itu masakannya aku yakin beberapa orang akan menghargai apa yang dia masak, bukan begitu Shiro" tanyaku pada Shiro, sedangkan adikku hanya menganggukan kepala saja dengan senyuman diwajahnya.
Untuk Yukino yang mendengar penuturan ku hanya menghela nafas saja.
"kalau begitu, aku akan langsung mencobanya dirumah Sora-Chi, Shiro-Chan dan juga Yukinon terima kasih sudah mengajari ku memasak, kalau begitu aku pamit dulu permisi" ucap Yui yang terlihat bersemangat lagi ketika mendengar penuturan ku lalu segera keluar dari ruangan klub memasak yang sedang tidak dipakai dan membungkukan sedikit badannya kearah kami lalu menutup pintu klub tersebut.
"...." Ketika mendengar ucapan Yui tentu kami terdiam.
"kalau begitu, tugas pertama kita sebagai anggota Klub Pelayanan selesai, bukankah begitu Shiro" ucapku pada Shiro yang mendengar apa yang Yui barusan dia katakan.
"hmm, selesai" sedangkan Shiro hanya menganggukan kepalanya saja dan sedikit berkata
"hmm.. bagaimana kalau kita juga pergi sekarang sudah pukul 16.25 sore sebab kita belum berbelanja buat makan malam kita, tapi sebelum itu bagaimana kalau kita membereskan kekacauan ini" ucapku mendengar apa yang Shiro katakan lalu melihat di sekeliling bahwa dapur terlihat berantakan.
"benar apa yang kamu katakan bagaimana kalau kau dan adikmu juga membantu ku membereskan kekacauan ini" ucap Yukino pada ku dan juga adikku.
"Kau tahu aku dan adikku sebenarnya tidak ada niat sama sekali untuk membantumu, namun melihat putri dari orang kaya mengerjakan kegiatan dapurnya dengan klien, bagaimana mungkin kami akan membiarkan tangan seorang putri terluka, bukankah begitu adikku ?" ucapku mengejek kearahnya karena kelakuannya padaku, lalu mengusap kepala Shiro sebagai meminta sebuah persetujuan darinya.
"hmm.." sedangkan untuk Shiro dia hanya menganggukan kepala saja sebagai tanda persetujuan dari ku.
"kalian berdua kakak beradik bisakah berhenti mengoceh dan segera membantuku, tolong ?" ucap Yukino yang merasa kesal akan penjelasan singkatku padanya.
"ohh seorang putri mengucapkan kata 'tolong' padaku aku merasa tersanjung nyonya" ucapku tersenyum mengejek kearahnya sambil membungkuk ala bangsawan.
Ketika Yukino mendengar ini dia hanya kesal dan segera membereskan dapur dan menghiraukan ku saja.
Aku dan Shiro yang melihat ini hanya saling berpandangan dan menganggukan kepala kita saja dan membantu Yukino membereskan kekacauan ini.
---
Keesokan harinya tiba tiba saja pintu klub terketuk aku yang mendengar ini hanya melihat kearah pintu saja begitu pula dengan Yukino.
"permisi ini aku Yui apa aku boleh masuk" ucap Yui yang masih diluar ruangan.
"tentu masuk saja" ucap Yukino dengan penasaran kenapa Yui kembali lagi kemari.
"kalau begitu permisi" ucap Yui masuk kedalam ruangan yang terlihat masih sama dan tempat duduknya juga masihlah sama seperti kemarin.
Ketika aku mendengar suara Yui, aku langsung saja kembali keposisiku yang masih setia di sofa sambil memainkan game PSP ku bersama Shiro, sedangkan Yukino yang masih membaca bukunya.
"jadi ada apa dengan kedatangan mu kali ini, jangan bilang kamu mau meminta sesuatu lagi, oii Shiro aku sama sekali tidak memakai persenjataan, jangan memakai perangkap dong" ucapku yang masih memainkan PSP ku dengan Shiro.
"dengan begini jadi mudah" balas Shiro padaku.
Sedangkan Yukino yang melihatku hanya menghela nafas saja, namun Yui hanya tertawa canggung saja yang melihat kelakuan kami berdua, lalu membalasku.
"hahaha tidak, aku tidak meminta sesuatu lagi namun aku kemari hanya memberikan kue ku saja pada kalian semua sebagai tanda terima kasihku" ucap Yui padaku yang langsung saja mencari kue yang dia bawa di dalam tasnya.
Ketika mendengar ini aku dan Shiro berhenti memainkan game yang kita baru saja mainkan dan melihat ke arah Yui yang sedang memberi kuenya pada Yukino, lalu kearah kami dan memberikan kuenya pada kami berdua.
Ketika aku menerima kue tersebut entah kenapa aku menyesal sekali membantunya.