Chapter 9 - Too Soon

"Jadi, kapan Anda akan kembali ke Jakarta, Tuan Zio? Bukankah Kakek Anda menunggu kepulangan Anda?"

Sam kembali bertanya karena dirinya tidak suka jika tuannya menghabiskan waktu dengan wanita asing yang tidak dikenalnya.

"Sam Hages!"

Zio berseru seraya meletakkan alat makannya.

"Bukankah seharusnya kau sadar akan posisi mu? Sebagai asisten pribadi saya, sudah sepatutnya kau tidak ikut campur urusan pribadi saya!"

Zio mendadak berdiri. Arah pandangannya tertuju pada Cyzarine yang sudah beranjak dari mejanya. Namun tidak lama kemudian, ia melangkah pergi meninggalkan Sam.

"Tuan?!"

Sam memanggil Zio karena pria itu meninggalkan dirinya begitu saja tanpa aba-aba! Ia berdiri dan hendak mengejar tuannya, tetapi langkahnya terhenti tiba-tiba.

"Kembalilah ke kamar mu, Sam!"

Sam terperangah. Ia menggelengkan kepala.

"Jika di Indonesia Tuan Zio selalu dikelilingi oleh wanita cantik dan seksi, tetapi di Moskow, Rusia, ia justru mengejar wanita yang menurutku tidak menarik sama sekali!"

Sam berseru pelan seraya menatap kepergian tuannya mengejar Cyzarine.

**

Tak! Tak! Tak!

Bukannya kembali ke kamarnya, Cyzarine justru berjalan-jalan keliling hotel seorang diri. Ia mengabaikan panggilan dan pesan singkat yang masuk di ponselnya.

"Oh, bukankah di dalam hotel ini terdapat beberapa toko pakaian? Aku akan melihat-lihat dan membeli beberapa potong pakaian untuk persiapan keliling dunia."

Tidak butuh waktu lama, kini Cyzarine sudah berdiri di depan sebuah toko pakaian ternama. Wanita berkacamata itu sangat sibuk dengan dirinya sendiri hingga tidak menyadari kehadiran Zio yang berdiri tidak jauh darinya.

"Versess Fashion?"

Zio membelalakkan matanya ketika membaca merek fashion terkenal asal Milan, Italia.

"Apakah dia memiliki cukup uang untuk membeli fashion terkenal dari Milan?!"

Zio semakin penasaran. Ia mengikuti Cyzarine masuk ke sana tanpa sepengetahuan wanita itu.

"Selamat datang di Versess Fashion!"

Seorang wanita yang berdiri di pintu masuk mengucapkan salam sapa kepada Zio.

pelayan yang berdiri di depan pintu ini menyapa ku saat aku memasuki toko, tetapi mengapa dia tidak menyapa wanita itu? Zio bertanya-tanya di dalam hatinya dengan terheran-heran.

Zio tidak merespon pelayan yang menyapanya tadi. Ia terlalu fokus menatap Cyzarine yang mulai sibuk melihat-lihat beberapa pakaian yang menarik minatnya.

"Pakaian jenis apa yang sebenarnya wanita itu inginkan?!"

Zio bertanya pelan kepada dirinya sendiri. Pria itu pun memelankan suaranya agar tidak seorang pun mendengar keluhannya.

"Aku akui, wanita itu sebenarnya memiliki bentuk tubuh yang ideal bagi kaum hawa. Namun, mengapa dia tidak ingin merias diri?"

Zio cukup lama mengitu Cyzarine melangkah. Setidaknya ia sudah menghabiskan waktu 30 menit untuk tetap berada di dekat Cyzarine.

"Permisi, Nona."

Seorang penjaga toko wanita menghampiri Cyzarine yang sedang asyik melihat-lihat blazer.

"Saya memperhatikan Anda sejak 30 menit yang lalu dan sepertinya Anda hanya melihat-lihat saja. Apakah Anda sangat sukar menentukan pilihan? Jika ya, bagaimana bila saya membantu Anda?"

Cyzarine terkejut dengan teguran sang penjaga toko tersebut. Ia menjadi salah tingkah karenanya.

"Ah, ya!"

Cyzarine membenarkan letak kacamatanya.

"Saya sedang mencari beberapa pakaian kasual."

Cyzarine menjawab seraya merapikan anak rambut yang berjuntai menutupi kedua matanya.

"Hmm, begitu, 'kah?"

Si penjaga toko menatap Cyzarine dari atas rambut hingga ujung kaki.

"Namun di toko pakaian kami, harga untuk 1 potong pakaian tidak murah, Nona."

Tatapan sinis segera mengarah kepada Cyzarine yang sedang memahami ucapan si penjaga toko.

"Maーmaaf, maksud Anda adalah ...."

Si penjaga toko menghela napas kasar.

"Jika saya lihat, penampilan Anda biasa-biasa saja dan ...."

Sorot mata si pelayan menyapu bersih seluruh tubuh Cyzarine.

"Tidak ada kesan mewah dari diri Anda!"

Glek!

Kurang ajar! Si pelayan itu sedang merendahkan wanita itu, ujar Zio dalam hati seraya menahan geram.

"Maーmaksud Anda, saya tidak mampu membeli pakaian yang dijual di toko ini?! Begitu, 'kah?"

Cyzarine mencoba menahan rasa sakit yang menyesakkan dadanya. Ia hampir saja menumpahkan air mata karena perilaku si penjaga toko yang tidak beretika.

"Jika saya menjawab ya, apakah Anda akan pergi dari sini untuk mencari toko lain yang menjual pakaian dengan harga sesuai kemampuan Anda?!"

"Shit! Tajam sekali lidah penjaga toko itu!"

Zio berseru dari tempatnya. Baru saja ia hendak berjalan menghampiri Cyzarine dan si pelayan toko, tetapi suatu hal di luar dugaan pria itu pun terjadi.

"Aーapa?!"

Cyzarine ternganga usai mendengarkan kalimat penghinaan dari si pelayan wanita.

"Apakah Anda baru saja menghina saya?!"

Cyzarine bertanya seraya memperhatikan si pelayan toko yang telah menghinanya.

"Saya bisa saja membeli beberapa potong pakaian di toko ini. Daripada Anda menghina pelanggan yang akan membayarkan gaji Anda, sebaiknya bantu saya memilih beberapa blazer dan kemeja."

Kalimat tegas keluar begitu saja dari mulut sang wanita kuno yang sebentar lagi akan menjanda di usia muda.

"Apakah Anda yakin, Nona?!"

Si pelayan wanita tidak ingin kalah. Namun, salah seorang teman sesama penjaga toko datang menghampiri merekaーCyzarine dan si pelayan toko.

"Nona, biarkan saya membantu Anda!"

Baik Cyzarine maupun si pelayan toko, keduanya saling melemparkan pandangan.

"Terima kasih."

Cyzarine membalas ucapan si pelayan satunya dengan sopan.

"Agafya, mengapa kau melayani pelanggan ini? Apakah kau tidak bisa membedakan mana pelanggan yang mampu membayar dan tidak?"

Cyzarine mendengar pertanyaan dari si pelayan yang merendahkan dirinya tadi. Namun, ia hanya menggeleng-geleng.

"Izolda, kau tidak boleh membedakan pelanggan! Siapapun pelanggan yang datang, mereka tentu saja dapat membayar semua barang di toko ini, oke!"

Oh, jadi penjaga toko yang merendahkan wanita itu bernama Izolda, ujar Zio dalam hatinya.

"Mari, Nona! Silakan ikuti saya!"

Penjaga toko bernama Agafya mengajak Cyzarine untuk mengikutinya.

"Ya."

Cyzarine mengikuti Agafya hingga mereka tiba di deretan blazer.

"Nona, bagaimana dengan blazer warna merah ini?"

Agafya meraih balzer merah dari deretan kanannya.

"Iーini? Iーini?"

Cyzarine tampak enggan, tetapi ia tidak sampai hati menolaknya.

"Ya, Nona. Kulit putih Anda akan sangat cocok mengenakan warna merah ini."

Agafya menyodorkan blazer di tangannya, tetapi Cyzarine tidak meraihnya.

"Waーwarna merah terlalu mencolok untuk saya."

Cyzarine memberikan alasan kepada sang penjaga toko.

"Hmm, Nona, maaf jika pilihan saya tidak sesuai dengan keinginan Anda. Namun, sesekali Anda memerlukan warna lain untuk menunjang penampilan."

Agafya merapatkan mulutnya segera saat ia menyadari Cyzarine terdiam.

"NoーNona, maafkan saya!"

"Oh, tiーtidak!"

Cyzarine segera merespon permintaan maaf Agafya.

"Setelah saya pikir-pikir, perkataan Anda tidak salah."

Agafya menunduk malu atas ucapan Cyzarine barusan.

"Teーterima kasih, Nona."

"Berikan beberapa blazer kepada saya, lalu saya akan mencobanya!"

Cyzarine tampak sedikit percaya diri. Ia tersenyum lebar ketika Agafya memberikan 3 blazer padanya.

"Silakan, Nona! Saya akan menunjukan fitting room kepada Anda."