Sudah sebulan sejak pengakuan yang di lakukan Shiro kepadaku tentu saja aku merasa senang mendengarnya, sudah bertahun tahun kami bersama dan aku rasa orang tua kita pasti akan menyetujui hubungan kami berdua yang kami miliki saat ini, namun yang membuat ku kaget adalah tentang Poligami,
Kenapa aku kaget, ya jelas saja karena aku lebih sering melihat perempuan daripada laki laki bahkan waktu di taman saat itu, setelah menghitung kemungkinan perbandingan laki laki dan perempuan adalah 5 banding 10 jelas pria lebih sedikit daripada perempuan.
Namun itu aku bahas lain kali saja, saat ini aku sedang memasak bersama adikku, yah semenjak pengakuannya dia lebih sering menempel pada ku saat di rumah dari pada di luar.
Bahkan ketika sedang makan dia sering menyuapiku ketika dia ingin, dan ini akan terus berlanjut dan akan menjadi masalah yang besar untuk kedepannya, jika ada orang yang melihat kedekatan kami mereka pasti akan iri, cemburu, dan lain sebagainya.
Setelah sarapan kami langsung saja bersiap siap berangkat menuju sekolah bahkan Shiro sering berbicara padaku dari pada orang lain, namun itu tidak mengganggu permainan yang biasa kami lakukan setiap harinya.
Setelah berpisah aku melanjutkan saja jalanku ke sekolah, namun ketika sudah sampai di gerbang sekolah aku hanya memasang wajah datar ku karena tidak ada yang menarik.
Bahkan baru saja masuk gerbang banyak orang yang menatapku dengan penasaran seperti siapa dia, kenapa aku baru melihatnya, dll.
Ketika aku menuju kelas yang tertulis kelas 1- A yang berarti kelasku, aku langsung saja membuka kelas dan melihat suasana kelas langsung menjadi sepi, namun ketika ada beberapa orang yang mau menyapa ku, aku hanya menghiraukan mereka dan duduk di bangku ku yang berada pada barisan ke 3 dan meja ke 5.
Dan langsung saja aku membuka smartphone ku dan memainkan game yang ada di hp ku saat ini, namun yang kumain kan hanyalah game yang ringan saja karena sebentar lagi pelajaran akan dimulai.
Orang orang yang melihat ini hanya membicarakan ku karena kelakuan yang aku lakukan tidak lah wajar.
Bahkan aku masih bisa mendengar percakapan mereka walaupun mereka berbisik, 'hei bukankah itu anak yang membolos selama sebulan ini' atau 'bukankah dia terlihat sombong' ya itu sering aku dengar bahkan ketika jaman Sekolah Menengah Pertama.
Tapi aku hanya menghiraukan mereka saja karena mereka hanyalah sekumpulan semut yang akan berkerubungan pada gula lalu pergi setelah gula itu habis dan seterusnya akan terus begitu, itulah siklus hidup mereka yang masa depan nya tidak terjamin.
Sesaat kemudian aku mendengar suara bel tanda pembelajaran akan di mulai dan guru yang masuk kebetulan adalah Shizuka Hiratsuka atau Hiratsuka-Sensei sampai jam istirahat.
2 jam kemudian
Setelah bel berbunyi di saat bersamaan pembelajaran Hiratsuka-Sensei berakhir, namun sebelum pergi langsung saja Sensei memanggil ku.
"Sora, setelah ini kau langsung ikut dengan ku ke kantor" ucap Hiratsuka-Sensei pada ku sambil membereskan perlengkapan mengajar nya.
"ya.." ucapku dengan malas langsung keluar membawa smartphone ku yang ku simpan di saku ku.
Setelah Sora dan Hiratsuka-Sensei keluar suasana yang tadinya sepi langsung saja ramai karena keberadaan mereka menghilang dari kelas.
Gadis 1 : kau tau barusan suasana nya mencekam ketika aku mendengar murid yang pertama kali masuk ke kelas dia langsung saja mengomentari tentang pelajaran yang di bawa Hiratsuka-Sensei, dia berani sekali mengomentari wali kelas kita.
Pria 1 : ya dia berani sekali bahkan pelajaran yang Hiratsuka-Sensei bawa pun dia hirau kan dan hanya memainkan hp nya didepannya.
Gadis 2 : betul dia sombong sekali, merasa seperti dia yang benar, tapi aku yakin sekarang dia akan di tinju oleh Guru Tinju Besi, Hiratsuka-Sensei.
Pria 2 : aku yakin ketika dia kemari dia akan terlihat bonyok oleh Hiratsuka-Sensei.
Pria 3 : hahahaha aku tidak sabar melihat mukanya yang sombong dan datarnya itu.
Ketika mendengar pembicaraan mereka begitu yakin bahwa Sora akan di pukul oleh Hiratsuka-Sensei, namun yang mereka pikirkan berbeda jauh dari yang mereka pikirkan.
Berbeda dengan gadis cantik berambut coklat sebahu memiliki dada berukuran besar yang dia miliki, saat ini dia hanya memiliki perasaan bersalah yang dia simpan, karena ulahnya Sora memiliki banyak reputasi buruk mulai dari kesombonganny dan lain sebagainya.
Setelah di bawa menuju kantor langsung saja Hiratsuka-Sensei meminta aku duduk di depannya
"kalau begitu silahkan duduk" ucap Sensei sembari mempersilahkan ku untuk duduk sambil membicarakan sesuatu hal yang penting kepadaku.
"permisi" ucap ku sambil menunduk kepala sedikit lalu duduk kursi yang disediakan Sensei untukku.
"kalau begitu langsung saja ke inti nya, kau tahu bahwa ketika pembelajaran barusan terjadi banyak sekali yang mencoba menghiraukan kontak mata dengan mu, bahkan semenjak sebulan kau tidak datang sekolah banyak yang membicarakan mu di sekolah kau tahu" kata Sensei padaku dengan pandangan seriusnya menatap ku.
"aku tahu" balasku menjawab pertanyaannya dengan wajah dan nada malasku padanya walaupun dia adalah guru ku.
Namun sebelum Sensei membalas perkataanku aku langsung saja memotong nya.
"kau tau aku tidak peduli dengan opini mereka karena mereka hanyalah sebuah semut bagi ku " potongku padanya dengan memandang wajahnya dengan serius sembari melipat kedua tangan dan kedua kakiku.
Mungkin menurut pandangan orang lain aku terlihat tidak sopan, tapi aku mengucapkan apa yang aku katakan pada Sensei, tidak peduli apa opini mereka pada ku aku hanya akan menikmati waktu ku saat ini sambil menunggu waktu pulang dan melanjutkan permainanku dengan Shiro.
Tapi apa yang kulihat saat ini berbeda dengan yang kuharapkan, Hiratsuka-Sensei melihat ku dengan senyum licik terpampang diwajahnya, entah kenapa dia ingin memisahkan ku dengan adikku.
"sudah kuduga kamu akan berbicara seperti itu kalau begitu ikuti aku" balas Sensei sambil berdiri menuju pintu kantor.
aku yang melihat ini hanya bingung dan bertanya padanya "mau kemana Sensei ?" sembari memiringkan kepala ku.
Hiratsuka-Sensei yang mendengar pertanyaan ini hanya tersenyum sambil melihatku "kalau begitu ikutlah dengan ku" ucapnya dengan misterius.
aku yang mendengar ini hanya menghela nafas ringan saja lalu berdiri mengikuti nya entah kemana.
Setelah mengikuti Hiratsuka-Sensei aku dapat merasakan tatapan kasihan menuju ke arahku, mungkin karena aku berjalan bersama Hiratsuka-Sensei.
"apa kau merasakan tatapan mereka Sora ?" ucapnya ketika berjalan melewati beberapa murid yang tadi kita lalui.
"iya, tatapan kasihan yang mereka berikan padaku lalu ?" tanyaku pada Sensei soal hal yang barusan terjadi.
"apa kau pernah mendengar rumor dari perbincangan mereka bahwa aku di juluki Si Tinju Besi, Hiratsuka dari mereka" tanya nya padaku namun pandangannya masih tertuju ke depan.
"untuk apa aku mendengar perkataan mereka, lagi pula itu tidak penting bagi ku, yang aku ingin kan saat ini hanya satu yaitu menghabiskan waktu ku dengan adikku berdua" ucapku dengan wajah serius ketika Sensei bertanya padaku.
Seketika Sensei menghentikan jalannya lalu menoleh melihat ke arah ku yang sedang memasang wajah serius.
"ada apa Sensei kenapa berhenti" tanyaku padanya, namun bukannya menjawab Sensei malah tertawa jawaban ku.
"pfft.. hahahahaha kau tahu kau terlihat seperti seorang Sis-Con tingkat akut saja hahahaha" tawanya yang dapat terdengar oleh orang orang yang di belakang kami.
Aku yang mendengar ini hanya menatap nya dengan wajah datar melihat nya tertawa.
"kau tau Sensei aku masih lebih baik dari pada mu, kau seharusnya malu ketika tertawa dengan suara keras di depan umum, kalau aku jadi kau aku pasti akan lari karena malu yang tidak bisa ku tahan" balasku menatap Sensei dengan wajah kasihan ke padanya.
Sensei yang mendengar ini pun berhenti tertawa lalu melihat sekeliling nya bahwa beberapa murid dan guru menatapnya dengan aneh bahkan ada yang berbisik melihat ini.
Sensei yang merasakan tatapan mereka langsung saja mukanya memerah malu karena kejadian barusan lalu menghiraukan ku yang langsung berjalan cepat menuju gedung sebelah dengan terburu buru.
Aku yang melihat ini hanya menghela nafas ringan sembari menggelengkan kepalaku ketika melihat kejadian seperti ini lalu mengejarnya.
Ketika kita sudah sampai tujuan sensei langsung saja menerobos kelas yang kosong menurut ku, namun berbeda dari yang aku harap kan bahwa di dalam kelas itu ada seseorang wanita cantik yang terlihat seumuran dengan ku berambut hitam panjang, namun memiliki ekspresi wajah yang dingin seakan akan menolak orang untuk mendekat ke arahnya bahkan aku bisa merasakannya dari sini, ketika aku sedang melihat wanita itu tiba tiba saja Hiratsuka-Sensei mengumumkan sesuatu yang mengejutkan ku bahkan wanita itu.
"mulai hari ini kita mendapatkan anggota baru Klub Pelayanan"
"...."