Seluruh perhatian kini telah tertuju pada perempuan cantik bermata tajam tersebut.
Kecantikannya yang menenangkan hati membuat sang calon sesekali mencuri pandang untuk melihatnya.
Rasanya, hati Raefal semakin menggebu ingin memiliki perempuan di depannya. Bahkan, Raefal sampai mengamalkan salat tahajud semua mendapatkan sosok perempuan yang sangat sulit untuk dirinya gapai.
"Cyra? Bagaimana? Apa Cyra sudah bisa menjawabnya sekarang?" Suara Senia seolah menyadarkan Raefal, membuatnya kembali menundukkan kepalanya, tak berani menatap wajah Cyra karena takut pada sang calon mertua.
Dengan hati yang merasa penuh keraguan, Cyra menjawab. "Bismillahirrahmanirrahim, Cyra akan menjawab lamaran yang Raefal berikan..."
Gadis itu menjeda kalimatnya, kemudian menatap semua orang yang kini sudah memperhatikannya penuh harap.
"Cyra tidak menolak—"