Chereads / My Husband, My CEO / Chapter 4 - Belum Ingin Menikah

Chapter 4 - Belum Ingin Menikah

"Saya terima nikah dan kawinnya Sherly Nindya Prayoga binti Rahman Prayoga dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" dengan satu tarikan nafas Gilang mengucapkan ijab qobul.

"Bagaimana para saksi, sah?" tanya penghulu.

"SAH!" jawab para tamu yang hadir di acara pernikahan Gilang dan Sherly.

"Alhamdulillah," ucap penghulu lalu membaca doa untuk kedua pengantin.

Keyla ikut menangis haru menyaksikan momen sakral kedua temannya, sekarang temannya sudah berubah status menjadi suami istri. Keyla dan Resti mendampingi Sherly keluar dari kamar pengantin menuju pelaminan untuk bersanding dengan Gilang yang sudah sah menjadi suaminya.

"Shel, apa Sesha gak datang, apa kamu udah tau di mana dia sekarang?" tanya Keyla, ini sudah hampir dua tahun setelah kepergian Sesha hari itu, dan selama itu Sesha tidak pernah memberi kabar kepada Keyla, dia seperti menghilang di telan bumi.

"Gue juga gak tau, dia hanya menitipkan kado buat gue ke mbak Intan," jawab  Sherly, dia sangat merasa bersalah karena masih merahasiakan tentang apa yang terjadi kepada Sesha dari Keyla.

"Udah deh kalian jangan bahas Sesha terus, kita berdo'a saja, di mana pun Sesha berada semoga dia selalu bahagia dan selalu dalam lindungan Allah, ini hari bahagia lo, Shel, jangan merusak semuanya karena lo dan Keyla terus memikirkan, Sesha," ucap Resti.

"Maaf ya, Shel, aku tidak bermaksud membuat kamu sedih," ucap Keyla.

"Kan gue bilang, udah jangan dibahas lagi, lihat suami lo udah nunggu bidadarinya tuh," ucap Resti sambil menunjuk Gilang yang tersenyum menyambut kedatangan istrinya.

"Selamat ya, semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah, dan semoga kalian segera diberikan keturunan yang saleh dan saleha," ucap Keyla mendo'akan kedua pengantin baru itu.

"Amin thanks ya, Key, nah sekarang kita tunggu kabar baik dari lo, apa lo belum bisa move on, Resti beberapa bulan lagi, dia bakalan nyusul ke pelaminan juga, masa lo masih betah sendiri," ucap Gilang yang membuat Sherly menyikut Gilang agar menghentikan ucapannya.

Sherly dan Resti adalah saksi bagaimana Keyla bisa bangkit dan melupakan rasa sakitnya, jalan yang Keyla lalui memang tidak mudah, beruntungnya Keyla adalah orang yang bisa mengalihkan sakit hatinya dengan hal-hal yang positif, selama dua tahun ini dia bekerja keras untuk menyelesaikan kuliahnya dengan cepat, dia berhasil lulus dengan predikat cumlaude, dan langsung di rekrut menjadi salah satu manajer oleh perusahaan terbesar yang sekarang menjadi tujuan setiap orang yang baru lulus kuliah untuk meniti karir, tentunya tidak mudah untuk bisa bekerja di perusahaan itu.

Tapi kerena kepintaran dan ketekunannya, Keyla bisa dengan mudahnya bekerja di perusahaan Lascanos Corporation, Sherly dan Resti juga selalu mengingatkan Keyla agar tidak terlalu lama menutup hatinya untuk menerima lelaki lain, tapi ya balik lagi dengan keputusan Keyla dan juga qadarullah, mereka hanya bisa berdo'a untuk kebahagiaan Keyla.

"In sya Allah kalau sudah waktunya aku pasti akan menikah," selalu itu jawaban yang Keyla berikan.

"Mulai lagi deh melownya, kita foto-foto aja yuk!" ajak Resti.

Mereka pun berfoto ria bersama sang pengantin baru, tanpa Keyla sadari kalau ada orang yang selalu memperhatikan dia, setelah acara pernikahan Sherly dan Gilang selesai, Keyla segera pulang ke rumah.

Keyla dan keluarganya sudah pindah ke Jakarta, rumahnya berdekatan dengan rumah tante Nita, dia adalah adik perempuan Dedy satu-satunya dan memiliki satu orang anak perempuan yang seusia dengan Dania.

"Assalamu'alaikum, Key pulang!" ucap Keyla, namun tidak ada jawaban dari siapapun.

"Apa ayah dan bunda lagi di rumah, tante?" tanya Keyla lalu dia pergi untuk mengganti pakaian dan shalat terlebih dahulu, setelah itu dia memutuskan untuk pergi ke rumah tantenya juga.

"Assalamu'alaikum!" ucap Keyla.

"Wa'alaikum salam, Key!" sahut Rania dan Nita.

Ternyata benar, ibunya dan Dania sedang ada di rumah Nita.

"Kamu sudah pulang, Nak?" tanya Rania.

"Iya, Bun," jawab Keyla lalu menyalami Rania dan Nita bergantian.

"Bagaimana acara pernikahannya?" tanya Rania

"Alhamdulillah semuanya lancar, Bun, ayah sama Dania di mana, Bun?" jawab Keyla.

"Ayah sedang ada urusan sebentar dengan temannya, Dania ada di kamar Winda katanya mau ngerjain tugas kuliah," ucap Rania, sedangkan Keyla hanya menganggukkan kepalannya menanggapi ucapan Rania.

"Kamu gak ada rencana mau menikah gitu, Key?" tanya Nita.

"Belum tau, Tante, Key masih ingin mengejar karir Key," jawab Keyla.

"Jangan seperti itu dong, Sayang, menikah itu ibadah loh, kamu harus bisa melupakan masa lalu," ucap Rania.

Semenjak batalnya pernikahan Keyla dan Revan, Keyla benar-benar menutup hatinya untuk lelaki lain, sudah ada beberapa lelaki yang melamarnya dan selalu ditolak oleh Keyla, apa sedalam itukah luka yang diberikan Revan hingga membuat Keyla trauma?

"Apa kamu mau kalau Tante jodohkan dengan anak teman, Tante, dia anak yang baik in sya Allah saleh, dia juga seorang pengacara dan dia adalah lelaki yang baik," ucap Nita.

"Key belum siap menikah sekarang, Tante!" Rania sudah menduga kalau jawaban Keyla akan seperti itu.

"Bunda, Tante, Key mau melihat Dania sama Winda dulu ke kamar," ucap Keyla, dia sangat malas untuk membahas soal pernikahan, lebih baik Keyla segera pergi dari hadapan bunda dan tantenya.

"Kamu lihat sendiri kan, Nit, keponakan kamu itu, sepertinya dia masih trauma karena kegagalannya kemarin, sebenarnya saya ingin sekali melihat Keyla bahagia dengan suaminya kelak," ucap Rania dengan nada sedih.

"Mungkin belum waktunya untuk Keyla menikah, Mbak, kita berdo'a saja semoga Keyla mendapatkan jodoh yang terbaik menurut Allah," ucap Nita.

"Aamiin saya juga berharap semoga secepatnya Keyla bisa melupakan masa lalunya." ucap Rania, dia dan Dedy hanya bisa berharap semoga Keyla bisa segera melupakan masa lalunya dan segera bertemu dengan jodoh yang terbaik.

***

Pagi ini, Keyla sudah disibukkan dengan beberapa berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya, dia harus segera menyelesaikan semua laporan penjualan minggu ini, ya seperti inilah sekarang keseharian Keyla, setelah selesai kuliah dia langsung bekerja dan menyibukkan dirinya dengan bekerja,  tidak lupa juga dia selalu mengadukan semua susah dan senangnya kepada Allah.

Keyla pun memiliki usaha online yang sekarang dia percayakan kepada Dania karena kesibukannya, Keyla sudah tidak sempat untuk mengurus usahanya sendiri, kata orang bekerja di perusahaan besar dan sedang maju seperti ini sangat melelahkan, ditambah lagi sang CEO yang selalu ingin semuanya berjalan dengan baik dan harus sempurna, tapi tidak untuk Keyla, dia sangat menikmati pekerjaannya ini.

Para karyawan wanita di Lascanos Corporation ini selalu membicarakan dan memuja ketampanan sang CEO mereka tapi bersikap sangat dingin.

Keyla sudah bosan mendengar obrolan teman-temannya yang selalu memuji sang CEO, saat jam makan siang selalu saja itu yang dibahas oleh teman-temannya.

"Key, lo kenapa diem aja?" tanya Rena.

"Emang aku harus gimana?" tanya Keyla, balik bertanya.

"Ya apa kek, gimana gitu reaksi lo, diem-diem bae kalo kita lagi ngomongin CEO kita yang hot banget itu," jawab Rena.

"Gimana mau bereaksi, aku ketemu sama si tuan CEO itu aja belum pernah, jadi aku gak tau yang mana CEO kita," ucap Keyla dengan santai lalu menyeruput ice lemon tea yang dia pesan.

"WHAAT?" pekik Rena dan Cindy bersamaan.

"Yah ketinggalan jaman, lo!" ucap Cindy.

"Terserah kalian deh, aku di sini mau kerja, bukan mau gosipin CEO yang katanya ganteng itu, bye aku duluan, kerjaan aku masih banyak, assalamu'alaikum," ucap Keyla lalu pergi meninggalkan teman-temannya yang masih asik ngerumpi.

"Wa'alaikum salam, tuhkan dia mah hidupnya lempeng-lempeng aja gak bisa diajak bengkok dikit, emang gak tertarik gitu ngomongin cowok super duper ganteng and hot begitu," ucap Rena.

"Ya lo juga salah, cewek anyep dan lempeng kayak Keyla mana tertarik ngomongin hal yang beginian." ucap Cindy, mereka pun melanjutkan makan siang setelah itu kembali bekerja.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore waktunya untuk pulang, sebelum pulang Keyla ada janji bertemu dengan Sherly dan Gilang, setelah menikah Sherly memang tinggal di Jakarta bersama Gilang, karena Gilang sekarang sudah menjadi dokter dan harus membantu papanya untuk mengelola rumah sakit milik keluarganya.

Keyla akan menemui sahabatnya itu di restoran dekat rumah sakit milik Gilang, tidak ada pembicaraan penting yang akan mereka bahas, ya hanya sekedar ingin bertemu dan makan bersama saja.

Keyla pergi menggunakan mobilnya, ini merupakan mobil dari hasil kerja kerasnya selama bekerja walaupun bukan mobil mewah, tapi Keyla tetap bersyukur karena Allah memberikannya banyak rezeki yang halal dan barokah. Setelah sampai, Keyla memarkirkan mobilnya di area khusus parkir di seberang restoran karena tempat parkir di restoran itu sudah penuh.

Keyla tersenyum melihat Gilang dan Sherly  yang juga baru turun dari mobil mereka, Sherly melambaikan tangan kepada Keyla, dia pun membalas lambaian tangan sahabatnya sambil tersenyum, lalu Keyla bergegas untuk menyebrang

Tapi saat akan menyebrang Keyla melihat seorang ibu paruh baya yang terlalu fokus mencari sesuatu di dalam tasnya, hingga tidak menyadari ada mobil yang sedang melaju dengan kencang ke arahnya, Keyla yang berjarak dekat dengan sang ibu tersebut refleks berlari dan mendorong ibu itu sampai beliau terlempar ke trotoar jalan, tapi ....

TIIIN BRUK BUGH

"KEYLAA!"

Bersambung....