"Mas Raefal?" bibir Raefal kelu untuk menjawabnya. Matanya berlari kesembarang arah, jantungnya berdebar tidak karuan. Hanya dua kata, namun berhasil membuat dunia Raefal benar-benar teralihkan. Langit seolah menjadi sangat cerah saat ini, berpihak padanya.
Tanpa sadar, Raefal sudah mengabaikan beberapa panggilan dari kedua orang tuanya maupun kedua calon mertuanya.
"Raefal! Sadar heh!" tepukan pada pundaknya seolah menjadi ultimatum untuknya, mengembalikan kesadarannya yang sempat lenyap entah kemana.
Raefal segera berdeham, menyugar rambutnya setengah gugup. "M-maaf, Bu… tadi Raefal mikirin kerjaan." Ujarnya berbohong. Dia takut Chenand akan marah jika dirinya jujur dan mengatakan bahwa dia tengah memikirkan Cyra.
"Ada kerjaan yang harus diselesaikan Fal?" tanya Chenand.
Raefal menganggukkan kepalanya. Dia terpaksa kembali berbohong. Benar kata orang, satu kebohongan akan menimbulkan kebohongan yang lainnya.