Setelah pertemuan mereka dengan Yuuki bersaudara kemarin, kini aku menjalankan kegiatan seperti biasa namun kini aku sekarang berjalan dengan Rito menuju ke sekolah.
Banyak orang yang menatap ke arah ku, karena aku berjalan dengan orang asing atau murid baru mungkin saja ada beberapa dari mereka yang mengetahui Rito adalah murid baru yang kurang pengetahuan tentang sekolah, jadi mereka berpikir bahwa aku akan mengajaknya berkeliling sekolah.
Tapi itu tidak berlangsung lama karena bel sekolah berbunyi bertanda bahwa seluruh siswa disegerakan menuju kelas mereka masing masing begitu juga dengan kami berdua.
Pelajaran berlangsung dan aku yang berada di kelas hampir tidak memperhatikan pelajaran sama sekali dan lebih berfokus pada PSP yang kumainkan di atas meja dan tertutupi buku yang berdiri menghalangi PSP ku.
Bahkan ada beberapa guru yang jengkel pada ku, namun ketika mereka memberikan sebuah pertanyaan untuk menjebakku dan mempermalukanku di seluruh hadapan kelas, aku hanya melangkah kedepan dan menjawab semua pertanyaan yang mereka berikan padaku dengan benar.
Ketika mereka melihat bahwa jawaban yang aku jawab adalah benar, mereka terdiam begitu juga orang yang berada di kelasku, kenapa aku menunjuk mereka bukan teman sebab tidak ada satu pun yang aku anggap teman, kecuali Rito yang kadang mengajak bermain game dengan ku maupun Shiro.
Rito yang melihat bahwa adikku ikut bermain game pun sedikit heran karena dibandingkan dengan cewek yang seusia nya melakukan beberapa aktivitas seperti memasak, berbelanja, dan yang biasa dilakukan cewek umum lainnya, Shiro lebih memilih bermain dengan kakaknya dirumah.
Ketika jam pelajaran sudah usai dan diganti dengan pelajaran olahraga banyak yang menganggap remeh padaku jikalau aku pintar dalam pelajaran pasti dibidang olahraganya pun lebih buruk.
Kebetulan pelajaran olahraga digabung dengan kelas lain yaitu kelas 1 - C tempat Rito berada, ketika dia melihatku dia langsung saja menyapaku dan memperkenalkan temannya sedari Smp Kenichi Saruyama kepada ku, begitu pula aku memperkenalkan diri padanya dengan memasang wajah datarku sebelum pelajaran dimulai.
"hai Sora kenapa kamu memasang wajah seperti itu apakah kamu sakit" tanya Rito pada ku
"iya bung kamu terlihat seperti kurang sehat saja apakah soal pelajaran kali ini" begitu pula dengan mony- maksudku Saruyama mengungkapkan isi pikirannya padaku.
"tidak apa apa, kalau aku memasang wajah datar pasti mereka akan menjauh dari kehidupan damai ku saat ini" balas ku dengan percaya diri pada mereka yang bertanya padaku.
Rito yang mendengar ini hanya tertawa canggung, sedangkan Saruyama justru terlihat jengkel mendengar penuturanku.
"kau tahu justru kau hanya memperdalam masalahmu bukannya menikmati masa damai mu justru kau malah bertambah terkenal Bung" ungkap apa yang di katakan Saruyama padaku dengan iri terlihat jelas di wajahnya.
"ehh.." balasku dengan pandang bingung melihatnya.
"ehh.." "ehh.." begitu juga dengan mereka berdua.
"ka.. kau tidak ta.. tahu ?" tanya Saruyama pada dengan gugup.
Aku yang mendengar ini hanya menggelengkan kepalaku saja.
"haa.. pantas saja" ucap Saruyama sambil menghela nafas berat pada kelakuanku.
"me..memangnya kenapa ? " tanya ku padanya karena penasaran ditambah aku gugup kalau akting ku bakal ketahuan.
"kau tahu ketika kamu tidak masuk di hari pertama disekolah dan membolos selama sebulan ? " tanyanya pada ku dengan muka serius yang dia pasang saat ini, tapi dipandanganku dia justru terlihat seperti monyet.
"yah bukankah seharusnya aku mendapat pandangan buruk karena melakukan itu ?" kataku dengan heran padanya.
"memang dengan pencapaian mu saat itu, namun semua itu berubah ketika kamu tiba tiba menunjukan kepintaranmu di depan para gurumu bahkan menghiraukan mereka karena itu kau terkenal, mungkin para wanita yang berada di kelas mu menganggap itu keren banget dipandangan mereka, begitu juga denganku" balas nya padaku sekali lagi melihat dan mendengar pencapaian ku saat ini yang terbilang cukup keren di matanya.
Aku yang mendengar ini hanya terkejut mendengar penuturannya lalu memandang Rito untuk menginformasikan apa yang aku dengar ini benar atau bohong belaka.
Rito yang melihat ini hanya menganggukan kepala saja, "yah.. aku pun yang mendengar rumor itu tentu saja terkejut bahkan ada beberapa orang yang mendekatiku dan bertanya tentang kedekatan kita berdua" balasnya padaku.
Aku yang melihat ini shock ringan saja sebelum Saruyama memberitahu ku berita yang lebih mencengangkan lagi.
"yah bahkan ada survey 5 orang yang ingin kamu kencani di sekolah ini dan untuk diajak berbicara, untuk seluruh anak kelas 1 dan yang mengejutkan ku adalah bahwa kau berada diposisi 1 dalam survey itu, yah aku dan Rito beruntung bisa berbicara denganmu" ungkap Saruyama dengan semangat dan tersenyum pada ku.
"bukan itu saja masih ada beberapa survey tentang mu yaitu membuatmu marah, melihatmu tertidur dan yang paling di inginkan para wanita yaitu melihat senyum mu itu. hahaha... bung sumpah kau membuat ku iri" tawanya padaku sembari meletakkan kedua tangan nya dibelakang kepalanya.
"EHHH...!!" aku yang mendengar ini tentu saja berteriak karena apa yang aku ingin capai berbanding terbalik dari kenyataannya .
"PRITT... yah baiklah semuanya persiapkan diri kalian kita akan melakukan senam sebelum memulai pelajaran" bunyi peluit Sensei pada kami bahwa jam pelajaran olahraga sedang dilaksanakan.
Aku yang mendengar ini mengembalikan kesadaran ku tentang fakta yang terjadi selama ini dan kami kembali ke kelas masing masing.
Ketika senamnya sudah selesai kami langsung melakukan tes fisik kami dan membandingkannya dengan kelas yang lain, banyak yang beranggapan bahwa aku tidak akan lolos dalam tes fisik, karena mereka berpikir bahwa aku hanyalah ahli dalam pelajaran teori saja namun tidak dengan olahraga begitu juga dengan Saruyama.
Namun ketika pembelajaran di mulai apa yang mereka liat berbeda 360°bahwa aku sangat lah ahli berolahraga, bahkan ketika guru mengetes seluruh siswa dimulai dari lari 100 M, kelenturan badan, lompat kesamping, lompat tinggi, dan lain sebagainya.
Banyak yang ternganga melihat ini begitu pula dengan Rito dan Saruyama yang melihat ini, bahkan seorang guru pun mencoba memaksa ku untuk mengikut lomba kejuaraan yang diadakan beberapa bulan kedepan.
Aku yang mendengar ini hanya menolak guruku dengan wajah putus asa yang melihat kelakuannya yang terlalu bersemangat.
Bahkan beberapa wanita dikelasku dan kelas lain berteriak kegirangan melihat aksi tersebut dan beberapa pria jengkel, iri, cemburu dan masih banyak lagi sifat yang belum mereka perlihatkan padaku.
Aku hanya menghiraukan mereka bahkan teriakan wanita semakin menjadi jadi ketika aku sedang tidak memperhatikan mereka sama sekali.
Ketika aku sudah selesai dengan sandiwara yang mereka lakukan aku langsung saja menuju tempat berteduh untuk beristirahat, namun sebelum kesana Rito maupun Saruyama mendekatiku.
"wah.. Sora, aku tidak menyangka bahwa kamu ahli dalam berolahraga" ungkap Rito mengagumi keahlianku dalam berolahraga, terlihat dia sedikit berkeringat dengan mengelapkan keringatnya dengan tangan kirinya.
"jago olahraga, pintar, wajah tampan namun dingin, bung kawanku Sora kau sudah membuat iri para pria jomblo disana" ungkap Saruyama dengan ber api api padaku.
"hahaha..." aku yang menerima ungkapan ini hanya tertawa canggung saja.
"aku penasaran dengan apa yang ada dibalik bajumu itu" ucap Saruyama padaku sambil menyelidiki apa yang ada dibalik bajuku saat ini.
"kau tahu kau terlihat seperti orang me-" ucapku pada Saruyama dengan pandangan jijik, namun sebelum menyelesaikan perkataanku langsung saja Saruyama mengangkat pakaianku lalu meletakkan bagian bawah bajuku ke kepalaku aku yang mendapatkan perlakuan ini tentu saja aku terkejut.
Rito, Saruyama, seluruh pria dikelas yang berbeda bahkan Sensei pun yang melihat bentuk badanku yang terlihat sempurna dimata mereka terkejut melihat ini lalu terdiam.
Kalau perempuannya tidak usah dijelaskan lagi ada yang berteriak kegirangan bahkan ada yang mimisan hingga pingsan melihat pahatan otot perutku yang terlihat sempurna bahkan mata mereka sampai berbentuk tanda hati melihat ini.
Aku yang mendapati perlakuan ini langsung saja menurunkan bajuku yang disangkutkan oleh Saruyama, sebelum aku memulai protesku tiba tiba saja Rito maupun Saruyama menundukan badan mereka tepat 90°padaku.
"SENSEI !! TOLONG BIMBING KAMI UNTUK MENDAPATKAN OTOT SEPERTI ITU !!"
"...."