"...."
"Sensei, sudah ku berkali kali ku beritahu kalau masuk ruangan ketuklah pintu, lalu siapa dia ? " tanya cewek berambut hitam pada Hiratsuka-Sensei sembari menoleh ke arah ku dengan pandangan penasaran.
"ahaha maaf kalau begitu, sebelum itu perkenalkan bocah nakal ini Sora, dia bocah yang ku didik di kelas ku" tawa Hiratsuka-Sensei sembari memperkenalkan ku dengan menepuk nepuk punggung ku dengan keras.
"sa.. sakit Sensei pelan pelan, lalu siapa dia, kenapa ada dia ada disini ? " tanyaku pada Sensei sembari mengelus punggung ku yang kesakitan dengan kesal, lalu menatapnya dari atas kebawah.
"bisakah kamu singkiran matamu yang menjijikan itu, aku merasa ditatap oleh orang mesum" balasnya dengan sedikit marah dan jijik ketika aku melihatnya.
"oh, maafkan aku soal itu" walaupun aku meminta maaf, namun pandangan yang ku gunakan padanya adalah pandangan jijik seperti menatap sampah ke arahnya.
"Kamu...!!" ucapnya dengan marah menatapku, seperti ingin membunuhku menggunakan pandanganya.
Hiratsuka-Sensei yang melihat kami bertengkar hanya bisa memijat kening nya saja, karena melihat kelakuan yang kami lakukan saat ini.
"bisakah kalian berhenti bertengkar!!" ucap Sensei dengan sedikit berteriak kepada kami.
"hmph" "tch" balas kami secara bersamaan sembari menoleh kearah lain.
"Sensei kalau kamu mengajak ku kesini untuk melihat sebuah sampah lebih baik aku pergi saja" kataku pada Hiratsuka-Sensei sembari berjalan menuju pintu keluar.
Gadis tadi yang mendengar perkataan ku langsung saja melihat ku dengan pandangan marahnya padaku, namun Sensei yang melihat ku mencoba kabur langsung saja menahan ku dengan tangannya yang berada dibahu ku.
"tu.. tunggu sebentar, ba.. bagaimana kalau kita bermain game" ucap Hiratsuka-Sensei sembari mengeluarkan sebungkus kartu di saku labnya.
"game ?" tanya gadis tersebut ketika melihat Hiratsuka-Sensei lalu menoleh ke arah ku dengan penasaran, lalu bertanya pada dirinya sendiri ketika melihatku 'apa yang akan dia lakukan selanjutnya' .
Aku yang mendengar ini langsung saja menoleh kearah Hiratsuka-Sensei dengan pandangan serius menatapnya.
Ketika Sora melihat Hiratsuka-Sensei dengan pandangan serius, entah kenapa suasana disini sedikit mencekam dan tegang karena tatapan nya.
Gadis berambut hitam maupun Hiratsuka-Sensei sendiri sedikit tegang ketika menerima tatapan dari Sora dan menjawab pertanyaan Sensei nya sendiri.
"apa kau yakin Sensei ? " tanya Sora dengan serius pada gurunya.
Mereka yang menerima tatapan nya sedikit menegukan ludah mereka ketika mendengar suara nya.
"te.. tentu saja, mengapa tidak maka dari itu kita bertaruh bagaimana" balas Hiratsuka-Sensei kepada Sora yang mencoba menekannya.
Namun hasilnya berbeda dari yang Hiratsuka-Sensei dapatkan justru sebuah senyuman menyeringai yang di dapatkannya yang membuat kedua wanita itu merinding ketika mereka melihatnya.
"kalau begitu bagaimana kita mulai saja permainannya ?" tanya Sora sembari bebalik kearah Hiratsuka-Sensei sambil tersenyum normal.
"tentu, kalau begitu kau duduk lah dulu, Yukinoshita bisa kah kau siapkan teh untuk kami" balasnya pada Sora sekaligus meminta pada gadis berambut hitam atau Yukinoshita untuk dibuatkan teh untuk dirinya dan sekaligus untuk Sora.
"ba.. baiklah" ucap Yukinoshita membalas perkataan Sensei nya sambil bergerak untuk menyeduhkan teh pada mereka.
"jadi apa yang akan kita taruhkan ?" kata Sora sambil mengambil kursi mencoba untuk duduk dan bertanya apa yang akan ditaruhkan.
"kalau begitu jika aku menang kau harus bergabung dengan klub ini" ucap nya pada Sora dengan pandangan serius menatapnya.
"dan bagaimana jikalau aku yang menang ? " tanya Sora pada Hiratsuka-Sensei sembari melihat lihat isi ruangan ini.
"jika kau menang kau tetap menang kau tetap akan masuk klub ini, namun kau boleh meminta permohonan kecilmu pada ku bagaimana ?" balasnya sambil bertanya pada Sora dengan senyum licik di wajah nya yang cantik.
"Sensei, bukankah ini sama saja jikalau aku menang maupun kalah aku tetap akan masuk Klub Pelayanan ini " balas Sora menatap wajah Sensei nya dengan malas seakan akan ada dendam padanya.
"tidak, ini berbeda" ucap Hiratsuka-Sensei pada Sora dengan pandangan serius menatapnya.
"haa.. kalau begitu kita akan memainkan game apa ? poker kah" tanya Sora pada gurunya sembari menebak game apa yang akan mereka mainkan.
"tenang lah ini bukan poker, tapi game keberuntungan" balasnya pada Sora sambil tersenyum licik.
"ayolah sensei cepatlah kita tidak memiliki waktu" ucap Sora tidak sabar mendengar perkataan gurunya yang membuang buang waktu berharga miliknya.
Hiratsuka-Sensei yang memdengar ini hanya tersenyum kecut mendengarkan perkataannya yang tidak sabar, sebenarnya Hiratsuka-Sensei sudah tidak tahan ingin memukulnya, namun dia lebih memilih untuk menahannya saja dan hanya membalaskan dendam nya yang tadi dijalan dalam permainan ini.
"kalau begitu kita akan bermain, Black Jack"
Aku yang mendengarkan Sensei mengumumkan permainannya pada Bocah dekil itu (Sora) hanya terdiam mendengarnya.
Bahkan aku yang melihat mereka bermain kartu di tempat ini dengan seenaknya saja hanya bisa terdiam, karena Hiratsuka-Sensei sendiri adalah penanggung jawab klub pelayanan saat ini, sambil memberikannya teh yang baru saja aku seduh sedikit menjauh dari meja yang akan mereka mainkan.
Namun bukannya senang ketika akan bermain kartu justru dia menghela nafas keputusasaan ketika mendengar perkataan Sensei nya sembari menaruh kepalanya di atas tangan yang berada di atas meja.
Aku maupun Hiratsuka-Sensei yang melihat ini hanya terkejut, aku yang melihat ini berpikir 'apakah dia akan menyerah sebelum permainan dimulai' .
"ehh, kenapa kamu justru tidak bersemangat ayolah, aku akan menjadi dealer nya kau jadi pemainnya bagaimana mudah bukan ? " ucap Hiratsuka-Sensei yang terkejut melihat anak didiknya yang sudah tidak bersemangat.
"kalau begitu silahkan" balasnya tanpa semangat sama sekali dan mengambil posisi duduk sembari menompang kepalanya dengan satu tangan di atas meja dengan malas.
Aku yang melihat ini hanya menghela nafas ringan saja sembari menggelengkan kepalaku ketika melihat kejadian saat ini dan mengambil kursi yang kosong untuk ku duduki sembari melihat permainan mereka karena jika aku tidak pasti waktu membacaku terganggu oleh mereka.
"baiklah kalau begitu aku mulai" ucap Hiratsuka-Sensei sembari mengocok kartunya secara paksa, namun di penglihatanku itu terlihat mulus tanpa melakukan kesalahan sedikit pun.
Setelah selesai mengocok kartunya, langsung saja memberikan 10 chip padanya dan untuk dirinya, lalu Sora langsung saja menyimpan satu chipnya di depan tumpukan chip miliknya.
Dan langsung saja Hiratsuka-Sensei memberi nya 2 kartu, lalu dirinya sendiri namun satu kartu milik Sensei di buka satu.
"HIT (tambah kartu)" ucap Sora sembari melihat kartunya, lalu Hiratsuka-Sensei memberi satu kartu tertutup padanya.
ketika mengambil nya lalu melihat kartunya bahwa terdapat beberapa gambar angka ditangannya.
"STAND (tidak menambah kartu)" ucapnya ketika melihat kartu yang dia miliki.
Setelah berhenti menambahkan kartu nya, Hiratsuka-Sensei langsung saja membuka satu kartu yang tertutup dan menambahkan satu kartu di atas meja dan kalau dijumlahkan menjadi.
" 21 " ucap Hiratsuka-Sensei sembari tersenyum ketika melihat kartunya.
" 19 " ucapnya dengan melempar kartu nya dengan malas.
Setelah melihat ini langsung saja Hiratsuka-Sensei menggeserkan kartu yang sudah di pakai tadi dan mengambil chip miliknya karena sudah memenangkan ronde pertama ini.
Dan langsung saja permainan berlanjut sampai 4 ronde yang di menangkan Hiratsuka-Sensei dengan senyum bangga terlihat jelas di wajahnya.
Namun sebelum melanjutkan ronde terakhir, aku sempat berpikir kenapa dia mengalah di setiap ronde dan kenapa dia selalu melihat tumpukan kartu yang telah selesai dimainkannya.
"baiklah, ini ronde terakhir. kurasa sudah terlihat jelas siapa pemenangnya bukan ? " tanya Hiratsuka-Sensei dengan senyum kemenangannya yang tidak luput di wajahnya pada Sora.
Namun tiba tiba saja Sora berbicara, karena di setiap ronde dia hanya diam tidak berbicara sekalipun kecuali saat menambahkan dan tidak menambahkan kartunya saja.
"Black Jack adalah permainan langka yang dimana pemainnya lebih unggul"ucap Sora sedari tadi diam di setiap rondenya.
Entah kenapa ketika aku mendengarnya berbicara tentang keuntungan permainan tersebut, aku merasakan perasaaan aneh soal ini.
"memangnya kenapa ?" tanya Hiratsuka-Sensei padanya dengan penasaran karena ucapannya itu begitu juga dengan ku.
"dealer harus menarik angka saat ia di bawah angka 17, makanya ada peluang tinggi ketika ia akan terkena Bust, tetapi tak sekalipun itu terjadi padamu Sensei, kau beruntung sekali Sensei" ucapnya sembari menjelaskan kerugian seorang dealer maupun keberuntungan Hiratsuka-Sensei sembari memberikan semua chip yang dia miliki sembari tersenyum, aku yakin beberapa wanita yang melihat ini akan berteriak kegirangan dan pipinya pasti akan merona merah, itu pun termasuk Hiratsuka-Sensei sendiri, ketika melihatnya tersenyum itu membuat Hiratsuka-Sensei malu sendiri ketika melihat senyumnya.
Namun Hiratsuka-Sensei tidak ambil pusing dan langsung saja memberikan 2 kartu kepadanya dan dirinya yang terlihat 1 kartu terlihat terbuka bahwa kartu itu menunjukan gambar Raja.
"STAND" katanya tanpa melihat kartu miliknya sama sekali sembari memenjamkan matanya.
Aku dan Hiratsuka-Sensei terkejut karena dia sama sekali tidak melihat kartunya, aku yakin dia sudah menyerah.
'haa...' batinku sembari menghela nafas ringan melihatnya menyerah.
Hiratsuka-Sensei yang melihat ini langsung saja membuka kartunya masing masing terdapat kartu raja dan kartu angka 10 yang berarti jika dijumlahkan berarti 20.
"dengan ini permainan berakhir" ucap Hiratsuka-Sensei sembari menunjukan senyum kemenangannya pada Sora.
"haa.. sudah berakhir" balasnya dengan malas sembari membalikkan kartu yang dia miliki pun dengan malas.
Bahwa kartu yang dia perlihatkan pada kami adalah kartu raja dan kartu As yang keluar yang berarti jumlah nya 21 lebih besar dari Hiratsuka-Sensei .
Aku maupun Hiratsuka-Sensei yang melihat ini terkejut tidak percaya, namun kami memiliki pemikiran sama yaitu.
'bagaimana bisa' itulah yang kami pikirkan.
"di dalam permainan Black Jack, kita bisa menerima 2,5 kali lipat dari yang kita taruhkan, dengan begini aku yang menang" ucap Sora menjelaskan fakta tersebut dengan malas sembari melepaskan kepala yang tadi dia tompang dengan tangan dan membiarkan kepalanya jatuh ke atas meja dengan putus asa.
"ti.. tidak mungkin" kata Hiratsuka-Sensei yang putus asa melihat kejadian ini, termasuk dengan Yukinoshita juga yang tidak percaya apa yang dia lihat saat ini.
"ba.. bagaimana bisa" ucap Yukinoshita karena tidak percaya bahwa Sora akan menang telak di ronde terakhir.
Sora yang mendengar ini hanya berbicara pada dirinya, "Sungguh kemenangan yang hampa" kata Sora sembari menghela nafas berat menerima kemenangannya yang hampa tersebut, namun itu terdengar oleh kedua wanita tersebut.
"aku tidak terima, bagaimana bisa aku kalah !!" teriak Hiratsuka-Sensei pada Sora yang tidak percaya kalau dia yang menang.
"lho ?, bukannya kata Sensei bahwa permainan Black Jack adalah permainan yang membutuhkan keberuntungan ?" jawab Sora pada Hiratsuka-Sensei sembari menoleh ke arah nya.
Hiratsuka-Sensei maupun Yukinoshita yang mendengar ini terkejut mendengar penuturan yang Sora ucapkan barusan.
Sora yang melihat ini hanya tersenyum lalu merentangkan kedua tangan nya ke samping sembari mengucapkan sebuah kalimat yaitu,
"Card Counting"
"card cou- apa itu ?" tanya Hiratsuka-Sensei padanya begitu juga dengan Yukinoshita yang penasaran dengan ini.
"yaitu membalik kartu ke dalam angka lalu menghitungnya, kartu yang bernilai 2 sampai 6 adalah +1, lalu kartu yang bernilai 10 ke bawah adalah -1, dan kartu yang bernilai 7 sampai 9 adalah 0, setelah itu kita hitung angka dari kartu yang kita mainkan, secara matematis untuk menemukan probabilitas numerik atau kartu yang akan muncul berikutnya" jelas Sora ketika sedang menjelaskan apa yang Hiratsuka-Sensei tadi tanyakan padanya.
Yukinoshita maupun Hiratsuka-Sensei yang mendengar ini tercengang akan penjelasan yang terlihat tidak masuk akal itu.
"ternyata matematika bisa digunakan dalam permainan" tanggap Yukinoshita ketika mendengar penuturan ini bahwa yang mengganjalnya tadi sudah hilang.
"hmm..!? tunggu bukankah itu curang !! " teriak Hiratsuka-Sensei pada Sora tentang cara mengalahkannya tadi.
Yukinoshita yang mendengar ini merasa aneh pada Hiratsuka-Sensei karena menyadari kalau Sora berbuat curang padanya .
"yang dimaksud dengan curang adalah caramu yang mengocok kartumu dengan paksa, bukan Sensei ?" balas Sora dengan menyeringai ketika mendengar bahwa Hiratsuka-Sensei berkata curang padanya.
Hiratsuka-Sensei yang mendengar ini terkejut bahkan Yukinoshita pun heran dengan penuturannya.
"kamu menyadarinya bukan ? " tanya Hiratsuka-Sensei padanya.
" berkat Sensei, menghitungnya jadi lebih mudah" balasnya dengan senyum di wajahnya.
Yukinoshita maupun Hiratsuka-Sensei yang mendengar ini terkejut karena Sora menggunakan kecurangan Hiratsuka-Sensei untuk menang.
"gehh... ia memanfaatkan kecurangan ku untuk mengalahkan ku" ucap Hiratsuka-Sensei yang langsung saja terduduk dengan putus asa menerima kekalahannya, sedangkan Yukinoshita saat ini sedang penasaran dengannya, siapa sebenarnya Sora lalu kenapa bisa ia pintar tapi kenapa ketika hasil ujian dibagikan namanya tidak terpampang sama sekali di papan pengumuman.
"nahh.. kalau begitu, bagaimana dengan permohonan kecilku ini, Sensei" tanya Sora sambil berdiri dari kursinya lalu tersenyum menyeringai dibarengi dengan mata nya yang menyala pada Hiratsuka-Sensei.
Hiratsuka-Sensei yang mendengar ini hanya bisa meneguk ludahnya sembari berkeringat dingin menunggu permohonan kecilnya saja.