Setelah kami resmi bertunangan,tante Rachel sedikit berubah padaku,saat kami berkunjung ke kediaman keluarga Chesna ia mengajakku berbincang mengenai bisnis.
"Aku turut melihat perkembangan bisnismu Hazel,apa kau tak berencana mengembangkannya atau membuka penginapan baru di kota yang lebih menjanjikan,sepertinya tanabe tak memberi kemajuan yang signifikan"
"Aku belum memikirkannya,karena kurasa penginapan di beberapa kota besar di jepang takkan jadi sesederhana penginapan di tanabe,dan selain itu para pengunjung di kota kota besar pasti membutuhkan fasilitas lebih"
"itu bukan masalah jika kendalamu adalah modal,kau adalah calon menantu keluarga chesna,tentu kami tidak akan keberatan menggelontorkan dana untuk bisnismu,dan jika perlu di penginapan berikutnya kita bisa menambahkan tempat hiburan untuk para pengunjung,bisa juga dengan hiburan malam agar lebih menarik pengunjung karena setauku kota kota besar disana cukup sibuk selama 24 jam,kau sudah lama menetap di jepang pasti sudah sangat tak asing dengan hal hal demikian,kurasa tokyo atau shibuya bisa jadi kota yang tepat"
Aku tercengang dengan rencana yang sepertinya sudah di buat dengan matang,aku tak berkomentar,ini yang ku terka sebelumnya,aku tak lebih dari alat untuk pengembangan bisnis mereka,kenapa harus menungguku jika hanya ingin membuka penginapan di kota lain,tapi aku juga harus mencoba melihat dari segi yang lain,mungkin saja ini dilakukan agar bisnisku semakin maju,meski gagasan menambah tempat hiburan tidak sejalan denganku,bahkan tante Rachel menganggapku tak asing lagi dengan hiburan malam di jepang,apa dia pikir aku gadis yang sudi datang ketempat semacam itu.
"oh iya,kapan rencananya kau akan kembali ke jepang"
"Jika tak ada perubahan mungkin besok pagi"
"Apa kau tak ingin liburan sejenak disini mungkin Darren bisa menemanimu jalan jalan besok"
"Aku tak bisa meninggalkan penginapan terlalu lama"
"oke,sore nanti kau bisa berkeliling sejenak agar setidaknya kau tau lingkungan perusahaan calon suamimu,Darren akan pergi denganmu"
Aku hanya mengangguk,sungguh aku ingin pulang ke tanabe,ini hari ke 4 ku di sydney rasanya waktu bergerak lambat .
Sore harinya Darren menjemputku di hotel,kami tak banyak bicara sejak masuk ke mobilnya
"Apa ibuku sudah memberitahumu tentang peraturan keluarga kami"
"Belum"
"Kenapa kau tidak bertanya"
"untuk apa aku bertanya"
"Hey...ayolahh kau calon anggota keluarga kami,kau bahkan tak peduli dengan peraturan keluarga kami dan ya tak bisakan kau bicara lebih ramah"
"Apa menaati peraturan itu sangat penting dalam keluarga Chesna"
"cihhh...aku tau kau di besarkan dalam keluarga yang berantakan meski kau putri tunggal tapi kurasa mungkin orangtuamu terlalu membebaskanmu"
"Berhenti mengomentari keluargaku"
"Dari kata katamu saja sudah cukup menjelaskan bagaimana dirimu"
"Kaupun sama"
"Dasar gadis liar"
Aku mengunci rapat mulutku,untuk menghindari perdebatan lebih serius,nafasku terasa tercekat di tenggorokan aku tak boleh menangis di hadapan pria sialan ini,aku menghela nafas berat kurasa sebaiknya aku mengalah saja.
"Apa peraturannya"
"Kukira kau tak ingin tau"
"Kau yang memintaku bertanya kan"
"Baiklah,dengar! anggota keluarga Chesna tidak memakai pakaian murahan yang tampak seperti pakaian orang orang pedesaan,biasakan dirimu mengenakan stelan dan dress dress bermerk seperti yang ibuku lakukan,anggota keluarga chesna harus bisa bersosialisasi dengan orang orang dari kalangan atas,mulai sekarang jika kau punya teman dari kalangan biasa,segera jauhi dia,dan anggota keluarga chesna harus selalu mampu melihat peluang bisnis dimanapun dengan bidang apapun tanpa terkecuali,kami tidak di lahirkan untuk hidup sederhana,ketahuilah banyak gadis yang bermimpi berada di posisimu saat ini"
"Maaf,kurasa kau tak berhak mengatur pergaulanku"
"Harus kau ingat nona Hazel kau calon anggota keluarga kami sekarang,tak lama lagi nama keluarga kami akan tersemat di belakang namamu"
Keangkuhan keluarga ini ternyata masih belum berubah,aku tak ingin menanggapi ocehannya,aku hanya terfokus pada pemandangan di luar.
"Kudengar kau akan kembali ke jepang besok"
"Ya"
"Aku akan menyusulmu setelah urusan pekerjaanku selesai"
"Tak perlu jika kau sibuk"
"Akupun tak ingin melakukannya jika bukan karena perintah ibuku"
Sore itu berakhir dengan kejengkelan yang ku pendam bagaimana bisa aku menjalani hidup dengan pria angkuh seperti Darren,dia bahkan merendahkanku dengan mudah.
"Ehhh,Ra gimana,udah ngobrol apa aja sama Darren"
"Obrolan biasa kok mah"
"kok kmu keliatan bete gitu sih Ra,apa Darren bikin kamu marah"
"Ga juga,udah ah mah,Rara mau siap siap buat besok,oiya mamah jadi titip oleh oleh buat kak Maeda"
"Jadi dong udah mama siapin kok"
Aku bergegas mengemasi barang barang bawaan ku,fikiranku benar benar sudah tak ingin mengingat perdebatanku dan Darren tadi.
Keesokan harinya lagi lagi Darren turut mengantarku ke bandara,aku tau itu pasti perintah ibunya,aku menampilkan wajah penuh dramaku di hadapan orang tuaku,mereka tak perlu tau bahwa aku benar benar tak menyukai Darren.
"Hati hati,kabari mamah kalo udah sampe sana ya Ra"
Kedua orangtuaku bergantian memelukku,Darren dengan senyum palsunya berusaha memfokuskan pandangan pada kami,meski sebenarnya dia sudah ingin beranjak.
9 jam perjalanan yang tentu saja melelahkan tapi setidaknya telingaku tak lagi pedih karena mendengar sederet peraturan keluarga Chesna yang membosankan,terhitung sejak pertunangan kami aku dan Darren memiliki setidaknya 1 th waktu untuk saling mengenal lebih dekat,meski aku tak begitu yakin,kurasa Darren juga berfikir hal yang sama,1 th adalah waktu yang panjang untuk banyak perubahan,akan ada banyak teka teki di hubungan kami selama 1 th kedepan.Aku menghela nafasku kasar mengalihkan pandanganku menatap awan awan yang melayang tanpa beban,mendadak aku teringat Dae lagi,apa dia sudah menjalani hidupnya seperti sedia kala atau masih sempat memikirkanku,ahh kurasa itu hanya angan angan bodohku saja karena aku pernah sangat berharap padanya.
Dae pov
Hari ini aku bertemu Maeda,sejak dirumah sakit kami seolah menjadi teman,kami pernah bertukar nomor ponsel saat bergantian menjaga Hazel di rumah sakit,bahkan aku sudah mengenal Kazuma calon suami Maeda,dia mengajakku bertemu di cafe kecil dekat penginapan milik Hazel,dia berniat memberitahuku perihal pernikahannya tapi tentu saja obrolan kami tak hanya sebatas itu.
Beberapa pembahasan mengenai hazel turut disebutkan olehnya,aku berusaha tak peduli karena aku tau saat Maeda mengajakku bertemu,Hazel sudah di Australia,percaya atau tidak,perasaanku seolah tak bisa menerima itu sepenuhnya,tapi aku juga tak bisa mencegahnya,aku hanya mendengar beberapa hal yang sebenarnya aku sudah tau,hanya saja aku tak ingin terlalu memahami itu karena aku menyadarinya Hazel sudah menjadi milik seseorang saat ini aku tak ingin lagi mencampuri urusannya kecuali saat aku tak bisa berhenti Memikirkan 1 pernyataan Maeda saat itu.