Chereads / TWINS IN TROUBLE / Chapter 19 - Chapter 19

Chapter 19 - Chapter 19

Masih di kelas Revan yang di mana sekarang Rintan dan Anggika tengah berdebat tentang Revan yang fotonya disebarkan ke seluruh sekolah agar Revan malu. Tapi hal itu malah membuat Rintan dimarahi bahkan disindir keras oleh beberapa siswa karena tindakan negatifnya itu.

"Gagal lagi kan? Selama ada Anggika, kamu nggak boleh membuat masalah dengan Revan," ucap Anggika pada Rintan.

"Anggika," sahut Revan memanggil Anggika.

"Apa? Kamu nggak mau Rintan aku marahi dan aku permalukan balik? Rasa suka kamu ke Rintan membuat harga diri kamu semakin dijatuhkan karena kamu hanya diam aja saat di bully oleh Rintan Van," ujar Anggika panjang lebar pada Revan.

Tepat saat Anggika mengatakan hal itu ada Marklee yang tengah berdiri di ambang pintu kelas dan mendengar apa yang keluar dari mulut Anggika. Jelas sekarang remajaku laki-laki itu mengetahui bahwa Revan menyukai Rintan.

Marklee menjadi berubah pikiran yang awalnya ingin membantu Revan malah sekarang ingin menanyakan hal yang dikatakan Anggika pada Revan. Marklee berjalan melangkah menghampiri Reva dan menanyakan hal yang sebelumnya dirasakan oleh Anggika pada Revan.

Revan merasa akan ada yang tidak beres setelah dia mengakui bahwa dirinya menyukai pacar dari kapten tim basket SMA Brawijaya.

"Kamu suka sama Rintan?" pertanyaan yang dilontarkan Marklee pada Revan terdengar jelas di telinga seluruh siswa-siswi yang ada di dalam kelas itu.

Revan bingung harus menjawab apa karena jika dia menjawab tidak pasti Anggika akan membantahnya. Jikalau dia menjawab iya pasti akan ada masalah besar yang terjadi sekarang.

Ditambah lagi jika Rintan mengetahui hal itu dia akan tambah dijahati oleh gadis cantik itu dan pasti akan menjadi susah untuk mendapatkan Rintan yang tidak mungkin dia dapatkan.

"Jangan diam, jawab Revan," ucap Marklee pada Revan.

Revan memilih jujur saja karena percuma dia menyembunyikan hal ini karena pasti kapten basket itu akan mengetahui semuanya termasuk gadis yang dia sukai itu. Marklee merasa tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Revan sebagai jawaban dari pertanyaan yang dia lontarkan untuk Revan.

Marklee mengingat semua hal jahat yang dilakukan gadisnya itu pada Revan dan tentu dia sangat tidak percaya bahwa Revan akan menyukai gadisnya yang telah melakukan semua hal jahat pada Revan.

Dan di sisi lain remaja laki-laki itu juga kecewa karena Revan menyukai Rintan secara diam-diam.

"Jadi selama ini kamu mau membantu Rintan dan kedua sahabatnya mengerjakan tugas karena kamu memiliki rasa pada Rintan?" tanya Marklee memastikan pada Revan.

"Kalau tentang tugas itu karena memang aku selalu membantu Rintan, Devika dan Winda," jawab Revan pada Marklee.

"Iya itu berarti kamu suka kan? Kalau kamu nggak suka pasti kamu berani menolak," ucap Marklee pada Revan.

Rintan berdiri di samping Marklee dan dia diam setelah mendengar pengakuan yang keluar dari mulut Revan. Rintan sangat merasa tidak suka dan sangat geli dengan hal itu. Revan hanya diam dan tidak menyahut apa yang dikatakan Anggika pada dirinya.

Anggika siap menerima semua ini bahwa setelah dia memancing Revan untuk mengakui semuanya, pasti Revan tidak akan menerima dirinya sebagai teman dekatnya lagi. Setelah itu Anggika berjalan keluar kelas dan memilih untuk berdiam diri di taman.

Anggika tidak berfikir kalau setelah hal itu terjadi pasti Marklee, Rintan dan Devika akan lebih parah membully Revan. Sebabnya adalah dirinya yang meminta Revan untuk mengakui semuanya di depan kapten tim basket itu peserta gadis yang dia sukai serta kedua sahabat gadis itu.

"Kamu suka sama aku? Ngaca dulu, kamu sama aku itu beda jauh dan kamu tahu sendiri kalau aku paling tidak suka dengan orang yang bernama Revan," ucap Rintan dengan ketus pada Revan.

Marklee menjadi tidak suka dengan Revan karena dirinya merasa tersaingi sebab dirinya tidak tahu bahwa Revan juga pintar dan mungkin saja sewaktu-waktu gadisnya itu juga akan beralih menyukai Revan.

Marklee berpikir kalau dia tidak akan salah jika membeli Revan sebab remaja laki-laki itu menyukai gadisnya. Marklee menghilangkan kepalanya tidak habis pikir dengan semua ini bahwa selama ini remaja laki-laki yang dia baiki dan selalu dia bela selama gadisnya membully, kini menyukai gadisnya.

"Mulai sekarang, aku tidak akan berbuat baik lagi sama kamu karena kamu menyukai Rintan," ucap Marklee pada Revan dan Revan yang mendengar hal itu dia hanya bisa diam.

Kenyataan yang pahit telah dia dapatkan hari ini dan dia dia mendapati Anggika berada di sampingnya. Revan sekarang berfikir kalau tidak ada satu orang pun yang membela dirinya kecuali ayahnya.

Revan akan mengingat hal ini bahwa teman pun tidak akan membuat dirinya merasa lengkap atau pun ceria dalam sesaat karena teman hanya akan membuat kesedihan dalam hidupnya.

Marklee yang memegang botol air mineral ditanganya dia membuka tutup botol air mineral itu dan menyeramkan pada Revan. Sebelumnya dia memarahi gadisnya itu yang sering membully namun sekarang dia menjadi pelaku bully tersebut karena takut tersaingi.

Marklee yang baik hati dan selalu membela Revan kini telah hilang karena satu pengakuan yang mengatakan bahwa Revan menyukai Rintan yang tidak lain adalah gadis cantiknya yang berstatus sebagai pacarnya.

Dion dan Raka yang baru datang mereka berdua melihat hal itu merasa siap dan tidak percaya dengan apa yang dilakukan Marklee pada Revan. Dion membuang botol itu dan meminta Raka untuk membawa Revan ke kamar mandi, namun Revan malah menolaknya dan menepis kasar Raka yang ingin menolongnya.

"Udah salah masih aja sok-sokan," ucap Devika pada Revan dan terdengar jelas di telinga Revan.

Revan setelah mendengar jelas hal yang keluar dari mulut Devika, dia berjalan sembari memikirkan bahwa apakah salah dirinya mencintai seseorang dalam diam dan dia juga tidak mengharapkan akan bisa bersatu bersama dengan orang yang dia sukai itu yang tidak lain adalah Rintan.

Malang sekali nasibnya namun Revan hanya bisa bersabar dan menerima semua yang terjadi dalam hidupnya. Revan selalu memprioritaskan ayahnya dan mengutamakan ayahnya karena ayahnya adalah separuh nafas nya dan alasannya untuk tetap kuat sampai sekarang dan semangat untuk sekolah.

Revan meninggalkan kelasnya dan menuju ke kamar mandi dan baru setelah itu dia akan menyendiri ke atas roftop untuk menenangkan dirinya sendiri.

Sementara itu Anggika yang mengingat Revan berada di antara orang-orang yang akan membully Revan, dia langsung berdiri dari duduknya dan berlari cepat menuju ke kelas namun tidak mendapati Revan ada di dalam kelas.

Anggika pergi ke toilet laki-laki namun tetap tidak menemukan keberadaan Revan, Anggika merasa takut jika Revan akan menjauhi dirinya karena dia penyebab semua masalah ini.

"Kamu lihat Revan nggak?" tanya Anggika pada salah seorang siswa yang tengah duduk ditangga menuju ke roftop.

"Baru aja dia ke atas," jawab siswa itu apa adanya dan membuat Anggika langsung segera naik ke roftop dan menghampiri Revan yang sekarang tengah duduk sendirian sembari menghirup udara segar.

Anggika berjalan perlahan dan berdiri berjarak 4 meter dari posisi Revan duduk.

"Revan,"