"Saya tidak terima Revan memperlakukan anak saya seperti ini, dulu dia sangat percaya diri datang ke sini untuk menikahi Keyla, lalu ke mana dia sekarang, apa dia tidak memiliki keberanian datang ke sini untuk berbicara langsung kepada saya?" suara amarah Dedy menggema di setiap sudut ruangan rumah megah itu.
Sementara Keyla hanya diam dengan tatapan hampanya. Luka tak berdarah, itulah yang dirasakan oleh Keyla, harapannya berakhir menyakitkan seperti ini. Ini juga salahnya, dia terlalu berharap kepada sesama makhluk, hingga dia lupa meminta dan berharap kepada siapa seharusnya dia meminta.
"Sekali lagi, saya mohon maaf atas perbuatan anak saya, saya sangat menyesal, saya tidak bisa mendidik anak saya dengan baik," ucap Yudis dengan penuh penyesalan.
"LALU APA ALASANNYA HINGGA DIA MEMBATALKAN PERNIKAHAN DENGAN ANAK SAYA!" ucap Dedy memekik dengan amarah yang menguasai hatinya.
Kini Yudis hanya bisa diam, dia datang bersama dengan Sita istrinya, untuk membatalkan rencana pernikahan Keyla dan Revan anak mereka, bukan tanpa alasan yang jelas, tapi Yudis dan Sita tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi kepada Keyla dan keluarganya karena itu sama saja membuka aib keluarganya.
"APA ALASANNYA?" tanya Dedy memekik lagi karena dia tak kunjung mendapatkan jawaban dari kedua orang yang ada di hadapannya.
Sedangkan Rania ibu Keyla, sudah menangisi nasib anaknya, kenapa di saat anaknya bisa membuka hati untuk menerima pria justru dia mengalami hal seperti ini.
"Sudah, Yah, Ayah tenang, kak Revan memang bukan jodoh, Keyla," ucap Keyla dengan senyuman yang terpaksa dia pertahankan.
Dedy menatap Keyla dengan tatapan yang sulit diartikan, ada apa dengan anaknya ini, apa dia tidak merasa kecewa dan terhina, atau mungkin Keyla mencoba untuk menyembunyikan lukanya?
"Key, kenapa kamu bicara seperti itu, mereka telah menghina kamu dan telah mempermainkan kamu, apa kamu tidak marah atau kecewa?" tanya Dedy dengan heran kepada putrinya ini.
"Kalau Ayah bertanya apa Keyla sakit hati dan kecewa, tentu saja, Key, sangat kecewa dan sakit hati, tapi Key bisa apa, Yah? Semuanya sudah qadarullah, ini semua terjadi karena kehendak Allah, Keyla juga harus ikhlas untuk menerima semua ini," jawab Keyla.
Walaupun hatinya sangat hancur, tapi dia harus ikhlas, sangat bohong kalau dia mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, nyatanya ada rasa sesak yang memenuhi dadanya, Keyla ingin sekali menangis, tapi dia mencoba bertahan agar orang tuanya tidak terlalu mengkhawatirkannya.
"Ma, Pa, In sya Allah Key ikhlas, semoga saja kak Revan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari pada aku, dan memiliki keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah, Key selalu berdo'a untuk kebahagian kalian," ucap Keyla seraya tersenyum kepada pasangan suami istri yang hampir menjadi mertuanya itu.
Yudis dan Sita merasa berdosa sekali kepada Keyla, wanita itu dengan mudahnya memaafkan, bahkan mendo'akan kebaikan untuk Revan, padahal apa yang dilakukan oleh Revan sudah sangat melukainya.
Setelah berkata seperti itu, Keyla segera berdiri untuk pergi ke kamarnya, dia sudah tidak tahan lagi berada di sini, dia ingin menumpahkan semua air matanya, tapi Keyla tidak mungkin melakukan hal itu di hadapan kedua orang tuanya.
"Key, Sayang, kamu mau ke mana, Nak?" tanya Rania di sela tangisnya.
"Key, mau ke kamar, Bun, Key capek mau istirahat, Ma, Pa, Ayah maaf Key mau istirahat dulu, setelah ini semoga kita masih bisa bersilaturahmi lagi ya, Ma, Pa. Maaf kalau selama ini sikap dan ucapan Key ada yang menyinggung Mama dan Papa, tolong sampaikan juga salam Key untuk kak Revan dan Fiona. Assalamu'alaikum," ucap Keyla, bahkan sebelum pergi Keyla menyalami kedua orang tua Revan terlebih dahulu.
"Kalian lihat, bahkan di saat anak kalian melukainya, dia tetap mendo'akan hal baik untuk anak kalian, tapi di mana hati nurani kalian?" tanya Dedy yang kembali memaki Yudis dan Sita, Dania adik Keyla yang juga menyaksikan kejadian itu menatap pilu kepada Keyla, dan diam-diam mengikuti Keyla pergi, Dania sangat mencemaskan keadaan kakaknya.
"Sudah, Yah, apa yang dikatakan oleh Keyla benar, mungkin mereka tidak berjodoh, kalau Ayah terus seperti ini bukankah akan lebih menyakitkan untuk, Keyla," ucap Rania dengan sendu.
Apalagi saat Rania mengingat beberapa hari ini perasaannya sangat tidak enak, dia sangat mencemaskan Keyla tanpa alasan yang jelas, jadi inilah jawaban atas kecemasannya selama ini, pernikahan Keyla dan Revan batal tanpa alasan yang jelas.
Sebagai seorang ibu, dia juga merasa kecewa dan sakit hati, tapi dia harus kuat agar dia bisa menguatkan Keyla.
Karena tidak ingin berlama lagi berada di rumah Keyla, Yudis dan Sita pun pergi.
"Ayah, Bunda, kak Keyla mengunci kamarnya, Dania takut terjadi sesuatu sama kak Keyla," ucap Dania dengan raut wajah cemas.
Dedy dan Rania pun segera menuju kamar Keyla setelah mendengar ucapan Dania, mereka sangat mengkhawatirkan Keyla juga.
"Keyla, Sayang buka pintunya, Nak!" teriak Dedy yang mencoba untuk membuka pintu kamar Keyla.
Keyla Amira Pratama, putri pertamanya yang lahir dua puluh tahun yang lalu, kini sudah dewasa, saat pertama kali dia datang bersama dengan Revan, Dedy langsung bertanya kepada Revan apakah dia serius menjalin hubungan dengan Keyla.
Pada saat itu, Revan dengan mantapnya berkata jika dia sangat serius menjalin hubungan dengan Keyla, bahkan dia sudah siap untuk menikahi Keyla. Acara pernikahan sudah dipersiapkan dengan penuh suka cita, bahkan Keyla sangat bahagia dengan pernikahan ini karena dia menikah dengan pria yang sangat dia cintai.
Tapi siapa sangka jika takdir mengubah semuanya dan Revan akan melakukan hal ini kepada Keyla. Dedy sangat menyesali tindakannya yang terlalu mudah menerima pria asing untuk menjadi pendamping hidup putri pertamanya, kini dia sudah menghancurkan masa depan putrinya.
"Keyla, buka pintunya, Nak, tolong jangan seperti ini," ucap Dedy lagi sambil terus mengetuk pintu kamar putrinya.
"Yah, gimana ini?" tanya Rania.
"Keyla!" panggil Dedy lagi.
"Sayang, buka dong pintunya, Nak, kamu bisa cerita sama, Bunda, jangan kamu pendam sendiri, Nak," ucap Rania sambil berusaha untuk membuka handle pintu kamar Keyla.
"Dania, tolong kamu cari kunci cadangan kamar Keyla," ucap Dedy.
"Tapi tetap aja gak bisa dibuka, Yah, Keyla mengunci pintunya dari dalam," ucap Rania.
"Kita coba saja dulu," ucap Dedy, lalu Dania pun pergi menuruti perintah ayahnya.
Cukup lama mereka manggil Keyla, tapi Keyla tidak menjawab panggilan Dedy dan Rania.
Apa jangan-jangan Keyla ...? ah tidak mungkin, Keyla tidak mungkin melakukan hal itu, Dedy yakin kalau putrinya adalah perempuan yang kuat dan memiliki iman yang kuat juga, sehingga dia tidak mungkin melakukan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah.
Bersambung....