Setelah insiden 10 tahun lalu ibu ku sekarang meminta kepada ku untuk mengajari nya memasak dan melarang ku untuk memasak sambil menangis, mungkin karena harga dirinya sebagai ibu rumah tangga tercoreng padahal aku hanya mencoba saja bukan ?.
Bahkan setelah 10 tahun suasana tidak ada yang berubah kecuali keberadaan adik ku Shiro, selama 10 tahun belakangan ini aku hanya melakukan kegiatan yang biasa aku lakukan ditambah quest harian yang lumayan menyebalkan.
Aku dan Shiro selama 10 tahun ini kami berdua hanya bermain beberapa permainan yang kami mainkan selama ini dari game FPS, RPG, MMORPG, CATUR, POKER, dll, dan jumlah menang kalah kami selama bermain saat ini
yaitu :
menang 1.170.000 kalah 1.170.000 dan seri 1.186.580
jumlah yang banyak bukan ?.
Bahkan ketika aku masih berumur 7 tahun hingga sekarang Shiro selalu menempel pada ku dari pada orang tua maupun orang lain, bahkan ayah dan ibu pun sejak melihat kejadian ini hanya sedih ketika melihat kedekatan kami dari pada mereka seperti magnet yang tidak pernah lepas, namun itu tidak membuat mereka membenci ku ataupun adik ku justru mereka menyayangi kami yang membuat suasana keluarga terlihat harmonis.
Bahkan ketika aku ingin berangkat sekolah adik ku memeluk ku meminta untuk tidak bersekolah karena dia kesepian, bahkan orang tua ku kerepotan karena kelakuan adik ku yang imut ini butuh beberapa jam untuk meyakinkan adik ku yang satu ini.
Namun kami selalu menghabiskan waktu kami berdua ketika libur akhir semester maupun libur kenaikan kelas, meskipun Shiro jenius ibuku tetap menyekolahkannya ke sekolah agar Shiro mendapatkan teman sebaya nya meskipun hanya beberapa teman yang dia miliki.
Dari berolahraga, makan, bahkan bermain game kita selalu bersama kecuali mandi, aku selalu duduk dekat pintu kamar mandi sambil memainkan smartphone ku.
Ketika ayah menanyakan kenapa selalu duduk dekat pintu kamar mandi ketika Shiro sedang mandi, aku langsung saja menjawab pertanyaan nya 'ia bilang kalau aku tidak boleh melihatnya, karena hal itu di anggap asusila anak, makanya ia tak pernah mandi, karenanya kami meminta sahabat kami Pak Uap dan Bu pintu untuk membantu' ketika aku memberitahukan alasanku pada ayah, mata ayah langsung saja berkedut mendengar alasan ku.
Pagi hari pukul 5:30 pagi aku yang baru saja bangun tidur lalu aku melihat adik ku Shiro yang tidur nyenyak di sebelah kanan ku sambil mengemut ibu jari nya, bahkan ketika sudah 10 tahun terlewatkan adik ku masih saja suka mengemut ibu jarinya, sial dia imut sekali.
Aku yang melihat ini hanya tersenyum melihat keimutannya lalu aku mencoba menutup mataku dengan lengan ku agar adik ku tidak curiga kalau aku sudah bangun.
'Schwi buka status' batinku pada Schwi
[hmm...]
____________________________
Nama : Sora
Umur : 16 tahun
Jenis kelamin : Laki Laki
Pekerjaan : tidak ada
Judul : Jenius, Kutu Buku, Gamer, Sis-Con, [ ]
Atribut :
Kekuatan : 11 > 40
Kepintaran : 25 > 69
Kelincahan : 8 > 36
Stamina : 9 > 29
Pesona : 10 > 30
Skill : Photography Memory, Pikiran Tenang, Memasak (MAX), Emperor Eye
____________________________
Aku yang melihat status saat ini hanya tersenyum kecut melihat judul atau titel itu, namun sebelum aku bangun dari tempat tidurku aku melihat adik ku yang baru saja bangun sembari mengambil posisi duduk dan mengucek ngucek matanya.
"ahh Shiro apa kau hoammm... baru saja bangun" kata ku sembari menguap dan mengambil posisi duduk ketika berbicara dengan Shiro.
"hmm.. apa kakak juga baru bangun ?" balas Shiro dengan pertanyaan kepada ku sembari mengangguk anggukan kepalanya terlihat dia masih mengantuk.
"yosh kalau begitu bagaimana kalau kita bersiap siap jogging Shiro" kata ku pada Shiro sembari mengusap rambut putihnya yang sudah panjang sampai lutut.
"hmm.. kalau begitu beri aku waktu 5 menit lagi" kata Shiro sembari membaringkan badannya dan melanjutkan lagi tidur nya.
Aku ku yang melihat ini hanya tertawa kecil ketika melihat adikku kembali tidur, aku pun langsung bangun dari tempat tidurku sambil mengambil baju olahraga ku yang berwarna biru beserta celana training yang ku gantung di gantungan baju dekat meja belajar ku.
Ketika aku bercermin di kaca yang ada di lemari aku terlihat berbeda dari yang aku dulu jika ku ingat tinggi ku sekarang 176 cm, berat 65 kg lumayan berat, rambut sepanjang bahu di ikat ke belakang ujung nya runcing dan terlihat jelas bentuk otot ku mau itu abs, otot dada, otot lengan, dll.
Aku yang melihat ini hanya tersenyum canggung bukankah aku akan terlihat seperti bajingan ketika melihat semua otot tubuh bagian atas untuk mendapatkan seorang wanita, bahkan dengan wajah yang terlihat lumayan tampan ketika tersenyum dengan wajahku saat ini aku yakin, aku akan menjadi bajingan.
Ketika aku menggunakan baju olahraga san melihat jam terlihat pukul 5.35 pagi aku langsung saja membangun kan Shiro dengan menggoyang kan badan Shiro dengan pelan namun lembut.
"Shiro.. ayo bangun katanya 5 menit ini sudah 5 menit ayo bangun" kataku yang sedang menggoyang kan badan adikku dan Shiro pun langsung saja bangun dan meregangkan badannya agar tidak terliha pegal.
Ketika sudah meregangkan badannya langsung saja Shiro menganggukan kepalanya dan bangun dari tempat tidur ku mengambil pakaian olahraganya lalu melihat ku.
Aku yang melihat ini hanya menganggukan kepala sebagai tanda aku mengerti, lalu aku langsung saja keluar kamar dan menunggu Shiro berganti pakaian.
Setelah menunggu Shiro berganti pakaian, pintu kamar ku terbuka dan aku melihat Shiro menggunakan baju olahraga berwarna ungu yang terlihat cocok dengan nya.
Aku dan Shiro pun langsung saja turun ke bawah dan melihat ayah yang sedang membaca koran dengan setelan jas dan ibu yang didapur sedang menyiapkan sarapan untuk kita melakukan kegiatan sekolah / bekerja.
"Ibu Ayah aku dan Shiro akan pergi !!" ucap ku pada kedua orang tua ku, aku yakin mereka tau maksudku.
"Ya hati hati dijalan jangan lupa untuk bersenam ya" teriak ibu yang berada di dapur.
"Ya dengar apa yang ibu kalian katakan" ucap ayah ku sedikit berteriak dengan pandangan yang masih terpaku pada koran yang sedang dia baca, aku masih heran kenapa ayah masih suka membaca koran ketika zaman sudah modern ya.
"Ya kami berangkat !! " balas kami secara bersama pada kedua orang tua kami.
Ketika melihat putra maupun putri kami keluar dari rumah aku hanya bisa menghela nafas ringan ketika mereka melakukan kegiatan kebiasaan mereka, mau itu makan, tidur, olahraga, bahkan bermain game pun selalu bersama kecuali mandi.
Aku sebagai ayah merasa bangga mempunyai anak yang jenius dan berbakti kepada orang tuanya.
Namun aku baru sadar bahwa hari ini aku dan istri ku akan pergi keluar negeri entah berapa lama namun kami masih belum memberi tahu ke mereka berdua kalau kami akan berangkat sekarang.
"jadi bagaimana ini sayang aku belum memberi tahu mereka kalau kita akan berangkat sekarang ? " tanyaku pada istriku sambil berkeringat dingin.
Istri ku yang sedang memotong sayuran berhenti dan melihat ku dengan senyum lembut bagi orang lain senyum itu terlihat menenangkan, namun bagi ku yang sudah tinggal lama bersamanya senyumnya itu terlihat sangat menakutkan di mata ku.
"apa bukan kah sudah ku kasih tau bahwa besok kamu yang berbicara pada mereka" balas istri ku dengan senyuman yang dia pasang saat ini, bahkan aku yang melihat senyumnya itu aku menggigil di buatnya.
'SORA TOLONG AYAH MU INNIIII !!!'
" Hachuuu, brr entah kenapa hari ini dingin sekali bukan kah begitu Shiro" ucap ku pada Shiro sambil memeluk diri sendiri agar bisa menghangatkan diri ku sendiri.
"hmm ini dingin" ucap Shiro membalas perkataanku sambil memeluk dirinya sendiri.
"kalau begitu kita harus cepat biar tidak kedinginan"
kataku sambil bersiap siap melakukan jogging menuju taman.
"hmm kali ini aku pasti menang" ucap Shiro memasang tampang serius ketika mengingat hasil permainan yang kita mainkan selama ini.
"oi oi my sister, apa kamu yakin kamu bisa mengalahkan ku dalam olahraga" ucap ku sambil bersiap mengambil posisi berlari sambil berdiri dengan senyum di wajahku.
" tentu aku saja serius" balas Shiro sambil mengambil posisi yang sama seperti ku sembari memasang wajah seriusnya.
"kalau begitu, 3 2 1 mulai" ucap kami berdua sambil menghitung mundur, ketika sudah mencapai angka 1 Aku dan Shiro langsung saja berlari dengan kecepatan penuh menuju taman.
Di taman terlihat beberapa orang sedang melakukan jogging di pagi hari terlihat jam digital terpampang di tengah taman menunjukan angka 5:55 pagi.
suasana terlihat damai, namun di kejauhan terlihat sepasang kakak beradik sedang berlari menuju pohon yang terdapat dipinggir taman yang terlihat sepi hanya beberapa orang saja di sana.
Terlihat suasana yang mereka bawa terlihat serius, menentukan siapa yang akan menang apa kah sang kakak berambut hitam panjang namun ikat atau sang adik berambut putih sepanjang lutut yang akan menang bahkan kita pun tak tahu siapa yang akan menang.
Ketika kedua kakak beradik itu sedikit lagi mencapai tujuan mereka, mereka sama sama merentangkan tangan kanan mereka menuju pohon yang beberapa meter lagi akan sampai.
Dan mereka sama sama berhenti di dekat pohon sembari menyentuh pohon yang berada di depan mereka secara bersama.
Disini jelas kalau hasil mereka sama yaitu, seri.
Mereka terliat lelah dan langsung saja duduk di dekat pohon tersebut menghirau kan beberapa orang yang melihat mereka berlomba.
"ha... ha... ha.. sepertinya kita seri kali ini" ucap ku sambil menghirup dan mengeluarkan nafas berkali kali, karena lelah sesudah berlari dari pinggir jalan menuju taman.
"ha.. jadi.. ha.. seri yah" balas Shiro yang juga sama lelah nya setelah berlari.
"kalau begitu mohon bantuannya seperti biasa Shiro" ucap ku pada Shiro langsung saja aku melakukan quest yang biasa aku lakukan.
"hmm.. " namun perkataan ku di balas hanya dengan anggukan saja, meskipun Shiro jarang berbicara namun dia akan langsung sigap kalau itu soal permainan maupun diriku sendiri, dan langsung saja Shiro membantu ku seperti biasa.
25 menit kemudian
Setelah waktu mununjukan angka 6:20 pagi Aku dan adik ku segera menyelesaikan olahraga harian kita dan bersiap pulang karena hari ini kita akan bersekolah di hari pertama Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Pertama kita.
Namun sebelum pulang aku sempat mendengar beberapa orang ketika berbicara tentang ranking dunia saat ini.
mob 1 : hei apa kau pernah mendengar ini bahwa setiap tahun nama mereka akan terus terpampang di ranking top global dalam setiap game
mob 2 : apa kau yakin, aku rasa dia hanya lah cheater ketika aku bermain bersaman teman ku, mereka bisa membunuh semua pemain fps dalam satu room7 hanya dengan 2 karakter saja, aku rasa itu mustahil.
mob 1 : tidak kamu salah mereka bukan cheater, kau tau teman ku adalah seorang GM dalam permainan yang kita bicarakan, namun ketika aku menanyakannya bahwa mereka berdua bukan lah cheater justru salah satu pemain lah yang melawan mereka dengan cheat namun dikalahkan .
mob 3 : betul aku juga mengalami hal sama sepertinya, ketika aku menggunakan cheat menghindar otomatis justru aku lah yang mati, mereka seperti meramal masa depan dan cheat yang kugunakan sama sekali tidak berguna pada mereka.
mob 2 : benar akun yang sering mereka gunakan akan selalu kosong dan beberapa player memberi mereka julukan yaitu ...
Aku yang mendengar pembicaraan mereka hanya menyeringai sedangkan Shiro hanya tersenyum tipis dan kami hanya memiliki satu pikiran yang sama dengan mereka yaitu
[ ] atau Kuuhaku.