Setelah berdebat panjang lebar di dalam kelas mereka semua pun bubar termasuk Rintan dan kedua sahabatnya begitu juga dengan Revan yang langsung duduk di bangkunya. Revan berpikir kalau semua masalah ini terjadi karena dirinya yang kenapa harus bisa menyukai seorang gadis yang jelas-jelas membenci dirinya.
Dari awal dia yang sudah dibully habis-habisan tidak disukai oleh banyak teman-temannya dia malah mengundang masalah dengan membuka hati mencintai seorang gadis yang sangat tidak suka pada dirinya.
Revan menutup bukunya dan dan hanya duduk terdiam di bangkunya sampai menunggu bel pulang berbunyi. Revan berpikir kalau dia terus meladeni masalahnya yang ini maka urusannya yang lain akan tidak karuan.
Jadi Revan berpikir dia akan menjadi Revan yang sebelumnya tidak memikirkan dan tidak memperdulikan hal itu intinya dia bisa menolong teman-temannya itu sudah cukup bahkan lebih dari cukup bagi dirinya.
Sementara itu Anggika sekarang tengah berjalan pelan menyusuri koridor menuju ke dalam kelasnya. Bahkan dia masih terbayang-bayang dengan apa yang di katakan Revan pada dirinya, di mana Revan mengatakan bahwa tidak mau berteman dengannya.
Jujur hal itu membuat patah hati pertama yang Anggika rasakan. Entah mengapa harusnya yang dia biasa saja, dia menjadi sangat jatuh dan merasa bahwa harus membenahi kesalahan nya.
Kedua remaja itu baik Revan ataupun Anggika saling menyalahkan diri mereka sendiri. Padahal yang paling salah adalah Rintan. Jikalau gadis itu membuka pintu hatinya dan berubah baik pada Revan, pasti semuanya ini tidak akan terjadi.
Namun takdir berkata lain gadis cantik itu malah semakin benci dan gencar untuk membully Revan habis-habisan di hari esok yang akan datang. Yang sangat senang Revan serta Anggika berada di posisi yang sekarang adalah Devika.
Seorang gadis cantik yang tidak lain adalah sahabat karib Rintan yang mempunyai sifat licik serta membentuk Revan suka sekali mengganggu ketenangan Revan.
Bisa dibilang Devika lebih sering mengompori Rintan daripada Winda yang selalu mengingatkan Rintan agar berbuat baik dan merubah semua perilaku jahatnya yang dilakukan pada Revan.
"Semua yang kamu lakukan sama Revan itu sudah benar. Dan Revan pantas menerima itu semua karena memang dia nggak pantas untuk menyukai kamu bahkan untuk mencintai dia bukan kelas kamu," ujar Devika pada Rintan berjalan menyusuri koridor menuju ke kelas Marklee.
"Memang aku tidak pernah salah dan biang masalahnya adalah Revan," sahut Rintan dengan licik.
Winda serasa ingin teriak jika kedua sahabatnya itu mengatakan hal yang tidak pantas diucapkan. Namun apa dayanya jika kedua sahabatnya itu sudah mengunci rapat-rapat mulutnya agar tidak ikut campur.
Sudah berkali-kali bahkan bisa dihitung mendapat ribuan kali Winda mengingatkan kedua sahabatnya itu agar berubah menjadi orang baik pada Revan, namun hal itu mustahil dan bisa dibilang tidak akan pernah terjadi untuk diwaktu yang sekarang.
Sesampainya ketiga gadis cantik itu di kelas Marklee, Rintan langsung berbicara pada Marklee apakah yang diucapkan pacarnya tadi pada Revan hanya berpura-pura agar dirinya merasa senang ataukah memang dari diri Marklee sendiri yang sudah berubah membenci Revan sebab ketahuan menyukai dirinya.
"Aku tidak suka gadis yang aku cintai disukai oleh orang lain terutama Revan yang bisa dibilang lebih pintar dari aku," ujar Marklee benar-benar dari dirinya sendiri dan tanpa dibuat-buat ataupun bersandiwara.
"Revan itu tidak ada apa-apanya dari kamu. Jadi kamu jangan khawatir kalau dia akan melebihi kamu dia itu cupu nggak bisa apa-apa yang bisa segalanya itu hanya kamu pacar aku," sahut Rintan menjelaskan pada Marklee.
Winda yang mendengar hal itu dia serasa ingin muntah saat itu juga karena kenyataannya yang lebih pintar memang Revan. Tidak ada di sekolahnya ini yang bisa membandingi kepintaran Revan yang mampu mengerjakan tiga tugas tersulit dalam 1 hari.
Yang tidak lain adalah tugas miliknya, Rintan dan Devika. Namun Winda memilih diam saja karena dia yakin suatu saat nanti Rintan akan menerima semua karma balik yang telah Rintan lakukan pada Revan.
"Benar apa yang dikatakan Rintan barusan. Jika dia lebih baik dari kamu atau lebih pintar dari kamu kenapa dia tidak menjadi kapten basket yang terkenal di sekolah ini seperti kamu?" Pertanyaan yang dilontarkan Devika pada Marklee membuat Mark Lee semakin yakin bahwa hanya dirinyalah yang pintar.
Dan Marklee tidak perlu khawatir lagi kalau Revan akan menyaingi dirinya serta merebut gadis cantiknya itu. Namun bukan berarti dirinya akan kembali baik lagi dirinya akan tetap berbuat jahat bahkan ikut membully Revan.
"Mulai sekarang aku janji nggak akan pernah membela si cupu itu lagi. Karena dia udah berani-beraninya menyukai kamu yang jelas-jelas sudah menjadi pacar aku," ujar Marklee pada Rintan sembari mengelus lembut puncak kepala Rintan.
Gadis cantik itu mengembangkan senyuman manisnya dan dibalas senyuman hangat oleh Marklee. Babak kedua akan dimulai, dimana Revan akan menghadapi masa-masa yang lebih sulit dari sebelumnya karena orang yang sebelumnya membela dirinya dan memarahi orang yang sering membully dirinya ini juga akan ikut dan akan membuat hidupmu semakin tersiksa.
Revan memiliki bahu yang kuat dan kokoh serta kesabaran yang tidak ada batasnya. Remaja laki-laki itu akan melewati semua ini dengan dukungan dan bantuan dari Anggika yang akan selalu terus berada di sampingnya meskipun Revan menginginkan gadis cantik itu untuk menjauh dari dirinya.
"Maaf Revan. Aku nggak bisa jauh ataupun menjauh dari kamu. Aku pengen jadi teman baik kamu, maaf banget soal hari ini karena aku yang benar-benar salah," ujar Anggika pada Revan dengan tulus dari hatinya.
"Aku memaafkan kamu," ucap Revan pada Anggika.
"Beneran?" tanya Anggika pada Revan.
"Iya," jawab Revan dengan singkat dan jelas.
"Tapi menjauhlah dari aku. Aku nggak mau menjadi beban kamu," ujar Revan pada Anggika.
Anggika menggelengkan kepalanya kuat, dia sangat menyalahkan Revan mengatakan hal itu pada dirinya. Revan bukanlah beban baginya, melainkan Revan adalah kekuatan serta alasannya untuk bahagia sekarang dan serta semangat untuk dia menempuh ilmu.
"Aku nggak mau Revan. Dan kamu jangan bilang kalau kamu itu beban aku. Kamu itu teman baik aku bahkan terbaik dari yang terbaik. Tidak ada diluar sana yang lebih baik dari kamu. Tidak ada remaja laki-laki diluar sana yang meskipun dibully habis-habisan tetap sabar dan menerima seperti kamu," jelas Anggika panjang lebar pada Revan.
Revan hanya terdiam dan mencerna apa yang dikatakan gadis cantik itu pada dirinya. Namun kembali lagi ke keinginannya yang semula bahwa dia tidak ingin membuat Anggika ikut menderita seperti dirinya yang sering sekali dibully oleh Rintan.
Di tambah sekarang Marklee yang awalnya baik pada dirinya menjadi sangat jahat dan mungkin akan melakukan hal yang lebih pada dirinya seperti apa yang dilakukan Rintan pada dirinya.
"Aku mau memaafkan kamu tapi aku mohon kamu bisa menjauh dari aku," ucap Revan final pada Anggika.
"Nggak Revan!" tegas Anggika menolak apa yang dikatakan Revan pada dirinya, sembari menggelengkan kepalanya kuat.
Revan memperhatikan setiap inci wajah gadis cantik itu yang terlihat memang benar-benar tidak ingin jauh dari dirinya.
"Apa yang akan aku lakukan agar kamu mau menjauh dari aku?"